• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHA (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

KABUPATEN MUSI RAWAS

Oleh :

H. Zulkifli1) Suwarno2)

Yuliani3)

Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya Email :zulkifliwancik@yahoo.com

Abstrak

Penelitian berjudul Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas menyimpulkan setiap pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi di dukung dengan motivasi yang baik antara sesama pegawai agar hasil kinerja dapat meningkat dengan baik. Penelitian ini mengambil populasi dari pegawai negeri sipil pada Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas yang berjumlah 51 orang. Hasil pengelolahan data dengan SPSS 21 dapat diketahui persamaan koefesien linier berganda yang diperoleh sebagai berikut : hasil regresi diperoleh persamaan Y = 3,087 + 0,615X1+ 0,326X2persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : berdasarkan hasil pengolahan data diatas, maka variabel kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja karena koefesien regresinya paling besar dibandingkan variabel lainnya yaitu sebesar 3,087. Nilai Fhitung sebesar 19,471, dengan nilai Ftabel sebesar 3,34 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak sehingga hipotesis diduga ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas secara simultan, terbukti kebenarannya. Variabel kepemimpinan dan motivasi memberikan pengaruh sebesar 58,2% terhadap kinerja sedangkan sisanya sebesar 41,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti, misalnya seperti faktor lingkungan kerja, disiplin kerja, dan lain sebagainya. Kata kunci : kepemimpinan, motivasi dan kinerja

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam suatu organisasi yang melayani kepentingan publik seperti organisasi pemerintah, menginginkan adanya pencapaian maksimal yang terkait dengan peningkatan hasil kerja demi tercapainya tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi salah satu elemen yang penting yang harus diperhatikan yaitu sumber daya manusia. Hal ini karena sumber daya manusia

dalam hal ini pegawai yang melaksanakan dan mengatur serta menjalankan kegiatan organisasi tersebut.

(2)

bersumber pada potensi kinerja yang ada dalam organisasi, dan merupakan modal dasar organisasi untuk melakukan aktivitas dalam mencapai tujuan. Adapun faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja.

Kepemimpinan memiliki peran penting dalam organisasi, dimana pemimpin bertugas untuk mengawasi serta mengontrol jalannya suatu organisasi. Bagaimana pemimpin menjalin hubungan dengan pegawai, bagaimana mereka memberi penghargaan kepada pekerja yang berprestasi, bagaimana mereka mengembangkan dan memberdayakan pekerjanya, sangat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia yang menjadi bawahannya. Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, mempengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan. Pada umumya setiap pemimpin selalu mengharapkan dan mengusahakan agar bawahannya mempunyai kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan serta menyelesaikan tugas yang diemban dengan baik, agar sesuai target tertentu yang telah ditetapkan.

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Motivasi menjadi sangat penting dalam pencapaian kinerja pegawai. Untuk menggerakan kinerja pegawai agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi.

Kinerja suatu organisasi menjadi sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi itu sendiri ditentukan oleh

kinerja setiap individu dalam hal ini pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaan. Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan, membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi pimpinan dan pekerja saling berkomunikasi.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan sistem pemerintah yang bergerak dibidang pelayanan masyarakat. Dalam hal ini pelaksanaan pembangunan masyarakat seutuhnya yaitu peningkatan sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting dalan instansi pemerintahan, terutama bagi pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas untuk menghasilkan kinerja pegawai yang berkualitas.

Kepemimpinan dalam organisasi sangat berperan dalam mempengaruhi kinerja pegawai.Pemimpin dapat membuat organisasi berhasil apabila bawahan mengikuti atau melakukan tindakan sesuai yang diperintahkan. Sedangkan tidak sesuai berarti pemimpin gagal dalam mempengaruhi dan memotivasi bawahan sehingga perilaku dan tindakan bawahan tidak mengikuti apa yang diperintahkan sehingga tujuan organisasi tidak tercapai secara optimal. Maka fenomenanya yaitu Masih kurangnya dorongan dari pimpinan dalam memotivasi bawahannya sehingga berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Masih kurangnya informasi yang diberikan kepada bawahan sehingga berpengaruh terhadap hasil yang dikerjakan.

(3)

beraktivitas, mencapai suatu tujuan dalam organisasi tersebut. Fenomena yang dilihat adalah kurangnya kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang disebabkan oleh pengaruh dari lingkungannya, dan teman sekerja yang menurun semangat kerjanya.

Rendahnya kinerja pegawai akan mempengaruhi hasil yang kurang efektif dan efisien, dikarenakan pegawai belum dapat menguasai tugas dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Fenomena yang dilihat adalah kurangnya mengetahui informasi-informasi kinerja yang ada di instansi. Kurangnya kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu bagaimana pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu tidak mungkin disenanginya. (Siagian 2000) dalam Sutrisno (2012, h. 213).

Sedangkan Menurut (Hersey dan Blanchart) dalam Sunyoto (2012, h. 34) Kepemimpian adalah setiap upaya seseorang yang mencoba untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok, upaya untuk mempengaruhi tingkah laku ini bertujuan mencapai tujuan perorangan, tujuan

teman, atau bersama-sama dengan tujuan organisasi yang mungkin sama atau berbeda.

Menurut Farlan (1978) dalam Danin (2012, h. 55) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana pemimpin dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Siagian (2010, h. 27-45) Lima tipe kepemimpin yang diakui keberadaannya ialah :

1. Tipe Kepemimpinan Otokratik

Seorang pemimpin yang bergaya otokratik adalah seseorang pemimpin yang sangat egois. Egoismenya yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterprestasikannya sebagai kenyataan. Dapat disimpulkan bahwa gaya otokratik bukan yang didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena unsur manusia sering diabaikan. 2. Tipe Kepemimpinan Paternalistik

Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat dilingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumya di masyarakat yang agraris. Popularitas pemimpin yang paternalistikkan oleh beberapa faktor, seperti:

a. Kuatnya ikatan primordial, b. Extended family system

c. Peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat,

d. Masih dimungkinkannya anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.

(4)

tentang seorang pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negative mengalahkan sifatnya yang positif. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.

4. Tipe Kepemimpinan Demokraktik Pengetahuan kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin, kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan sebuah organisasi

5. Tipe Kepemimpinan militeristik Peril diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin militeristik ialah seorang yang memiliki sifat-sifat:

a) dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan

b) dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan

c) senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

d) menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya

Adapun indikator dari kepemimpinan dalam penelitian ini di ambil dari Pamudji (1993:47) dalam jurnal Sugianto (2011) meliputi :

1. Pengaruh

Yaitu serangkaian usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin, dengan menunjukan keteladanan,

kewibawaan dan kecakapan, untuk menggerakan dan mengarahkan bawahan melakukan tugas-tugasnya guna mencapai tujuan organisasi atau perusahaan secara efektif dan efisien. Pengaruh yang baik yang diberikan seorang pemimpin kepada bawahan akan membantu pencapaian tujuan organisasi.

2. Informasi

Serangkaian usaha yang dillakukan oleh seorang pemimpin untuk memperoleh atau menyampaikan berita atau peran baik secara langsung maupun tidak langsung kepada bawahannya. Sehingga pegawai atau bawahannya mengerti dan dapat melaksanakan pekerjaan sesuai tujuan organisasi.

3. Pengambilan keputuasan

Yaitu serangkaian uasaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam menentukan strategi organisasi guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, baik dengan memperhatikan saran dari para bawahannya maupun atas keputusan yang diambil dengan memperhatikan visi dan misi organisasi.

4. Memotivasi

Yaitu serangkaian usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk dapat memberikan motif atau dorongan, memenuhi harapan dan memberikan penghargaan kepadas pegawai atau bawahannya sehingga bawahan merasa termotivasi melakukan tugas dengan ikhlas, antusias dan senang hati guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.

2.2 Motivasi

(5)

diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut.

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sutu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali di artikan pula sebagai faktor pendorong pelaku seseorang (Sutrisno 2012, h. 109).

Menurut Hasibuan (dalam Sunyoto 2001, h.191) Motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) daya penggerak kemauan bekerja seseorang; setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Menurut Danin (2012, h. 17-18) Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya. Secara umum motivasi dapat diklasifikasikan kedalam empat jenis yang satu sama lain memberi warna terhadap aktivitas manusia yaitu :

1. Motivasi positif

Motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif, dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain agar dia bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu kepadanya. Jenis-jenis motivasi positif itu antara informasi tentang pekerjaan, kedudukan atau jabatan, perhatian atasan terhadap bawahan, kondisi kerja, rasa partisipasi, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

2. Motivasi negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut, misalnya, jika tidak bekerja akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhi oleh rekan sekerja. Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan.

3. Motivasi dari dalam

Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja waktu dia menjalankan tugas-tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri. Dengan demikian berarti juga bahwa kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja dan diasendiri menyenangi pekerjaannya itu. Motivasi muncul dari dalam diri individu, karena memang individu itu mempunyai kesadaran untuk berbuat.

4. Motivasi dari luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerjaan itu sendiri.

Menurut Sutrisno (2011, h. 116-120), Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Faktor intern

Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi kepada seseorang antara lain:

a. Keinginan untuk dapat hidup

Merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup dimuka bumi ini.untuk mempertahankan kelansungan hidup ini manusia melakukan apa saja, keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk:

1. Memperoleh kopensasi yang memadai.

2. Pekerjaan yang tetap meskipun penghasilan tidak begitu memadai.

3. Kondisi kerja yang aman dan nyaman.

b. Keinginan untuk dapat memiliki Dimana seseorang ingin memiliki suatu benda yang dapat mendorong untuk mau melakukan pekerjaan c. Keinginan untuk memperoleh

penghargaan

(6)

orang lain untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi.

d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan

Untuk dapat memperoleh keinginan dapat meliputi hal-hal:

1. Adanya penghargaan terhadap prestasi

2. Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak

3. Pimpinan yang adil dan bijaksana

4. Perusahaan tempat bekerja dihargai masyarakat.

5. Keinginan untuk berkuasa

e. Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja. terkadang keinginan untuk berkuasa ini dilakukan dengan cara tidak terpuji .

2. Faktor ekstern

Faktor-faktor ekstern meliputi: a. Kondisi lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan termaksud juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat tersebut.

b. Kopensasi yang memadai

Kopensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan untuk menghidupi diri sendi dan keluarga. Kopensasi merupakan motivasi yang paling ampuh bagi karyawan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik.

c. Supervisi yang baik

Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan, membimbing kerja para karyawan agar dapat melaksanakan

tugas dengan baik tanpa melakukan kesalahan.

d. Adanya jaminan pekerjaan

Perusahaan harus dapat memberikan jaminan karier untuk masa depan, baik jaminan akan adanya promosi jabatan, pangkat mapun jaminan pemberian kessempatan untuk mengembangkan potensi diri.

e. Status dan tanggung jawab

Merupakan suatu dambaan setiap karyawan dalam bekerja, dengan menduduki jabatan dalam suatu perusahaan orang akan merasa bahwa dirinya mendapakan kepercayaan, diberi tanggung jawab dan wewenang yang besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan. jadi status dan kedudukan merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan dalam tugas sehari-hari.

Menurut (Amstrong dan Baron, 1998:15) dalam (Wibowo, 2013, h. 7) Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Namun, sebenarnya kinerja memepunyai makna yang luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekejaan berlangsung. Menurut Fahmi (2013, h. 2) Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain dikemukakan oleh Armstrong dan Baron (1998:16) dalam (Wibowo, 2013, h.100) yaitu sebagai berikut :

(7)

yang dimiliki, motivasi dan komitmen individu.

2. Leadership faktor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

3. Tean faktor, ditunjukan oleh kualitas dukunganyang diberikan oleh rekan sekerja.

4. System faktor, ditunjukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.

5. Contextual/situational faktor, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Adapun kerangka penelitian dalam penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

2.3 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas.

Penelitian yang Relevan Fauzi, 2012, Pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan, Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6552.

Permasalahan yang dikaji adalah sejauh mana pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan secara parsial maupun simultan. Penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan dan KEPEMIMPINAN (X1)

Indikator a. Pengaruh b. Informasi

c. Pengambilan keputusan d. Memotivasi

Pamudji (1993:47) dalam jurnal Sugianto (2011)

MOTIVASI (X2) Indikator a. Tujuan

b. Mengetahui kepentingan c. Komunikasi efektif d. Integrasi

e. Fasilitas f. Team work (Hasibuan, 2008, h. 101)

KINERJA (Y) Indikator a. Tujuan b. Standar c. Umpan Balik d. Alat atau Sarana e. Kompetensi f. Motif g. Peluang

(8)

menganalisis pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun simultan. Pengambilan sampel dengan teknik proporsional area random sampling diperoleh sampel 89 karyawan. Metode pengambilan data dengan menggunakan angket (kuesioner) yang dibagikan kepada karyawan yang dijadikan sampel penelitian. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan koefisien determinasi. Hasil penelitian dengan analisis regresi diperoleh persamaan Y = 43,873 + 0,195 X1 + 0,285 X2. Hasil pengujian secara simultan diperoleh Fhitung = 8,474 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,145, dalam hal ini dapat diartikan bahwa kinerja mampu dijelaskan oleh kepemimpinan dan motivasi sebesar 14,5%, sedangkan sisanya 85,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif, signifikan kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun simultan. Disarankan kepada pihak manajemen untuk selalu menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan untuk meminimalisir terjadinya konflik antar karyawan maupun karyawan dengan pimpinan dan selalu menjaga hubungan yang baik dengan karyawan.

Purwanto (2012) pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja penyuluhan pertanian lapangan (PPL) di dinas pertanian daerah kabupaten nganjuk

“Swasembada beras dari tahun ketahun semakin sulit dicapai, akibat dari semakin berkurangnya lahan pertanian dan adanya peningkatan jumlah penduduk. Hal ini merupakan tantnagan bagi penyuluh pertanian lapangan untuk

(9)

III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012, h.80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas yaitu Bejumlah 31 Pegawai yang terdiri dari 31 PNS yang terdiri dari : KEPALA DINAS 1 orang, Sekretaris 1 orang, KABID 4 orang, KASUBBAG 3 orang, KASI 12 orang, STAF 10 orang.

3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012, h. 81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Karena jumlah pegawai 31 orang, maka dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Menurut Sugiyono (2009, h. 203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan sutu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua data diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 2. Dokumentasi

Sugiyono (2009, h.422) dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambaran, atau karya-karya monumental dari seseorang.

3. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2012, h. 142) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dengan cara

membagikan kuisioner kepada pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas. Kuisioner yang digunakan adalah kusioner tertutup dimana responden memilih alternative jawaban yang ditelah disediakan.

Mengingat data yang dikumpulkan berkenaan dengan sikap pegawai maka pertanyaan/pertanyaan dalam kuisioner pada penelitian ini disusun menggunkan skala likert yaitu skala pengukuran data yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012, h. 93), yang terdiri dari 30 butir pertanyaan yaitu : 10 yang berhubungan dengan kepemimpinan

10 yang berhubungan dengan motivasi 10 yang berhubungan denga kinerja pegawai

Responden dimintak untuk mencontreng salah satu jawaban yang sesuai menurut pendapatnya dengan alternative pilihan jawaban sebagai berikut :

STS : Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 TS : Tidak Setuju diberi skor 2 RG : Ragu-Ragu diberi skor 3 S : Setuju diberi skor 4 SS : Sangat Setuju diberi skor 5

Uji Validitas

Uji Validitas menurut Arikunto (2010 : 211) merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat–tingkat kevalidan atau keasihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Untuk menguji validilitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut :

= ( ) ( )

{ ( ²)} { ( ²)}

(10)

Keterangan :

Rxy= Koefesien Korelasi Antara X dan Y = Jumlah Perwakilan antara X dan Y

N = Banyaknya Sampel X = Skor Butir Soal Y = Skor Total

Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 221) Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.

Sesuatu Instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tedensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Uji reliabilitas yang digunakan merupakan tes uraian, maka rumus untuk menghitung Reliabilitas soal menggunakan alpa yaitu :

=(

( )) (1

² ² ) ( Arikunto, 2010. h. 196 ) Keterangan :

r = Reliabilitas

K = Banyaknya Butir Pertanyaan atau banyaknya soal

² = Jumlah Varians skor setiap butir

3.4 Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu :

Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat tingkat kenormalan data yang digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Tingkat kenormalan data sangat penting, karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dapat dianggap dapat mewakili populasi. Uji nomalitas menjadi prasarat pokok dalam analysis prametik seperti korelasi pearseon, uji perbandingan rata-rata, analisis varians, dan sebagainya, karena data-data yang akan dianalisis parametric harus terdistribusi normal. Dalam SPSS metode uji normalitas yang sering digunakan adalah uji One Sample Kolmogorrow Smirnov.

Kriteria pengujiannya sebagai berikut : Jika nilai signifikasni > 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak berdistribusi

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui kenormalan data, rumus yang digunakan untuk menghitung uji normalitas adalah Chi-Kuadrat dengan rumus sebagai berikut :

X2= ( )

(Sugiyono, 2009, h. 341) Keterangan :

X2: harga Chi-kuadrat yang dicari ƒo : Frekuensinya dari harga observasi ƒh: Frekuensi dari hasil estimasi

Uji Linearlitas

Pengujian hipotesis hubungan antar variabel dilakukan dengan menentukan persamaan garis regresinya terlebih dahulu, untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya adalah menggunakan uji F yang rumusnya adalah :

(11)

Keterangan :

F reg = harga garis korelasi N = Cacah Kaus

m = cacah prediktor

R =koefisien korelasi antara kriterium dengan predictor

Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Persamaan regresi untuk dua predictor adalah :

Y = a + b1X1+ b2X2 (Sugiyono, 2009, h. 277)

Keterangan :

Y = Variabel dependen kinerja a = Konstanta

b = Koefesien regresi

X1= Variabel Independen Kepemimpinan X2= Variabel Independen Motivasi

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

Rumus Koefisien Determinasi : =

(Sugiyono, 2009, h.286) Keterangan :

R2 : Koefisien determinasi b1 : Koefisien korelasi b2 : Koefisien korelasi X1 : Variabel Kepemimpinan

X2 : Variabel Motivasi Y : Variabel Kinerja

Uji F

Uji F untuk mengetahui pengaruh signifikan variabel bebas Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) dangan Kinerja (Y).

Uji signifikan koefisien korelasi ganda dengan rumus :

Fh = ( )/(/ ) (Sugiyono, 2009, h. 257) Keterangan :

R2 = koefesien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel F = F Ratio

Dengan kriteria pengujian hipotesis : H0: = 0Menunjukan bahwa tidak terdapat Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas.

Ha: 0Menunjukan bahwa terdapat Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas.

Dengan menggunakan derajat keyakinan tertentu, maka untuk melihat besarnya koefisien regresi dikatatakan signifikan, yaitu :

1. Jika Fhitung > Ftabel, ini berarti Ho ditolak Ha diterima, menunjukan koefesien variabel adalah signifikan.

2. Jika Fhitung < Ftabel, ini berarti Ho diterima Ha ditolak, menunjukan koefisien variabel tidak signifikan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Uji Validitas

(12)

Lubuk Linggau dan dilakukan secara acak, sehingga ditemukan kevalidan didalam suatu instrument / kuisioner yang akan dketahui dari tingkat korelasi yang dapat dilihat dari output Item total statistics ”Corrected Item total

Correlation”. Hasil uji tersebut dibandingkan dengan nilai Rtabel, dengan

taraf signifikan ( = 0,05)dan sample N= 15 dengan nilai Rtabel,yaitu sebesar 0,514. Jika Rhitung> Rtabel, maka valid, sedangkan jika Rhitung< Rtabel maka tidak valid. Berikut dibawah ini hasil validitas instrument/kuesioner.

Tabel 1

Tabel Hasil Uji Validitas Kepemimpinan (X1)

No Pertanyaan Rhitung

Rtabel

( = 0,05); n = 15 Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,837 0,514 Valid

2 Pertanyaan 2 0,797 0,514 Valid

3 Pertanyaan 3 0,552 0,514 Valid

4 Pertanyaan 4 0,558 0,514 Valid

5 Pertanyaan 5 0,769 0,514 Valid

6 Pertanyaan 6 0,865 0,514 Valid

7 Pertanyaan 7 0,865 0,514 Valid

8 Pertanyaan 8 0,837 0,514 Valid

9 Pertanyaan 9 0,741 0,514 Valid

10 Pertanyaan 10 0,887 0,514 Valid

Sumber : Data primer diolah , SPSS.21

Dari hasil uji validitas kepemimpinan dengan sampel yang dipakai 15 responden, semua variabel mempunyai koefisien CITC. Untuk tingkat signifikan 5%, dan n = 15, maka diperoleh r tabel sebesar 0,514.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka seluruh koefesien korelasi r

hitung (CITC) > rtabel, pada tingkat signifikan 5%, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan mengenai kepemimpinan dapat dinyatakan valid dan layak digunakan untuk instrumen penelitian selanjutnya.

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Motivasi (X2)

No Pertanyaan

Rhitung (CITC)

Rtabel

( = 0,05) ; n = 15 Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,770 0,514 Valid

2 Pertanyaan 2 0,630 0,514 Valid

3 Pertanyaan 3 0,643 0,514 Valid

4 Pertanyaan 4 0,819 0,514 Valid

5 Pertanyaan 5 0,610 0,514 Valid

6 Pertanyaan 6 0,819 0,514 Valid

7 Pertanyaan 7 0,783 0,514 Valid

(13)

9 Pertanyaan 9 0,578 0,514 Valid

10 Pertanyaan 10 0,809 0,514 Valid

Sumber : Data primer diolah , SPSS.21

Dari hasil uji validitas motivasi dengan sampel yang dipakai 15 responden, semua variabel mempunyai koefesien CITC. Untuk tingkat signifikan 5%, dan n = 15, maka diperoleh r tabel sebesar 0,514.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka seluruh koefesien korelasi r

hitung (CITC) > rtabel, pada tingkat signifikan 5%, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan mengenai motivasi dapat dinyatakan valid dan layak digunakan untuk instrumen penelitian selanjutnya.

Tabel 3

Hasil Uji Validitas Kinerja (Y)

No Pertanyaan

Rhitung (CITC)

Rtabel

( = 0,05): n = 15 Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,786 0,514 Valid

2 Pertanyaan 2 0,681 0,514 Valid

3 Pertanyaan 3 0,614 0,514 Valid

4 Pertanyaan 4 0,521 0,514 Valid

5 Pertanyaan 5 0,654 0,514 Valid

6 Pertanyaan 6 0,817 0,514 Valid

7 Pertanyaan 7 0,841 0,514 Valid

8 Pertanyaan 8 0,648 0,514 Valid

9 Pertanyaan 9 0,759 0,514 Valid

10 Pertanyaan 10 0,646 0,514 Valid

Sumber : Data primer diolah , SPSS.21

Dari hasil uji validitas kinerja dengan sampel yang dipakai 15 responden, semua variabel mempunyai koefesien CITC. Untuk tingkat signifikan 5%, dan n = 15, maka diperoleh rtabel sebesar 0,514.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka seluruh koefesien korelasi r hitung (CITC) > rtabel, pada tingkat signifikan 5%, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan mengenai kinerja dapat dinyatakan valid dan layak digunakan untuk instrumen penelitian selanjutnya.

.

Hasil Uji Reliabilitas Data

Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan teknik alpha

(14)

Tabel 4

Hasil Uji untuk Reliabilitas

Instrumen

Cronbach Alpha

Nilai rtable

( = 0,05); n = 15 Kesimpulan

Kepemimpinan ( X1 ) Motivasi (X2)

0,945 0,935

0,514 0,514

Reliabel Reliabel

Kinerja ( Y ) 0,916 0,514 Reliabel

Sumber : Data primer diolah . SPSS.21

Dari hasil uji reliabilitas untuk variabel Independen Kepemimpinan di atas, yang diolah melalui program SPSS 21 for windows bahwa nilai cronbach alpha (0,945) lebih besar daripada rtabel (0,514), variabel independen Motivasi yang diolah melalui program SPSS 21 for windows bahwa nilai cronbach alpha (0,935) lebih besar dari pada rtabel (0,514), dan variabel Dependen Kinerja yang diolah melalui program SPSS 21 for windows bahwa nilai crombach alpha (0,916) lebih besar dari pada rtabel (0,514) maka semua pernyataan untuk

variabel dependen dapat dipercaya dan diandalkan dan dapat dijadikan sebagai alat ukur selanjutnya.

Di bawah ini dapat dideskripsikan mengenai tanggapan responden terhadap item yang berkaitan dengan Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas, bahwa berdasarkan hasil angket mengenai Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja dapat dianalisis sebagai berikut.

Hasil Uji Normalitas

Tabel 5

Hasil Data Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kepemimpinan Motivasi Kinerja

N 31 31 31

Normal Parametersa,b Mean 38.94 39.13 39.81

Std. Deviation 3.502 3.990 4.094

Most Extreme Differences

Absolute .168 .131 .076

Positive .063 .091 .076

Negative -.168 -.131 -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .934 .727 .424

Asymp. Sig. (2-tailed) .347 .666 .994

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data primer diolah , SPSS.21

Dari output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan (Asymp. Sig. (2-tailed) untuk variabel X1 sebesar 0,347 dan variabel X2 Sebesar 0,666 sedangkan

(15)

pada ketiga variabel tersebut dinyatakan normal. Hasil Uji Linearitas

Tabel 6

Hasil Uji Linieritas Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai ANOVA Table

Sum of Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Kinerja * Kepemimpinan

Between Groups

(Combined) 367.758 12 30.646 4.084 .004 Linearity 260.581 1 260.581 34.72

3 .000 Deviation

from Linearity

107.177 11 9.743 1.298 .301

Within Groups 135.081 18 7.504

Total 502.839 30

Sumber : Data primer diolah , SPSS.21

Hasil uji linearitas kepemimpinan dan kinerja pegwai dapat dilihat pada output ANOVA bahwa nilai sigfikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Kemudian hasil signifikansi pada

Deviation from Linearity juga lebih besar dari 0,05 (0,301 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel kepemimpinan dengan kinerja pegawai terdapat hubungan yang linear, jadi liniearitasnya terpenuhi.

Tabel 7

Hasil Uji Linieritas Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai ANOVA Table

Sum of Squares

df Mean

Square

F Sig.

Kinerja * Motivasi

Between Groups

(Combined) 332.939 13 25.611 2.563 .036 Linearity 204.882 1 204.882 20.50

0

.000 Deviation from

Linearity

128.057 12 10.671 1.068 .440

Within Groups 169.900 17 9.994

Total 502.839 30

Sumber : Data primer diolah , SPSS.21

Hasil uji linearitas komunikasi dan kinerja pegwai dapat dilihat pada output ANOVA bahwa nilai sigfikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Kemudian hasil signifikansi pada Deviation from Linearity juga lebih besar dari 0,05 (0,440 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel

(16)

Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda yang dilakukan peneliti melalui method enter dari sistem SPSS 21.

Tabel 8

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Motivasi,

Kepemimpinanb

. Enter a. All requested variables entere.

Sumber : Data primer diolah , SPSS.21

Dari hasil olahan SPSS 21 pada tabel 8 di atas, menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan, dimana variabel adalah kepemimpinan, motivasi serta tidak ada

variabel yang dikeluarkan (removed). Hal ini disebabkan metode yang dipakai adalah metode enter.

Tabel 9

Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.087 5.905 .523 .605

Kepemimpinan .615 .180 .526 3.416 .002

Motivasi .326 .158 .318 2.062 .049

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Data primer diolah , SPSS.21

Dari hasil olahan SPSS 21 dapat diketahui hasil pengujian regresi berganda diperoleh persamaan sebagai berikut :

a = 3,087 b1 = 0,615 b2 = 0,326

Y = a + b1X1 + b2X2

Y = 3,087 + 0,615 X1+ 0,326X2 Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta yaitu sebesar 3,087. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel kepemimpinan dan motivasi tidak mengalami perubahan atau nilainya nol, maka nilai dari variabel kinerja pegawai adalah sebesar 3,087

b. Nilai koefisien regresi variabel kepemimpinan sebesar 0,615 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai variabel kepemimpinan meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel kepemimpinan akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0,615 satuan. Sebaliknya jika nilai regresi 0,615 turun sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai juga diprediksikan mengalami penurunan sebesar 0,615 satuan. Oleh karena itu dapat disimpulkan kepemimpinan mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja pegawai.

(17)

menunjukkan bahwa apabila nilai variabel motivasi meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel motivasi akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0,326 satuan. Sebaliknya jika nilai regresi 0,326 turun sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai juga diprediksikan mengalami penurunan sebesar 0,326 satuan. Oleh karena itu dapat

disimpulkan motivasi mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja pegawai.

Koefesien Determinasi (R2)

Koefesien determinasi (R2) Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat, dengan menggunkan program SPSS 21 For windows dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10 Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .763a .582 .552 2.741

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kepemimpinan

Sumber : Data primer diolah, SPSS.21

Koefisien determinasi R² (R Square) yang diperoleh dari pengolahan data sebesar 0,582 atau 58,2%. Nilai tersebut memberikan pengertian bahwa kepemimpinan dan motivasi memberikan sumbangan sebesar 0,582 (58,2%) artinya kepemimpinan (X1), dan Motivasi (X2) secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kinerja pegawai (Y) pada Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas dan setelah disesuaikan nilai sisanya 100 – 58,2% = 41,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Uji F

Uji F (secara simultan) dilakukan untuk melihat pengaruh kepemimpinan, motivasi, terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Level of significance (α ) 0,05 atau 5 %

Degree of freedom (df) = (n–2) Jika Fhitung< Ftabel pada α = 5% atau 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak

Jika Fhitung> Ftabelpada α = 5% atau 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima

Jadi jika tingkat signifikan (sig) dibawah 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima

Tabel 11

Pengujian Terhadap Hipotesis

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 292.516 2 146.258 19.471 .000b

Residual 210.322 28 7.512

Total 502.839 30

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Data primer diolah, SPSS.21

Berdasarkan pengujian dengan program SPSS 21 dapat dilihat bahwa Fhitungyang diperoleh adalah 19,471>

(18)

31-2-1) = 28 adalah sebesar 3,34 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. artinya menunjukan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas yaitu kepemimpinan dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai, jadi terbukti kebenarannya dan hipotesisnya dapat diterima.

4.2 Pembahasan

Dari hasil perhitungan regresi linier berganda, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda dengan hasil persamaan regresinya adalah Y = 3,087 + 0,615X1 + 0,326X2artinya nilai konstanta yaitu sebesar 3,087 hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel kepemimpinan dan motivasi tidak mengalami perubahan atau nilainya nol, maka nilai dari variabel kinerja pegawai adalah sebesar 3,087.

Nilai koefisien regresi variabel kepemimpinan sebesar 0,615 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai variabel kepemimpinan meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel kepemimpinan akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0,615 satuan. Sebaliknya jika nilai regresi 0,615 turun sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai juga diprediksikan mengalami penurunan sebesar 0,615 satuan. Oleh karena itu dapat disimpulkan kepemimpinan mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja pegawai.

Nilai koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,326 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai variabel motivasi meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel motivasi akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0,326 satuan. Sebaliknya jika nilai regresi 0,326 turun sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai juga diprediksikan mengalami penurunan sebesar 0,326 satuan. Oleh karena itu dapat disimpulkan motivasi mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja pegawai.

Koefisien determinasi sebesar R² (R Square) 0,582 (58,2%) artinya kepemimpinan (X1), dan Motivasi (X2) secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kinerja pegawai (Y) pada Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas dan setelah disesuaikan nilai sisanya 100 – 58,2% = 41,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Nilai Fhitung yang diperoleh adalah 19,471 > Ftabel = 3,34 dan tingkat kemaknaan secara simultan signifikansinya adalah 0,000 < (α ) = 0,05 (df = n – k) (df = 31 - 2 – 1) = 28 adalah sebesar 3,34 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. artinya menunjukan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas yaitu kepemimpinan dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai, jadi terbukti kebenarannya dan hipotesisnya dapat diterima.

(19)

penyesuaian kinerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari analisis dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil simpulan bahwa variabel Kepemimpinan dan Motivasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas yaitu Kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas.

5.2 Saran

Dari hasil kesimpulan yang telah diteliti diambil sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi kepemimpinan, berkaitan dengan

motivasi kerja hendaknya pimpinan yang ada pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas memberikan motivasi yang lebih tinggi kepada pegawainya guna terciptanya kinerja pegawai yang lebih tinggi.

2. Bagi Pegawai, dalam hal kinerja, sebaiknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas harus terus meningkatkan kualitas kerjanya dengan baik dengan terus mengasah kemampuan dengan pelatihan dan sebagainya serta menambahkan motivasi yang tinggi dalam diri pegawai tersebut, dengan membentuk sifat seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Renika Cipta.

Danim, Sudarwan 2012, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Cetakan kedua, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Fahmi, Irfan 2013. Manajemen Kinerja. Alfabeta, Bandung

Hasibuan. 2008, Organisasi dan Motivasi. Cetakan keenam, PT Bumi Aksara.

Jurnal Prana Agus Sugianto, 2011, Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.

Jurnal Iman Fauzi, 2012, Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan.

Jurnal Agus Yuni Purwanto (2012), pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja penyuluhan pertanian lapangan (PPL) di dinas pertanian daerah kabupaten nganjuk.

Sutrisno, Edy 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan keempat. Jakarta. Kencana Media Group.

Sunyoto, Danang 2013 Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kedua, PT Buku Seru. Jakarta. Sugiyono. 2009, Metodelogi Penelitian

Bisnis. Alfabeta, Bandung

Sugiyono. 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-16, Alfabeta Bandung.

Gambar

Tabel 1Tabel Hasil Uji Validitas Kepemimpinan (X1)
Tabel 3Hasil Uji Validitas Kinerja (Y)
Tabel 4Hasil Uji untuk Reliabilitas
Tabel 6Hasil Uji Linieritas Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
+3

Referensi

Dokumen terkait

Beban hidup adalah beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang- barang/mesin-mesin yang

Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :. 4 = selalu, apabila selalu melakukan

Kawasan hutan mangrove di stasiun riset Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dipilih sebagai tempat penelitian karena

Buku ini menjelaskan beberapa fakta yang menarik melalui pendekatan komik, dengan alur menghibur pembaca terlebih dahulu dan menyisipkan jawaban akan fakta-fakta tersebut

Sampel pertama berusia Sembilan tahun, melewati dua tahap penelusuran, terdeteksi untuk gejala kedua yang merupakan jenis perilaku kecanduan game kedua yaitu Euphoria,

Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan pasien Diabetes Mellitus (DM) tentang obat antidiabetes oral (OAD)..

Some could be traced back to the Darul Islam or Negara Islam Indonesia (NII—Indonesian Islamic State) movement existing since Soekarno era, but some others are