• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Bisnis Tanggung jawab perusahaan t

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Etika Bisnis Tanggung jawab perusahaan t"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Etika Bisnis

Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap

Keselamatan dan Kesehatan Tenaga

Kerja

Kelompok 5

Nabil Basthomy (F3214044/22)

Putri Handayani (F3214054/ )

Via Anta

(F3214073/34)

(2)

Latar Belakang

Banyak kegiatan bisnis sekarang mengabaikan perlindungan terhadap tenaga kerja sebagai hak dasar. Salah satunya pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3). Satu sisi kegiatan bisnis tidak hanya mementingkan outputnya melainkan juga harus memikirkan bagaimana tenaga kerjanya didalam melakukan pekerjaan berada dalam keadaan nyaman, sehat, dan aman. Sehingga terjadi kesinambungan antara pemilik perusahaan dengan para tenaga kerja yang dapat berdampak baik bagi perusahaan

Pelaku bisnis yang visioner tidak hanya berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan yaitu pemenuhan target produksi baik barang maupun jasa dalam kegiatan bisnisnya, melainkan memperhatikan tenaga kerjanya sebagai aset perusahaan yang perlu mendapat perlindungan terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai bagian yang terintegrasi dalam etika bisnis. Perlindungan tenaga kerja terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja dari perspektif etika bisnis ditujukan untuk mengeliminir sumber-sumber bahaya di tempat kerja yang menimbulkan risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, disamping mendapat upah yang layak (di atas upah minimum) sebagai pemenuhan hak-hak normatif.

Apa itu Tanggung jawab Perusahaan

(3)

dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability perusahaan.

Kesehatan dan Keselamatan kerja

Bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan

dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.

Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan kesehatan

kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan,teknik industri, kimia, fisika

kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.

Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit

(4)

tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:

1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan 2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan

3. Menghemat biaya premi asuransi

4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada

karyawannya

D. Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu:

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.

b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan Udara

a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).

b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3. Pengaturan Penerangan

a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat. b. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

4. Pemakaian Peralatan Kerja

a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.

(5)

a. Stamina pegawai yang tidak stabil.

b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.

Beberapa kasus yang menjadi masalah kesehatan yang sering terjadi bagi para karyawan adalah : a. Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan

Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang menggunakan bantuan dari obata-obatan dan meminum alkohol untuk menghilangkan stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini, perusahaan dapat melkaukan pemeriksaan rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan sebelumnya dan perusahaan tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang merusak dan penurunan kinerja (missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi, psikomotor berkurang)

b. Stress

Stresadalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan kepada tubuh tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun beberapa diantaranya adalah:

1. Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan kondisi kerja

2. Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial c. Burnout

"Burnout” adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun fisik. Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Burnout mengakibatkan kelelahan emosional dan penurunan motivasi kerja pada pekerja. Biasanya dialami dalam bentuk kelelahan fisik, mental, dan emosional yang intens (beban psikologis berpindah ke tampilan fisik, misalnya mudah pusing, tidak dapat berkonsentrasi, gampang sakit) dan biasanya bersifat kumulatif

(6)

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja merupakan kasus yang paling dominan di tempat kerja dan cenderung meningkat dari waktu ke waktu baik secara nasional maupun global. Di Indonesia, kasus penyakit akibat kerja tidak terdata mengingat kasusnya tidak dilaporkan karena tidak ada pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, hanya kejadian kecelakaan kerja yang dicatat dan dilaporkan. Kasus kecelakaan kerja dan jumlah kematian akibat kecelakaan kerja akan melonjak apabila upaya pencegahan tidak dilakukan.

Iklim K3 di perusahaan berkorelasi dengan angka kecelakaan kerja, angka kecelakaan kerja lebih sedikit terjadi di perusahaan dengan iklim (pelaksanaan) K3 yang baik dibanding perusahaan dengan iklim K3 yang tidak kondusif dalam arti tidak ada upaya pengendalian risiko yang merupakan inti dari pelaksanaan K3.

Tidak ada bukti bahwa perusahaan dalam jangka waktu panjang diuntungkan dengan

tingkat pelaksanaan K3 yang rendah. Sebaliknya penelitian ILO berdasarkan informasi dari

World Economic Forum dan The Lausanne Institute of Management IMD

menunjukkan bahwa negara-negara yang berkompetisi merupakan negara yang paling aman (tingkat pelaksanaan K3 tinggi). Negara dengan tingkat keselamatan kerja yang rendah, kesehatan kerja yang rendah, dan pendapatan yang rendah tidak mampu berkompetisi dan pelaksanaan K3 tidak dapat berkelanjutan.

Kesehatan kerja para buruh wajib menjadi perhatian perusahaan karena mereka merupakan sumber daya manusia yang menentukan hasil produksi perusahaan. Jika sumber dayanya tidak dapat bekerja secara maksimal, maka perusahaan juga tidak akan mungkin bisa memperoleh hasil yang maksimal pula.

Pada dasarnya undang-undang di Indonesia mengatur hal-hal yang menjadi kewajiban perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Di antara kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah:

1. Perusahaan harus menaati standar kesehatan yang ditetapkan pemerintah dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

(7)

3. Pihak perusahaan juga harus menanggung biaya perawatan dan pengobatan karyawannya, terutama apabila penyakit yang diderita oleh karyawan tersebut merupakan akibat dari pekerjaan yang dilakukannya atas perintah perusahaan.

Di Indonesia, terdapat undang-undang khusus yang memang sengaja dibentuk untuk membahas mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Setidak-tidaknya, terdapat 7 landasan dasar undang undang yang mengatur kesehatan kerja. Di antaranya:

• Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 • Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 • Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 • Undang Undang Nomor 3 Tahun 1992 • Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004

• Peraturan Pemerintah/ PP Nomor 25 Tahun 2000 • Kemendagri Nomor 130-67 Tahun 2002

Kesehatan Kerja dan BPJS

Salah satu lembaga yang memang dikhususkan untuk mengatur kesehatan kerja para buruh Indonesia. BPJS memiliki program jaminan pemeliharaan kesehatan yang tidak hanya meliputi kesehatan pekerjanya saja, tetapi juga keluarga pekerja tersebut. Selain itu, BPJS juga membentuk program khusus yang menanggulangi masalah kecelakaan kerja.

(8)

jaminan kesehatan PT Askes Indonesia menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga kerjaan PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Cakupan program yang diberikan oleh pihak BPJS meliputi: pelayanan rawat jalan tingkat pertama ataupun tingkat kedua (lanjutan), pelayanan rawat inap rumah sakit, pelayanan persalinan, pelayanan khusus, emergensi.

Setiap peserta BPJS memiliki hak yang sama. Di mana hak tersebut meliputi:

Perlakuan sama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, kecuali pelayanan khusus yang hanya diberikan kepada anggota Jamsostek dan bukan kepada keluarga. Yang meliputi tanggungan Jamsostek adalah peserta beserta istri dan 3 orang anak yang belum berusia 21 tahun

• Memilih fasilitas kesehatan sesuai dengan tempat di mana dia tinggal.

• Jika dalam keadaan emergensi, peserta Jamsostek dapat lansung menghubungi pelaksana pelayanan kesehatan

• Peserta berhak menganti fasilitas kesehatan rawat jalan tingkat satu yang hanya diizinkan untuk jangka waktu enam bulan, kecuali peserta tersebut berpindah domisili.

• Peserta juga dapat menyampaikan keluhan.

• Tenaga kerja ataupun istri berhak untuk mendapatkan pelayanan persalinan untuk anak 1, 2, dan 3.

Pelanggaran Kesehatan Kerja oleh Perusahaan

(9)

Sekarang ini, Indonesia hanya mempunyai pengawas ketenagakerjaan sebanyak 2.384 yang menangani sekitar 216.547 perusahaan. Jumlah tersebut tentu saja tidak memenuhi standar yang ada. Karena Indonesia memiliki banyak perusahaan, baik yang berukuran besar ataupun yang hanya sebagai usaha kecil menengah.

Banyak di antara para pekerja dengan gaji di bawah UMR, tidak dilengkapi dengan Jamsostek (sekarang bergabung menjadi BPJS). Sehingga mereka harus menanggung sendiri biaya pengobatan apabila terjadi kecelakaan kerja.

Undang-undang telah mengatur setiap tindakan yang berhubungan dengan kesehatan kerja. Pelanggaran undang-undang tersebut dapat dijatuhi sanksi atau hukuman peradilan. Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, namun tidak mendapatkan biaya pengobatan dari perusahaan tempat dia bekerja, dapat melaporkannya ke pihak urusan tenaga kerja. Yang kemudian akan menindak lanjuti kasus tersebut.

Seperti yang pernah terjadi pada januari 2012, terjadi pelanggaran pembayaran upah dan jaminan sosial tenaga kerja pada salah satu perusahaan di kalimantan. Perusahaan yang bersangkutan kemudian harus menjalani pemeriksaan dan peradilan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Perusahaan yang terbukti melanggar peraturan ketenagakerjaan yang telah ditetapkan pemerintah akan ditindaklanjuti dengan pemberian nota pertama sebagai bentuk peringatan. Jika masih terdapat pelanggaran maka perusahaan tersebut akan menerima nota ke-2 dan ke-3.

(10)

Begitu pentingnya kesehatan kerja para pekerja perusahaan-perusahaan seharusnya dapat menghargainya dengan memberikan hak-hak para pekerjanya.

Beberapa hal yang harus dilakukan adalah:

1. Memperkuat peran pemerintah sebagai otoritas kekuasaan dalam melindungi kepentingan rakyatnya, dalam hal ini kalangan pekerja.

2. Meningkatkan kesadaran kalangan industri, dalam hal ini pengusaha dan pekerja, tentang arti penting kesehatan kerja. Bagi para pengusaha, perlu ditanamkan bahwa masalah kesehatan kerja adalah sebuah investasi jangka panjang demi meningkatkan kinerja perusahaan.

3. Mengembangkan peran media massa sebagai pihak yang berfungsi sebagai kontrol sosial dalam menyikapi masalah kesehatan kerja dalam sebuah perusahaan.

4. Mengajak lembaga-lembaga sosial yang bergerak di bidang kesehatan, untuk turut mengkampanyekan pemahaman dan arti penting kesehatan kerja. Hal ini demi menyatukan pemikiran tentang makna kesehatan kerja pada masyarakat.

Kesimpulan

(11)

Daftar Pustaka

1. http://melihatduniamona.blogspot.co.id/2014/10/review-jurnal-integrasi-etika-bisnis.html 2. http://www.academia.edu/5339093/MAKALAH_ETIKA_BISNIS

3. www.sucofindo.co.id

4. http://www.mikroskil.ac.id/ejurnal/index.php/jwem/article/view/66

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda

Penelitian lain dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, menunjukkan pengetahuan mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian malaria (p

Oleh karena itu warna tersebut dapat diterapkan dalam berbagai media seperti filter foto, supergrafis, dan warna pada elemen visualnya untuk menunjukan identitas

Merasakan diri pulih sepenuhnya setelah menjalani pemulihan dipusat serenti ini dan bersyukur kerana tidak terlibat dengan dadah yang lebih berat seperti heroin

secara bersama. Empat pilar ini menyiratkan bahwa pendidikan moral dan etika haruslah dilakukan melalui pembinaan secara terus menerus sampai terjadi internalisasi

Dari sisi sistem yang dibutuhkan adalah database karena semua aplikasi web yang akan dibuat semua terhubung ke database dan akan melakukan tiga tahap yaitu input,

Adsorpsi asam humat pada permukaan padatan merupakan proses yang kompleks yang tergantung pada sifat permukaan zeolit alam dan sifat larutan asam humat itu