• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman Belajar Psikologi Pendidikan agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rangkuman Belajar Psikologi Pendidikan agama "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN BELAJAR

(PSIKOLOGI PENDIDIKAN)

Rangkuman ini dibuat untuk memenuhi syarat mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Dosen Pengampu: Drs. Hj.R.Ella Giri Komala, M.M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok III

Nisa Mutmainah (2103 0802 16 1085) Mita Agustin (2103 0802 16 1062)

Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

A. Definisi dan contoh bealajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

1) Definisi Belajar

 Menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya educational psychology: The teaching-learning process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif

 Chaplin dalam Dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan, dengan rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman. Rumusan kedua adalah belajar ialah proses memperoleh respons-respon sebagai akibat adanya pelatihan khusus.

 Hitmanz dalam bukunya The psychology of learning and memory berpendapat yang artinya belajar aadalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

 Wittig mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman

 Reber dalam 2 macam definisi, yang pertama adalah belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan , yang ke dua belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktik yang diperkuat.

2) Contoh Belajar

Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya lalu ia mencoba mainannya, dengan cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan , prilaku “memutar” dan “meletakan” tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul / ada pada mainan itu

(3)

Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar

C. Belajar, memori dan pengetahuan dalam perspektif psikologi dan agama

1. Perspektif Psikologi

Pada umumnya para ahli psikologi pendidikan cognitivist (ahli sains kognitif) sepakat bahwa hubungan antara, belajar, memori dan pengetahuan itu sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Memori biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan stroge system, yakni sistem penyimpanan imformasi dan pengetahuan yang terdapat dalam otak manusia.

Menurut bruno (1987) memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemangilan kembali informasi dan pengetahuan. Dapat di ambil contoh.

Apabila siswa anda menerima pelajaran tentang muhamad yang diutus sebagai nabi akhir zaman, mula-mula informasi tentang nabi akan masuk ke dalam short term memory atau working memory (memori jangka pendek) melalui indera dan mata dan telinga tersebut. Kemudian, informasi mengenai rasul allah itu di beri kode misalnya dalam bentuk simbol-simbol huruf M-U-H-A-M-M-A-D Selesai proses pengkodean (encoding) informasi itu masuk ke dalam long term memory atau permanen memory yakni memory jangka panjang atau pemanen.

(4)

Menurut best 1987, setiap informasi yang kita terima sebelum masuk dan diproses oleh subistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu disimpan sesaat atau tepatnya lewat, karena hanya dalam waktu detik, dalam tempat penyimpanan sementara yang disebut sensory alias sensory register yakni subsistem penyimpanana disebut “syarta sensori” yang berfungsi mengirimkan ke otak.

Ragam pengetahuan dan memori

Ditinjau dari sifat dan cara penyimpannya, ilmu pengetahuan terdiri atas dua macam yakni : declarative knowlege dan procedual knowlege ( best, 1989 )

Pengetahuan deklartif atau pengetahuan propesional ialah pengetahuan mengenai informasi faktual yang pada umumnya bersifat statis-normatif dan dapat dijelaskan secara lisani/verbal. Isi pengetahuan ini berupa konsep-konsep dan fakta yang di tularkan kepada orang lain melalui tulisan atau lisan.

Dengan demikian, pengetahuan deklaratif adalah knowing that atau “mengetahui bahwa” disamping itu, oleh pengetahuan semacam ini berisi konsep dan fakta yang bersifat verbal dan dapat diuraikan dengan kalimat statemen (pertanyaan) maka ia juga disebut stateable concept and pict, yaitu konsep dan fakta yang dapat digunakan melalui ekspresi lisani (evans 1991)

Sebaliknya, pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau keterampilan perbuatan jasmaniah yang bersifat cenderung bersifat dinamis. Perbuatan ini sulit untuk diuraikan secara lisan , meskipun dengan didemonstraikan dengan perbuatan nyata.

Selanjutnya, di tinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang di simpan, memori manusia itu terdiri atas dua macam yaitu ;

1. Semantic memory (memory semantik) yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengetahuan-pengetahuan

(5)

Menurut reber 1988, dalam memori semantik, informasi yang diterima ditrasformasikan dan diberi kode arti, lalu disimpan atas dasar arti itu, informasi yang kita simpan tidak dalam bentuk aslinya, tetapi dalam bentuk kode yang memiliki arti.

Selanjutnya, memori episodik adalah memori yang menrima dan menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau di alami individu pada waktudan tempat tertentu , yang berpungsi sebagai referensi otobiografi, (daehler dan bukatko, 1985). Apa yang anda makan tadi pagi, kemana anda pergi dll.

Sementara itu, menurut teori adaptive control of thought (ACT Theory) yang dikembangkan melalui simulasi komputer boleh Aderson, pengetahuan seseorang di asumsikan terdiri atas elemen-elemen yang tersimpan dalam subsistem akal permanennya dalaam bentuk proposisi- proposisi. Proposisi adalah ungkapan atau dapat digambarkan dalam struktur kalimat-kalimat pendek.

2. PERSPEKTIF AGAMA

Penyusun kutipan firman- firman allah dan hadits nabi SAW. Baik yang secara eksplisit maupun implisit mewajibkan orang untuk belajar agar memperoleh pengetahuan.

1. Allah berfirman ,... apakah sama orang- orang yang mengetahui dengan orang- orang yang tida mengetahui ? sesunguhnya orang – orang yang berakkalah yang mampu menerima pelajaranya.

( al-zumar: 9)

2. Allah berfirman, dan janganlah kamu membiyasakan diiri pada apa yang tidakkamu ketahui.... ( al isra: tiga enam)

3. Dalam hadits riwayat ibnu ashim dan thabrani, rasullah SAW. Bersabda, wahai sekalin manusia, belajarlah! Karena ilmu pengetahuan hanya didapat melalui belajar.... ( qardhawi 1989)

Ragam alat belajar

(6)

Potensi tersebut dalam manusia yang berfungsi sebagai alat penting untuk melakukan belajar . adapun ragam alat fisio- pisikotis itu, seperti yang terungkap dalam beberapa firman tuhan :

1. Indera penglihat mata, yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual.

2. Indera pendengar telinga, yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal.

3. Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan ( ranah kognitif)

Dalam surat al-a’raf 179 :

ِ سس ننلللنس َا ووِ نن جس لنَاِ نو مسِ َا ررِي ثس كو ِ مو نن هو جو لسِ َا نو أن رو ذوِ دن قو لو

ۖ

لوِ بب ُو لل قلِ من هل لو ِ َا هو بسِ نوُو هل قو فن يوِ

Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan jin dan manusia, mereka mempunyai kalbu-kalbu (akal-akal) tapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat allah.

D. Teori – Teori Pokok Belajar

Terdapat banyak teori yang berdasarkan hasil eksperimen terdapat tiga macam yang sangat menonjol, yakni: connectionism, classical conditioning, dan operant conditioning.

1. Koneksionisme

Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874 – 1949) berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-an. Eksperimen Thorndike ini menggunakan hewan – hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar.

(7)

yang berarti semakin banyak memcoba dan berlatih maka kesalahan yang dilakukan makin sedikit dan pada akhirnya menjadi ahli di bidangnya.

Menurutnya, dari berbagai situasi yang di berikan seekor hewan akan memberikan sejumlah respon, dan tindakan yang dapat terbentuk bergantung pada kekuatan koneksi atau ikatan antara situasi dan respon tertentu. Kemudian ia menyimpulkan bahwa semua tingkah laku manusia baik pikiran maupun tindakan dapat dianalisis dalam bagian-bagian dari dua struktur yang sederhana, yaitu stimulus dan respon. Dengan demikian, menurut pandangan ini dasar terjadinya belajar adalah pembentukkan asosiasi antara stimulus dan respon. Oleh karena itu, teori Thorndike ini disebut dengan teori asosiasi.

Teori ini menghasilkan tiga hukum, yaitu:

i. Law of effect, yang artinya jika sebuah respon menghasilkan efek yang memuaskan maka hubungan antara stimulus dan respon semakin kuat.

ii. Law of readiness (hukuman kesiapsiagaan) yang berarti kepuasa organisme berasal dari pendayagunaan satuan perantaraan yang mendorong organism untuk berbuat sesuatu.

iii. Law of exercise (hukum latihan), yaitu jika prilaku belajar (perubahan hasil belajar) sering dilatih atau digunakan maka eksistensi prilaku tersebuut semakin kuat. (law of use).

2. Pembiasaan Klasik (Classical Conditioning)

(8)

Dalam eksperimennya, Pahlov menggunakan anjing untuk mengetahui hubungan-hubungan antara conditioned response (CR), Conditioned stimulus (CS), unconditioned response (UCR), dan unconditioned stimulus (UCS). CS adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respons yang di pelajari, sedangkan respon yang di pelajari itu di sebut CR. Adapun UCS berarti rangsangan yang menimbulkan respon yang tidak di pelajari, dan respons yang tidak di pelajari itu disebut UCR.

Berdasarkan eksperimen tersebut, semakin jelaslah bahwa belajar adalah perubahan yang di tandai dengan adanya hubungan antara stimulus dan respons. Jadi pada prinsipya ekperimen E.L.Trondike dimuka kurang lebih sama dengan eksperimen Parlov yang memang dianggap sebagai pendahulu dan anutan Trondike yang behavioristik itu. Kesimpuan yang bisa kita tarik dari hasil eksperimen Parlov ialah apabila stimulus yang diadakan (CS) selalu di sertai dengan stimulus penguat (UCS), stimulus tadi (CS) cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan respon atau perubahan yang kita kehendaki yang dalam hal ini CR.

Selanjutnya, Skinner berpendapat bahwa proses belajar yang berlangsung dalam eksperimen Parlov itu tunduk terhadap dua macam hukum yang berbeda, yakni: law of respondent conditioning dan law of respondent extinction. Secara harfiah, law of respondent conditioning berarti hukum pembiasan yang di tuntut, sedangkan law of respondent extinction adalah hukum pemusnahan yang di tuntut.

3. Pembiasaan Perilaku Respons (Operant conditioning)

(9)

i. Respondents: respon yang terjadi karenastimulus khusus, misalnya Pavlov

ii. Operant: respon yang terjadi karena adanya situasi acak

Reinforcement didefinisikan sebagai sebuah konsekuen yang menguatkan tingkah laku (frekuensi tingkah laku). Keefektifan sebuah Reinforcement dalam proses belajar perlu di tunjukkan. Karena kita dapat mengasumsikan sebuah konsekuen sebuah Reinforcement sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan perilaku misalnya permin pada umumnya dapat menjadi Reinforcement bagi perilaku anak kecil, tetapi ketika ia beranjak dewasa permen bukan lagi sesuatu hal yang menyenangkan, bahkan beberapa anak kecil juga tidak pernah menukai permen.kadang ada seorang guru memberikan permen kepada anak didiknya agar bersikap tenang saat pelajaran berlangsung, tetapi sang murid tidak mengerjakan tugas yang di berikan kepadanya.

Dalam hal ini , guru telah melakukan kesalahan dalam menggunakan Reinforcement sehingga hadiah yang di berikan kepada siswa tidak dapat menguatkan perilaku siswa yang di harapka. Tidak semua hadiah yang diberikan kepada seseorang dapat menjadi Reinforcement bagi perilaku yang di inginkan. Oleh karena itu perlu kita ketahui dan memahami jenis-jenis Reinforcement yang disukai atau di perlukan oleh orang yang akan diberikan Reinforcement.

Dari segi jenisnya Reinforcement, dibagi menjadi dua kategori yaitu, Reinforcement primer adalah Reinforcement kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, air, keamanan, kehangatan dal lain sebagainya. Sedangkan Reinforcement sekunder adalah Reinforcement yang di sosialisasikan dengan Reinforcement primer.

(10)

perilaku seperti hadiah, pujian dan lain sebagainya. sedangakan Reinforcement negative adalah menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menguatkan tingkah laku misalnya, guru yang membebaskan muridnya dari membersihkan kamar mandi jika murid dapat menyelesaikan tugas menyelesaikan tugas rumahnya. Jika membersihkan kamar mandiadalah tugas yang tidak menyenangkan, maka membebaskan seorang murid dari tugas tersebut adalah sebuah Reinforcement tingkah laku.

Berdasarkan teori ini dapat di tentukan prosedur membentukan tingkah laku, yaitu:

i. Dilakukuan identifikasi mengenai hal apa saja yang merupakan Reinforcer (hadiah)bagi tingkah laku yang di bentuk itu.

ii. Dilakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang di tuju.

iii. Dengan menggunakan komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara dapat mengidentifikasikan hadiah untuk setiap komponen.

iv. Melakukan pembentukan tingkah laku dengan menggunakan urutan yang telah di tentukan, dengan memberikan komponen yang telah dilakukan Reinforcement (hadiah) sehingga anak dapat melakukan setiap komponen dengan baik

4. Teori Pendekatan Kognitif

(11)

Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal, mental manusia. Dalam pandangan para ahli kognitif, tingkah laku manusia yang tampak tak dapat di ukur dan di terangkan tanpa melibatkan proses mental yaitu: motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.

Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan behavioral (yang bersifat jasmaniyah) meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap belajar siswa. Secara lahiriah, seorang anak yang sedang membaca dan menulis, misalnya, tentu menggunakan perangkat jasmaniah (dalam hal ini mulut dan tangan) untuk mengucapkan kata dan menggores pena. akan tetapi, perilaku yang dilakukan anak tersebut bukan semata-mata respon atau stimulus yang ada, melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang di atur oleh otak.

E. Proses dan Fase Belajar 1. Definisi Proses Belajar

Dalam psikologi proses belajar, proses berarti cara – cara atau langkah – langkah khusus yang dengnnya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil – hasil tertentu (Reber, 1988). Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.

2. Fase – Fase dalam Proses Belajar

Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlow, 1985), dalam proses belajar, siswa menempuh tiga periode atau fase yaitu:

(12)

menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya.

Dalam fase transformasi, informasi telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikanmenjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan hal – hal yang lebih luas.

Dalam fase evaluasi, seorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh mana pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan tadi) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala – gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi.

Menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tahapan – tahapan yang mencakup:

a. Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)

b. Storage ( tahap penyimpanan informasi)

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menengah yang telah memberikan beasiswa Program Pascasarjana (S2) sehingga penulis dapat melanjutkan studi S2 di IAIN Walisongo

 SRIL akan mempergunakan hampir seluruh dana dari hasil penerbitan obligasi untuk refinancing utang, yaitu pembelian kembali obligasi lama yang diterbitkan pada

KPU Kabupaten Karawang bekerjasama dengan Rumah Sakit Khusus Paru sedang melakukan rapid test untuk para penyelenggara (KPPS, PPS, PPK, KPU Kabupaten) hal ini

Berkat perkembangan teknologi yang begitu pesat memungkinkan manusia dapat membuat sebuah halaman web yang menampilkan berbagai informasi didalam sebuah penjelajahan

Sistem suspensi monotube hydraulic shock absorber yang optimal kemudian diaplikasikan pada sistem setengah kendaraan motor dengan input yang digunakan, yaitu input

Pat'a insiny.ur berencana untuk membangun tenaga pendukung menggunakan angin untuk kapal-kapal tersebut.. Usul

Inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian, selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Manajemen Perlengkapan Sekolah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berapa keuntungan yang diterima industri rumah tangga gula Aren di Kelurahan Pandu Kecamatan Bunaken Kota Manado dalam satu