• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga BBM Naik Kami Harus Tetap Sekolah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Harga BBM Naik Kami Harus Tetap Sekolah (1)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

HARGA BBM NAIK KAMI HARUS TETAP SEKOLAH Oleh : *Debu Yandi

Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya

Merdeka…!!!

Aku dan kawan-kawanku, adalah murid Sekolah Dasar kelas 4 di sebuah desa terpencil Kalimantan Tengah. Setiap hari aku dan kawan-kawanku berangkat ke sekolah dengan melintasi jalan setapak dan menyebrangi sungai dengan perahu mesin kecil milik salah seorang warga dengan bahan bakar solar harga 15rb/liter.

Akses jembatan tidak mungkin akan dibangun, karena jarak penyebrangan itu lumayan jauh, dan tak mungkin juga kami harus menggunakan sampan/ jukung (dalam bahasa dayak ngaju), arus air bisa dibilang deras. Warna air yang kehitam-hitaman akibat limbah perkebunan sawit menambah angker suasana sungai, dulu tak begitu sebelum perusahaan sawit masuk ke desa kami.

(2)

Ayah dan ibu ku, kerja hanya menjadi buruh lepas di perkebunan kelapa sawit dengan gajih per hari 56rb dan akan diterima setiap dua minggu sekali, dulu sekali ayah kerja memotong rotan (manetes) milik orang lain, dan berbagi hasil apabila rotannya telah dijual dan ibu kerja menyadap karet (mamantat) milik orang lain dan berbagi hasil pula ketika telah dijual, itu dulu ketika harga karet dan rotan masih tinggi. Kini, harga karet dan rotan tak ada artinya, sehingga hamper semua warga memilih untuk bekerja diperkebunan kelapa sawit, dan bahkan lebih parah lagi tanaman karet dan rotan banyak yang digarap habis oleh warga beralih menanam kelapa sawit.

Harga BBM naik, semua juga ikut naik. Gaji ayah dan ibu menjadi harapan hidup kami, untuk makan, keperluan sekolah, dan lainnya. Hutang dimana-mana menunggu gaji keluar, dan kerap kali gaji tak ada sisa ketika membayar hutang. Terpaksa hutang lagi. Saya teringat lagu Rho a Ira a ya g syair ya gali lo a g tutup lo a g, pi ja ua g ayar uta g , inilah jalan hidup kami.

Apa ya g au diharapka dari ka i ha ya ta ata “D da “MP u ap ayah da i u. Makanya kamu harus jadi anak pintar, bisa kuliah. Tak mengapa ayah dan ibu kerja keras seperti ini, raihlah cita-citamu setinggi mungkin, ucap ayah yang tengah menikmati secangkir kopi dan rokok kopeh (rokok yang dibuat sendiri, dengan tembakau yang dibeli dalam kemasan berbungkus).

Ayah da i u era gkat kerja setiap a’da su uh, de ga erjala kaki sela a kura g le ih 2 jam. Tiba kembali dirumah sekitar jam empat sore. Begitu setiap harinya. Kenapa gak pakai motor? Karena kami gak punya sepeda motor, untuk kehidupan sehari-hari saja sudah kurang. Jalan kaki, adalah solusi terbaik untuk dijalankan. Mungkin begitulah kira-kira yang ada dalam benak ayah dan ibu.

Motivasi mereka adalah aku, aku yang mereka harapkan utuk menjadi anak yang sukses nantinya. Sehingga, taka da kata lelah bagi mereka, terik mentari dan hujan sudah menjadi nuansa alami yang mereka rasakan setiap hari. Kadang, ayah dan bunda harus kerja dengan pakain yang basah, karena hujan, mau berteduh takut terlambat. Maklum, kerja diperusahaan sawit harus disiplin. Kadang, mereka pulangpun disambut hujan, maka bagi seorang anak kewajibanku membuatkan kopi/ teh hangat untuk mereka. Cukuplah dengan tambahan rebusan ubi, sudah mengenyangkan bagi mereka.

Harga BBM naik menjadi topik hangat di desa kami, walaupun di desa, beberapa warga juga punya televisi. Jadi tak heran suasana seperti bioskop dirumah warga yang mempunyai televisi setiap harinya.

Isu Harga BBM naik, di desa sudah pada naik harga sembako. Gaji ayah dan ibu, tak ikut naik. Seandainya seiring dengan isu kenaikkan Harga BBM naik dan bahkan sekarang sudah naik, gaji ayah dan ibu juga ikut naik, niscaya aku dan kawan-kawanku setiap hari akan membuat isu kenaikkan harga BBM, gumamku. Maklumlah aku masih anak Sekolah Dasar.

(3)

Negara kenapa tidak, kata ayah dan ibu. Kita tunggu saja, semoga desa kita pembangunannya tambah.

Tapi tetap saja, harga BBM naik semua ikut naik. Gaji tak naik, aku dan kawan-kawanku harus tetap sekolah dengan menggunakan perahu mesin, bayar loh itu ongkos minyaknya. Terlambat, ya pasti kalau tiba-tiba minyaknya habis, dan terpaksa harus mendayung perahu mesin tadinya. Tapi tenang saja, aku dan kawan-kawanku tetaplah anak yang rajin, tak ada tugas yang tak kami selesaikan tepat waktu, Pekerjaan Rumah itu hal biasa. Walupun buku-buku bacaan masih kurang, kami sangat antusias nanya kepada guru, hal yang tidak kami ketahui.

Aku dan kawan-kawanku, mempunyai keinginan yang sama, yakni ingin bisa computer, punya akun facebook, twitter, bisa update status, upload foto dan lainnya. Kami juga ingin kuliah, karena walupun miskin kata guru kami, kami pasti bisa kuliah dengan modal kecerdasan kami, dan kami juga yakin kami mampu mendapatkan beasiswa. Semoga perjuangan ini tak sia-sia, dan Tuhan selalu mendengar hamba yang memuji Nya.

Referensi

Dokumen terkait

beberapa job atau proses yang sedang berjalan pada waktu yang sama..

[r]

Didahulukan Untuk Acara Akad Nikah.. INSPIRATIVE WO - INSPIRATIVE WO - INSPIRATIVE WO -

Dari kesimpulan umum tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan dari sub masalah yang telah diuraikan, antara lain sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan guru

7) Klik select pada database kemudian pilih database yang telah dibuat sebelumnya.. Membuat Form Buku Tamu 1) Klik INSERT pada menu bar 2) Ikuti seperti dibawah ini. 3) Kemudian

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS (AUTHORITATIVE PARENTING) DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA.. SISWA SMP NEGERI

[r]

masalah yang menunggu untuk dipecahkan tetapi sebagai masalah yang menunggu untuk dipecahkan tetapi sebagai kesempatan untuk pertumbuhan, kerjasama, dan.. kesempatan untuk