• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (2)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“HIDUP DAN TUGAS MANUSIA”

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

DISUSUN OLEH :

NIM/NAMA

1. 2311151083 / PURNONOMO

2. 2311151076 / ASEP MARWAN

3. 2311151051 / BUNAYA AKBAR

4. 2311151068 / FAUZI AMALI

5. 2311151073 / M IRPANSYAH

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.

Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Hidup dan tugas manusia”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

(3)

DAFTAR ISI :

KATA

PENGANTAR...

DAFTAR

ISI...

BAB

I

PENDAHULUAN...

1.1 LATAR

BELAKANG...

1.2 RUMUSAN

MASALAH...

1.3 MANFAAT

TUJUAN

PENULISAN...

1.4 MANFAAT

PENULISAN...

BAB

II

LANDASAN

TEORI...

BAB

III

PEMBAHASAN...

BAB

IV

KESIMPULAN...

BAB

V

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk

menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas timbul beberapa masalah, diantaranya: 1. Apa pengertian manusia dalam islam?

2. Bagaimana penciptaan manusia dalam islam?

3. Apa persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain? 4. Apakah tujuan penciptaan manusia?

5. Apa fungsi dan peranan manusia dalam islam? 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

(5)

1. Menjelaskan perbedaan pandangan Al-quran dengan pendapat ulama islam tentang konsep manusia.

2. Memahami tujuan penciptaan manusia.

3. Menjelaskan hakikat manusia menurut pandangan islam. 1.4 MANFAAT PENULISAN

Meningkatkan pemahaman tentang hidup dan tujuan hidup manusia menurut islam, sehingga kita dapat menjalani hidup yang bermanfaat serta menjadi khalifah yang berlandaskan islam serta dapat mengelola dan memlihara alam

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

QS: AL BAQARAH 30

ٌۭلِعا َج ىّنِإ ِةَكِئَٰٓلَمْلِل َكّبَر َلاَق ْذِإَو

ًۭةَفيِل َخ ِض ْرَ ْلٱ ىِف

ۖ

۟آوُلاَق

اَهيِف ُدِسْفُي نَم اَهيِف ُلَع ْجَتَأ

َۖكَل ُسّدَقُنَو َكِدْمَحِب ُُحّبَسُن ُنْحَنَو َٓءَمّدلٱ ُكِفْسَيَو

ٓىّنِإ َلاَق

َنوُمَلْعَت َل اَم ُمَلْعَأ

(

30

)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan )khalifah( di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan

menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Jika sembarangan dalam menafsirkan ayat, maka Surat Al Baqarah :30 tafsirannya seperti dibawah ini ;

(6)

 Allah SWT memberitahukan kepada para malaikat tentang rencana tersebut, lalu ditentang dan diprotes oleh para malaikat. Makna yang demikian ini juga sangat mustahil bagi Allah dan mustahil pula bagi para malaikat.

Mengenai tafsir Surat Al Baqarah : 30 di kalangan para ahli tafsir ada 2 pendapat :

(1) Pendapat para Mufassir Salaf ( Pakar Tafsir Klasik / Kuno )

Lebih selamat kalau ayat tersebut kita anggap tidak ada yang lebih tahu maksudnya kecuali Allah SWT. Tetapi kita tetap yakin bahwa Allah tidak memberikan informasinya kepada kita kecuali untuk semata-mata kita ambil sebagai landasan dalam bersikap dan bertindak. Hanya saja kita tidak tahu maksud sebenarnya yang tersirat dalam ayat 30 tersebut, sekalipun dengan menggunakan bahasa yang sebenarnya tidak sulit untuk dipahami.

Berbeda dengan ayat sesudahnya QS Al Baqarah : 31 yang dapat kita pahami bahwa manusia oleh Allah telah diberi keistimewaan tertentu dengan dibekali berbagai macam ilmu, agar ia mampu mengelolah dunia beserta dengan isinya yang memang dipersiapkan untuk kepentingan manusia itu sendiri. Akan tetapi gambaran dalam ayat 30 tentang perdebatan atau tanya jawab antara Allah dan para Malaikat sama sekali tidak kita ketahui maksudnya. Kecuali kalu kita korelasikan dengan ayat 31, maka ada beberapa kemungkinan tentang maksud ayat 30 itu sebagai berikut :

1. manusia tidak dituntut untuk mengetahui semua rahasia dan hikmah yang tersirat dalam proses awal penciptaan dirinya, karena para malaikat sendiri juga tidak tahu.

2. Ketika para malaikat bertanya-tanya, maka Allah berkenan memberikan petunjuk yang intinya menghendaki supaya mereka tunduk dan patuh tanpa perlu mengajukan pertanyaan, kemudian memberikan penjelasan bahwa manusia telah dibekali dengan berbagai cabang ilmu yang tidak mereka miliki. Lalu allah pamerkan kemampuan manusia itu kepada para malaikat sebagaimana disebutkan dalam ayat 31.

(2) Pendapat Golongan Mufassir Kholaf (Modern)

Surat Al Baqarah : 30 tergolong Ayat Mutasyabihat yakni ayat yang dalam upaya mengetahui maksudnya diperlukan Ta’wil.)memindahkan ayat dari makna tekstual ke dalam makna kontekstual agar bisa diterima oleh akal yang sehat(. Jika sebuah ayat tidak memerlukan ta’wil maka tergolong Ayat Muhkamat.

(7)

bertindak dan bebas menentukan. mereka merasa cemas, jangan-jangan manusia itu bisa berbuat sesuatu yang tidak membawa kemaslahatan dimuka bumi, sehingga tidak sesuai dengan tujuan semula mereka diciptakanya. Melihat sikap para malaikat seperti itu, maka Allah memberikan ilham )inspirasi( kepada mereka agar tunduk dan patuh kepada Dzat Yang Maha Tahu.Apapun yang menyempit dalam pengetahuan malaikat, jin, manusia justru sangat luas dalam pengetahuan Dzat Yang Maha Tahu.

Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah )`abdullah( dan sebagai wakil Allah )khalifatullah( di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar.

Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi )al ‘imarah(. Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun )ar ri’ayah(.

1. Memakmurkan Bumi

Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka

(8)

para penghuninya, karena jika semuanya terjaga benar oleh manusia, maka bencana yang diakibatkan oleh kesalahan manusia akan sedikit kemungkinan terjadinya.

2. Memelihara Bumi

Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa )pengatur( bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama )Islam(.

Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4:

اَنْيَضَق َو

Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. )QS Al Isra : 4(

Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

B.

QS ADZ-DZARIYAT : 56

ِنوُدُبْعَيِل للِإ َسنِ ْلٱَو لنِجْلٱ ُتْقَلَخ اَمَو

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

(9)

QS ADZ-DZARIYAT : 52 – 55

ٌنوُن ْجَم ْوَأ ٌرِحاَس

۟اوُلاَق للِإ ٍٍلوُسلر نّم مِهِلْبَق نِم َنيِذللٱ ىَتَأ

اَم َكِل َٰذَك

Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: “Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila”.

۟اْوَصاَوَتَأ

ۦِهِب

ۚ

ٌٍۭمْوَق ْمُه ْلَب

َنوُغاَط

Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.

ٍۢموُلَمِب َتنَأ اَمَف ْمُهْنَع للَوَتَف

“Maka berpalinglah kamu dari mereka, dan kamu sekali-kali tidak tercela.”

َنيِنِم ْؤُمْلٱ ُعَفنَت ٰىَرْكّذلٱ لنِإَف ْرّكَذَو

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”

(10)

BAB III

PEMBAHASAN

A.

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lain-lainnya.

a Pengertian manusia menurut para ahli

 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA

Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang

 ABINENO J. I

Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”

(11)

Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi )badan, akal, dan ruh(, manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

b Pengertian manusia menurut agama islam

Di dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan informasi lewat wahyu Al-quran dan realita faktual yang tampak pada diri manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui ayat-ayat tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat-ayat atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya agar manusia berusaha mencari, meneliti,memikirkan, dan menganalisanya. Tidak menerima mentah demikian saja. Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu peneliti Alquran dan sunnah rasul secara analitis dan mendalam. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penelitian laboratorium sebagai perbandingan, untuk merumuskan mana yang benar bersumber dari konsep awal dari Allah dan mana yang telah mendapat pengaruh lingkungan.

Hasil peneliti Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia terdiri dari unsur-unsur: jasad, ruh, nafs, qalb, fikr, dan aqal.

A. Jasad

Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran dinyatakan diciptakan dari tanah. Meskipun wujudnya suatu jasad yang berasal dari sari pati makanan, nilai-nilai kejiwaan untuk terbentuknya jasad ini harus diperhatikan. Untuk dapat mewujudkan sperma dan ovum berkualitas tinggi, baik dari segi materinya maupun nilainya, Alquran mengharapkan agar umat manusia selalu memakan makanan yang halalan thayyiban )Surat Al-baqarah: 168, Surat Al-maidah 88, dan surat Al-anfal 69(. Halal bermakna suci dan berkualitas dari segi nilai Allah. Sedangkan kata thayyiban bermakna bermutu dan berkualitas dari segi materinya.

B. Ruh

Ruh adalah daya )sejenis makhluk/ciptaan( yang ditiupkan Allah kepada janin dalam kandungan )Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27( ketika janin berumur 4 bulan 10 hari. Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya istilah ruhani, kata ini lebih mengarah pada aspek kejiwaan, yang dalam istilah Al-Qur’an disebut nafs.

Dalam diri manusia, ruh berfungsi untuk :

1. Membawa dan menerima wahyu )Surat As-Syuara 193(

2. Menguatkan iman )Surat Al-Mujadalah 22(

(12)

C.Nafs

Para ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Qur’an menginformasikan bahwa yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada Surat Al-Anbiya ayat 35 dan Surat Al-Ankabut ayat 57, Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist menginformasikan bahwa ruh manusia menuju alam barzah sementara jasad mengalami proses pembusukan, menjelang ia bersenyawa kembali secara sempurna dengan tanah.

Alquran menjelaskan bahwa, nafs terdiri dari 3 jenis:

1. Nafs Al-amarah )Surat Yusuf ayat 53(, ayat ini secara tegas memberikan pengertian bahwa nafs amarah itu mendorong ke arah kejahatan.

2. Nafs Al-lawwamah )Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21( dari penjelasan ayat tersebut terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs lawwamah ini adalah jiwa yang condong kepada dunia dan tak acuh dengan akhirat.

3. Nafs Al-Muthmainnah )Surat Al-Fajr ayat 27-30(. Nafs muthmainnah ini adalah jiwa yang mengarah ke jalan Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan sehingga hidup berbahagia bersama Allah.

B.

Penciptaan manusia

hal ini merupakan prinsip pertama dari perkembangan yang dapat dipahami dalam al-quran, ketika menyatakan bahwa allah maha pencipta. Dengan kata lain, kehidupan manusia memiliki pola dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk tahapan dari perubahan samapi kematian.

Dalam surat al’mu’minun ayat 12-14Allah S.W.T berfirman ;

Artinya :

(13)

Dari ayat diatas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap. Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu pengetahuan modern.

Dari ayat al-quran diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari tanah. Tanah yang diinjak-injak sehari-hari. Di mulai dari apa yang dimakan sehari-hari, misalnya nasi,gandum,jagung,sayur-mayur dan buah-buahan hingga daging, segala makanan yang dikonsumsi manusia itu tumbuh dan mengambil sari makanan dari tanah.

Di dalam segala makanan itu ada segala macam saringan yang ditakdirkan Allah atas alam. Di dalam makanan itu terdapat protein, karbohidrat, zat besi, berbagai macam vitamin,sari makanan dan zat-zat lain yang memang sangat diperlukan bagi keperluan tubuh manusia. Sedangkan sari makanan tadi diproses lebih lanjut sehingga sebagian menjadi darah, hormon, air susu, lemak dan lain-lainnya termasuk air mani) bagi laki-laki( yang tersimpan dalam tulang sulbi dan ovum ) sel telur( bagi perempuan yang tersimpan dalam tulang dada. Dan dengan kehendak Allah maka pria dan wanita pun diciptakan untuk berpasang-pasangan karena dengan perpaduan gender mereka terciptalah suatu nutfah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah S.W.T dalam firmannya :

ٰىَثنُ ْلٱ َو َرَكّذلٱ إنْيَج ْوّزلٱ َقَلَخ ۥُهّنَأ َو

Artinya : dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. dari air mani, apabila dipancarkan )Q.S an-najm ayat 45-46(

Alquran tidak member penjelasan tentang sifat ruh. Tidak pula ada larangan di dalam al-quran intuk menyelidiki ruh yang gaib, sebab penyelidikan tentang ruh, mungkin berguna, mungkin pula tidak berguna, dalam hubungan dengan masalah ruh ini tuhan berfirman dalam surat al-isra:85

(85).

ِمْلِعْلا

َنِم

ْمُتيِتوُأ

اَم َو

يِب َر

ِرْمَأ

ْنِم

ُحوُرلا

ِلُقۖ

ِحوُرلا

ِنَع

َكَنوُلَأ ْسَي َو

للِإ

لليِلَق

Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” )Q.S. Al-Isra:85(.

Ayat-ayat diatas menunjukan bahwa manusia tumbuh dan berkembang mengikuti tahapan tertentu. Jika analisis, al-quran dan hadits secara umum membagi kehidupan manusia pertumbuhan dan perkebangan di dunia menjadi dua katagori besar, kelahiran dan pasca kelahiran.

(14)

۞

dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan yang di banding dengan makhluk lain.

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk yang memiliki karakter yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk yang lain adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memilikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.

Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan menusia adalah kemampuan untuk bergerak di darat, di laut maupun di udara. Sedan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di air, namun tetap saja mempunyai kterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain di i surat al-Isra ayat 70.

Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.

Manusian memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut al-Quran menyebabkan adanya konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan. Diantara karakteristik manusia adalah:

1.Aspek kreasi

Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.

(15)

Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta di sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.

3. Aspek kehendak

Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat.

4. Pengarahan akhlak

Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.

Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Seperti dalam surat al- Araaf, 129 dan at-Tin, 4.

D.

Tujuan penciptaan manusia

ِنوُدُب ْعَيِل للِإ َسْنِ ْلا َو لنِجْلا ُتْقَل َخ اَم َو

56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. )Qs:Adz-dzariat 56(

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan vertical )manusia dengan Tuhan( maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal ) manusia dengan alam semesta dan manusia(.

Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh karena itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah berfirman:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. )az-Zaariyaat, 51:56-58(.

(16)

Penyembahan yang sempurna dari seseorang manusia akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam semesta. Keseimbangan alam dapat terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh. Keseimbangan pada kehidupan manusia tidak sekedar akan menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain, inilah tujuan penciptaan manusia di tengah-tengah alam.

E.

Tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah

Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam hidupnya manusia tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan. Adanya hubungan ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan allah adalah hubungan makhluk dengan khaliknya. Dalam masalah ketergantungan, hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan serta ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang maha kuasa, yang maha perkasa, yang maha bijaksana, yang maha sempurna, ialah allah rabbul’alamin, Allah Tuhan yang Maha Esa.

Kebahagian manusia di dunia dan akhirat, tergantung kepada izin dan ridho allah. Dan untuk itu Allah memberikan ketentuan-ketentuan agar manusia dapat mencapainya. Maka untuk mencapainya kebahagian dunia dan akhirat itu dengan sendirinya kita harus mengikuti ketentuan-ketentuan dari allah SWT. Apa yang telah kita terima dari allah SWT.

Jadi berdasarkan hadits AL-Lu’lu uwal kewajiban manusia kepada Allah pada garis besar besarnya ada 2 :

1) mentauhidkan-Nya yakni tidak memusyrik-Nya kepada sesuatu pun. 2) beribadat kepada-Nya

Orang yang demikian ini mempunyai hak untuk tidak disiksa oleh Allah, bahkan akan diberi pahala dengan pahala yang berlipat ganda, dengan

sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat bahkan dengan ganda yang tak terduga banyaknya oleh manusia. Dalam al-quran kewajiban ini diformulasikan dengan :

1) iman. 2) amal saleh

Beriman dan beramal saleh itu dalam istilah lain disebut takwa. Dalam ayat (Q.S al-baqorah ayat 177) iman dan amal saleh, yang disebut takwa dengan perincian :

1) iman kepada Allah : kepada hari akhir, kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab, dan kepada nabi-nabi.

2) amal saleh :

a. Kepada sesama manusia : dengan memberikan harta yang juga senang terhadap harta itu, kepada kerabatnya kepada anak-anak yatim kepada orang-orang miskin kepada musafr yang membutuhkan pertolongan (ibnu sabil) b. Kepada Allah : menegakan / mendirikan shalat, menunaikan zakat c. Kepada diri sendiri : menempati janji apabila ia berjanji, sabar delam kesempitan, penderitaan dan peperangan.

Kesemuanya itu adalah dalam rangka ibadah kepada allah memenuhi manusia terhadap khalik.

F.

Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah

(17)

ْنَع

Allah menjadikanmu khalifah di dunia, maka (Allah) akan melihat bagaimana kamu melaksanakannya. Maka takutlah kamu akan dunia dan takutlah akan (ftnah karena) wanita, sesungguhnya ftnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah dalam (masalah) wanita.” (HR Muslim)

1. (QS. Al Hadid :25)

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya.

2. Al baqarah : 30

(18)

Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang di pikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.

Dua peran yang di pegang manusia di muka bumi. Sebagai khalifah dan ‘abd merupakan perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup, yang sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu hidup seorang muslim akan di penuhi dengan amaliah, kerja keras yang tiada henti, sebab bekerja bagi seorang muslim adalah membentuk satu amal shaleh. Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan sebagai makhluk Allah, bukanlah dula hal yang bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan tidak terpisahkan. Kekhalifaan adalah ralisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang menciptakannya.

Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah, seprti firman Allah dalam surat ath-Thin:4.

Dengan demikian, manusia sebagai khalifah Allah merupakan satu kesatuan yang menyampurnakan nilai kemanusiaan yang memiliki kebebasan berkreasi dan sekaligus menghadapkannya pada tuntutan kodrat yang menempatkan posisinya pada ketrbatasan.

Perwujudan kualitas keinsanian manusia tidak terlepas dari konteks sosial budaya, atau dengan kata lain kekhalifaan manusia pada dasarnya diterapkan pada konteks indvisu dan sosial yang berporos pada Allah, seperti firman Allah dalam Muthathohirin:112.

BAB 1V

KESIMPULAN

(19)
(20)

BAB V

PENUTUP

Selesailah pembahasan kita tentang “hidup dan tugas manusia”. Makalah ini tersusun berkat kerjasama yang baik antar anggota kelompok 3, walaupun makalah ini telah tersusun. Namun tidak menutup kemungkinan adanya kekurangsempurnaan. Untuk itu saran dan kritik sanagat diharapkan, demi lebih sempurnanya makalah yang akan kami susun berikutnya.

Jadi, tujuan hidup kita yaitu mengabdi atau bekerja untuk ALLAH guna mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat dengan melalui ridha-Nya.

Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia

Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia.

Mudah-mudahanan kita sebagai pekerja-pekerja atau hamba-hamba ALLAH yang baik,yang taat, maka marilah kita perbaharui niat dan tujuan hidup kita semoga kita semua mendapat kasih sayang , kepercaaan dan cinta ALLAH. Semoga hidup yang sekali ini akan sukses dan diberkahi oleh ALLAH.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Djatnika, Rachmat. 1996. Sistem Ethika Islam. Jakarta: pustaka panjimas.

Hasan, Aliah B purwakania . 2006 . Psikologi Perkembangan Islam . Jakarta:

Rajagrafindo persada.

Husnan, Djaelan, dkk. 2009. Islam Integral Membangun Kepribadian Islami. Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta.

Rachmat, Noor. 2009. Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia. Depok: Ulinnuha press.

http://carapedia.com/

pengertian_defnisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html http://limubermanfaat.blogspot.com/2011/01/fungsi-dan-peran-manusia.html

http://monggominarak.blogspot.com/2011/12/proses-kejadian-manusia-dalam.html

http://www.scribd.com/doc/48595986/6/Tanggung-Jawab-Manusia-sebagai-Hamba-dan-Khalifah-Allah

http://cintailmuku1.blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan.Hal ini, yang menjadi tujuan utama dilakukannya

Hanya dengan pemahaman dan penghayatan yang valid atas nilai filsafat Pancasila sebagai ideologi nasional, kita akan lebih memahami asas fundamental ajaran

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner gaya kepemimpinan yang diadaptasi dari MLQ 5x-short form yang digunakan untuk

III-1 Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh suatu informasi yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian yang terkait

Perkebunan Nusantara II Batang Serangan dikatakan produk berkualitas apabila tercapainya kesesuaian antara hasil produksi yang dihasilkan dengan rencana target standar mutu yang

Hasil pada Gambar 4 menunjukkan bahwa dari 12 primer Xa7 -SNP yang didisain berdasarkan sekuen region gen Xa7 , terdapat 2 region yang signifikan terhadap data fenotipe tingkat

Pendugaan bobot badan sapi Aceh baik pada umur sapih maupun umur satu tahun dapat dilakukan secara praktis dengan meng- gunakan dimensi ukuran tubuh (lingkar dada,

Perkap Nomor 7 Tahun 2005 pada Pasal 3 memperbolehkan seorang polisi untuk menjadi penasihat hukum namun sekedar mengingatkan kembali bahwa terdapat asas Lex