• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pendidikan Agama Islam (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pendidikan Agama Islam (3)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdullilah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya jugalah maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis sajikan dengan Sistematis dan praktis sehingga memudahkan para Dosen dan Mahasiswa dalam proses belajar dan mengajar. Secara garis besar makalah ini memuat tentang Agama dan Hukum Islam.

Dengan segala keterbatasan baik waktu dan tenaga, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itulah kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan. Insya Allah dalam kesempatan berikutnya penulis telah dapat lebih baik dan melengkapi segala kekurangan tersebut.

Palembang,22 September 2012

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...1

DAFTAR ISI ...2

BAB I PENDAHULUAN ...3

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Agama dan Hukum ...4

2.2. Menumbuhkan Kesadaran Hukum untuk taat kepada hukum Tuhan ...5

2.3. Peran Agama dalam Perumusan ... ...6

2.4. Peran Agama dalam Perumusan dan Penegakan Hukum yang Adil ...7

2.5. Fungsi profetik Agama dalam Hukum ...8

2.5.1. Kesadaran Taat Hukum ...9

2.5.2. Asas Hukum secara Umum ...9

2.5.3. Asas Hukum secara Islam ...9

2.6. Tujuan Profetik Agama dalam Taat Hukum ...13

BAB IV PENUTUP ...16

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Apabila berbicara tentang hukum, perlu mengetahui dan memahami bahwa para ahli hukum hampir sependapat bahwa tidak ada kemungkinan memberikan definisi hukum. Tetapi mereka juga sepakat bahwa bahwa hukum itu hanya ada dalam masyarakat umat Manusia dan perlu juga untuk mengetahui serta memahami bahwa setiap masyarakat yang ada di dalamnya akan terjadi tata tertib yang diatur oleh hukum, Tentunya hukum yang dimaksud adalah hukum yang ada dalam masyarakat itu sendiri.

Sedangkan jika memberikan arti kepada kata masyarakat adalah sebagia suatu keadaan berkumpul bersama-sama dalam tempat tertentu dengan melakukan fungsinya masing- masing, maka keadaan masyarakat itu bukan saja terjadi pada umat manusia tetapi berlaku untuk semua ciptaan Allah (makhluk), yaitu ada masyarakat benda mati, masyarakat hewan, masyarakat tata surya dan sebagainya. Masyarakat yang disebut itu, dapat dilihat bahwa di dalamnya terdapat tata tertib. Sebagai contoh, hukum Archimedes dalam ilmu fisika benda cair. Benda-bendanya tumbuhan dan binatang, hewan yang hidup di daerah iklim yang berlainan di atas bumi. Terbitnya matahari setiap pagi di sebelah Timur dan terbenamnya setiap petang di sebelah Barat di Indonesia, menunjukan adanya hukum dalam perputaran dan peredaran bumi, yang mengatur tata tertib tata surya. Hal ini biasa disebut Hukum Alam ciptaan Allah SWT ajaran agama menyebutnya(sunnatullah)yang tidak akan mengalami perubahan.

1.2. Rumusan Masalah

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN AGAMA DAN HUKUM

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiaadalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latinreligio dan berakar pada kata kerjare-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama-agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia.

Macam-macam Hukum

Adapun macam-macam hukum antara lain sebagai berikut :

a. Hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya disebut kaidah hokum ibadah

b. Hukum yang mengatur antara seorang manusia dengan manusia lainnya. Hukum ini dibagi menjadi dua yaitu hokum perdata bila menyangkut kepentingan perorangan dan hokum pidana menyangkut kepentingan umum dan terkait dengan hak asasi manusia c. Hukum yang mengatur antara manusia dengan lingkungan hidupnya disebut kaidah

hukum sunatullah yang biasa disebut natural law.

2.2. MENUMBUHKAN KESADARAN HUKUM UNTUK TAAT KEPADA

(5)

` Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Islam agar mentaati hokum yang telah dibuat oleh pencipta manusia, maka perlu dalil hokum yang bersumber dari Al-Qur’an yaitu surah Al-Maidah ayat 45, 46, 48. Dalil hokum yang dimaksud, berkaitan dengan hukum kepidanaan yang menekankan bahwa pencipta manusia menentukan hukuman kepada ciptaannya yang bernama manusia, yaitu kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya tanpa alas an hokum yang bibenarkan oleh pencipta manusia, yakni sanksi hukumnya adalah manusia yang membunuh harus dibunuh, bahkan kejahatan yang dilakukan oleh seorang manusia untuk menghilangkan mata, telinga, hidung, dan melukai manusia lainnya, sanksi hukumnya adalah menghilangkan mata, telinga, hidung, dan melukai pelaku kejahatan tersebut. Apabila seorang hakim tidak menerapkan atau memutuskan hukuman yang telah dibuat oleh pencipta manusia, pencipta manusia memberikan gelar zalim, kafir, dan fasik. Gelar dimaksud, mengakibatkan yang menerima gelar itu diberikan oleh pencipta manusia tempat di neraka.

Ketiga ayat yang dijadikan dalil hokum dimaksud, dapat diungkapkan salah satu ayat, yaitu QS. Al-Maidah ayat 45 :

Artinya : Dan telah kami tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya, barang siapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya, barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Maidah : 45).

Pada Surah Al-Maidah ayat 45 mengandung garis hokum yang jelas dan rinci yang ditujukan kepada :

a. Polisi, jaksa dan hakim yang memeriksa kasus kejahatan tubuh dan nyawa. b. Pelaku kejahatan tubuh dan nyawa.

c. Dapat menyadarkan masyarakat yang melihat eksekusi hukuman yang dijatuhkan oleh hakim yang memeriksa dan memutuskan kasus perkara yang dimaksud.

Ketentuan hukum yang diuraikan di atas, disebut syariah islam. Syariah islam secara konseptual dalam arti yang luas adalah keseluruhan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari wahyu Allah SWT. Syariah islam dalam literature hokum islam mempunyai tiga pengertian berikut :

(6)

2. Syaariah dalam pengertian sumber hokum islam, baik yang tidak berubah sepanjang masa mauoun yang dapat berubah sesuai perkembangan masa

3. Syariah dalam pengertian hokum yang terjadi berdasarkan istinbath dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, yaitu hokum yang diinterprentasi dan dilaksakan oleh para sahabat Nabi, hasil ijtihad dari para mujtahid dan hokum yang dihasilkan oleh ahli hokum islam melalui metode qiyas dan metode ijtihad lainnya.

Selain pengertian syariat di atas, penulis mengemukakan ruang lingkup syariah yang mencakup peraturan-peraturan sebagai berikut.

1. Ibadah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT yang terdiri atas :

a. Rukun Islam : mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, melaksanakan puasa di bulan ramadhan, dan menunaikan haji bila mempunyai kemampuan ( fisik dan nonfisik)

b. Ibadah yang berhubungan dengan rukun islam dan ibaadah lainnya, yaitu:

- Badani (bersifat fisik), yaitu bersuci : wudhu, mandi, tayammum, peraturran untuk menghilangkan najis, peraturan air, istinja, dan lain-lain, azan, qamat, I’tikaf, doa, shalawat, umrah, tasbih, istighfar, khitan, pengurusan jenazah, dan lain-lain.

2. Mu’amalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hal tukar-menukar harta (termasuk jual beli).

3. Jinayah, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya qishash, diyat, kifaat, pembunuhan, zina, minuman keras, murtad, khiyanat dalam berjuang, kesaksian dan lain-lain.

4. Siyasah, yaitu yang menyangkut masalah kemasyarakatan, diantarnya persaudaraan, musyawarah, keadilan, tolong-menolong, kebebasan, toleransi, tanggung jawab social, kepemimpinan, pemerintahan, dan lain-lain.

5. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, di antaranya syukur, sabar, rendah hati, pemaaf, tawakal, konsekuen, berani, berbuat baik kepada ayah dan ibu, dan lain-lain.

6. Peraturan lainnya diantaranya makanan, minuman, sembelihan, berburu, nazar, pengentasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, masjid, dakwah, perang, dan lain-lain.

(7)

M a n u s i a a d a l a h m a k h l u k b e b a s d a n m e r d e k a . N a m u n u n t u k m e m e n u h i k e b u t u h a n n y a , k e i n g i n a n d a n k e g e m a r a n n y a m a k a h i d u p b e r m a s y a r a k a t m e r u p a k a n k e h a r u s a n . N a m u n , d a l a m b e r m a s y a r a k a t muncul masalah dan kontrakdiksi antara ego dasar eksistensi dan untuk mengatasinya maka digunakan hukum Islam.

Sudah barang tentu kaidah atau aturan yang mengikat, ti dak akand a p a t b e r j a l a n d e n g a n b a i k k e c u a l i b i l a d i s e r t a i s a r a n a k e k u a t a n u n t u k memelihara dan membantu agar tetap hidup, dihormati dan berjalan lancer,sebagaimana firman Allah SWT. Ayat di atas menjelaskan, agama Islam telah membatasi ketentuan yangmengikat dalam kehidupan ini, yaitu apa yang telah digariskan oleh Allahmelalui Rasul-Nya wajib ditaati dan apa yang dilarang wajib dihindari,m e s k i p u n i t u m e r u p a k a n s u a t u k e b i a s a a n , t r a d i s i d a n p e k e r j a a n y a n g digemari.Ada 3 program inti yang perlu dicermati dan dipahami:

1 . T e r w u j u d n y a m a s y a r a k a t a g r a r i s , b e r p e r a d a b a n l u h u r , b e r b a s i s i h a t i nurani yang diilhami dan disinari agama .

2 . T e r h i n d a r k a n p e r i l a k u r a d i k a l , e k s t r i m , t i d a k t o l e r a n d a n e k s k l u s i f dalam kehidupan beragama.3 . T e r b i n a n y a m a s y a r a k a t y a n g d a p a t m e n g h a y a t i , m e n g a m a l k a n a j a r a n - ajaran agama dengan sebenarnya.

K o n t r i b u s i a g a m a d a n u m a t I s l a m d a l a m p e r u m u s a n d a n penegakan hukum akhir ini sudah tampak jelas dengan diundangkanya beberapa peraturan perundnag-undangan yang berkaitan dengan hukumislam, misal : UU RI No 1 tahun 1974 tentang perkawinan, PP No24 tahun1977 tentang perwakafan tanah milik, UU RI No 7 tahun 1989 tentang peradilan agama, Instruksi Presiden No 1 tahun 1991 tentan kompilasihukum Islam, UU RI No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, dan UU RI No 17 tahun 1999 tentang penyelenggaraan ibadah Haji.K e h i d u p a n s o s i a l d e n g a n h u k u m m e m p u n y a i e f e k y a n g s l a i n g mempengaruhi, maka akan didapatkan sebab perbedaan diantara berbagaihukum karena perbedaan waktu dan tempat dan adanya bermacam-macamh u k u m y a n g d i w a r n a i o l e h f a k t o r k e b a n g s a a n d a n f a k t o r k h u s u s d a n sifatnya tradisional.

2.4. PERANAN AGAMA DALAM PERUMUSAN DAN PENEGAKAN

HUKUM YANG ADIL

(8)

S y a r i a t I s l a m m e n y a m a r a t a k a n a n t a r a s e s a m a u m a t I s l a m d a n a n t a r a m e r e k a d e n g a n y a n g l a i n n y a , b e r d a s a r k a n p r i n s i p k e a d i l a n d a n persamaan yang ditetapkan dalam nas. Dalam hubungan dengan prinsip keadilan dalam penetapan hukum Al-Quran dapat dilihat antara lain:A l l a h m e m e r i n t a h k a n kebahagiaan juga memuat peraturan-peraturan yang mengondisikan terbentuknya batin manusia yang baik, yang berkualitas, yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral) kearifan yang menjiwi langkah hukum dengan memberikan sanksi hukum secara bertahap sehingga membuat orang bisa memperbaiki kesalahan (bertaubat kepada Tuhan)

A. Kesadaran Taat Hukum

1. Pengertian Taat Hukum

§ Umum

- Patuh terhadap aturan perundang-undangan, ketetapan dari pemerintah, pemimpin yang dianggap berlaku oleh untuk orang banyak.

- Mematuhi aturan perundang-undangan untuk menciptakan kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat yang berkeadilan.

(9)

Melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan hadits serta Ijma’ Ulama dengan sabar dan ikhlas.

2. Asas Hukum

a. Pengertian Asas Hukum

§ Kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berfikir dan berpendapat. § Kebenaran itu bertujuan dalam penegakan dan pelaksanaan hukum.

b. Asas Hukum Secara Umum

§ Asa kepastian hukum

Tidak ada satu perbuatan dapat dihukum kecuali atas kekuatan hukum dan perundang-undangan yang berlaku untuk perbuatan itu.

§ Asas keadilan

Berlaku adil terhadap semua orang tanpa memandang status sosial, status ekonomi, ras, keyakinan, agama dan sebagainya.

§ Asas kemanfaatan

Mempertimbangkan asas kemanfaatan bagi pelaku dan bagi kepentingan negara dan kelangsungan umat manusia.

c. Asas Hukum Secara Islam § Asa kepastian hukum

Tidak ada satu perbuatan dapat dihukum kecuali atas kekuatan hukum dan perundang-undangan yang berlaku untuk perbuatan itu.

Qs. Al-Maidah : 95

(10)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-ya yang dibawa sampai ke Kabah, atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin, atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.QS. al-Mai'dah (5) : 95

§ Asas keadilan

Berlaku adil terhadap semua orang tanpa memandang status sosial, status ekonomi, ras, keyakinan, agama dan sebagainya.

Qs. Shad : 26

َلَو ّقَحْلاََِب ِساّنلا َنْيَب مُكْحاَََف ِضْرَ ْلا يِف ًةَََفيِلَخ َكاَنْلَعَج اّنِإ ُدوُواَد اَي

ْمَُُل ِ ّا ِليِبَس نَع َنوّلِضَي َنيِذّلا ّنِإ ِ ّا ِليِبَس نَع َكّلِضُيَف ىَوَُْلا ِعِبّتَت

ِباَسِحْلا َمْوَي اوُسَن اَمِب ٌديِدَش ٌباَذَع

Artinya :“Allah memerintahkan para penguasa, penegak hukum sebagai khalifah di bumi ini menegakan dan menjalankan hukum sabaik-baiknya tanpa memandang status sosial, status ekonomi dan atribut lainnya”.Qs. An-Nisa’ : 135 dan Qs. Al-Maidah : 8

(11)

ٌميِلَأ ٌباَذَع ُهَلَف َكِلَذ َدْعَب ىَدَتْعا ِنَمَف ٌةَم ْحَرَو ْمُكّبّر نّم ٌفيِف ْخَت

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) mambayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabb kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS. 2:178)

§ Asa kejujuran dan kesukarelaan QS. Al-Mudatsir : 38

ٌةَنيِهَر ْتَبَسَك اَمِب ٍسْفَن ّلُك

“Setip individu terikat dengan apa yang ia kerjakan dan setiap individu tidak akan memikul dosa orang (individu) lain”.

B. Profetik Agama Dalam Taat Hukum

a. Pengertian Profetik Agama Dalam Taat Hukum

1. Hal-hal yang digambarkan, dan dinyatakan oleh Agama memalui yang dicontohkan Nabi Muhammad saw.

2. Agama yang diajarkan atau dicontohkan oleh para Nabi atau Rasulullah

3. Contoh atau tauladan yang telah digariskan atau dicontohkan Rasulullah SAW

b. Fungsi Profetik Agama

1. Dalam Mengatasi Krisis Kebudayaan dan Kemanusiaan

(12)

Ø Dalam Deideologisasi yang tidak sehat dan merugikan tatanan masyarakat (Politik atau paham yang tidak sehat).

Ø Dalam keamanan dan kebebasan yang nyaris menabrak rambu-rambu hukum dan norma serta nilai yang ada.

Ø Dalam Reduksionisme (penurunan kwalitas ilmu pengetahuan) Ijazah ilegal dan aspal

ØDalam Materialisme (kebendaan), pamer, glamour, poya-poya dsb

Ø Dalam Ekologi (lingkungan) ketidakseimbangan kehidupan dalam masyarakat (Imbalance), baik materi dan non materi, baik lahir maupun bathin.

Ø Dalam Kultural (kebudayaan, peradaban) seperti Globalisasi (Ends of Pluralisme).

Intinya :

1) Dalam berpolitik, seperti :

Enthnocenterisme = Pemerintahan ditangan satu orang

2) Dalam Materialisme, seperti:

Ekonomi kapitalisme

3) Dalam Ekologi, seperti :

Materialisme, Sekularisme (pemisahan antara pendidikan umum dan pendidikan moral, memisahkan pemerintahan negara dengan Agama). Agama terasing dari persoalan kehidupan manusia.

4) Dalam Reduksionisme,seperti :

(13)

5) Dalam Kultural atau Budaya, seperti :

Hedonisme (hanya memburu dan mengejar kesenangan dunia)

2. Dalam Mengatasi / Merevitalisasi Keberagaman Dalam Menjalankan Agama Dengan Back to Qur’an and Sunnah .

a. Menjadikan Al-Quran dan Sunnah

Ø Sebagai sumber dan payung hukum dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam

Ø Sebagai sumber rujukan dalam menyelesaikan dan memutuskan suatu hukum QS.Al-Maidah : 48 – 49 QS. An-Nisa’ ; 59 dsb

b. Permasalahan yang ada bila tidak didapatkan dalam QS boleh melakukan Istimbat hukum dengan tetap merujuk kepada QS. QS.Isra’ : 15 dan Taqrir yang dikeluarkan Rasulullah saw.

c. Tidak menjadikan paham, mazhab, aliran sebagai keputusan final yang Undervartable. Paham, aliran, mazhab tidak termasuk Tasyri’ hanya bayan liat-tasyri’.

d. Memperbolehkan Ikhtilaf, namun hanya pada masalah Ijtihadiyah.

e. Tidak memandang hal-hal yang bersifat keduniaan yang tidak ditentukan oleh QS, namun tetap mengacu pada sifat Basyariah Rasulullah sebagai syari’at -> “antum a’lamubi umuri dunyakum”.

f. Suatu hukum dari Ijtihad bersifat debatable (yang dapat dibantah, debat) bukan merupakan keputusan final.

c. Tujuan Profetik Agama Dalam Taat Hukum

(14)

2. Mendorong seseorang berperilaku yang baik dengan mentauladani pribadi Rasulullah, agar manusia selamat dan bahagia dunia dan akhirat (antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan Allah serta dengan alam lingkungan).

(15)

BAB III

TUJUAN

Secara umum, para pakar hukum Islam, merumuskan bahwa tujuan hukum Islam adalah kebahagiaan hidup manusia dengan jalan mengambil segala yang bermanfaat dan mencegah atau menolak segala yang mudarat dan yang membawa pada mudarat. Dengan kata lain, tujuan hukum dalam Islam adalah untuk memberikan kemasalahatan hidup bagi manusia, baik rohani maupun jasmani, individu dan sosial. Kemaslahatan itu tidak hanya untuk kehidupan di dunia saja, tetapi juga untuk kehidupan di akhirat kelak.

(16)

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN :

(17)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Agama

Ali, Zainuddin. Pendidikan Agama Islam.

Harun, Muhammad. Pendidikan Agama Islam.2011.Palembang: Polsri

http://www.scribd.com/doc/33477748/Hukum-Islam

http://axsdv.blogspot.com/2010/03/fungsi-profetik-agama-dalam-hukum.html

Referensi

Dokumen terkait

Dari 15 ekor sampel darah domba, semua DNA dapat diisolalsi dan kemurnian DNA yang dihasilkan berkisar antara 1,75 - 2,00 yang berarti sebagian besar sudah sesuai dengan

Kawasan Kampung Madras dan Kawasan Kota Lama Labuhan Deli memiliki nilai faktor pendukung wisata yang sedang karena pada kedua kawasan tersebut, ketersediaan fasilitas

1) Saya telah membaca lembar informasi pasien ini dan lembar persetujuan pasien dan telah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, lama penelitian, efek dan resiko yang mungkin

Kesesuaian dan Atau Tidak Sesuai Jual Beli stishna‟ Pada Konveksi Arda Jaya Tailor Desa Payung Batu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah dengan Fatwa

Estimasi emisi GRK proses Produksi WMA Dari data-data yang diperoleh dari hasil survei dapat dilaksanakan perhitungan menggunakan AHSP Bina Marga dari Pedoman Bahan

KPK sebagai lembaga negara baru yang dibentuk dengan amanat UU Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan UU KPK, KPK

Selanjutnya digunakan metode biplot untuk melihat kecenderungan terhadap indikator kesehatan input (tenaga dan fasilitas kesehatan), proses (upaya kesehatan) dan output (hasil