• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMELIHARAAN JARINGAN PENYULAN docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN PEMELIHARAAN JARINGAN PENYULAN docx"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI JARINGAN PENYULANG PRIMER

Penyulang utama atau primer adalah jaringan yang langsung keluar dari gardu induk yang pada umumnya terdiri atas jaringan fasa dengan fasa tiga, empat kawat dan cabang serta sub cabang dapat berupa jaringan fasa tunggal atau fasa tiga.

Ditinjau dari segi konstruksi dan tempat penghantar terpasang, maka jaringan primer (jaringan tegangan menengah) dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Saluran udara tegangan menengah

b. Saluran kabel tegangan menengah di bawah tanah

Saluran udara menyalurkan daya listrik melalui kawat atau kabel yang dipasang atau digantung pada tiang-tiang dengan perantaraan isolator, sedangkan saluran kabel bawah tanah menyalurkan daya listrik melalui kabel tanah yang digelar dibawah permukaan tanah.

Dalam pendistribusian tenaga listrik, harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. Regulasi tegangan pada jaringan tegangan menengah yaitu variasi tegangan pelayanan (tegangan terminal konsumen) harus pada batas – batas yang diijinkan yaitu ±5% dari tegangan kerja untuk sistem radial diatas tanah dan sistem simpulan.

2. Kontinyuitas pelayanan dan pengamanan yaitu tidak sering terjadi pemadaman listrik karena gangguan, dan jika terjadi gangguan dapat dengan cepat diatasi. Hal tersebut dapat dicapai dengan pengamanan dengan peralatan pengaman, pentanahan dan sebagainya.

(2)

4. Fleksibelitas terhadap pertambahan beban. Untuk penyaluran tegangan listrik dari sumber daya listrik baik berupa pusat pembangkitan maupun gardu induk sampai ke pusat – pusat beban digunakan jaringan tegangan menengah.

1.2 ELEMEN DASAR JARINGAN PENYULANG PRIMER 1.2.1 Jaringan Distribusi Primer

Sistem distribusi primer merupakan bagian dari sistem distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai daya besar (Bulk Power Source) atau disebut gardu induk ke pusat – pusat beban. Penurunan tegangan sistem ini dari teganga transmisi pertama pada gardu induk subtransmisi dimana tegangan 150 kV atau ke tegangan 70 kV, kemudian pada gardu induk distribusi kembali dilakukan penurunan tegangan menjadi 20 kV. Dalam pendistribusian tenaga listrik, harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut : 1. Regulasi tegangan pada jaringan tegangan menengah yaitu variasi tegangan pelayanan (tegangan terminal konsumen) harus pada batas – batas yang diijinkan yaitu ±5% dari tegangan kerja untuk sistem radial diatas tanah dan sistem simpulan.

2. Kontinyuitas pelayanan dan pengamanan yaitu tidak sering terjadi pemadaman listrik karena gangguan, dan jika terjadi gangguan dapat dengan cepat diatasi. Hal tersebut dapat dicapai dengan pengamanan dengan peralatan pengaman, pentanahan dan sebagainya.

3. Efisiensi sistem distribusi listrik yaitu menekan serendah mungkin rugi – rugi teknis dengan pemilihan peralatan dan pengoprasiannya yang baik dan juga menekan rugi – rugi non teknis dengan mencegah pencurian dan kesalahan pengukuran.

4. Fleksibelitas terhadap pertambahan beban. Untuk penyaluran tegangan listrik dari sumber daya listrik baik berupa pusat pembangkitan maupun gardu induk sampai ke pusat – pusat beban digunakan jaringan tegangan menengah.

(3)

memudahkan mengingat jalur – jalur yang dilayani oleh penyulang tersebut. Sistem penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanpa isolasi seperti kawat AAAC (All Aluminium Alloy Conductor), ACSR (Alluminium conductor steel reinforce) dan lain – lain.

2. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)

Jenis penghantar yang dipakai adalah berisolasi seperti MVTIC (Medium Voltage Twested Insulate Cable)

3. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)

Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanam berisolasi PVC (Poly Venyl Clorida), EXLP (Crosslink Polythelene).

Sistem pengaman jaringan tegangan menengah 20 kV merupakan satu komponen sangat penting yang dirancang untuk mengamankan jaringan dan peralatan tegangan menengah. Secara umum peralatan pengaman yang terdapat pada system jaringan distribusi tegangan menengah adalah Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah (PMS), Saklar Seksi Otomatis (SSO), Saklar Beban (SB), Tie Swicth (TS), Penutup Balik Otomatis (PBO) /Recloser dan Pelebur.

1.2.2 Sistem Pengaman Jaringan Distribusi Primer

(4)

terhadap kondisi abnormal operasi itu sendiri. Sistem pengaman bertujuan untuk mencegah, membatasi, atau melindungi jaringan dan peralatan terhadap bahaya kerusakan yang disebabkan karena gangguan yang bersifat temporer maupun

permanent, sehingga kualitas dan keandalan penyaluran daya listrik yang diharapkan oleh konsumen dapat terjamin dengan baik. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan pada sistem pengaman adalah :

a. Kecepatan bertindak (quikness of action)

b. Pemilihan tindakan (selectivity or discrimination action) c. Peka (sensitivity)

d. Keandalan (reliability)

Sistem pengaman jaringan tegangan menengah 20 kV merupakan satu komponen sangat penting yang dirancang untuk mengamankan jaringan dan peralatan tegangan

menengah. Secara umum peralatan pengaman yang terdapat pada system jaringan distribusi tegangan menengah adalah Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah (PMS), Saklar Seksi Otomatis (SSO), Saklar Beban (SB), Tie Swicth (TS), Penutup Balik Otomatis (PBO) /Recloser dan Pelebur.

1.2.2.1 Pemutus Tenaga (PMT)/Circuite Breaker (CB)

Pemutus Tenaga (PMT) circuite breaker (CB) adalah suatu saklar yang bekerja secara otomatis memutus hubungan listrik pada jaringan dalam keadaan berbeban pada saat mengalami gangguan yang disebabkan baik dari luar/external maupun dari

dalam/internal. Dalam sistem pengoperasiannya, alat ini dilengkapi dengan rele arus Over Current Relay (OCR) yang berfungsi sebagai pengaman jaringan dari arus lebih.

1.2.2.2 Pemisah (PMS)/Disconekting Switch (DS)

(5)

1.2.2.3 Load Break Switch (LBS)

Saklar pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus arus tiga phasa untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan secara manual maupun secara elektronis. load break switch (LBS) mirip dengan alat pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) dan biasanya dipasang dalam saluran distribusi listrik.

Monitoring dan pengendaliannya menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) dengan peralatan modul pengontrol berupa RTU (Remote Terminal Unit). Basis komunikasi antara RTU pada panel LBS dan ruang kontrol PLN secara umum terdiri dari dua jenis, yaitu GPRS dan radio.

load break switch (LBS) berfungsi sebagai peralatan hubung yang bekerja membuka dan menutup rangkaian arus listrik , mempunyai kemampuan memutus arus beban dan tidak mampu memutus arus gangguan. load break switch (LBS) juga berfungsi sebagai pemutusan lokal atau penghubung instalasi listrik 20 kV pada saat dilakukan perawatan jaringan distribusi pada daerah tertentu sehingga tidak mengganggu daerah lain yang masih beroperasi.

Gambar 2.6 Load Break Swich (LBS)

(6)

Gambar 2.7 Kubikel / Panel pengendali Load break switch (LBS)

Sumber : Swastika Mahardika, 2014

Sistem pengendalian elektronik load break switch (LBS) ditempatkan pada sebuah kotak pengendali yang terbuat dari baja anti karat sehingga dapat digunakan dalam berbagai kondisi lingkungan. Panel pengendali atau kubikel LBS merupakan alat yang mempermudah dalam proses pengoprasian load break switch (LBS), serta harus rutin pada pemeliharaannya.

1.3 DIAGRAM DAN MEKANISME OPERASI JARINGAN PENYULANG PRIMER

(7)

a. Jaringan Radial

Gambar 2.2. Jaringan Radial

Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar 2.2. Adalah sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.

Gambar 2.2. Konfigurasi Jaringan Radial

Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam

bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.

Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam.

Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.

(8)

Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 2.3. digunakan untuk pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain).

Gambar 2.3. Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung

Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.

c. Jaringan Lingkar (Loop)

(9)

Gambar 2.4. Konfigurasi Jaringan Loop

d. Jaringan Spindel

Sistem Spindel seperti pada Gambar 2.5. adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang

tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).

(10)

Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang

menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).

e. Sistem Gugus atau Sistem Kluster

Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar 2.6. banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.

Gambar 2.6. Konfigurasi Sistem Kluster

(11)

BAB II

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN

2.1 PENDEKATAN PEMELIHARAAN YANG DIPERLUKAN

Pemeliharaan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi sistem dalam keadaan baik atau normal, baik selama beroperasi, maupun saat sedang tidak dioperasikan.

Pada dasarnya tidak ada suatu sistem yang benar-benar free maintenance, jadi setiap sistem memerlukan pemeliharaan.

Jenis pendekatan pemeliharaan yang dipakai pada jaringan penyulang primer ini adalah Preventive Maintenance.

Pemeliharaan Preventif JTM dan JTR

Pemeliharaan Preventif Jaringan Distribusi adalah kegiatan pemeliharaan yang terencana berdasarkan hasil inspeksi JTM dan JTR.

a. Pemeliharaan Preventif JTM meliputi :

i. Pembersihan Right Of Way (ROW), minimum dalam radius 2,5 m harus bebas dari gangguan pohon dan dari benda lain yang mengganggu (mis: kerangka layang-layang, sarang burung).

ii. Pembersihan / pengamanan dari pohon atau benda lain yang berpotensi mengganggu jaringan distribusi meskipun jarak radius amannya masih lebih jauh dari 2,5 m. (pekerjaan pembersihan ini akan dibayar dengan biaya khusus diluar anggaran biaya dalam kontrak berjalan) .

b. Pemeliharaan Preventif JTR Pemeliharaan preventif JTR meliputi :

i. Pembersihan ROW untuk penghantar terbuka dalam radius 2,5 m harus bersih dari gangguan pohon dan bersih dari benda lain yang mengganggu

ii. JTR dan perbaikan konstruksi Jaringan Distribusi (Tiang miring, andongan kendor, peralatan pendukung rusak , konektor kendor dan lain-lain)

2.2 PARAMETER SISTEM YANG PERLU DITANGANI DALAM PEMELIHARAAN

(12)

1. Benang layang-layang yang menyangkut di kabel SUTM

2. Angin yang dapat menyebabkan dahan/ranting pohon mengenai saluran SUTM

3. Untuk mengurangi kegagalan atau kerusakan trafo, dilakukan pemeliharaan. Hal ini sesuai dari tujuan pemeliharaan yaitu: menjaga agar peralatan komponen dapat dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya

1.2 Kinerja

1. Pemilihan CB yang tidak sesuai 2. Pemasangan yang tidak baik

3. Monitoring dalam pengendalian LBS

2.3 METODA MONITORING YANG DIPERLUKAN Jenis Pengendalian load break switch (LBS)

Jenis pengendalian load break swich (LBS) ada 2 yaitu : 1. Secara manual

Gambar 2.8 Load Break Switch (LBS) Sumber : Swastika Mahardika, 2014

(13)

Jika kita menarik tuas berlawanan arah jarum jam maka LBS akan mengalami kondisi OFF. Sebaliknya jika tuas ditarik searah jarum jam berarti LBS dalam kondisi ON. Pekerjaan ini dilakukan oleh petugas rayon maupun dari operasi distribusi, untuk peralatannya menggunakan hook stick dan juga peralatan K3 untuk keamanan petugas pelaksana.

(14)

Gambar 2.9 merupakan alat yang digunakan untuk menarik tuas pada load break switch

(LBS), tongkat ini (hook stick) dilindungi oleh isolasi sehingga sangat aman bagi petugas. Tongkat tersebut dapat dipanjangkan yaitu dengan cara ditarik memanjang.

2. Secara terkontrol

Yaitu dengan pemutusan dan penyambungan secara jarak jauh menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) yang dibangun oleh PLN, dengan ini proses pemutusan maupun penghubungan beban menjadi lebih mudah

1. TRANSFORMATOR

Untuk mengurangi kegagalan atau kerusakan trafo, dilakukan pemeliharaan. Hal ini sesuai dari tujuan pemeliharaan yaitu: menjaga agar peralatan komponen dapat dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya, menjamin jaringan berfungsi dengan baik untuk mendistribusikan energy listrik dan menjamin energi diterima pelanggan dengan mutu dan keandalan yang baik.

PLN Distribusi Jawa Timur, mulai dari tahun 2009 telah menerapkan program pemeliharaan trafo yang disebut pemeliharaan gardu terpadu trafo meliputi pemeliharaan fisik trafo, panel proteksi trafo dan pentanahan, dimana dalam pelaksanaannya terus dilakukan perbaikan-perbaikan metode/konsep, baik dari sisi perencanaan, anggaran, pengendalian, pengelolaan, dan metode evaluasi sehingga diharapkan index keandalan trafo semakin baik yang pada akhirnya dapat diperoleh kepuasan dan senyum dari pelanggan.

2.4 PENJADWALAN PEMELIHARAAN Jadwal Pemeliharaan Distribusi

Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.

(15)

 Pemeliharaan Bulanan.

 Pemeliharaan tri wulanan.

 Pemeliharaan semesteran.

 Pemeliharaan tahunan.

 Pemeliharaan 3 tahunan.

Karena volume fisik sistem jaringan distribusi ini cukup banyak, maka dalam pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.

4.1. Jadwal Pemeliharaan Bulanan

Jadwal ini dilaksanakan dalam keadaan beroperasi/bertegangan: Misalnya : Trafo distribusi.

Periksaadanya yang keretakan / pecah

Periksa adanya suara-suara tidak normal, karena kebocoran minyak

Periksa alat pemadam kebakaran seperti aapakah masih berfungsi baik / atau tidak

Ukuran arus dan tegangan sekunder, ukur arus primer dengan tang amper meter

(16)

4.2.Pemeliharaan Tri wulanan (3 bln)

Pemeliharaan tri wulanan atau 3 bulanan adalah suatu kegiatan dilapangan yang dilaksanakan dalam tiga bulan dengan maksud untuk mengadakan pemeriksaan kondisi system.Dengan harapan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan perbaikan system peralatan yang terganggu dapat ditentukan lebih awal.Bila ada keterbatasan dalam masalah data pemeliharaan, program pemeliharaan triwulan dapat dibagi untuk memelihara bagian-bagian jaringan distribusi yang rawan gangguan, diantaranya adalah saluran telanjang atau tidak berisolasi.Dimana saluran udara semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap gangguan external misalnya pohon-pohon, benang layang-layang dsb.

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam program triwulanan adalah :

 Mengadakan inspeksi terhadap saluran udara harus mempunyai jarak aman yang

sesuai dengan yang di ijinkan (2 m).

 Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan dan segera

mengadakan tindak lanjut.

4.3.Pemeliharaan Semesteran (6 bln)

Pemeliharaan semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang

dilakukan dilapangan dengan maksud untuk mengetahui sendiri kemungkin keadaan beban jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu penyulang TR (tegangan rendah).Dimana besarnya regulasi tegangan yang diijinkan oleh PLN pada saat ini adalah + 5% untuk sisi pengirim dan – 10% untuk sisi penerima.Perbandingan beban untuk setiap fasanya pada setiap penyulang TR tidak kurang dari 90%; 100% dan 110%.Hal ini untuk menjaga adanya kemencengan tegangan yang terlalu besar pada saat terjadi gangguan putus nya kawat netral (Nol) di jaringan TR.

(17)

 Melakukan pengukuran (timbang) beban.

 Melaksanakan pengukuran tegangan ujung jaringan.

 Mengadakan evaluasi hasil pengukuran dan menindak lanjuti.

 Memeriksa keadaan penghantar/kawat.

 Membersihkan isolator.

 Memeriksa kondisi tiang.

Contoh : Jadwal pemeliharaan Semesteran

Dilaksanakan dalam keadaan beroperasi, bebas tegangan:

No KOMPONEN /

o Periksa kondisi kawat

o Bersihkan kawat dari benda asing o Pasang repair slove atau armorgrif

apabila ada kawat yang rusak o Periksa andongan kawat

o Periksa ikatan kawat pada isolator o Periksa klem sambungan baut

bautnya

o Periksa jarak aman dari penghantar sesuai aturan / ketentuan

(18)

3 Tiang

o Periksa apakah ada yang cacat atau pecah

o Lakukan penggantian untuk isolator yang rusak

o Kencangkan baut baut penguatnya dsb

o Periksa posisi tiang

o Untuk tiang besi bila catnya rusak di cat kembali

o Ganti apabila tiang mulai keropos o Pasang schoor apabila posisi tiang

miring akibat tarikan kawat dan sebagainya

4.4.Pemeliharaan Tahunan (1 thn)

Pemeliharaan tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mengadakan pemeriksaan dan perbaikan system peralatan.Kegiatan pemeliharaan tahunan biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas tertentu .Pekerjaan

perbaikan system peralatan yang sifatnya dapat menunjang operasi secara langsung atau pekerjaan-pekerjaan yang dapat mengurangi adanya gangguan operasi system perlu mendapat prioritas yang lebih tinggi.

Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam dua keadaan yaitu :

 Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.

(19)

4.4.1. Pemeliharaan Tahunan Keadaan Bertegangan

Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan adalah mengadakan pemeriksaan secara visual (inspeksi) dengan maksud untuk menemukan hal-hal atau kelainan-kelainan yang

dikawatirkan/dicurigai dapat menyebabkan gangguan pada operasi system, sebelum periode pemeliharaan tahunan berikutnya terselenggara.Pemeliharaan semacam ini pada pelaksanaanya meng-gunakan chek list untuk memudahkan para petugas memeriksa dan mendata hal-hal perlu diperhatikan dan dinilai.

4.4.2. Pemeliharaan Tahunan Keadaan Bebas Tegangan

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi TM / TR yang

dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau pemadaman. Hal ini bukan berartii disekitar obyek pemeliharaan benar-benar sama sekali tidak bertegangan. Pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan tahunan pada keadaan bebas tegangan adalah pekerjaan-pekerjaan yang meliputi :

 Pemeriksaan.

 Pembersihan.

 Pengetesan.

 Penggantian material Bantu : fuse link, sekring.

Adapun bagian-bagian system yang perlu dilakukan pemeliharaan tahunan secara periodik diantaranya adalah :

(20)

 Gardu distribusi dan PHB-TR.

 JTR dan peralatanya (bila ada).

 Sambungan rumah dan APP.

5.Pemeliharaan Tiga Tahunan

Pemeliharaan tiga tahunan merupakan program pemeliharaan sebagai tindak lanjut dari kegiatan pemeliharaan tahunan yang telah diselenggarakan.Kegiatan pemeliharaan tiga tahunan dilaksanakan dalam keadaan bebas tegangan dimana sifat pemeliharaanya baik teliti dan penyaluran, biasa sampai tahap bongkar pasang (over houl).Dengan keadaan ini, pelaksanaan pemeliharaan tiga tahunan merupakan kegiatan pemeliharaan rutin yang termasuk pekerjaan pemeriksaan rutin sistematis.

2.4 ALAT BANTU UKUR YANG DIPERLUKAN ALAT BANTU UKUR

1. KWh meter

2. Tang ampere

Alat ukur tang ampere atau dikenal juga dengan sebutan Ampere

meter jepit bekerja dengan prinsip, yang sama dengan inti primer sebuah transformator arus seperti tampak pada Gambar 3-3. Dengan alat ukur tang ampere ini pengukuran arus dapat dilakukan tanpa memutuskan suplai listrik terlebih dahulu. Konstruksi dari alat ukur tang ampere ini diperlihatkan pada Gambar 3-3.

(21)

Satu alat mengintegrasikan dan memperlihatkan jumlah perputaran dari kepingan disebut register. Register dibuat sebagai petunjuk diperlihatkan dalam Gambar 3-4a, yang mempergunakan penunjuk untuk memperlihatkan jumlah perputaran. Di samping itu terdapat pula register cydometris yang diperlihatkan pada Gambar 3-4b yang mempergunakan roda-roda angka. 3-3-4 Transformator untuk Alat-alat Pengukuran Dalam keadaan arus searah, maka untuk memperbesar daerah pengukuran suatu tahanan shunt atau seri dipergunakan. Untuk kepentingan yang sama maka dalam keadaan pemakaian

pada arus bolak balik, suatu transformer khusus yang dikenal sebagai transformator alat-alat pengukuran dipergunakan. Dalam prinsipnya suatu transformator alat pengukur adalah identik dengan transformator daya, akan tetapi dalam transformator alat-alat Gambar 3-4.

(22)
(23)

SAMBUNGAN LISTRIK TM PENGUKURAN TM TARIF GANDA

(24)

2.6 PERENCANAAN KARTU PEMELIHARAAN

PT. PLN (PERSERO) Electricity For A Better Life

Komp PLN/GI. Cigereleng, Jl. Mohammad Toha KM 04, Kota Bandung, Jawa Barat

KARTU PEMELIHARAAN JARINGAN PENYULANG PRIMER

No Parameter Pantau Kegiatan Keterangan Standar

Nilai beban penyulang yang sudah overload

3 Saluran Dipasangnya SUTM

berisolasi

Dilakukan secara bertahap dengan melakukan

penggantian secara

(25)

4 Bushing

5 Tangki radiator

6 Tinggi permukaan

minyak Kinerja

1 Pengukuran beban Ukuran arus dan tegangan

sekunder, ukur arus primer dengan tang amper meter

2 Pemasangan recloser

RTU SCADA

Program penambahan recloser

Nama Paraf

Kepala regu Nama

(26)

2.7 DIAGRAM ALIR PEMELIHARAAN

Mulai

1. Pencatatan pada bagian-bagian jaringan distribusi

2. Pelaksanaan inspeksi berdasarkan gambar diagram satu garis jaringan

distribusi

4. Audit Maturity Proses

3. Membuat rencana pemeliharaan jaringan distribusi

(27)

Metodologi yang digunakan dalam melakukan audit maturity ini adalah : i. Memahami proses pemeliharaan yang ada.

ii. Pengujian melalui tanya jawab (interview) dengan pelaksana terkait dengan kegiatan pemeliharaan yang di lakukan.

(28)

FLOW CHART METODOLOGI AUDIT MATURIT

Standar kegiatan pemeliharaan

Kinerja proses pemeliharaan : 1. Data

2. Proses 3. Performance 4. SDM

5. Peralatan dan sasaran 6. Material

7. Program tambahan

Pengujian :

1. Tanya jawab (interview)

(29)

Untuk melakukan Audit Maturity dari proses bisnis dan menentukan bagaimana meningkatkan kinerja unit, maka digunakan beberapa parameter yaitu :

1) Data : Pengelolaan data,baik itu data hasil inspeksi maupun sehingga data tersebut menjadi informasi yang berguna

2) SDM : Orang yang melakukan kegiatan proses pemeliharaan baik dari jumlah maupun skillnya.

3) Proses : Proses baik dari inspeksi hingga pemeliharan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan/kontrol.

4) Peralatan dan Sarana: insfrastruktur guna mendukung proses pemeliharaan 5) Performance : Pencapaian kinerja unit setempat.

(30)

BAB III

HASIL MONITORING DAN ANALISIS

3.1 HASIL MONITORING DAN CATATAN PEMELIHARAAN JARINGAN PENYULANG PRIMER

Data dan waktu tidak bisa dilakukan secara langsung untuk menyurvei akibat keterbatasan waktu dan membutuhkan jadwal pemeliharaan yang bersifat continue.

3.2 ANALISA DATA

Penyulang utama atau primer adalah jaringan yang langsung keluar dari gardu induk yang pada umumnya terdiri atas jaringan fasa dengan fasa tiga, empat kawat dan cabang serta sub cabang dapat berupa jaringan fasa tunggal atau fasa tiga.

Ditinjau dari segi konstruksi dan tempat penghantar terpasang, maka jaringan primer (jaringan tegangan menengah) dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Saluran udara tegangan menengah

b. Saluran kabel tegangan menengah di bawah tanah

Jenis pendekatan pemeliharaan yang dipakai pada jaringan penyulang primer ini adalah Preventive Maintenance.

Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.

Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharan distribusi dapat dikelompokan dalam empat kelompok yaitu :

 Pemeliharaan Bulanan.

 Pemeliharaan tri wulanan.

(31)

 Pemeliharaan tahunan.

 Pemeliharaan 3 tahunan.

3.3 MANUAL PEMELIHARAAN

Sebelum melakukan pemeliharaan tentu kita harus mengetahui hal apa saja yang perlu kita lakukan. Urutan langkah pemeliharaan ini bisa membuat kegiatan pemeliharaan lebih efisien. Urutan langkah pemeliharaan pada PC sebagai berikut:

2. Lihat kondisi fisik secara visual

3. Catat pada bagian-bagian jaringan distribusi tenaga listrik tersebut yang sudah memerlukan pemeliharaan, perbaikan ataupun penggantian

Gambar

Gambar 2.6 Load Break Swich (LBS)
Gambar 2.7 Kubikel / Panel pengendali Load break switch (LBS)
Gambar 2.2. Jaringan Radial
Gambar 2.3. Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung
+5

Referensi

Dokumen terkait

Paket Modal Usaha ganda berbunga lunak bagi kelompok pedagang kecil Pelatihan keterampilan alternatif bagi pedagang perempuan terutama yang miskin Pelibatan masyarakat

Berdasarkan hasil observasi terhadap motivasi peserta didik secara individu yang diamati oleh peneliti dibantu observer pada kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan I

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengobatan andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan

  percep rcepata atan. Benda besar yang massanya M bergerak di dalm sebuah lintasan referensi kita. Benda besar yang massanya M bergerak di dalm sebuah lintasan yang jari-jarinya

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan terfokus pada pengujian yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh variasai sudut penembakan shot peening terhadap structur

Penelitian yang dilakukan oleh Aprila (2015) menunjukkan bahwa beban kerja, komunikasi interpersonal, dan iklim kerja merupakan faktor yang berhubungan dengan stres

Penelitian Lisa (2018), bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang

Otak merupakan organ penting dalam tubuh manusia, otak berfungsi untuk memengaruhi dan mengontrol seluruh kerja tubuh. Struktur otak adalah sebagai berikut. a) Korteks,