• Tidak ada hasil yang ditemukan

konsep dasar akuntansi manajemen konsep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "konsep dasar akuntansi manajemen konsep "

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan semua kejadian ekonomi (economic events) yang menghasilkan keluaran berupa laporan khusus harga pokok produk, anggaran, dan laporan kinerja yang berguna dalam rangka pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu para manajer dalam mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Oleh karena itu, akuntansi manajemen dapat diartikan sebagai penggunaan informasi akuntansi untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading), dan pengendalian (controlling).

Informasi akuntansi yang umumnya digunakan para manajer dalam proses pengambilan keputusan adalah hal-hal yang berhubungan dengan biaya. Hal ini dikarenakan biaya merupakan hal penting dalam suatu perusahaan yang mana mempengaruhi laba perusahaan. Akan tetapi, beberapa manajer tidak memahami secara jelas konsep dasar akuntansi manajemen sehingga informasi akuntansi yang disajikan akuntan menjadi sia-sia.

(2)

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu: a. Mendeskripsikan proses pembebanan biaya.

b. Mendefinisikan produk berwujud dan tidak berwujud

c. Menyusun laporan laba rugi perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa.

d. Menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas.

1.3. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah: a. Mengetahui dan mampu memahami proses pembebanan biaya b. Mampu menjelaskan definisi produk berwujud dan tidak

berwujud

c. Mampu menyusun laporan laba rugi perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa serta mampu menjelasakan perbedaan diantara ketiganya

d. Mampu memahami dan menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan aktivitas

BAB II PERMASALAHAN

(3)

2.2 Apa perbedaan produk berwujud dan tidak berwujud

2.3 Apa perbedaan laporan laba rugi perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa

(4)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)

Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan, dan objek lain yang merupakan kepentingan manajemen adalah salah satu tujuan dasar system informasi akuntansi manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

3.1.1. Biaya

Mulyadi (1994), Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya tidak hanya harus di tekan, tetapi juga harus di kelola secara strategis. Para manajer harus memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama besar dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan begitu, posisi strategis perusahaan akan naik, dan terciptalah keunggulan kompetitif. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika suatu alternative dipilih dari beberapa alternatif lain. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang beorientasi pada laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expired) yang kemudian disebut beban.

(5)

perusahaan tetap eksis dalam bisnisnya, pendapatan harus melebihi beban, selain itu laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk dapat memuaskan pemilik perusahaan.

Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga harus melebihi biaya agar menghasilkan cukup banyak laba. Selanjutnya, penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengurangi pengorbanan pelanggan, dan kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya. Oleh sebab itu, pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah penting dalam penyediaan informasi ini kepada manajer.

3.1.2. Objek Biaya (Cost Object)

Objek biaya dapat berupa apapun seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur biayanya dan dibebankan (Hansen dan Mowen, 2006). Di dalam perusahaan, objek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan produk yag dihasilkan, departemen- departemen yang ada dalam pabrik, daerah pemasaran, bagian- bagian dalam organisasi yang lain, atau bahkan individu (Supiyono, 1993).

Aktivitas adalah orang – orang dan/ atau peralatan yang melakukan kerja bagi orang lain. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit dasar kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Aktivitas tidak hanya bertindak sebagai objek biaya, tetapi juga memiliki peran utama dalam pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.

(6)

Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Intuisi dan anggapan umum diekspresikan sebagai berikut : “lebih baik menjadi kurang lebih benar daripada menjadi sangat tidak akurat”. Beberapa metode pembebanan biaya ternyata lebih akurat dibandingkan lainnya. Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. Hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya yang secara wajar akurat.

a. Ketertulusuran (Traceability)

Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat ditelusuri untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. “Ditelusuri dengan mudah” memiliki arti bahwa biaya biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi, sementara “dilacak dengan akurat” memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab akibat.

Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri ke objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya.

Ketertelusuran adalah unsur utama dalam pengembangan

(7)

langsung. Sistem akuntansi manajemen umumnya berurusan dengan banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang menjadi acuan.

b. Metode Penelusuran

Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya ke objek biaya, dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Tiga metode penelusuran biaya ke objek biaya, (Hansen dan Mowen, 2006) :

1) Penelusuran Langsung

Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan secara fisik. Baik bahan baku dan penggunaan tenaga kerja dapat diobservasi secara fisik, oleh sebab itu, biayanya dapat dibebankan secara langsung ke objek biaya. Idealnya, semua biaya harus dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan penelusuran langsung.

2) Penelusuran Penggerak

Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk membebani biaya ke objek biaya. Di dalam konteks pembebanan biaya, penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu, penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.

(8)

aktivitas mengukur pemintaan aktivitas oleh objek biaya dan digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.

3) Pembebanan Biaya Tidak Langsung (Alokasi)

Biaya tidak langsung adalah biaya – biaya yang tidak dapat dibebankan ke objek- objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung atau penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek disebut alokasi.

Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya adalah hanya dengan membebankannya secara proporsional ke jam tenaga kerja langsung yang digunakan setiap produk. Salah satu keunggulan metode alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. kekurangan dari metode pembebanan tidak langsung adalah tingkat keakuratan pembebanan biayanya yang rendah.

Tampilan 1. Model Pembebanan Biaya

3.2 Biaya Produk dan Jasa

Biaya Sumber Daya

Alokasi Penelusuran

Penggerak Penelusuran

Langsung

Hubungan Sebab-akibat

Asumsi Hubungan Pengamatan

Fisik

(9)

Keluaran (output) organisasi menggambarkan salah satu dari objek biaya terpenting. Ada dua jenis keluaran : produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan, dan mesin. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk seorang pelanggan, atau aktivitas yang dijalankan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan masukan modal. Perlindungan asuransi, perawatan kesehatan, perawatan gigi, dan akuntansi adalah contoh dari berbagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk pelanggan. Penyewaan kendaraan, video dan alat ski adalah contoh dari jasa yang memungkinkan pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting. Ketidakberwujudan (intangibility), tidak tahan lama (perishability), tidak dapat dipisahkan (inseparabaility), dan heterogenitas (heterogenity). Ketidakberwujudan berarti bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli. Jadi, jasa adalah produk tidak berwujud. Tidak tahan lama memiliki arti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan oleh pelanggan (ada beberapa kasus yang tidak umum , yaitu saat barang-barang berwujud tidak dapat disimpan), tetapi harus dikonsumsi pada saat diselenggarakan.

(10)

produsen mereka. Sebagai contoh, pemeriksaan mata mengharuskan kehadiran baik pasien maupun dokter spesialis mata.

Akan tetapi, produsen produk berwujud tidak memerlukan kontak langsung dengan pembeli produk mereka. Pembeli mobil tidak perlu melakukan kontak langsung dengan dengan insinyur dan pekerja perakitan yang memproduksi mobil mereka. Heterogenitas berarti bahwa terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa daripada produksi produk. Penyelenggara jasa dapat saja dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan, bauran individu lainnya yang bekerja dengan mereka, pendidikan dan pengalaman mereka, serta faktor-faktor pribadi seperti kehidupan rumah tangga. Faktor- faktor ini membuat penyelenggaraan tingkat jasa yang konsisten menjadi sulit. Berikut berbagai aspek yang berkaitan dengan jasa, beberapa sifat turunannya, serta interaksinya dengan sistem akuntansi manajemen.

Tampilan 2. Interaksi Jasa dengan Akuntansi Manajemen

Aspek Sifat Tujuan Dampak Pada

Akuntansi Manajemen

(11)

*Banyak dari dampak ini yang juga berlaku untuk produk berwujud

.3.2.1. Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda

Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Jadi, arti dari “biaya produk” tergantung pada tujuan manajerial yang akan dicapai. Definisi biaya produk mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang bersifat fundamental, yaitu: “biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda”.

Sebagai contoh pertama, misalkan pihak manajemen tertarik dengan analisis tingkat laba strategis. Demi mendukung tujuan ini, manajemen memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk. Pada kasus ini, rantai nilai biaya produk telah sesuai, karena memperhitungkan semua biaya yang diperlukan untuk menilai tingkat laba strategis.

Suatu rantai nilai perusahaan (tampilan 3) adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memroduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk. Rantai nilai biaya produk diperoleh pertama-tama dengan membebankan biaya ke serangkaian aktivitas yang mendefinisikan rantai nilai, dan kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu ke produk. Berikut ilustrasi rantai nilai internal.

(12)

Contoh kedua, tujuan manajerial adalah jangka pendek atau analisis tingkat laba taktis. Pada kasus ini, biaya perancangan dan pengembangan mungkin tidak relevan – khususnya untuk produk yang telah ada. Sebagai contoh keputusan untuk menerima atau menolak pesanan produk yang ada, akan tergantung pada harga yang ditawarkan oleh pelanggan potensial dan biaya produksi, pemasaran, distribusi, dan pelayanan pesanan khusus. Jadi, hanya aktivitas yang beroperasi dalam rantai nilailah yang penting, dan pembebanan biaya aktivitas ke produk mendefinisikan biaya produk operasi. Contoh ketiga, misalnya tujuan manajerial adalah penyusunan laporan keuangan eksternal. Dalam kasus ini, biaya produk tradisional diperlukan. Peraturan dan ketentuan yang mengatur laporan keuangan eksternal menyatakan bahwa hanya harga pokok produksi yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya produk.

3.2.2. Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal

(13)

eksternal menyatakan bahwa biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi- fungsi, yang hendak mereka capai. Biaya dikelomokkan ke dalam dua kategori fungsional utama: produksi (manufaktur) dan nonproduksi (nonmanufaktur). Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemaaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan kadang kala ditempatkan dalam satu kategori umum yang disebut biaya penjualan. Sementara, biaya perancangan, pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya administrasi.

Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat diklasifikasikan

sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead

pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut dapat dibebankan ke produk, dalam pelaporan keuangan eksternal.

1) Bahan Langsung (Direct Materials)

Bahan langsung adalah bahan baku atau bahan mentah (raw materials) yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Bahan langsung (direct materials) adalah bahan yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Sebagai contoh bahan langsung, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah, dan kawat untuk perbaikan gigi. Berdasarkan sebuah studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata biaya bahan langsung meliputi sekitar 55% dari penjualan.

2) Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)

(14)

diklasifikasikan sebagai tenagai kerja langsung. Misalnya, kepala koki restoran, dan pilot Garuda Airlines.

3) Overhead

“Factory overhead is generally defined as indirect materials, indirect labour, and all other factory cost that can not be conveniently identified product, or final cost objectives” (Hammer, Carter and Usry, 2000). Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya- biaya tidak langsung yang tidak berhubungan dengan proses produksi.

Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik. Banyak input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk. Contohnya yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, asuransi, depresiasi, pengawasan dan keamanan pabrik, dan sebagainya.

4) Biaya Penjualan dan Administrasi

Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode. Biaya yang tidak dapat diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu terjadinya. Biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa merupakan biaya penjualan (pemasaran). Biaya ini sering disebut sebagai biaya yang mendapatkan pesanan (order – getting cost) dan memenuhi pesanan (order – filling cost). Biaya- biaya tersebut meliputi pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji untuk bagian penjualan, dan biaya penyimpanan produk jadi.

(15)

5) Biaya Utama dan Konversi

Biaya utama (prime cost) adalah jumlah bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sementara biaya konversi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Pada perusahaan manufaktur, biaya konversi dapat diinterpretasikan sebagai biaya yang mengubah bahan baku menjadi produk akhir.

(16)

3.3 Laporan Keuangan Eksternal

Demi memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya- biaya harus diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan laba rugi, biaya produksi dan biaya penjualan serta administrasi dipisahkan. Biaya produksi digolongkan sebagai biaya produk, sementara biaya penjualan dan administrasi digolongkan sebagai biaya periode.

Dalam akuntansi keuangan, biaya produk (product cost) mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Dalam hal perusahaan manufaktur, biaya produk terdiri atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Jika biaya-biaya tersebut melekat pada produk yang belum terjual, maka dilaporkan sebagai persediaan dalam laporan posisi keuangan. Sementara itu, jika biaya-biaya tersebut melekat pada produk yang sudah terjual maka biaya-biaya tersebut dialihkan dari persediaan menjadi beban (biasanya sebagai harga pokok penjualan) dan diletakkan dalam laporan laba rugi.

Biaya periodik (periodic cost) adalah semua biaya yang tidak termasuk dalam biaya produk. Biaya-biaya ini dicatat sebagai beban di laporan laba rugi pada periode terjadinya jika menggunakan basis akrual.

3.3.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur ditunjukkan pada tampilan di bawah ini. Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full-costing) karena semuan biaya manufaktur dibebankan ke produk.

(17)

manufaktur dan nonmanufaktur. Dalam menghitung harga pokok penjualan, pada awalnya ditentukan harga pokok produksi yang diambil dari biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.

Tampilan 6. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

1) Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah aktiva atau jasa yang dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang membentuk harga pokok produksi ( Supriyono, 1999). Harga pokok produksi mencerminkan total biaya produk yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya tersebut terdiri dari biaya manufaktur bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Rincian dari pembebanan biaya-biaya tersebut diuraikan dalam laporan harga pokok produksi.

Pada tampilan 7 total biaya manufaktur yang bertambah selama periode tersebut ditambahkan ke biaya manufaktur yang terkandung pada barang dalam proses awal, yang menghasilkan total biaya manufaktur. Biaya yang atas barang dalam proses akhir kemudian dikurangi dari total biaya manufaktur untuk mendapatkan harga pokok produksi.

Apabila harga pokok produksi adalah untuk produk tunggal, maka biaya rata-rata per unit dapat dihitung dengan membagi

Perusahaan Manufaktur Laporan Laba Rugi

Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

(18)

Tampilan 7. Skedul Harga Pokok Produksi diselesaikan sebagian dalam produksi, pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri dari unit yang telah diselesaikan sebagian yang telah ada pada awal periode. Barang dalam proses akhir adalah biaya unit yang ada pada akhir periode. Oleh karena itu, biaya barang dalam proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat pada periode sebelumnya, sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya manufaktur yang akan dicata pada periode selanjutnya.

(19)

sejumlah jurnal dalam perhitungan harga pokok penjualan. Untuk menentukan harga pokok penjualan dalam perusahaan dagang, hanya diperlukan informasi saldo awal dan saldo akhir persediaan serta pembelian. Total pembelian didapat dari penjumlahan seluruh pembelian dari pemasok.

Tampilan 8. Perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan Dagang

Selain itu, perusahaan dagang hanya memiliki satu jenis persediaan yaitu persediaan barang yang dibeli dari pemasok yang dimiliki sampai barang tersebut terjual.

Persediaan Awal + Pembelian = Persediaan Akhir + Harga Pokok Penjualan Atau

(20)

Tampilan 9. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

3.3.3. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jasa karena tidak mungkin menyimpan jasa. Sehingga, biaya penjualan jasa selama suatu periode sama dengan harga pokok produksi dalam periode yang sama. Selain itu, dalam perusahaan jasa memungkinkan memiliki barang dalam proses. Misalnya, seorang arsitek yang memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter gigi yang memiliki beberapa pasien dengan berbagai tahap perawatan.

3.4 Jenis- jenis Sistem Akuntansi Keuangan Manajemen

Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai sistem berdasarkan fungsi (Functional Based Management - FBM) dan berdasarkan aktivitas (Activity Based Management - ABM).

Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dikenal dari tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor manufaktur dan jasa. Sementara sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas merupakan sistem yang baru dikembangkan dalam dua setengah dekade terakhir.

Sistem ABM digunakan secara luas dan bermanfaat untuk peningkatan khususnya diantara organisasi yang memiliki beragam

(21)

produk dan pelanggan, berhadapan dengan peningkatan kompleksitas produk, siklus produk yang lebih pendek, permintaan peningkatan mutu, dan tekanan persaingan ketat. Sistem ABM biasanya ditemukan dalam industri keuangan (seperti bank dan bursa saham), industri transportasi (seperti penerbangan dan kereta api), serta dalam semua jenis manufaktur (seperti perusahaan elektronik dan mobil).

3.4.1. Sistem Akuntansi FBM dan ABM

Model umum untuk sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsional dan aktivitas ditunjukkan dalam tampilan 10 dan 11.

Tampilan 10. Model Manajemen Berdasarkan Fungsional

(22)

Dimensi vertikal dari tampilan diatas menggambarkan bagaimana biaya dibebankan ke objek biaya, seperti produk dan pelanggan. Sementara dimensi horizontal memperhatikan bagaimana sistem mencoba untuk memperbaiki efisiensi operasional dan pengendalian biaya. Elemen pusat dari model FBM adalah fungsi, sementara elemen model ABM adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit organisasional seperti departemen dan pabrik (sebagai contoh, teknik, kontrol kualitas, dan perakitan, adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen). Aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum dikelompokkan bersama dalam satu bentuk proses. Misalnya, pembelian barang, pengiriman barang, dan pembayaran barang yang diterima, adalah aktivitas mayoritas yang menggambarkan proses pembelian persediaan (procurement process).

(23)

Akuntansi manajemen berdasar aktivitas memberikan keuntungan yang lebih, yaitu memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan keputusan, meningkatkan perencanaan strategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas. Selain itu, sistem berdasar aktivitas secara khusus sesuai untuk mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan bagi perusahaan yang ingin bersaing secara global. Akan tetapi, system tersebut lebih kompleks dan memerlukan perbaikan signifikan atas aktivitas pengukuran yang mahal. Dengan kemajuan teknologi informasi, biaya pengukuran dapat diminimalisir dan diikuti dengan biaya pengambilan keputusan yang buruk meningkat. Hal ini dikarenakan semakin ketatnya persaingan sebagai akibat timbulnya ekonomi dunia, deregulasi jasa, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendekatan berdasar aktivitas dapat meningkatkan mutu pengambilan keputusan.

Tampilan 11. Perbandingan antara Sistem Manajemen Biaya Berdasarkan Fungsional dan Aktivitas

4 Fokus pada pengelolaan biaya Fokus pada pengelolaan aktivitas

5 Informasi aktivitas sedikit Informasi aktivitas terinci

6 Maksimalisasi dari kinerja unit

(24)

BAB IV KESIMPULAN

Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba. Oleh karena itu, informasi yang bermutu tinggi dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dihasilkan melalui keakuratan pembebanan biaya. Pembebanan biaya dilakukan dengan membebankan biaya sebesar yang dikonsumsi objek biaya.

Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri melalui tiga cara yaitu melalui penelusuran langsung dan penelusuran penggerak untuk pembebanan biaya atau alokasi untuk membebankan biaya tidak langsung. Penelusuran langsung dilakukan melalui pengamatan fisik. Sementara, penelusuran penggerak bergantung pada faktor- faktor sebab akibat, yaitu penggerak, untuk membebankan biaya pada objek biaya.

Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis utama, yaitu biaya produksi yang berkaitan dengan pembuatan produk/ jasa dan biaya nonproduksi. Biaya poduksi terdiri atas biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sementara, biaya nonproduksi umumnya terdiri atas biaya penjualan dan administrasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk menghasilkan berbagai macam produk baik produk berwujud dan tidak berwujud (jasa).

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2005. Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers

Cardos, Ildiko Reka and Stefan Pete. 2010. Activity –Based Costing and Activity –Based Management Implementation- is this the solution for organizations to Gain Profitability?.Babes- Bolyai University

Garrison, Ray H., Norren, Eric W. & Brewer, Peter C. 2006. Akuntansi Manajerial Edisi 11 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen

Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Horngren, Charles T .2010. Cost Accounting : A Managerial Emphasis,

13 th edition. Prentice-Hall

Hammer, Lawrence H, William K. Carter, Milton F. Usry. 1993. Cost Accounting. South –Western Pub. Co.

Mulyadi. 1994. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: YKPN

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga

Supriyono. 1999. Akuntansi Manajemen 1. Yogyakarta: BPFE

(26)
(27)
(28)

Referensi

Dokumen terkait

Australia sebagai negara tetangga Indonesia yang juga memiliki hubungan bilateral yang baik dengan Indonesia sudah seharusnya mematuhi kedaulatan Indonesia, termasuk

Berdasarkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran keterampilan menulis teks deskripsi menggunakan metode quantum writing dengan media video sudah mengalami

[r]

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul: “

Seperti yang terlihat pada diagram di atas, penelitian akan diawali dengan survai di lapangan untuk mengumpulkan data tentang konfigurasi fisik spatial elemen arsitektural,

Hasil yang di dapat dalam analisis regresi linier berganda dengan pengujian secara simultan diketahui bahwa variabel Kualitas Pelayanan (X1), Kualitas Produk (X2)

Penyampaian pola kalimat mengenai nama benda dalam bahasa asing lainnya selain bahasa Jepang dan penerapannya kepada peserta didik?. Lisan, power point, dan

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN.. TAHUN