REVIEW DAN REFLEKSI
DISKUSI PENGANIAYAAN SALIM KANCIL DAN TOSAN Maria Stefani 411410009
Pak Salim Kancil dan Pak Tosan merupakan korban penganiayaan karena menolak penambangan pasir di desa Selok Awar-Awar, Lumajang. Di sini Pak Salim Kancil dan Pak Tosan sebenarnya hanya ingin pasir di daerahnya tidak dieksploitasi sebesar-besarnya, karena akan mengganggu aliran air yang masuk ke lahan pertanian di daerahnya. Namun, mereka malah dianiaya oleh segerombolan preman yang dipimpin oleh kepala desanya.
Penolakan ini sebenarnya telah dilakukan sejak Januari 2015, namun belum mendapat respon dari pemerintah. Akhirnya, beberapa aktivis seperti Pak Salim Kancil dan Pak Tosan mulai melakukan aktivitas sendiri berupa penghentian truk pasir yang akan mengangkut pasir di Lumajang tersebut.
Karena berbagai penolakan yang terjadi, ada ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh preman, dan preman tersebut dibentuk oleh kepala desa Selok Awar-Awar sendiri. preman tersebut mengancam agar kegiatan penolakan penambangan pasir dihentikan, kalau tidak orang-orang yang menolak akan dibunuh. Gerombolan preman tersebut diketuai oleh Desir.
Ketika akan diadakan aksi penolakan tambang pasir secara besar-besaran pada tanggal 26 September 2015, terjadi penjemputan paksa dan penganiayaan terhadap Pak Tosan dan Pak Salim Kancil.
Kejadian penganiayaan Pak Tosan bermula ketika Pak Tosan sedang menyebarkan selebaran di depan rumahnya. Saat itu beliau didatangi banyak preman dan dikeroyok beramai-ramai. Pak Tosan dianiaya dan berusaha lari, namun tetap dapat terkejar. Pak Tosan dianiaya bahkan sampai dilindas dengan sepeda motor. Tapi akhirnya berhasil diselamatkan karena teman Pak Tosan yang bernama Pak Ridwan berhasil melerai penganiayaan tersebut.
Salim Kancil dibawa ke sebuah pemakaman. Pak Salim Kancil akhirnya wafat setelah kepalanya dihantam batu nisan.
Dari kejadian ini, saya sangat prihatin terhadap kondisi Indonesia, di mana orang-orang yang berusaha membela daerahnya sendiri malah wafat dengan tidak pantas. Di sini orang-orang yang telah menganiaya Pak Salim Kancil dan Pak Tosan telah melakukan tindakan kekerasan yang seharusnya tidak dilakukan.
Seharusnya para pembunuh tidak melakukan hal tersebut, karena hal tersebut tidak sesuai dengan peri kemanusiaan. Pak Salim Kancil dan Pak Tosan mendapat penganiayaan karena berbeda pendapat dengan warga lain yang setuju terhadap penambangan liar. Padahal, penambangan tersebut merugikan warga sekitar. Di sini Pak Salim Kancil dan Pak Tosan melakukan hal yang benar, yaitu membela hak warga, namun Kepala Desa malah melakukan sebaliknya, karena beliau menyetujui adanya pertambangan tersebut.
Kepala desa tersebut menyalahgunakan kekuasaannya untuk menyingkirkan Pak Salim Kancil dan Pak Tosan yang tidak sependapat dengan Pak Kepala Desa. Pak Kepala Desa sebagai seseorang yang melindungi warga desanya seharusnya tidak melakukan hal tersebut. Hanya karena penambangan menguntungkan dirinya, Pak Kepala Desa rela membunuh Pak Salim Kancil dan Pak Tosan yang adalah tetangganya sendiri.