• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memikirkan Ulang Investasi Asing Langsun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Memikirkan Ulang Investasi Asing Langsun"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Memikirkan Ulang Investasi Asing Langsung pada Negara-Negara Berkembang

Pada dekade 90-an, di negara berkembang terjadi perkembangan pesat pada investasi asing langsung khususnya dalam bidang infrastruktur, dikarenakan perubahan yang terjadi pada sikap pemerintah negara berkembang yang

memungkinkan para perusahaan multi nasional untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dalam sektor infrastruktur di negara berkembang.

Perkembangan pesat yang disebabkan oleh kebutuhan meningkat akan investasi di negara berkembang dipenuhi oleh investor asing. Karena investor tesebut berasumsi bahwa negara berkembang tujuan investasi akan mengadopsi kebijakan yang mendukung investasi asing infrastruktur seperti pada investasi asing manufaktur.

Hal-hal yang mendukung para investor asing untuk berinvestasi pada saat itu di negara berkembang adalah:

- Kepercayaan bahwa dalam sektor infrastruktur telah kehilangan karakteristik monopolinya dan karenanya butuh regulasi pemerintah. - Globalisasi dalam sektor infrastruktur akan sangat menguntungkan para

investor pionir.

- Resiko perusahaan multi nasional akan terkendali dikarenakan adanya teknik keuangan yang baru.

- Keadaan iklim investasi di negara berkembang yang semakin membaik pada dekade 90-an.

- Serta, negara berkembang tidak lagi menasionalisasikan aset-aset para investor asing.

Walaupun pemerintah di negara berkembang bukan lagi berperan sebagai pelaksana layanan infrastruktur, tapi pemerintah tetap berperan penting sebagai penyedia, pembiaya serta regulator dari perusahaan infrastruktur swasta, sehingga resiko regulasi tetap tinggi pada investasi infrastruktur.

Perusahaan multi nasional harus memikirkan lagi strateginya dalam berinvestasi dengan lebih baik dalam menilai resiko serta perbedaan mendasar antar sektor infrastruktur dan juga antar pemerintah negara-negara berkembang tempat berinvestasi. Pada saat yang sama, pemerintah juga perlu meningkatkan kredibilitasnya pada perusahaan multi nasional.

(2)

Iklim investasi pada negara berkembang untuk investasi asing langsung yang berangsur membaik di tahun 1990an, pemerintah tuan rumah menjamin perubahan yang mendukung investasi asing di berbagai sektor, yang

memberikan kebebasan bagi investor asing dalam menjalankan proyek. PBB juga telah mengubah daftar sebagian besar negara berkembang menjadi tempat yang baik bagi investasi. Membaiknya iklim investasi juga dipengaruhi oleh tumbangnya sistem komunis internasional pada dekade yang sama, sehingga banyak negara yang dahulunya menganut sistem komunis menjadi negara yang terbuka bagi ekonomi pasar terbuka dan investasi asing.

Perkembangan pesat investasi asing pada sektor infrastruktur membutuhkan adanya keberlangsungan permintaan dan penyediaan dari modal swasta asing kepada negara tuan rumah. Dari dua kecenderungan ini, pergeseran ke atas dalam permintaan negara-negara tuan rumah dapat dijelaskan dengan mudah, tetapi pada pergeseran ke atas dalam penyediaan modal asing akan lebih rumit. Sekitar dekade 70an sampai 80an, perusahaan negara pada negara

berkembang terkendala dalam hal keuangan dan operasional yang membatasi perusahaan negara tersebut untuk memperluas kapasitas atau memanfaatkan kapasitas yang telah tersedia untuk membangun sektor infrastruktur. Bank Dunia serta IMF memanfaatkan kondisi tersebut untuk menawarkan bantuan dengan imbalan swastanisasi perusahaan negara serta perubahan pada peraturan dibidang infrastruktur. Negara industri juga mendukung program tersebut sehingga memberikan alasan bagi negara berkembang untuk

membuka peluang bagi swasta untuk berpartisipasi dalam bidang infrastruktur negara-negara berkembang.

- Partisipasi swasta dalam sektor infrastruktur terdiri dari 3 bentuk;

- Sebagai investasi oleh perusahaan milik negara yang diswastanisasikan, - Sebagai investasi awal baru yang dihasilkan oleh adanya penataan ulang

peraturan pemerintah dibidang infrastruktur,

- Dan investasi tambahan oleh perusahaan negara yang disewa dan ditempatkan dibawah menajemen swasta.

Dengan masuknya partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur di negara berkembang telah menguntungkan investor asing dikarenakan

produktivitas dan pemasaran yang berkembang, akan tetapi konflik kepentingan dengan pemerintah negara tuan rumah kadang mengurangi keuntungan

perusahaan swasta.

(3)

terganggu oleh ancaman kompetisi produk impor seperti yang terjadi pada sektor manufaktur. Sehingga sifat inilah yang bisa menjadi masalah bagi bisnis infrastruktur yang cenderung bekerja dengan kinerja yang buruk oleh sebab itu peraturan pemerintah menjadi sangat mutlak. Akan tetapi, peraturan

pemerintah tersebut juga sebaliknya dapat menjadi resiko baru bagi investor swasta dikarenakan adanya potensi bagi pemerintah untuk tidak melanjutkan perjanjian yang telah dibuat dengan para investor pada saat penanaman investasi.

Salah satu penjelasan khusus untuk perkembangan infrastruktur yang terjadi di negara berkembang pada dekade 90an adalah para investor asing percaya bahwa resiko dalam penanaman investasi asing langsung di sektor infrastruktur telah berkurang dan sektor tersebut tidak lagi besifat terlalu monopoli

dikarenakan perubahan teknik dan peraturan yang lebih efisien sehingga menciptakan iklim persaingan yang sehat seperti yang terjadi di negara maju. Keuntungan cepat dalam industry globalisasi juga menarik investor asing pionir untuk menanamkan investasinya dikarenakan sebagai investor pionir, investasi yang ditanamkan belum marak pesaing pada negara tuan rumah dan

investasinya yang tergolong masih baru. Akan tetapi, dalam prosesnya,

keuntungan yang di dapatkan oleh investor asing tidak setinggi harapan awal sebab perusahaan tidak memberitahukan informasi tetap pada dasar tarif hasil dari investasi investasi individu suatu infrastruktur. Investor yang selanjutnya pun ikut dalam investasi asing langsung pada suatu negara berkembang akan meramaikan kompetisi.

Para investor asing juga termotivasi oleh tujuan bahwa perusahaan rekanan mereka juga dapat menjual berbagai jenis produk dan layanan kepada proyek infrastruktur. Jadi mereka tetap bisa berharap dapat menjual produk dan layanan infrastruktur ke dalam suatu proyek walaupun disaat keadaan inflasi sehingga dapat menutup perubahan biaya investasi seperti pada awal proyek. Akan tetapi, banyaknya perubahan pada iklim investasi asing terkadang juga menjadi kurang memiliki relevansi untuk investasi asing pada proses

penanaman investasi di sektor infrastruktur khususnya, yang disebabkan oleh karena kebanyakan negara berkembang tujuan investasi tetap mengandalkan penunjukan dan penyaringan yang lama serta berbelit juga syarat tertentu untuk penanaman proyek investasi. Walaupun begitu, Tahun 1990an tetap merupakan tahun yang ramai bagi perusahaan infrastruktur asing, dikarenakan perubahan cepat oleh peraturan pemerintah tuan rumah investasi yang

mengundang investor asing lain dan menciptakan kompetisi kedalam pasar infrastuktur dalam negeri.

Keuntungan-keuntungan tersebut juga berkontribusi menumbuhkan suatu teknik pembiayaan proyek oleh perusahaan swasta asing, sebuah cara dimana

(4)

proyek tunggal ke ekuitas yang diinvestasikan kedalamnya tanpa harus

meresikokan seluruh perusahaan hanya pada suatu proyek tunggal yang gagal. Pengurangan resiko juga dilakukan perusahaan swasta asing dengan melakukan investasi infrastruktur melalui perjanjian kerja sama dengan beberapa rekanan perusahaan lain baik asing maupun perusahaan lokal. Perusahaan lokal juga dapat berperan sebagai penghubung antara perusahaan asing dengan para pejabat pemerintah dengan pengaruh politiknya.

Dengan berbagai inovasi keuangan seperti teknik keuangan proyek dan pengamanannya, akan menawarkan perusahaan asing dan investornya

kesempatan untuk berbagi keuntungan dan meminimalisirkan resiko yang ada serta mengembangkan investasi pada berbagai macam proyek lainnya di negara berkembang.

Banyak negara berkembang tujuan investasi pada tahun 1990an setuju dengan kesepakatan arbitrase internasional untuk menciptakan badan regulator

independen yang mengatur tentang investasi dibidang infrastruktur secara adil dan professional. Organisasi internasional seperti IMF dan Bank Dunia pun juga memiliki pengaruh politik kepada kebanyakan negara berkembang, sehingga para investor asing dapat mengandalkan pengaruh tersebut untukm dapat menjamin kelangsungan proyek investasinya di negara-negara berkembang. Infrastruktur biasanya berada diluar jangkauan perjanjian internasional. Investor asing mungkin percaya bahwa sektor infrastruktur telah banyak kehilangan karakteristik monopolinya, walaupun ini benar tetapi, sebagian dari sektor infrastruktur juga masih bergantung pada peraturan pemerintah. Pemerintah juga masih memiliki peranan sebagai penyedia, dan kostumer dari sektor investasi swasta. Hal itu membuat perusahan swasta asing mengurangi resiko yang mungkin muncul dengan menciptakan berbagai metode keuangan dan asuransi modal pinjaman. Tetapi semua metode tersebut tidak pasti semuanya berhasil. Perusahaan asing mungkin terlalu menilai tinggi keuntungan dari globalisasi dari sektor infrastruktur atau keuntungan menjadi pionir di negara berkembang.

Oleh karenanya perusahaan asing juga perlu menilai kembali denga seksama strategi mereka dari dekade 90an yang berdasar dari motivasi keuntungan cepat dan besar akibat proses globalisasi yang terjadi. Perusahaan asing juga harus dapat membedakan perbedaan antar sektor investasi, seperti sektor infrastruktur yang memiliki sifat penting. Kewaspadaan terhadap eksplorasi administrasi, kemungkinan pengambil alihan proyek di negara berkembang juga patut di waspadai walaupun sudah jarang terjadi, tetapi potensi pemerintah setempat yang mungkin juga mengambil keuntungan berlebih dari proyek perusahaan asing perlu dipikirkan.

(5)

infrastrukturnya. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah harus bekerja keras untuk menaikkan tingkat kepercayaan para investor asing. Salah satu komponen utama dalam meningkatkan kepercayaan investor asing adalah dengan proses transparansi dalam pemberian kontrak konsesi, semakin transparan prosesnya, semakin kuatnya kontrak agar tidak dirubah oleh pemerintahan selanjutnya. Dengan transparansi, korupsi juga dapat diminimalisir. Kebijakan Bank Dunia dan IFC seharusnya menjadi pegangan investor asing untuk menekan politik lokal. Di waktu yang sama, pemerintah setempat juga harus mengikuti hukum internasional. Penguatan institusi pendukung dan pengawas investasi juga perlu dilakukan agar dapat menjamin keberlangsungan investasi asing di negara berkembang.

Investasi Asing Langsung telah menjadi sumber penting pembiayaan eksternal pribadi untuk negara-negara berkembang. Hal ini berbeda dari jenis lain dari modal swasta eksternal mengalir yang dimotivasi terutama oleh prospek jangka panjang investor untuk membuat keuntungan dalam kegiatan produksi yang mereka langsung mengontrol. Pinjaman bank asing dan investasi portofolio, tidak diinvestasikan dalam kegiatan dikendalikan oleh bank atau investor

portofolio, yang sering dimotivasi oleh pertimbangan keuntungan jangka pendek yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor (suku bunga) dan rentan terhadap kawanan perilaku pasar. Perbedaan ini disorot dengan pola pinjaman bank dan investasi ekuitas portofolio di satu sisi, dan investasi asing di sisi lain, ke negara-negara Asia dilanda krisis keuangan pada tahun 1997. Investasi asing mengalir pada tahun 1997 untuk lima paling negara yang terkena dampak tetap positif dalam semua kasus dan menurun hanya sedikit, sedangkan pinjaman bank dan arus investasi ekuitas portofolio menurun tajam dan bahkan berbalik negatif pada tahun 1997.

Sementara Investasi Asing Langsung merupakan investasi dalam fasilitas produksi, signifikansi untuk negara-negara berkembang jauh lebih besar. Investasi asing langsung tidak hanya dapat menambah diinvestasikan sumber daya dan pembentukan modal, tetapi juga sarana mentransfer teknologi produksi, keterampilan, kemampuan inovatif, dan praktik organisasi dan manajerial antara lokasi, serta mengakses jaringan pemasaran internasional. Pertama untuk manfaat yang perusahaan yang merupakan bagian dari sistem transnasional (yang terdiri dari perusahaan induk dan afiliasi) atau yang

langsung terkait dengan sistem tersebut melalui pengaturan non ekuitas, tetapi aset ini juga dapat ditransfer ke perusahaan domestik dan ekonomi yang lebih luas dari negara-negara tuan rumah jika lingkungan kondusif. Semakin besar pasokan dan distribusi hubungan antara afiliasi asing dan perusahaan domestik, dan kuat kemampuan perusahaan dalam negeri untuk menangkap kelebihan dari kehadiran dan persaingan dari perusahaan asing, semakin besar

(6)

kegiatan mereka di negara tertentu di tempat pertama, sehingga kebijakan menjadi sangat penting.

Negara-negara berkembang telah, selama dekade terakhir atau lebih, mulai bersifat liberalisasi pada kebijakan nasional mereka untuk membangun kerangka peraturan ramah bagi investasi asing oleh aturan yang lebih ramah tentang masuk pasar dan kepemilikan asing, meningkatkan standar jaminan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan asing, dan meningkatkan fungsi pasar . Ini "inti" kebijakan penting karena Investasi asing langsung tidak hanya akan mengambil tempat di mana ia sangat terhambat. Namun, perubahan kebijakan memiliki efek asimetris lokasi keadaan investasi asing langsung: perubahan ke arah keterbukaan yang lebih besar memungkinkan perusahaan untuk membangun diri di lokasi tertentu, tapi. Perubahan ke arah yang kurang keterbukaan (misalnya, nasionalisasi atau penutupan masuk) akan memastikan pengurangan investasi asing langsung.

Dengan kerangka kebijakan investasi asing langsung menjadi lebih serupa, negara-negara yang tertarik dalam mendorong arus masuk investasi berfokus pada langkah-langkah yang memfasilitasi bisnis. Ini termasuk promosi investasi, insentif investasi, layanan purna investasi, perbaikan fasilitas, dan langkah-langkah yang mengurangi " kerumitan " biaya melakukan bisnis. Langkah-langkah ini telah menjamur dan menjadi lebih canggih, menargetkan investor dan investasi individu dalam industri tertentu. Setelah investasi layanan menjadi penting karena mereka dapat mendorong reinvestasi oleh investor yang ada, yang dapat memberikan publisitas untuk negara tuan rumah, dan memicu investasi lebih lanjut. Insentif keuangan atau fiskal juga digunakan untuk menarik investor, meskipun mereka biasanya mencari ke dalam keputusan lokasi investor hanya ketika penentu ekonomi tersedia.

Faktor penentu yang paling penting untuk lokasi investasi asing langsung adalah pertimbangan ekonomi, yang datang ke dalam bermain penuh setelah kerangka kebijakan investasi asing langsung memungkinkan untuk dilaksanakan. Mereka dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yang berkaitan dengan ketersediaan lokasi-terikat sumber daya atau aset; yang berkaitan dengan ukuran pasar untuk barang dan jasa; dan yang terkait dengan biaya kelebihan produksi. Meskipun banyak faktor yang menarik investasi ke lokasi-seperti tertentu sebagai sumber daya alam yang melimpah; pasar negara tuan rumah besar; atau murah,

fleksibel tenaga kerja tetap penting, kepentingan relatif mereka berubah sebagai perusahaan transnasional, dalam konteks globalisasi dan liberalisasi ekonomi yang dunia, semakin mengejar strategi baru untuk meningkatkan daya saing mereka.

Liberalisasi perdagangan dan investasi asing dan teknologi, dikombinasikan dengan deregulasi dan privatisasi, tidak hanya meningkatkan akses perusahaan 'ke pasar untuk barang dan jasa dan faktor-faktor produksi tetapi juga

(7)

memaksa perusahaan untuk mencari pasar baru, sumber daya, dan aset di luar negeri. Pada saat yang sama, kemajuan teknologi telah meningkatkan

kemampuan perusahaan untuk mengkoordinasikan jaringan produksi

internasional. Perusahaan sedang mengembangkan portofolio sumber daya manusia aset-lokasional, infrastruktur, dan akses pasar-untuk kekuatan mereka sendiri dalam rangka meningkatkan daya saing mereka secara keseluruhan. Sementara motif tradisional yang berkaitan dengan investasi asing (pencarian pasar, pencarian sumber daya, dan pencarian efisiensi) belum hilang, mereka sedang dimasukkan ke dalam strategi yang lebih luas kompetitif-meningkatkan perusahaan. Ini telah berubah menjadi strategi yang berdiri sendiri berdasarkan sebagian besar otonom produksi oleh afiliasi asing, strategi integrasi sederhana berdasarkan sejumlah hubungan yang kuat di tingkat produksi, strategi integrasi kompleks yang melibatkan, di mana menguntungkan, membelah proses

produksi ke dalam kegiatan tertentu atau fungsi dan melakukan masing-masing di lokasi yang paling hemat biaya dari sudut pandang sistem perusahaan secara keseluruhan.

Perusahaan transnasional ingin berinvestasi tidak hanya menerima begitu saja kehadiran kerangka kebijakan negara pada investasi asing dan berbagai

langkah-langkah fasilitasi bisnis tetapi juga mencari kombinasi pengurangan biaya, pasar yang lebih besar, dan "menciptakan" aset yang dapat membantu mereka mempertahankan keunggulan kompetitif. Aset dibuat termasuk

infrastruktur komunikasi, jaringan pemasaran, teknologi, dan kapasitas inovatif dan sangat penting untuk memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan daya saing mereka di dunia yang cepat berubah. Meningkatnya pentingnya aset tersebut mungkin adalah pergeseran yang paling penting yang telah terjadi di antara faktor-faktor penentu ekonomi investasi dalam liberalisasi dan globalisasi ekonomi dunia. Konfigurasi baru juga lebih memperhatikan ekonomi yang timbul dari pengelompokan kegiatan ekonomi, ketersediaan sarana prasarana, akses ke pasar regional, dan harga yang kompetitif sumber daya yang relevan dan fasilitas.

Tantangan bagi negara-negara berkembang adalah untuk mengembangkan faktor penentuan lokasi investasi asing langsung dengan baik dan mencocokkan kebijakan dengan strategi korporasi. Kebijakan dimaksudkan untuk memperkuat sistem inovasi nasional dan mendorong penyebaran teknologi adalah pusat karena mereka mendukung kemampuan untuk menciptakan aset

Menyadari bahwa investasi asing langsung dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi, semua pemerintah negara ingin menarik itu. Pasar dunia untuk investasi tersebut sangat kompetitif, dan negara-negara

berkembang, khususnya, mencari investasi tersebut untuk mempercepat upaya pembangunan mereka. Dengan kerangka kebijakan liberal menjadi biasa dan akan kehilangan beberapa kekuatan tradisional mereka untuk menarik investasi asing langsung, pemerintah di negara berkembang sebaiknya lebih

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut: Apakah dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share

Disiplin Kerja dan Masa Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja Batik Tulis Kombinasi di Industri Batik Brotoseno Sragen”.. Dalam penyusunan skripsi ini penulis

Pada aplikasi matlab dengan hasil klasifikasi menggunakan metode GLCM dan SVM berhasil mengidentifikasi antara tumor otak jinak dan ganas dengan baik dengan tingkat

Dalam Koperasi Pegawai Negeri Guru bayat perlu adanya penambahan tenaga karyawan guna memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap nasabah atau melaksanakan pemantauan

yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Pajak karena jumlah kredit Pajak lebih besar dari pada

Simulasi Monte )arlo merupakan simulasi terha'ap sampling ang bertujuan Simulasi Monte )arlo merupakan simulasi terha'ap sampling ang bertujuan untuk mengestimasi 'istribusi

Pada variasi sinyal sinusoidal 120Hz – Square 160Hz, pada gambar 4.17 berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat untuk kontur temperatur, seperti dilihat pada gambar

Sinusitis amur inasi akut; a+a inasi amur ke aringan +an askular# Sering tera+i pa+a pasien +ia4etes yang ti+ak terk/ntr/l; pasien +engan imun/supresi