• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan media sosial Facebook dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan media sosial Facebook dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta."

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “Penggunaan Media Sosial Facebook dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”. Penulis memilih topik ini berdasarkan realita yang ada saat ini, yaitu bagaimana perkembangan jaman dan teknologi memengaruhi penggunaan media sosial facebook sebagai sarana komunikasi khususnya anak muda. Penggunaan media sosial di kalangan anak muda bukanlah hal yang baru di zaman yang serba maju/modern ini dengan mudah mereka mengakses internet dengan gadget, smartphone yang dimilikinya.

Penulis memiliki keprihatinan terhadap penggunaan gadget, smartphone. Kemajuan teknologi yang pesat penggunaan gadget, smartphone membuat anak muda sekarang justru menjadi anti sosial, mereka cenderung sibuk dengan gadget, smartphone masing-masing. Melihat keprihatinan tersebut penulis tergelitik, tergerak untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar dan pembelajaran. Dari keprihatinan tersebut penulis melihat peluang yang cukup bagus sehingga memanfaatkan media sosial facebook sebagai sarana belajar dan pembelajaran yang nantinya dapat digunakan oleh anak muda terutama pelajar untuk mendapatkan informasi, materi-materi pembelajaran ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh Guru di sekolah. Melihat peluang tersebut penulis mengaplikasikannya dalam bentuk program pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook. Melalui media sosial facebook materi-materi pelajaran Agama Katolik dimasukkan beserta media pendukungnya seperti foto-foto, karikatur, video, berita dan cerita agar siswi tertarik untuk melihat dan membacanya. Ditambah lagi penggunaan gadget, smartphone semakin mempermudah siswi untuk mengakses materi-materi pembelajaran tersebut kapan saja dan dimana saja.

Setelah program selesai dibuat dan direalisasikan, peneliti menggambil hasil penelitian dengan penyebaran angket pra penelitian dan penelitian terhadap responden di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswi terhadap program tersebut, manfaat, dan respon para siswi. Secara umum para siswi tertarik dan memiliki respon yang baik serta positif terhadap program tersebut. Para siswi merasa terbantu dan tertarik dengan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan facebook. Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi salah satu alternatif media, sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Karena tanggapan responden terhadap program baik dan positif, peneliti akan melanjutkan program yang sudah ada dan melakukan perbaikan pada program (Penelitian PAK Satria), dengan harapan dapat memberikan sumbangan media atau sarana pembelajaran baru yang efektif dan menyenangkan bagi siswi.

(2)

2 ABSTRACT

The title of this research is “Social Media (Facebook) for Catholic Religious Education for Studens of Class X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”

The researcher chooses this topic based on the reality that exists in nowadays. The development technology of facebook affects especially for the using social media as a means of communication, especially for young people. The using of social media for young people is not something new in this era. They can easily access the Internet with gadgets, and smartphones.

The researcher emphasizes on the use of gadgets, and smartphones, based on the development of technology that, the uses of gadgets, smartphones, make young people these days to be anti social, they tend to be busy with their gadgets, smartphones. Seeing this reality, the researcher try to take the advantages of social media as a means of in the learning and teaching process. It is a pretty good opportunity in terms of the using social media facebook as a means of learning and teaching which can be used by young people, especially students to get information, learning materials or assignments given by teachers at school. Seeing the opportunity, the researcher apply it in the form of learning subject of Catholic Religious Education by using social media facebook. Through social media facebook, materials in Catholic religion subject included the supporting media such as photographs, caricatures, videos, news and stories to get students interested to see and read it. The use of gadgets, smartphones can make the students easier to access learning materials anytime and anywhere.

(3)

YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Laurensius Cahya Satria 111124028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Laurensius Cahya Satria 111124028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

ORA ET LABORA ~La vita é bella~

“Aku sekali-sekali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-sekali tidak akan meninggalkan engkau”

(Ibrani 13:5)

“jika kamu ingin melihat keajaiban, buatlah keajaiban itu menjadi nyata”

SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN

Untuk

Sang Pemilik Hidup

Yang Senantiasa Memberi Jalan dari Setiap Keluh Kesah Untuk

Kedua Orang Tuaku

Yang Tiada Henti Mendo’akanku dan Menjadi Penyemangatku

Untuk Pembimbingku

Yang Tiada Lelah Memberi Waktu, Nasihat dan Bimbingan Untuk

Teman-teman PAK angakatan 2011

Yang Berjuang Bersama dalam Susah dan Senang Untuk

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “Penggunaan Media Sosial Facebook dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”. Penulis memilih topik ini berdasarkan realita yang ada saat ini, yaitu bagaimana perkembangan jaman dan teknologi memengaruhi penggunaan media sosial facebook sebagai sarana komunikasi khususnya anak muda. Penggunaan media sosial di kalangan anak muda bukanlah hal yang baru di zaman yang serba maju/modern ini dengan mudah mereka mengakses internet dengan gadget, smartphone yang dimilikinya.

Penulis memiliki keprihatinan terhadap penggunaan gadget, smartphone. Kemajuan teknologi yang pesat penggunaan gadget, smartphone membuat anak muda sekarang justru menjadi anti sosial, mereka cenderung sibuk dengan gadget, smartphone masing-masing. Melihat keprihatinan tersebut penulis tergelitik, tergerak untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar dan pembelajaran. Dari keprihatinan tersebut penulis melihat peluang yang cukup bagus sehingga memanfaatkan media sosial facebook sebagai sarana belajar dan pembelajaran yang nantinya dapat digunakan oleh anak muda terutama pelajar untuk mendapatkan informasi, materi-materi pembelajaran ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh Guru di sekolah. Melihat peluang tersebut penulis mengaplikasikannya dalam bentuk program pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook. Melalui media sosial facebook materi-materi pelajaran Agama Katolik dimasukkan beserta media pendukungnya seperti foto-foto, karikatur, video, berita dan cerita agar siswi tertarik untuk melihat dan membacanya. Ditambah lagi penggunaan gadget, smartphone semakin mempermudah siswi untuk mengakses materi-materi pembelajaran tersebut kapan saja dan dimana saja.

Setelah program selesai dibuat dan direalisasikan, peneliti menggambil hasil penelitian dengan penyebaran angket pra penelitian dan penelitian terhadap responden di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswi terhadap program tersebut, manfaat, dan respon para siswi. Secara umum para siswi tertarik dan memiliki respon yang baik serta positif terhadap program tersebut. Para siswi merasa terbantu dan tertarik dengan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan facebook. Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi salah satu alternatif media, sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Karena tanggapan responden terhadap program baik dan positif, peneliti akan melanjutkan program yang sudah ada dan melakukan perbaikan pada program (Penelitian PAK Satria), dengan harapan dapat memberikan sumbangan media atau sarana pembelajaran baru yang efektif dan menyenangkan bagi siswi.

(11)

viii ABSTRACT

The title of this research is “Social Media (Facebook) for Catholic Religious Education for Studens of Class X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”

The researcher chooses this topic based on the reality that exists in nowadays. The development technology of facebook affects especially for the using social media as a means of communication, especially for young people. The using of social media for young people is not something new in this era. They can easily access the Internet with gadgets, and smartphones.

The researcher emphasizes on the use of gadgets, and smartphones, based on the development of technology that, the uses of gadgets, smartphones, make young people these days to be anti social, they tend to be busy with their gadgets, smartphones. Seeing this reality, the researcher try to take the advantages of social media as a means of in the learning and teaching process. It is a pretty good opportunity in terms of the using social media facebook as a means of learning and teaching which can be used by young people, especially students to get information, learning materials or assignments given by teachers at school. Seeing the opportunity, the researcher apply it in the form of learning subject of Catholic Religious Education by using social media facebook. Through social media facebook, materials in Catholic religion subject included the supporting media such as photographs, caricatures, videos, news and stories to get students interested to see and read it. The use of gadgets, smartphones can make the students easier to access learning materials anytime and anywhere.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan, dan penyertaanNya dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian laporan penelitian ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Drs. F.X Heryatno W.W., SJ., M.Ed selaku Kepala Program Studi PAK Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Yoseph Ispuroyanto Iswarahadi, SJ., M.A selaku dosen pembimbing utama yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd selaku dosen pembimbing akademi sekaligus sebagai dosen pembimbing ke II yang sabar mendampingi dan membimbing penulis selama menjalani studi dan menyelesaikan skripsi di kampus PAK Universitas Sanata Dharma.

(13)

x

5. Romo, Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.

6. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah bersedia memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

7. Orangtuaku tercinta Bapak Robertus Sunarno dan Ibu Natalia Sutarmi, serta kakak, adik dan keluarga besar atas doa, dukungan, perhatian, kasih sayang, dan biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

8. Agnes Restuning Widi dan Alfonsus Putu Widya Aruna atas motivasi, dukungan, dan bantuan selama pengerjaan skripsi.

9. Mahasiswa Pendidikan Agama Katolik USD Khususnya teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang telah menjadi keluargaku di kampus. Terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya selama kurang lebih empat setengah tahun.

10. Rekan-rekan Mudika Stasi Bunda Maria Maguwo, mudika St. Mikael dan mudika St. Silvester yang selalu memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga selama berorganisasi, serta memberikan dukungan, motivasi kepada penulis.

(14)
(15)

xii DAFTAR ISI DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...vi

ABSTRAK. ...vii

ABSTRACT ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI. ...xii

DAFTAR TABEL. ...xv

DAFTAR LAMPIRAN. ...xvi

DAFTAR SINGKATAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN. ...1

A. Latar Belakang Masalah. ...1

B. Rumusan Masalah. ...4

C. Tujuan Penulisan. ...4

D. Manfaat Penulisan. ...5

E. Metode Penulisan. ...6

F. Sistematika Penulisan ...7

(16)

xiii

A. Media Sosial Facebook. ...9

1. Filosofi Media Sosial ...9

2. Pengertian Media Sosial Facebook . ...15

3. Manfaat Media Sosial Facebook. ...17

B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik. ...18

1. Visi Pendidikan Agama Katolik. ...19

2. Konteks Pendidikan Agama Katolik. ...19

3. Tujuan Pendidikan Agama Katolik. ...20

4. Hakikat Pendidikan Agama Katolik. ...21

5. Materi Pendidikan Agama Katolik. ...21

C. Penggunaan Media Sosial sebagai Sarana Pembelajaran. ...22

BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA ...24

A. Pemanfaatan dan Penggunaan Media Sosial oleh Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. ...25

B. Metodologi Penelitian.. ...26

1. Rumusan Masalah. ...26

2. Tujuan Penelitian...26

3. Tempat dan Waktu Penelitian. ...27

4. Metode Penelitian. ...27

5. Instrumen Pengumpulan Data. ...27

6. Responden Penelitian. ...28

(17)

xiv

8. Analisa Data. ...29

9. Variabel Penelitian. ...29

C. Hasil dan Pembahasan Penelitian. ...31

1. Laporan pra-penelitian. ...31

2. Laporan hasil Kuesioner...33

D. Rangkuman Hasil Penelitian. ...42

E. Refleksi terhadap Hasil Penelitian. ...47

BAB IV PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARATA. ...52

A. Media Sosial Facebook sebagai Sarana Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. ...53

B. Usulan Program Penggunaan Media Sosial Facebook sebagai Sarana Pembelajaran Agama Katolik di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta... ...56

C. Bentuk Program. ...58

D. Cara Membuat Akun Facebook. ...58

E. Cara Membuat Grup di Facebook ...63

F. Kelebihan Media Sosial Facebook dalam PAK...65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...67

A. Kesimpulan. ...67

B. Saran. ...70

DAFTAR PUSTAKA. ...74

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR GRAFIK

Gambar 1. Grafik Jumlah Total Pengguna Media Sosial di Dunia Per Januari 2015. ... 2 Gambar 2. Grafik Pengguna Media Sosial Facebook Tahun 2014. ... 16

DAFTAR GAMBAR TABEL

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Pra Penelitian. ... (1)

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ... (2)

Lampiran 3. Daftar Siswi ... (4)

Lampiran 4. Surat Tugas Penelitian ... (5)

Lampiran 5. Surat Peryataan Penelitian dari Sekolah ... (6)

Lampiran 6. Pelajaran Agama Katolik 11 ... (7)

Lampiran 7. Pelajaran Agama Katolik 12 ... (9)

Lampiran 8. Pelajaran Agama Katolik 13 ...(12)

Lampiran 9. Pelajaran Agama Katolik 14. ...(14)

(20)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Kitab Suci

Seluruh Singkatan Kitab Suci dalam Skripsi ini mengikuti Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2009.

B. Singkatan Lain

KWI-MNPKI : Konferensi Wali Gereja Indonesia Majelis Nasional Pendidikan Katolik

Bppk.depkeu : Badan Pendidkan dan Pelatihan Keuangan Kementrian Keuangan. Departemen Keuangan Depdikbud : Departeman Pendidikan dan Kebudayaan

PAK : Pendidikan Agama Katolik

Art. : Artikel

Lamp. : Lampiran.

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Facebook adalah sebuah sarana media sosial yang membantu masyarakat

untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan orang dalam sharing informasi melalui social graph, digital mapping kehidupan nyata hubungan sosial manusia. Siapa pun boleh mendaftar di facebook dari yang muda bahkan sampai yang tua dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya. (Facebook.com:2009).

Fenomena sosial networking/jejaring social facebook begitu melekat dalam kehidupan kita, terutama bagi para pelajar. Tidak dipungkiri jejaring sosial facebook ini membawa dampak dalam kehidupan kita.

Manusia adalah makhluk sosial. Karakter ini ternyata tetap muncul dalam teknologi informasi khususnya internet. Seiring dengan perkembangan waktu dan modernisasi, internet menjadi sebuah kebutuhan dan aktivitas tetap manusia sebagai anggota masyarakat. Selain menjadi tuntutan profesi, pengembangan ilmu pengetahuan, berita, dan hiburan, berinternet juga menjadi salah satu cara alternaif seseorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial.

(22)

pada tahun 2011. Naik lagi menjadi 1.4 milyar pada tahun 2012. Tahun 2013 jumlah pengguna media sosial kembali mengalami kenaikkan menjadi 1.59 milyar pengguna. Tren kenaikan masih terus berlanjut. Pada akhir tahun 2014 jumlah pengguna tercatat naik menjadi 1.79 milyar dan pada tahun 2015 diprediksi akan kembali tumbuh hingga menyentuh level 1.96 milyar. (Bandung, Nandonurhadi) Selengkapnya, dapat disimak pada gambar grafik berikut:

Gambar 1. Grafik Jumlah Total Pengguna Media Sosial di Dunia (dalam milyar) Per Januari 2015

(23)

bijak dan kritis, misalnya kecanduan dengan pengunaan facebook sehingga menjadikan orang tidak peduli dengan orang yang ada di sekitarnya. Selain itu juga mengganggu kesehatan bila terlalu lama berada di depan komputer, laptop, atau menggunakan handphone.

Mata Pelajaran Pendidikan Agama merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diselenggarakan di setiap sekolah. Bagi sekolah Katolik, mata pelajaran Agama yang diajarkan adalah Pendidikan Agama Katolik (PAK). PAK bertanggungjawab melalui proses penggumulan terhadap pengalaman konkrit siswa yang berlatar belakang pandangan Katolik mengenai wahyu dan iman. Dengan penggumulan itu Pendidikan Agama Katolik menyajikan mutu iman umat Katolik, karena mereka dilatih untuk menjadi murid beriman yang mendalam (Depdikbud 1984-dalam Dapiyanta 2008).

(24)

peneliti ingin mencoba menggunakan facebook sebagai sarana pengajaran PAK untuk siswi kelas X dan melihat apakah dengan sarana tersebut siswi semakin tertarik untuk belajar PAK dan semakin memahami materi yang diberikan. Dengan menggunakan facebook sebagai proses pembelajaran PAK siswi dapat dengan mudah dan cepat mengakses pelajaran PAK. Dengan begitu proses pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan dengan adanya peluang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “Penggunaan Media Sosial

Facebook Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apa itu media sosial?

2. Bagaimana penggunaan media sosial untuk pembelajaran PAK di sekolah?

3. Bagaimana pengaruh penggunaan facebook untuk pembelajaran PAK bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta ?

4. Bagaimana bentuk pembelajaran PAK dengan menggunakan facebook?

C. Tujuan Penulisan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui apa itu media sosial.

(25)

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan facebook untuk pembelajaran PAK bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

4. Untuk menemukan bentuk pembelajaran PAK yang menyenangkan dengan menggunakan facebook.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para guru dan generasi muda, khususnya siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bagi perkembangan pribadinya serta etika dalam pergaulan serta penggunaan media sosial. Manfaatnya dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Bagi siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta:

a. Dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran PAK jarak jauh dan bisa dipelajari dimana saja dan kapan saja.

b. Menjadikan media sosial sebagai sarana untuk belajar terutama pembelajaran PAK.

c. Setelah melihat hasil dari penelitian ini, siswa dapat termotivasi untuk menggunakan dan memanfaatkan facebook sebagai media pembelajaran jarak jauh.

(26)

2. Bagi peneliti:

a. Sebagai sumbangan untuk dunia pendidikan dengan mengembangkan pembelajaran yang menggunakan media sosial khususnya facebook agar pembelajaran dapat dilakukan dengan mudah, dimana saja dan kapan saja.

b. Sebagai bekal bagi peneliti yang nantinya akan menjadi guru PAK sehingga dapat memberikan inovasi dalam proses pembelajaran sekaligus menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama studi.

c. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta memotivasi diri untuk menjadi seorang calon guru yang profesional dibidangnya.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam skripsi adalah deskripsi analisis. Deskripsi analisis adalah metode yang menggambarkan dan menganalisis data-data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan adanya penelitian. Dalam rangka mendapatkan data-data yang valid, penulis terjun langsung ke sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakata dan membagikan pertanyaan atau angket untuk mendapat data. Menurut Notoatmodjo (2002:138) metode penulisan diskriptif bertujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

(27)

perlakuan (treatment). Penelitian deskriptif pada umumnya menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106).

Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah menyebar pertanyaan atau angket. Pertanyaan atau angket tersebut ditujukan bagi para siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif dan responden adalah subyek yang mengetahui dan merasakan proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Artinya apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya (Sutrisno Hadi, 2004: 79).

F. Sistematika Penulisan

BAB I Dalam BAB I ini penulis menjabarkan gambaran umum mengenai hal-hal yang melatarbelakanginya. Bagian ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sitematika penulisan.

BAB II Pada bab II penulis menjabarkan teori-teori yang mendukung penulisan skripsi, di antaranya: pertama penulis menguraikan tentang filosifi media sosial dan sedikit pengertian serta fungsi dari facebook secara lebih jelas. Selain menguraikan pengertian tentang facebook penulis juga memaparkan pula beberapa hal antara lain meliputi visi dari PAK, tujuan dari PAK, konteks PAK, hakikat PAK dan materi dari PAK serta bagaimana penggunaan media sosial bagi proses pembelajaran PAK.

(28)

angket yang membantu penulisan skripsi dan di mana penulis akan melakukan penelitian sederhana dengan sasaran para responden adalah siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. BAB ini berisi uraian tentang segala perencanaan yang berkaitan dengan jenis penelitian yang akan digunakan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample, metode pengumpulan data, dan teknik menganalisis data hasil penelitian. Pada bab ini juga penulis akan menampilkan hasil analisis dari data responden yang telah penulis peroleh.

BAB IV Pada bab ini penulis memberikan usulan program kepada responden atau instansi yang berkaitan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang penulis temukan. Usulan tersebut berupa program yang bisa dilaksanakan untuk meningkatkan proses Pembelajaran Agama Katolik di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Penulisan Bab II berisi paparan mengenai filosofi media sosial, pengertian media sosial facebook secara umum serta manfaat dari media sosial facebook itu sendiri. Penulis juga akan memaparkan mata pelajaran Pedidikan Agama Katolik yang meliputi visi PAK, konteks PAK, tujuan PAK, dan materi PAK. Selain itu penulis akan memaparkan penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran di sekolah.

A. Media sosial Facebook 1. Filosofi Media Sosial

(30)

sosial. Seperti facebook, twitter, myspace dan friendster, serta masih banyak lagi aplikasi media sosial yang ada di era perkembangan modern ini. Media sosial merujuk kepada sejenis seluran komunikasi dalam talian yang memperolehkan pengguna berinteraksi dengan mudah secara bebas, bekerjasama dan berdiskusi denggan menggunakan gabungan multimedia yang terdiri daripada teks, gambar, video, dan audio. Media sosial merupakan saluran komunikasi penting masa kini untuk memperoleh berbagai macam informasi, hiburan, berita dan lain sebagainya. “Sekarang ini kita hidup sebagai masyarakat jaringan (network

(31)

dan terpenggaruh dengan tehnologi komunikasi yang selalu berkembang. Berikut adalah sejarah perkembangan media sosial:

 Awal mula terbentuknya sosial media terjadi pada tahu 1978 dari penemuan sistem papan buletin, yang dapat memungkinkan kita untuk mengunggah, atau mengunduh informasi, dapat berkomunikasi dengan mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya masih terhubung dengan saluran telepon dengan modem. Sistem papan buletin ini ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya adalah sesama pecinta dunia komputer. Perkembangan sosial media pertaman kali dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama oleh peneliti ARPA ( Advanced Research Project Agency) pada tahun 1971.

 1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data - data website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain.

 1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com

(32)

di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media sosial.

 2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.

 2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang.

 2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user friendly.

 2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.

 2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.

 2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.

(33)

pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum (http://sugikshare.blogspot.co.id/2013).

Perkembangan dan kemajuan teknologi terutama media sosial memang tidak dapat dibatasi, namun sebagai pengguna kita sendirilah yang perlu secara bijak menggunakan dan mengelola teknologi tersebut. Eksistensi permukaan media sosial bermula pada persoalan mendasar interaksi antar manusia. Bagaimana memperpendek jarak, mengefisienkan biaya, mengefektifkan waktu. Internet pun menjadi perantaranya sebelum media sosial populer. Internet menjadi cikal bakal lahirnya cyberspace sebagai tempat bernaungnya media sosial. Keberadaan media sosial berbarengan dengan keberadaan dan cara kerja komputer yang diintegrasikan dengan tiga cara bentuk bersosial melalui pengenalan, komunikasi, dan kerja sama sehingga membentuk sistem bermasyarakat. Media sosial mengintegrasikan sistem tersebut melalui jaringan internet/ ruang siber. Dalam ruang siber ada sebuah sistem hubungan antarpengguna yang bekerja berdasarkan teknologi komputer yang saling terhubung. Keterhubungan antar Spengguna itu sekaligus membentuk jaringan layaknya masyarakat di dunia konkrit lengkap dengan tatanan, nilai, struktur, sampai pada realitas sosial. Secara ontologis, sistem sosial di dalam jaringan ini seperti disebutkan oleh Fuch (2014) disebut sebagai Techno-social system, yaitu sebuah sistem sosial yang terjadi dan berkembang dengan perantara sekaligus keterlibatan perangkat teknologi.

(34)

pola, dan bentuk interaksi serta manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Secara epistemologis, ragam manfaat ini bersumber dari internet yang menghubungkan antar titik jaringan sehingga membentuk jaringan sosial. Karena berada di dalam media jaringan, seorang pengguna internet bisa membuka atau menutup diri saat berinteraksi. Ia bisa memberikan identitas aslinya atau justru mewujud dalam identitas palsu. Simulasi ini belum disadari oleh sebagian besar pengguna media sosial, sehingga bisa dengan mudah memberikan kepercayaannya kepada pengguna lain. Pesatnya perkembangan teknologi sekarang membuat banyak aplikasi-aplikasi media sosial baru yang bermunculan di dunia maya. Kini dengan mengandalkan smartphone yang berhubungan dengan internet, kita sudah bisa mengakses beberapa situs media sosial seperti, facebook, twitter, line, we chat, kakao talk dan itu semua bisa kita akses dimana saja dan kapan saja asalkan

(35)

mereka dagangkan. Membuat komunitas bisa juga dilakukan melalu media sosial, komunitas komunitas seperti fans boyband, girlband, fans pecinta olahraga sepak bola, fans sebuah grup band dan masih banyak komunitas komunitas yang bisa kita buat. Di dunia yang serba mudah dan instan ini ada banyak hal bisa kita eksplor dan pelajari, termasuk dalam penggunaan media sosial dengan berbagai macam fitur serta fasilitas yang ditawarkan dan dapat digunakan untuk berbagai macam hal seperti berdagang, belajar, mencari informasi, sharing, dan berdiskusi. 2. Pengertian media sosial facebook

Facebook adalah sebuah sarana media sosial yang membantu masyarakat

untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan rekan kerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan sharing informasi melalui social graph, digital mapping kehidupan nyata

(36)
[image:36.595.86.512.139.621.2]

Gambar 2. Grafik Pengguna Media Sosial Facebook Tahun 2014

Dari gambar grafik tersebut, anak muda khususnya pelajar perlu secara lebih bijak menggunakan media sosial. Menurut Melkyor Pando, seorang frater Jesuit, dalam bukunya yang berjudul: Hiruk Pikuk Jejaring Sosial Terhubung (2014:151), jika kehadiran teknologi itu tidak disertai upaya untuk membangun kemampuan berfikir yang kritis dan mendalam, pertanyaan retorik ini memperlihatkan keraguan akan kesanggupan media sosial terhubung yang ada sekarang dalam menopang upaya mewujudkan kebaikan bersama.

(37)

Dalam dunia pendidikan media merupakan alat yang penting dalam banyak konteks, dari sekolahan hingga tempat kerja, serta pada banyak tahapan hidup manusia. Mulai dari anak-anak pra-sekolah, kaum muda dan orang tua bisa memanfaatkan media sebagai sarana pembelajaran, sehingga mereka mendapatkan sumber-sumber pendidikan, informasi yang lengkap, kaya dan selalu berkembang. Media juga merupakan alat pengajaran yang baku dalam banyak sekolahan. Media juga dapat memberikan kesempatan yang luas untuk belajar bagi para penduduk desa yang tingggal di daerah-daerah yang sangat terpencil, ataupun mereka yang tinggal di pertapaan religius, dll (Dokumen Gerejawi N. 58: 2007: 41).

3. Manfaat media sosial facebook

Media sosial facebook memiliki banyak fungsi dan manfaat yang beragam. Kita bisa berhubungan sama orang lain dengan cepat, aman, dan murah. Beberapa media sosial menawarkan fasilitas yang sangat memuaskan, seperti fasilitas chatting yang dapat digunakan untuk berbincang dengan orang yang telah

(38)

dioptimalkan manfaatnya. Dari segi pendidikan social network juga dapat mempercepat atau membantu proses belajar (Sumber: wikipedia dan detik.com).

Kemajuan dan perkembangan teknologi sekarang ini membuat media pembelajaran menjadi semakin bervariatif. Salah satunya adalah proses pembelajaran melalui media sosial facebook. Misalnya, seorang guru bisa membuat grup tertutup untuk kelas-kelas yang diajarnya untuk menyampaikan materi-materi belajar. Dalam grup tersebut guru bisa membuat status yang berkaitan dengan materi pembelajaran, seperti tugas-tugas, pekerjaan rumah (PR), pembahasan materi, acara kelas, dan semacamnya (Sumber: bppk.depkeu). Pemanfaatan facebook sebagai sarana pembelajaran tentu bisa membantu dan memaksimalkan proses pembelajaran di kelas sehingga ketika murid mengalami kesulitan, mereka bisa menggunakan sarana media sosial facebook tersebut untuk bertanya kepada teman atau pun guru mata pelajaran yang bersangkutan.

B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

(39)

adalah perkembangan nilai-nilai religius dan motivasi religius. (KWI-MNPKI, 1991:127)

1. Visi Pendidikan Agama Katolik

PAK bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup yang semakin beriman berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki tujuan tunggal yaitu Kerajaan Allah. PAK di sekolah mempunyai visi membangun hidup yang semakin beriman kepada siswa juga menanamkan pendidikan moral, menciptakan lingkungan hidup yang dijiwai semangat Injil, kebebasan dan cinta kasih sehingga siswa terbantu untuk mengembangkan pribadinya. (Heryatno, 2003)

2. Konteks Pendidikan Agama Katolik

(40)

sistem masa kini dan menyebabkan konformitas dengan logika masa kini, atau pendidikan menjadi “praktik pembebasan”. Cara yang melaluinya laki-laki dan perempuan menghadapi realitas dengan kritis dan kreatif, sehingga dapat menemukan cara berpartisipasi dalam mengubah dunia mereka.

Dengan kata lain pendidikan menghubungkan mereka dengan lingkungan sosial budaya yang ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kesadaran kritis dalam diri gererasi muda. Oleh karena itu, untuk menjadi Kristen bukan hanya bertolak dari masalah pendidikan atau sosial saja, melainkan keduanya berjalan dalam proses secara bersama-sama membangun generasi yang kritis dan mampu bersosialisasi di tengah kemajuan jaman.

3. Tujuan Pendidikan Agama Katolik

(41)

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nilai-nilai tersebut dapat dirasakan oleh banyak orang dan mengembangkan hidup Kristianinya.

4. Hakikat Pendidikan Agama Katolik

PAK bervisi spiritual, maksudnya PAK secara konsisten mengembangkan kedalaman hidup, jati diri atau inti hidup siswa. Visi ini sesuai dengan ciri dasar manusia sebagai spiritual. PAK secara sadar memperkembangkan rasa, kepekaan hati, imaginasi dan dimensi hidup naradidik. PAK tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga memberi ilham kepada siswa untuk menghadapi kenyataan hidup dan menjawab tantangan di masa depan dalam rangka menanggapi panggilan hidupnya. Menurut Groome (2010:37), PAK merupakan kegiatan politis bersama peziarah dalam waktu yang secara sengaja mereka memberi perhatian kepada kegiatan Allah di masa kini, pada kisah komunitas iman Katolik, dan visi Kerajaan Allah, benih-benih yang telah hadir di antara kita.

5. Materi Pendidikan Agama Katolik

(42)

Yesus Kristus seperti yang ditawarkan oleh Kitab Suci dan diajarkan oleh Gereja dan meneladaninya dalam hidup sehari-hari; ketiga: memahami makna Gereja, fungsi dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan dunia dan menghayatinya dalam hidup menggereja; dan keempat: memahami fungsi Gereja yakni melanjutkan perutusan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan itu untuk menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

C. Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Pembelajaran

(43)
(44)

BAB III

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2

YOGYAKARTA

(45)

proses pembelajaran Agama Katolik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Selanjutnya bab III ditutup dengan kesimpulan yang dibuat penulis sebagai rangkuman atas penulisan terhadap program penggunaan facebook sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

A. Pemanfaatan dan Penggunaan Media Sosial oleh Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil penyebaran kuesioner pra-penelitian yang penulis lakukan bulan Desember tahun 2015 pada siswi kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, penulis memaparkan hasil yang sudah diperoleh. Dari hasil tersebut diketahui bahwa para siswi sebagian besar memiliki dan menggunakan media sosial facebook sebagai sarana berkomunikasi dan hampir semua siswi memiliki gadget atau smartphone yang mendukung penggunaan facebook. Dalam kesehariannya para siswi pun selalu membawa gadget atau

smartphone yang selalu terhubung dengan jaringan internet, sehingga di mana

saja dan kapan saja mereka dapat mengakses media sosial.

(46)

dengan mudah, cepat sekaligus menyenangkan dan dari kuesioner tersebut siswi tertarik dengan hal tersebut dan menyambut program sederhana itu dengan baik.

B. Metodologi Penelitan

Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan melalui kuesioner, penulis melaksanakan program sederhana yang dibuat untuk mengetahui secara lebih jelas penggunaan dan manfaat media sosial facebook. Dalam rangka penulisan tersebut, berikut diuraikan permasalahan, tujuan dan metodologi.

1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana bentuk penggunaan media sosial dalam proses pengajaran PAK kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta?

b. Seberapa besar ketertarikan siswi terhadap pembelajaran PAK kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang menggunakan media sosial facebook? c. Apa bentuk pembelajran PAK yang efektif dan menyenangkan untuk Siswi

Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta?

2. Tujuan Penelitian

Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media sosial sebagai salah satu sarana pengajaran PAK di sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

(47)

c. Untuk menemukan bentuk pembelajaran PAK yang efektif dan menyenangkan dengan menggunakan facebook serta dapat diakses dengan mudah kapan saja dan dimana saja.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulisan ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2016. Tempat pelaksanaan penulisan adalah di SMA Stella Duce II Yogyakarta.

4. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode penulisan deskriptif dalam pelaksanaan penelitian. Metode penulisan deskriptif menurut Notoatmodjo (2002: 138) adalah suatu metode penulisan yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penulisan deskriptif mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat ini, menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu per satu, dan variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment). Penulisan deskriptif pada umumnya menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106). Dalam pembahasan penulisan penulis mengacu pada buku Riduwan (2011: 89) yang menyatakan bahwa jumlah peryataan responden dibagi seluruh jumlah responden dikalikan 100%.

5. Instrumen Pengumpulan Data

(48)

selanjutnya penulis merealisasikan program tersebut (facebook dengan akun

“Pendidikan Agama Katolik Satria” bdh. Lamp. 6, 7, 8, dan 9) kepada responden

yang sudah ditentukan. Setelah responden melihat program pembelajaran dengan facebook tersebut, penulis memberikan kuesioner kepada para responden guna

mendapatkan data untuk diolah. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 178), kuesioner langsung terjadi apabila pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai pendapat atau keyakinannya.

6. Responden Penelitian

Responden penulisan yang digunakan oleh penulis adalah siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Dalam penentuan jumlah responden penulis mengambil semua responden kelas X E dengan jumlah responden yaitu 30 siswi karena ada ketentuan yang diikuti dari pihak sekolah berkaitan dengan penggunaan facebook sebagai sarana penelitian, maka sekolah membatasi jumlah responden. Penulis mengambil teori dari Suharsimi (2002: 112), sebagai dasar bahwa jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penulisannya merupakan penulisan populasi.

7. Pengolahan Data

(49)

8. Analisa Data

Setelah selesai melakukan pengolahan data, selanjutnya adalah menganalisis data. Data mentah yang sudah didapatkan kemudian dianalisis. Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penulisan, karena dengan analisis data, data yang telah diperoleh mempunyai arti atau makna yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah penulisan.

9. Variabel Penelitian

[image:49.595.88.533.241.600.2]

Adapun variabel penulisan yang ditujukan kepada pendamping adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Variabel Penelitian

Variabel Aspek yang Diuji Jumlah

Item

Facebook Pemahaman dan penggunaan facebook 2

Manfaat media sosial facebook 1

Jumlah 3

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

Visi Pendidikan Agama Katolik 1

Konteks Pendidikan Agama Katolik 1

Tujuan Pendidikan Agama Katolik 1

Hakikat Pendidikan Agama Katolik 1

Materi Pendidikan Agama Katolik 1

Penggunaan media sosial sebagai pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

12

Jumlah 17

Jumlah total 20

Dari variabel yang telah ditentukan dengan aspek dan jumlah item yang akan diteliti, maka dapat diuraikan indikator item soal penulisan sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Item Soal Penelitian No Variabel Aspek yang

diuji Indikator

No. Soal 1 Facebook Pemahaman dan penggunaan

Menunjukkan bahwa facebook

[image:49.595.113.535.682.756.2]
(50)

facebook menggunakan media sosial facebook

Manfaat media sosial facebook

Menunjukkan bahwa media sosial facebook membantu siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta untuk

bersosialisasi dan mendapatkan informasi berkaitan dengan pembelajaran di sekolah

3 2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Visi Pendidikan Agama Katolik

Menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Katolik membantu anak untuk mengembangkan

pribadinya

4

Konteks Pendidikan Agama Katolik

Menunjukkan jika dalam Pendidikan Agama Katolik membantu para siswi untuk berfikir kritis dalam

menghadapi kemajuan jaman

5

Tujuan Pendidikan Agama Katolik

Menunjukkan bahwa dengan proses pendidikan Agama Katolik siswi semakin mengenal iman Katolik

6

Hakikat Pendidikan Agama Katolik

Menunjukkan bahwa dengan proses pendidikan Agama Katolik sekolah menyiapkan siswi untuk mampu menghadapi tantangan di masa depan

7

Materi Pendidikan Agama Katolik

Menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari siswa memiliki relasi yang baik dengan Tuhan dan mampu menghargai sesama dan alam sekitar

8

Penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran

Menunjukkan bahwa media sosial facebook dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik

9-10

Menunjukkan bahwa media sosial facebook dapat meningkatkan cara belajar siswi

11

Menunjukkan bahwa media sosial bisa menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan

12

Menunjukkan bahwa media sosial bisa menjadi sarana pembelajaran PAK yang efektif

13

Menunjukkan bahwa facebook dapat digunakan sebagai sarana

pembelajaran yang kreatif

14-15

Menunjukkan bahwa dengan menggunakan media sosial siswi semakin memahami pelajaran PAK yang sudah diberikan di sekolah

(51)

Menunjukkan bahwa isi dari konten facebook tersebut menarik dan bermanfaat

17-19

Menunjukkan bahwa facebook dapat digunakan sebagai sarana

pembelajaran Agama Katolik

20

C. Hasil dan Pembahasan Penelitian

Pada bagian ini penulis menjabarkan hasil penulisan berdasarkan pada penelitian yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Februari 2016 untuk 30 responden siswi kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Bagian ini mencakup laporan hasil penulisan yang terdiri dari laporan pra penulisan dan laporan hasil kuesioner, kesimpulan dan refleksi hasil penulisan.

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan pra penelitian dengan menyebar kuesioner sederhana untuk mengatahui sejauh mana ketertarikan siswi kelas X terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook dan selanjutnya penulis membuat program sederhana yang kemudian diperlihatkan kepada siswi kelas X yang nantinya akan dinilai oleh siswi dengan mengisi lembar kuesioner yang sudah disiapkan.

1. Laporan pra-penelitian

Sebelum melakukan penulisan dan membuat produk, penulis sebelumnya memberikan kuesioner pra penulisan guna mengetahui sejauh mana ketertarikan siswi terhadap penulisan dan produk yang akan buat dan diteliti. Dari angket yang disebar kepada 30 siswi, penulis mendapatkan data sebagai berikut:

Pertanyaan 1 YA TIDAK

(52)

Pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 26 (87%) siswi memiliki media sosial facebook, sedangkan 4 (13%) siswi tidak memiliki facebook.

Pertanyaan 2 YA TIDAK

Apakah anda memiliki smartphone, gadget yang mendukung anda untuk mengakses media sosial?

29 siswi (97%)

1 siswi (3%)

Pada pertanyaan nomor 2 sebanyak 29 (97%) siswi memiliki smartphone, gadget yang mendukung untuk mengakses internet, media sosial, sedangkan 1

(3%) siswi tidak memiliki smartphone, gadget yang mendukung guna mengakses internet, media sosial.

Pertanyaan 3 YA TIDAK

Apakah anda membawa smartphone, gadget kemanapun anda pergi?

19 siswi (63%)

11 siswi (37%)

Pada pertanyaan nomor 3 sebanyak 19 (63%) siswi menjawab mereka selalu membawa smartphone, gadget kemanapun mereka pergi. Sedangkan 11 (37%) siswi jarang membawa smartphone, gadget saat berpergian.

Pertanyaan 4 YA TIDAK

Apakah anda pernah menggunakan facebook sebagai sarana untuk belajar?

11siswi (37%)

19 siswi (63%)

Pada pertanyaan nomor 4 sebanyak 11 (37%) siswi pernah menggunakan facebook sebagai sarana untuk belajar. Sedangkan 19 (63%) siswi tidak pernah,

jarang menggunakan facebook sebagai sarana untuk belajar.

Pertanyaan 5 YA TIDAK

Tertarikkah anda bila facebook digunakan sebagai sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik?

19 siswi (63%)

(53)

Pada pertanyaan nomor 5 sebanyak 19 (63%) siswi tertarik bila facebook digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik. Sedangkan 11 (37%) siswi tidak tertarik bila facebook digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik.

Dari data yang diperoleh tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian dan program pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook yang akan dibuat dapat dilaksanakan karena lebih dari 60% siswi merasa tertarik terhap model pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook.

2. Laporan hasil Kuesioner

Kuesioner yang dibuat merupakan bagian dari evaluasi sekaligus penelitian bagi program sederhana yang telah dibuat oleh penulis. Kuesioner yang digunakan bersifat campuran sehingga responden bisa menjawab bebas sesuai dengan pengalamannya. Ada pula kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tidak tepat sasaran atau keluar dari pokok pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut karena sifat kuesioner campuran yang tidak memiliki batas pilihan jawaban. Berikut ini laporan hasil kuesioner tersebut.

Pertanyaan 1 YA TIDAK Total

Apakah anda sering menggunakan media sosial facebook?

17 siswi (57%)

13 siswi

(43%) 30 siswi Pada pertanyaan nomor 1 dan 2 mengenai seberapa sering siswi kelas XE SMA Stella Duce 2 Yogyakarta menggunakan media sosial facebook sebanyak 17 (57%), siswi menjawab tidak sering menggunakan facebook. Sedangkan 13 (43%) sisanya sering menggunakan facebook.

(54)

kadang pernah Seberapa sering anda

mengunakannya? (setiap hari/ seminggu sekali/sebulan sekali/ jawaban lainnya) 4 siswi (13%) 23 siswi (77%) 3 siswi (10%) 30 siswi

Pada pertanyaan nomor 2, sebanyak 4 (13%) hampir setiap hari menggunakan dan membuka facebook, dan 23 (77%) siswa mengatakan mereka menggunakan facebook hanya kalau ada kepentingan atau sedang ingin membuka facebook, rata-rata mereka membuka facebook antara seminggu sekali sampai

sebulan sekali. Sisanya 3 (10%) siswi menjawab tidak pernah membuka atau menggunakan facebook karena tidak memiliki dan tidak tertarik dengan media sosial.

Pertanyaan 3 YA TIDAK Total

Apakah anda sering berkomunikasi dengan teman, kerabat anda melalui facebook?

15 siswi (50%)

15 siswi

(50%) 30 siswi Pada pertanyaan nomor 3 mengenai seberapa sering siswi berkomunikasi dengan teman dan kerabat sebanyak 15 (50%) sisiwi menjawab “Tidak” artinya mereka jarang berkomunikasi saat membuka, menggunakan facebook. Sedangkan 15 (50%) siswi lainnya menjawab “Ya” yang menunjukkan bahwa mereka sering berkomunikasi saat membuka dan menggunakan facebook.

Pertanyaan 4 YA TIDAK Total

Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat pribadi anda semakin berkembang?

(55)

Sedangkan 3 (10%) siswi menjawab “Tidak” mereka merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik tidak membuat pribadinya semakin berkembang.

Pertanyaan 5 YA TIDAK Total

Apakah Pendidikan Agama Katolik

mengajarkan anda untuk berpikir kritis dalam menghadapi kemajuan jaman?

27 siswi (90%) 3 siswi (10%) 30 siswi Pada pertanyaan nomor 5 mengenai pendidikan Agama Katolik yang mengajarkan kepada sisiwi untuk berpikir kritis dalam menghadapi kemajuan zaman, sebanyak 27 (90%) siswi menjawab “Ya” karena mereka merasa dengan Pelajaran Agama Katolik mereka diajarkan untuk berfikir kritis. Sedangkan 3 (10%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa Pelajaran Agama Katolik tidak mengajarkan atau membuat mereka kritis dalam menghadapi kemajuan jaman.

Pertanyaan 6 YA TIDA

K

Total Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat

anda semakin mengenal iman katolik?

29 siswi (97%) 1 siswi (3%) 30 siswi Pada pertanyaan nomor 6 mengenai pendidikan Agama Katolik yang membuat siswi semakin mengenal iman katolik, sebanyak 29 (97%) siswi

menjawab “Ya” karena mereka merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik membuat

mereka mengenal Iman Katolik. Sedangkan 1 (3%) siswi menjawab “Tidak” anak merasa Pelajaran Agama Katolik tidak membuat mereka semakin mengenal Iman Katolik.

Pertanyaan 7 YA TIDAK Total

Apakah Pendidikan Agama Katolik membantu anda dalam menghadapi tantangan di masa depan?

(56)

Pada pertanyaan nomor 7 mengenai Pelajaran Agama Katolik yang mengajar mereka tentang cara menghadapi tantangan di masa depan, sebanyak 28 (93%) siswi menjawab “Ya” karena dengan Pelajaran Agama Katolik mereka merasa dibantu untuk menghadapi tantangan di masa depan. Sedangkan 2 (7%)

siswi menjawab “Tidak” mereka merasa Pelajaran Agama Katolik tidak

membantu mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Pertanyaan 8 YA TIDAK Total

Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat anda semakin mencintai Tuhan , orang lain dan alam sekitar? 29 siswi (97%) 1 siswi (3%) 30 siswi Pada pertanyaan nomor 8 mengenai Pelajaran Agama Katolik yang mengajar mereka untuk mencintai Tuhan, orang lain, dan alam sekitar, sebanyak 29 (97%) siswi mejawab “Ya” mereka merasa Pelajaran Agama Katolik mengajarkan dan membuat mereka semakin mencintai Tuhan, orang lain, dan alam sekitar. Sedangkan 1 (3%) siswi menjawab “Tidak” anak merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik tidak membuatnya semakin mencintai Tuhan, orang lain, dan alam sekitar.

Pertanyaan 9 YA TIDAK Total

Menurut anda apakah pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan media facebook menarik? 23 siswi (70%) 7 siswi (30%) 30 siswi (100%) Pada pertanyaan nomor 9 mengenai seberapa menarik Pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook, sebanyak 23 (70%) siswi menjawab “Ya” mereka menyatakan bahwa pembelajaran Agama Katolik menggunakan media facebook menarik. Sedangkan 7 (30%) siswi menjawab “Tidak” mereka merasa

(57)

Pertanyaan 10 Jumlah Siswi Dalam Persen Apa yang membuat anda tertarik?

Simple 7 23%

Praktis 8 27%

Modern 8 27%

Biasa saja 7 23%

Pada pertanyaan nomor 10 mengenai alasan siswi tetarik terhadap Pembelajaran Agama Katolik dengan media sosial facebook, sebanyak 23 siswi menjawab “Ya” memberikan alasan yang bervariasi ada yang mengatakan bahwa Pelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook lebih menyenangkan karena simple dan praktis, alasan lain karena pembelajarannya menjadi lebih modern bisa diakses melalui smartphone. Mereka merasa pembelajaran menggunakan facebook adalah sebuah hal yang baru dan berbeda.

Sedangkan 7 siswi yang menjawab “Tidak” memberi alasan yang berbeda-beda

pula, ada yang memberi alasan bahwa Pelajaran Agama Katolik dengan media facebook biasa saja, karena beberapa di antaranya tidak menggunakan facebook,

maka mereka tidak memberikan alasan.

Pertanyaan 11 YA TIDAK Total

Apakah pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan facebook semakin membuat tertarik untuk belajar Pendidikan Agama Katolik?

22 siswi (73%)

8 siswi (26%)

(58)

bahwa pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook tidak membuat mereka semakin tertarik mengikuti Pelajaran Agama Katolik di sekolah.

Pertanyaan 12 YA TIDAK Total

Menurut anda apakah sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan

facebook menyenangkan?

26 siswi (87%)

4 siswi

(13%) 30 siswi Pada pertanyaan 12 mengenai apakah pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook menyenangkan, sebanyak 26 (87%) siswi menjawab “Ya” mereka merasa Pembelajaran Agama Katolik menggunakan media facebook menyenangkan. Sedangkan 4 (13%) siswi mejawab “Tidak” karena mereka merasa pembelajaran Agama Katolik dengan media facebook tidak, kurang menyenangkan.

Pertanyaan 13 YA TIDAK Total

Apakah pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan facebook efektif dan membantu anda dalam memahami materi pelajaran?

21siswi (70%) 9 siswi (30%) 30 siswi Pada pertanyaan nomor 13 mengenai apakah pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook efektif dan membantu siswi dalam memahami materi pembelajaran Agama Katolik di sekolah, sebanyak 21 (70%) siswi menjawab

“Ya” mereka merasa pembelajaran dengan media facebook cukup efektif dan

membantu mereka dalam memahami materi Pelajaran Agama Katolik di sekolah. Sedangkan 9 (30%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa pembelajaran Agama Katolik dengan media facebook tidak efektif dan membantu mereka dalam memahami materi pembelajaran Agama Katolik di sekolah.

Pertanyaan 14 YA TIDAK Total Menurut anda apakah facebook bisa menjadi

(59)

Pada pertanyaan nomor 14 mengenai apakah facebook bisa menjadi pembelajaran yang menarik dan kreatif, sebanyak 23 (77%) siswi menjawab

“Ya” mereka merasa facebook bisa menjadi salah satu alternatif pembelajaran

yang menarik dan kreatif. Sedangkan 7 (23%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa facebook tidak menarik dan kreatif bila dijadikan sarana pembelajaran.

Pertanyaan 15 Jumlah Siswi Dalam Persen Bagian facebook mana yang menurut anda menarik?

Status 6 20%

Foto dan Video 10 33%

Pesan dan profil 8 27%

Teman 1 3%

Tidak Tertarik 5 17%

Pada pertanyaan nomor 15 mengenai bagian dari facebook mana yang menarik bagi siswi, jawaban mereka bervariasi karena pertanyaan ini mereka secara bebas memberikan pendapat dan jawaban. Menurut para siswi, ada beberapa bagian facebook yang menarik bagi mereka dan jawabannya pun bervariasi ada yang menjawab status dari teman, fanpage yang berisi foto-foto, video, dan chatting karena bisa berkomunikasi dengan teman sekaligus saling memberi komentar.

Pertanyaan 16 YA TIDAK Total

Dengan menggunakan metode pembelajaran tersebut apakah anda semakin memahami pelajaran Pendidikan Agama Katolik?

22 siswi (73%)

8 siswi

(24%) 30 siswi

(60)

merasa pelajaran menggunakan media sosial facebook membantu mereka dalam memahami Pelajaran Agama Katolik. Sedangkan 8 (24%) siswi menjawab

“Tidak” karena mereka merasa pembelajaran dengan media facebook tidak

membantu mereka untuk memahami Pelajaran Agama Katolik.

Pertanyaan 17 YA TIDAK Total

Apakah foto-foto dan video yang ada di facebook Pelajaran Agama Katolik menarik dan sesuai dengan tema pelajaran?

26 siswi (87%)

4 siswi

(13%) 30 siswi Pada pertanyaan nomor 17 mengenai apakah foto-foto dan video yang ada di facebook Pelajaran Agama Katolik menarik dan sesuai dengan tema pelajaran, sebanyak 26 (87%) siswi menjawab “Ya” mereka merasa foto-foto dan video yang ada di facebook Pelajaran Agama Katolik menarik dan sesuai dengan tema

pelajaran. Sedangkan 4 (13%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa

foto-foto dan video yang ada di facebook pelajaran Agama kurang menarik dan sesuai dengan tema pelajaran.

Pertanyaan 18 Jumlah Siswi Dalam Persen Pelajaran mana yang menurut anda menarik?

Pelajaran 11 13 44%

Pelajaran 12 5 17%

Pelajaran 13 4 13%

Pelajaran 14 4 13%

Tidak tahu/tidak menjawab 4 13%

(61)

Pertanyaan 19 Jumlah Siswi Dalam Persen Apa yang membuat anda tertarik?

Mudah dipelajari/ pahami 5 17%

Tidak membosankan/ modern 4 13%

Membahas mengenai Gereja dan dunia 9 30%

Kreatif 7 23%

Tidak tahu/ tidak meberi jawaban 5 17%

Pada pertanyaan nomor 19 mengenai apa yang membuat siswi tertarik pada pelajaran-pelajaran tersebut. Ada banyak jawaban yang diberikan oleh responden dan masing-masing dari responden memiliki jawaban yang bervariasi. Sebanyak 5 (17%) siswi menjawab karena mudah dipelajari atau dipahami, 4 (13%) siswi menjawab karena tidak membosankan dan lebih modern sesuai dengan perkembangan jaman, 9 (30%) siswi menjawab karena membahas mengenai Gereja dan dunia, 7 (23%) siswi menjawab karena model pembelajarannya kreatif dan beda dari yang lainnya, dan 5 (17%) siswi tidak memberi jawaban atau menjawab tidak tahu. Dari jawaban-jawaban responden menunjukkan bahwa ada ketertarikan atau hal yang menarik dari facebook tersebut sehingga sebagian besar responden memberikan tanggapan yang positif pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook.

Pertanyaan 20 Jumlah Siswi Dalam Persen Apa pendapat anda tentang Pelajaran Agama Katolik menggunakan faceboook? (fb: Pendidikan Agama Katolik Satria)

Bagus / menarik 6 20%

Lebih mudah dipahami 3 10%

Inovatif / kreatif 10 33%

Mudah diakses, tidak harus membawa

buku 5 17%

Biasa saja 6 20%

(62)

menjawab menarik dan bagus, 3 (10%) siswi menjawab lebih mudah dipahami, 10 (33%) siswi menjawab pembelajaran menggunakan media facebook merupakan inovasi baru yang kreatif, 5 (17%) siswi mengatakan pembelajaran menggunakan media facebook mudah diakses sehingga tidak harus membawa buku kemana-mana, dan 6 (20%) siswi mengatakan pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook biasa saja. Hampir sebagian besar pendapat mereka tentang penggunaan

media sosial facebook sebagai media pembelajaran Agama Katolik merupakan pendapat yang positif dan mendukung.

D. Rangkuman Hasil Penelitian

Rangkuman hasil penulisan dari pra penelitian pada item soal nomor 1, 2, 3 menunjukkan bahwa para siswi kelas XE SMA Sella Duce 2 Yogyakarata memiliki gadget/smartphone yang mendukung dalam penggunaan media sosial atapun internet. Melalui hasil tersebut dapat diketahui bahwa penulisan dan program yang akan dibuat, dilaksanakan dapat dilakukan karena mereka memiliki gadget/smartphone yang mendukung dan setiap harinya gadget/smartphone

mereka bawa kemana pun mereka pergi, sehingga mereka dapat mengakses sosial media kapan saja dan dimana saja.

Ketertarikan siswi terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook dinyatakan oleh responden pada item soal nomor 4 dan 5. Responden

(63)

pembelajaran bukan sekedar sebagai sarana komunikasi, sharing, chatting, melainkan juga ada manfaat dan segi pembelajaran.

Selanjutnya adalah pembahasan pada hasil kuesioner setelah program direalisasikan kepada siswi kelas XE SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Data yang didapatkan merupakan hasil evaluasi dari program. Hasil penulisan pada item soal nomor 1, 2, dan 3 mendiskripsikan pemanfaatan dan penggunaan media sosial facebook sebagai sarana komunikasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa para

siswi sering menggunakan media sosial facebook, karena facebook sendiri merupakan sarana komunikasi, sharing, dan berinteraksi. Pengguna media sosial bukan hanya anak muda, siapa pun boleh mendaftar dan menggunakan media sosial facebook dari yang muda bahkan sampai yang tua dan beriteraksi dengan teman dan kerabat yang dikenal dan dipercaya. Karena akses yang mudah dan cepat membuat media sosial facebook menjadi sarana komunikasi yang banyak diminati. Selain untuk berkomunikasi, facebook juga bisa digunakan sebagai sarana untuk belajar karena banyak hal berbau edukasi yang bisa disharingkan dan dibagikan melalui media sosial facebook.

(64)

dengan lingkungan sosial budaya yang ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kesadaran kritis dan mampu bersosialisasi di tengah kemajuan jaman dalam diri gererasi muda. Selain itu pendidikan Agama Katolik memiliki tujan yaitu terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah, sehingga siswi semakin mengenal iman Katolik secara lebih mendalam. Responden juga merasa bahwa pendidikan Agama Katolik tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga memberi ilham kepada siswa untuk menghadapi kenyataan hidup dan menjawab tantangan di masa depan dalam rangka menanggapi panggilan hidupnya. Materi Pendidikan Agama Katolik tidak melulu objek, melainkan juga cara pandang mengenai hidup, cara menjalani hidup dalam perspektif iman Kristen. Ini berarti juga menyangkut relasi dengan Tuhan dan sesama serta alam oleh karena itu siswi juga diajarkan untuk dapat menghargai dan mencintai Tuhan, sesama, dan alam sekitar. Tidak semata-mata hanya mengajarkan nilai-nilai Kerajaan Allah semata namun juga harus menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menghargai dan mencintai Tuhan, sesama, dan alam sekitar. Responden merasa bahwa hal tersebut didapatkan dalam Pelajaran Agama Katolik.

(65)

penggunaan media sosial facebook sebagai sarana pembelajaran karena dalam facebook sendiri menawarkan banyak fasilitas mulai dari chatting, posting foto,

video, dan informasi, sehingga dengan mudah kita bisa sharing dan berbagi berbagai macam hal dengan banyak orang di seluruh dunia. Dengan fasilitas yang ditawarkan tersebut penulis mencoba membuat eksperimen dengan menggunakan facebook sebagai sarana pembelajaran yang berbeda dan mudah diakses dengan

cepat, kapan saja dan dimana saja, sehingga pembelajaran tidak hanya terjadi di sekolah atau di kelas, melainkan responden dapat belajar dan mengakses pelajaran Agama Katolik melalui media sosial facebook.

Responden juga merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik dengan sarana media sosial facebook membuat responden menjadi semangat dan tertarik untuk untuk belajar Pendidikan Agama Katolik di sekolah maupun di rumah. Pembelajaran yang dikemas menarik dan kreatif tentu akan membangkitkan minat dan semangat belajar siswi, dengan begitu siswi akan dengan mudah menangkap dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Dengan menyenangi pelajaran tersebut maka siswi akan lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran tersebut. Hal serupa juga dinyatakan oleh sebagian besar responden bahwa Pelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook juga dirasa menyenangkan karena dikemas secara lebih menarik dan kreatif sesuai dengan kemajuan teknologi serta perkembangan jaman, sehingg

Gambar

Gambar 2. Grafik Pengguna Media Sosial Facebook Tahun 2014. .................
Gambar 1. Grafik Jumlah Total Pengguna Media Sosial di Dunia (dalam milyar) Per Januari 2015
Gambar 2. Grafik Pengguna Media Sosial Facebook Tahun 2014
Tabel 2. Indikator Item Soal Penelitian Aspek yang
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan diatas penulis mengusulkan suatu model pembelajaran kooperatif Pendidikan Agama Katolik (PAK) yang mungkin mampu memberi