PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Proses pemilihan dan penilaian itu biasanya diawali dengan mengindentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisa dan dikatakan sebagai cara yang dipandang tepat untuk merealisasikan tujuan yang telah ditentukan. Keputusan sebanarnya merupakan suatu tanggapan keorganisasian terhadap suatu problema. Setiap keputusan adalh keluaran dari proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh banyak hal.
Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidak-pastian, ini tergantung dari berbagai aspek yang tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya. Oleh karena itu terbagi dalam tiga jenis situasi yaitu :
Kepastian (certainly), yaitu dengan diketahuinya yang akan
terjadi diwaktu mendatang, karena tersedianya informasi yang akurat dan responsibility
Resiko (risk), yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau
hasilnya, tetapi informasi yang lengkap tidak dimiliki oleh organisasi
Ketidak pastian (uncertainty), dimana pemimpin tidak
mengetahui probabilitas yang dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan. Umumnya ini menyangkut keputusan yang kritis dan paling menarik
Ada beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan diantaranya adalah:
1. Pemahaman dan perumusan masalah
Pemimpin harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya dan menentukan bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan
2. Pengumpulan dan analisa data yang relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat
3. Pengembangan alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif
4. Pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan Menilai efektifitas dari alternatif yang dipakai yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dngan alternatif yang realistic serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah
Didasrkan pada informasi yang diberikan kepada pemimpin dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh pemimpin
6. Implementasi keputusan
Pemeimpin harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tugas, dengan memperhatikan resiko dan ketidak pastian terhadap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi
7. Evaluasi atas hasil keputusan
KEPEMIMPINAN
Organisasi sebagaimana yang diartikan sebagai suatu kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan di dalam pencapaian tujuan itu sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: ketersediaan sumber dana, kerjasama tim bersama untuk memperoleh hasil yang terbaik. Namun keberhasilan sebuah organisasi tidak terbatas pada kemampuan yang dikelola, peran pemimpin sebagai pengarah dan pengendali juga sangat menentukan.
Tentunya kita selalu bertanya-tanya bagaimanakah cirri-ciri pamimpin yang ideal itu? Pertanyaan itu perlu sekali dilontarkan manakala kita akan menghadapi suatu masa dimana pemimpin sebelumnya sudah tidak efektif lagi dan mengharapkan pemimpin masa depan yang bisa lebih baik dan efektif.
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat memenuhi tuntutan-tuntutan sebagai berikut:
1. Ia mempunyai pandangan ke muka. Cita-cita yang menjadi penghubung antara dia dan anggotanya dijabarkannya sedemikian rupa sehingga anggota mengerti dengan jelas, menarik hati dan diyakini tercermin pada pola sikap dan tingkah lakunya
4. Ia peka dan tanggap terhadap perkembangan anggotanya melebihi kepekaannya terhadap hal yang menyangkut diri pribadinya
5. Ia tangkas berpikir dan bertindak terutama menangkap momentum dan memanfaatkannya dengan perhitungan cermat
6. Ia tahu membedakan hal-hal yang prinsipil dan yang dapat dikompromikan, untuk hal-hal yang prinsipil dia tidak akan mau mengalah
tidak selalu diperlukan. Atas pertimbangan ini, dia rajin membentuk kader sebagai calon penggantinya
8. Ia gemar bermusyawarah dalam suasana yang bebas dan tertib terutama dalam menentukan siasat yang akan diambil atau di dalm memecahkan masalah yang menyangkut kepentingan anggota. Keputusan musyawarah diterimanya dengan ikhlas walaupun berlawanan dengan usulnya sendiri