• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 5 TAHUN 1 9 9 2

TENTANG

BENDA CAGAR BUDAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang pent ing art inya bagi pemahaman dan pengembangan sej arah, il mu penget ahuan dan kebudayaan, sehingga pcrl u dil indungi dan dil est arikan demi pemupukan kesadaran j at idiri bangsa dan kepent ingan nasional ;

b. bahwa unt uk menj aga kel est arian benda cagar budaya diperl ukan l angkah pengat uran bagi penguasaan, pemil ikan, penemuan, pencarian, perl indungan, pemel iharaan, pengel ol aan, pemanf aat an, dan pengawasan benda cagar budaya;

c. bahwa pengat uran benda cagar budaya sebagaimana diat ur dal am Monument en Ordonnant ie Nomor 19 Tahun 1931 (St aat sbl ad Tahun 1931 Nomor 238), sebagaimana t el ah diubah dengan Monument en Ordonnant ie Nomor 21 Tahun 1934 (St aat sbl ad Tahun 1934 Nomor 515) dewasa ini sudah t idak sesuai dengan upaya perl indungan dan pemel iharaan demi pel est arian benda cagar budaya; dan ol eh karena it u dipandang perl u menet apkan pengat uran benda cagar budaya dengan Undang-undang;

(2)

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengel ol aan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);

3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 t ent ang Kepariwisat aan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427);

Dengan Perset uj uan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Benda cagar budaya adal ah:

a. benda buat an manusia, bergerak at au t idak bergerak yang berupa kesat uan at au kel ompok, at au bagian-bagiannya at au sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (l imapul uh) t ahun, at au mewakil i masa gaya yang khas dan mewakil i masa gaya sekurang-kurangnya 50 (l ima pul uh) t ahun, sert a dianggap mempunyai nil ai pent ing bagi sej arah, il mu penget ahuan, dan kebudayaan;

b. benda al am yang dianggap mempunyai nil ai pent ing bagi sej arah, il mu penget ahuan , dan kebudayaan.

(3)

benda cagar budaya t ermasuk l ingkungannya yang diperl ukan bagi pengamanannya.

BAB II

TUJUAN DAN LINGKUP

Pasal 2

Perl indungan benda cagar budaya dan sit us bert uj uan mel est arikan dan memanf aat kannya unt uk memaj ukan kebudayaan nasional Indonesia.

Pasal 3

Lingkup pengat uran Undang-undang ini mel iput i benda cagar budaya, benda yang diduga benda cagar budaya, benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya, dan sit us.

BAB III

PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENEMUAN, DAN PENCARIAN

Bagian Pert ama Penguasaan dan Pemil ikan

Pasal 4

(1) Semua benda cagar budaya dikuasai ol eh Negara.

(2) Penguasaan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) mel iput i benda cagar budaya yang t erdapat di wil ayah hukum Republ ik Indonesia.

(4)

Pemerint ah sesuai dengan konvensi int ernasional .

Pasal 5

(1) Dal am rangka penguasaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4, benda cagar budaya yang karena nil ai, sif at , j uml ah, dan j enisnya sert a demi kepent ingan sej arah, il mu penget ahuan, dan kebudayaan perl u dil est arikan, dinyat akan mil ik Negara.

(2) Ket ent uan mengenai penent uan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 6

(1) Benda cagar budaya t ert ent u dapat dimil iki at au dikuasai ol eh set iap orang dengan t et ap memperhat ikan f ungsi sosial nya dan sepanj ang t idak bert ent angan dengan ket ent uan dal am Undang-undang ini.

(2) Benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) adal ah benda cagar budaya yang :

a. dimil iki at au dikuasai secara t urun-t emurun at au merupakan warisan;

b. j uml ah unt uk set iap j enisnya cukup banyak dan sebagian t el ah dimil iki ol eh Negara.

(3) Dal am hal orang sebagaimana rdimaksud dal am ayat (1) adal ah warga negara Indonesia yang dapat dimil iki at au dikuasai adal ah benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) huruf a dan huruf b.

(5)

huruf b.

Pasal 7

(1) Pengal ihan pemil ikan at as benda cagar budaya t ert ent u yang dimil iki ol eh warga negara Indonesia secara t urun-t emurun at au karena pewarisan hanya dapat dil akukan kepada Negara.

(2) Pengal ihan pemil ikan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dapat disert ai pemberian imbal an yang waj ar. (3) Ket ent uan mengenai t at a cara pengal ihan dan pemberian

imbal an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 8

(1) Set iap pemil ikan, pengal ihan hak, dan pemindahan t empat benda cagar budaya t ert ent u sebagaimana dimaksud dal am Pasal 6 dan Pasal 7 waj ib didaf t arkan.

(2) Ket ent uan mengenai pendaf t aran sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 9

(6)

Bagian Kedua Penemuan

Pasal 10

(1) Set iap orang yang menemukan at au menget ahui dit emukannya benda cagar budaya at au benda yang diduga sebagai benda cagar budaya at au benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya, waj ib mel aporkannya kepada Pemerint ah sel ambat -l ambat nya 14 (empat bel as) hari sej ak dit emukan at au menget ahui dit emukannya.

(2) Berdasarkan l aporan t ersebut , t erhadap benda sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) segera dil akukan penel it ian.

(3) Sej ak dit erimanya l aporan dan sel ama dil akukannya proses penel it ian t erhadap benda yang dit emukan diberikan perl indungan sebagai benda cagar budaya.

(4) Berdasarkan hasil penel it ian sebagaimana dimaksud dal am ayat (2), Pemerint ah menent ukan benda t ersebut sebagai benda cagar budaya at au bukan benda cagar budaya, dan menet apkan :

a. pemil ikan ol eh Negara dengan pemberian imbal an yang waj ar kepada penemu;

b. pemil ikan sebagian dari benda cagar budaya ol eh penemu berdasarkan ket ent uan Pasal 6 ayat (2) huruf b;

c. penyerahan kembal i kepada penemu, apabil a t erbukt i benda t ersebut bukan sebagai benda cagar budaya at au bukan sebagai benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya;

d. pemil ikan, penguasaan, dan pemanf aat annya sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berl aku, apabil a benda t ersebut t ernyat a merupakan benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya.

(7)

(3), dan ayat (4) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 11

Pemerint ah menet apkan l okasi penemuan benda cagar budaya at au benda yang diduga benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dal am pasal 10 ayat (1) sebagai sit us dengan menet apkan bat as-bat asnya.

Bagian Ket iga Pencarian

Pasal 12

(1) Set iap orang dil arang mencari benda cagar budaya at au benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya dengan cara penggal ian, penycl aman, pengangkat an at au dengan cara pencarian l ainnya, t anpa izin dari Pemerint ah.

(2) Ket ent uan mengenai pencarian benda cagar budaya at au benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya t ermasuk syarat -syarat dan t at a cara perizinan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB IV

PERLINDUNGAN DAN PEMELIHARAAN

Pasal 13

(1) Set iap orang yang memil iki at au menguasai benda cagar budaya waj ib mel indungi dan memel iharanya.

(8)

Pasal 14

(1) Dal am hal orang yang memil iki at au menguasai benda cagar budaya t ert ent u sebagaimana dimaksud dal am pasal 6 t idak mel aksanakan kewaj iban mel indungi dan memel ihara sebagaimana dimaksud dal am pasal 13, Pemerint ah memberikan t eguran.

(2) Apabil a dal am wakt u 90 (sembil an pul uh) hari sej ak dikel uarkan t eguran sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) upaya perl indungan t et ap t idak dil aksanakan ol ch pemil ik at au yang menguasai benda cagar budaya, Pemerint ah dapat mengambil al ih kewaj iban unt uk mel indungi benda cagar budaya yang bersangkut an.

(3) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 15

(1) Set iap orang dil arang merusak benda cagar budaya dan sit us sert a l ingkungannya.

(2) Tanpa izin dari Pemerint ah set iap orang dil arang:

a. membawa benda cagar budaya ke l uar wil ayah Republ ik Indonesia;

b. memindahkan benda cagar budaya dari daerah sat u ke daerah l ainnya;

c. mengambil at au memindahkan benda cagar budaya baik sebagian maupun sel uruhnya, kecual i dal am keadaan darurat ; d. mengubah bent uk dan/ at au warna sert a memugar benda cagar

budaya;

(9)

f . memperdagangkan at au memperj ual bel ikan at au memperniagakan benda cagar budaya.

(3) Pel aksanaan ket ent uan dan perizinan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 16

Pemerint ah dapat menahan at au memerint ahkan agar benda cagar budaya yang t el ah dibawa at au dipindahkan t anpa izin sebagaimana dimaksud dal am Pasal 15 ayat (2) di kembal ikan ke t empat asal at as beban biaya orang yang membawa at au memindahkannya.

Pasal 17

(1) Set iap kegiat an yang berkait an dengan penet apan suat u l okasi sebagai sit us disert ai dengan pemberian gant i rugi kepada pemil ik t anah yang bersangkut an.

(2) Pel aksanaan pemberian gant i rugi sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil akukan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

BAB V PENGELOLAAN

Pasal 18

(1) Pengel ol aan benda cagar budaya dan sit us adal ah t anggung j awab Pemerint ah.

(2) Masyarakat , kel ompok, at au perorangan berperansert a dal am pengel ol aan benda cagar budaya dan sit us.

(10)

BAB VI PEMANFAATAN

Pasal 19

(1) Benda cagar budaya t ert ent u dapat dimanf aat kan unt uk kepent ingan agama, sosial , pariwisat a, pendidikan, il mu penget ahuan, dan kebudayaan.

(2) Pemanf aat an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) t idak dapat dil akukan dengan cara at au apabil a :

a. bert ent angan dengan upaya perl indungan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dal am Pasal 15 ayat (2);

b. semat a-mat a unt uk mencari keunt ungan pribadi dan/ at au gol ongan.

(3) Ket ent uan t ent ang benda cagar budaya yang dapat dimanf aat kan unt uk kepent ingan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan cara pemanf aat annya dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 20

Pemerint ah dapat menghent ikan kegiat an pemanf aat an benda cagar budaya apabil a pel aksanaannya t ernyat a berl angsung dal am keadaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 19 ayat (2).

Pasal 21

(11)

Pasal 22

(1) Benda cagar budaya bergerak at au benda cagar budaya t ert ent u baik yang dimil iki ol eh Negara maupun perorangan dapat disimpan dan/ at au dirawat di museum.

(2) Pemel iharaan benda cagar budaya yang disimpan dan/ at au dirawat di museum sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 23

(1) Pemanf aat an benda cagar budaya dengan cara penggandaan waj ib mendapat kan izin dari Pemerint ah.

(2) Ket ent uan mengenai pemberian izin sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB VII PENGAWASAN

Pasal 24

(1) Pemerint ah mel aksanakan pengawasan t erhadap benda cagar budaya besert a sit us yang dit et apkan.

(2) Ket ent uan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil aksanakan secara t erpadu dan dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 25

(12)

dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

BAB VIII KETENTUAN PIDANA

Pasal 26

Barangsiapa dengan sengaj a merusak benda cagar budaya dan sit us

sert a l ingkungannya at au membawa, memindahkan, mengambil , mengubah bent uk dan/ at au

warna, memugar, at au memisahkan benda cagar budaya t anpa izin dari Pemerint ah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 10 (sepul uh) t ahun dan/ at au denda set inggi-t ingginya Rp 100. 000. 000, 00 (serat us j ut a rupiah).

Pasal 27

Barangsiapa dengan sengaj a mel akukan pencarian benda cagar budaya at au benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya dengan cara penggal ian, penyel aman, pengangkat an, at au dengan cara pencarian l ainnya t anpa izin dari Pemerint ah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 12 ayat (1) dipidana dengan pidana penj ara sel ama-l amanya 5 (l ima) t ahun dan/ at au denda set inggi-t ingginya Rp 50. 000. 000, 00 (l ima pul uh j ut a rupiah).

Pasal 28

Barangsiapa dengan sengaj a :

a. t idak mel akukan kewaj iban mendaf t arkan pemil ikan, pengal ihan hak, dan pemindahan t empat sebagaimana dimaksud dal am Pasal 8 ayat (1);

(13)

benda cagar budaya t ersebut sebagaimana dimaksud dal am Pasal 9; c. t idak mel akukan kewaj iban mel apor at as penemuan at au

menget ahui dit emukannya benda cagar budaya at au benda yang diduga sebagai benda cagar budaya at au benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya sebagaimana dimaksud dal am Pasal 10 ayat (1);

d. memanf aat kan kembal i benda cagar budaya yang sudah t idak dimanf aat kan l agi sepert i f ungsi semul a sebagaimana dimaksud dal am Pasal 21;

e. memanf aat kan benda cagar budaya dengan cara penggandaan t idak seizin Pemerint ah sebagaimana diat ur dal am Pasal 23; masing-masing dipidana dengan pidana kurungan sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun dan/ at au dcnda set inggi-t ingginya Rp 10. 000. 000, 00 (sepul uh j ut a rupiah).

Pasal 29

Perbuat an sebagaimana dimaksud dal am Pasal 26 dan Pasal 27 adal ah t indak pidana kej ahat an dan perbuat an sebagaimana dimaksud dal am Pasal 28 adal ah t indak pidana pel anggaran.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 30

(14)

(2) Pada saat mul ai berl akunya Undang-undang ini, semua perat uran perundang-undangan yang ada sebagai pel aksanaan Monument en Ordonnant ie Nomor 19 Tahun 1931 (St aat sbl ad Tahun 1931 Nomor 238), sebagaimana t el ah diubah dengan Monument en Ordonnant ie Nomor 21 Tahun 1934 (St aat sbl ad Tahun 1934 Nomor 515), dinyat akan t et ap berl aku sel ama t idak bert ent angan dengan Undang-undang ini at au bel um digant i dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang baru sebagai pel aksanaan dari Undang-undang ini.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Pada saat mul ai berl akunya Undang-undang ini, Monument en Ordonnant ie Nomor 19 Tahun 1931 (St aat sbl ad Tahun 1931 Nomor 238), sebagaimana t el ah diubah dengan Monument en Ordonnant ie Nomor 21 Tahun 1934 (St aat sbl ad Tahun 1934 Nomor 515), dinyat akan t idak berl aku.

Pasal 32

Undang-undang ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan.

(15)

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 21 Maret 1992

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 21 Maret 1992

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(16)

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1992

TENTANG

BENDA CAGAR BUDAYA

UMUM

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 menegaskan bahwa "Pemerint ah memaj ukan kebudayaan nasional Indonesia"sert a penj el asannya ant ara l ain menyat akan "Usaha kebudayaan harus menuj u ke arah kemaj uan adab, budaya, dan persat uan, dengan t idak menol ak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan at au memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, sert a mempert inggi deraj at kemanusiaan bangsa Indonesia".

Ket et apan Maj el is Permusyawarat an Rakyat Nomor II/ MPR 1988 t ent ang Garis-garis Besar Hal uan Negara menegaskan bahwa" kebudayaan Indonesia yang mencerminkan nil ai-nil ai l uhur bangsa, harus dipel ihara, dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayat an dan pengamal an Pancasil a, meningkat kan kual it as hidup, memperkuat kepribadian bangsa, mempert ebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional , memperkokoh j iwa persat uan dan kesat uan bangsa sert a mampu menj adi penggerak bagi perwuj udan cit a-cit a bangsa di masa depan".

Beranj ak dari amanat ini maka Pemerint ah berkewaj iban unt uk mengambil segal a l angkah dal am usaha memaj ukan kebudayaan bangsa.

(17)

berkewaj iban unt uk berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berl aku mel indungi benda cagar budaya sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. Tidak semua benda peninggal an sej arah mempunyai makna sebagai benda cagar budaya. Sej auh peninggal an sej arah merupakan benda cagar budaya maka demi pel est arian budaya bangsa, benda cagar budaya harus dil indungi dan di l est arikan; unt uk keperl uan ini maka benda cagar budaya perl u dikuasai ol eh Negara bagi pengamanannya sebagai mil ik bangsa.

Sebagian besar benda cagar budaya suat u bangsa adal ah hasil cipt aan bangsa it u pada masa l al u yang dapat menj adi sumber kebanggaan bangsa yang bersangkut an. Ol eh karena it u, pel est arian benda cagar budaya Indonesia merupakan ikht iar unt uk memupuk kebanggaan nasional dan memperkokoh kesadaran j at i diri sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasil a. Kesadaran j at idiri suat u bangsa yang banyak dipengaruhi ol eh penget ahuan t ent ang masa l al u bangsa yang bersangkut an, sehingga keberadaan kebangsaan it u pada masakini dan dal am proyeksinya ke masa depan bert ahan kepada ciri khasnya sebagai bangsa yang t et ap berpij ak pada l andasan f al saf ah dan budayanya sendiri.

Upaya mel est arikan benda cagar budaya dil aksanakan, sel ain unt uk memupuk rasa kebanggaan nasional dan memperkokoh kesadaran j at i diri sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasil a, j uga unt uk kepent ingan sej arah, il mu penget ahuan, dan kebudayaan sert a pemanf aat an l ain dal am rangka kepent ingan nasional .

(18)

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup j el as

Pasal 2

Cukup j el as

Pasal 3

Penegasan mengenai l ingkup ini diperl ukan agar pengat uran Undang-undang ini j uga dapat menj angkau masal ah benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya. Karena sif at dan hakikat benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya dapat mendekat i pengert ian benda cagar budaya, maka benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya dimasukkan dal am pengat uran Undang-undang ini.

Dengan demikian :

a. Hal ihwal t erut ama dal am hal kegiat an pencarian, penemuan, at au pengangkat an t ent ang benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya yang kemudian t ernyat a merupakan benda cagar budaya dit undukkan sepenuhnya pada Undang-undang ini;

b. Dal am hal benda berharga yang t idak diket ahui pemil iknya kemudian t ernyat a bukan merupakan benda cagar budaya dit undukkan pada perat uran perundang-undangan yang berl aku.

Pasal 4

(19)

Penguasaan ol eh Negara mempunyai art i bahwa Negara pada t ingkat t ert inggi berhak menyel enggarakan pengat uran segal a perbuat an hukum berkenaan dengan pel est arian benda cagar budaya. Pel est arian t ersebut dit uj ukan unt uk kepent ingan umum, yait u pengat uran benda cagar budaya harus dapat menunj ang pembangunan nasional di bidang il mu penget ahuan, pendidikan, pariwisat a, dan l ain-l ain.

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3)

Upaya pengembal ian benda cagar budaya ol eh Pemerint ah dal am rangka penguasaan ol eh Negara dil akukan ol eh Ment eri yang bert anggung j awab at as bidang kebudayaan.

Pasal 5

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 6

Ayat (1)

(20)

menguasai benda cagar budaya t ert ent u, dal am art i mel aksanakan pengel ol aan, pengampuan, at au t indakan sej enis, dengan t et ap memperhat ikan f ungsi sosial dan pemanf aat annya bagi kepent ingan pendidikan dan il mu penget ahuan, sert a pel est ariannya.

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

Ayat (4) Cukup j el as

Pasal 7

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2)

Imbal an dapat berupa uang at au benda penggant i yang bermanf aat bagi pemil ik. Ket ent uan ini t idak berl aku apabil a pengal ihannya berl angsung secara hibah.

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 8

(21)

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 9

Laporan sebagaimana dimaksud dal am pasal ini waj ib disampaikan kepada inst ansi yang bert anggung j awab at as perl indungan dan pengawasan benda cagar budaya, Kepol isian Negara Republ ik Indonesia, at au aparat pemerint ah daerah yang t erdekat .

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup j el as (l ihat penj el asan Pasal 9)

Ayat (2)

Penel it ian dil akukan ol eh inst ansi yang dit unj uk ol eh Ment eri yang bert anggung j awab at as bidang kebudayaan.

Ayat (3) Cukup j el as

Ayat (4) Cukup j el as

Ayat (5) Cukup j el as

Pasal 11

Cukup j el as

(22)

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 13

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 14

Ayat (1)

Teguran sebagaimana dimaksud dal am ayat ini dapat dil akukan secara t ert ul is, at au secara l isan yang dicat at dal am buku kunj ungan.

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 15

Ayat (1)

(23)

di sekel il ing benda cagar budaya dan sit us, yang diperl ukan bagi perl indungan, pel est arian, dan pemanf aat annya.

Ayat (2)

But ir a

Cukup j el as

But ir b

Yang dimaksud dengan daerah dal am but ir ini adal ah Kabupat en/ Kot amadya/ Daerah Tingkat II di Wil ayah Negara Kesat uan Republ ik Indonesia.

But ir c

Yang dimaksud dengan dal am keadaan darurat dal am but ir ini adal ah kondisi yang dapat mengancam benda cagar budaya, sepert i kebakaran, bencana al am, at au perist iwa l ainnya.

But ir d

Cukup j el as

But ir e

Cukup j el as

But ir f

Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

(24)

Cukup j el as

Pasal 17

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 18

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 19

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

(25)

Cukup j el as

Pasal 21

Cukup j el as

Pasal 22

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 23

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 24

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 25

(26)

Pasal 26

Cukup j el as

Pasal 27

Cukup j el as

Pasal 28

Cukup j el as

Pasal 29

Cukup j el as

Pasal 30

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 31

Cukup j el as

Pasal 32

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan peninjauan itu antara lain untuk (1) Upaya sosialisasi HFA dan kebijakan turunannya baik dalam sistem maupun dalam Renas PB dan RAN PRB; (2) Untuk

1) Konseling Individual dan Konseling Kelompok, melalui konseling baik individual maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan, konseli dibantu untuk mengidentifikasi masalah yang

[1] M.Junius Effendi, Sistem Informasi Geografis Objek Wisata Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pagaralam Berbasis Web, 2015. [2] I Wayan Eka

Ulinuha, A., 2015., Sistem informasi geografis pemetaan kos berdasarkan perguruan tinggi di kabupaten kudus. Kudus: Jurusan

Kramer (2000, pp.2,3) menyaran- kan bahwa perkawinan antara tulisan kreatif dan jurnalistik mengggunakan teknik ber- cerita (storytelling techniques) yang dapat digunakan pada

Proceedings of the Seventh International Conference on Machine Learning and Cybernetics , Kunming, 2008, pp.. Real Time Monitoring System for Water Pollution in Lake

Barisan aritmetika bertingkat adalah barisan bilangan yang tidak memiliki beda tetap, tetapi apabila beda itu dijadikan barisan bilangan, demikian seterusnya maka pada suatu saat