• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analis 1 Fungsionalisme Struktural Neofu (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analis 1 Fungsionalisme Struktural Neofu (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Desti Wiranti

NIM : 1158030044

Mata Kuliah : Teori Sosiologi Modern Jur/Smt/Kls. : Sosiologi/IV/B

Fungsionalisme Struktural

Pada awalnya struktural fungsional dikenal sebagai tradisi teoritis. Struktural fungsionalisme kini hanya bermakna historis meskipun berperan penting dalam melahirkan neofungsionalisme. Teori fungsionalisme ini berakar dari teori konsensus yang memandang norma dan nilai sebagai landasan masyarakat memusatkan perhatian kepada keteraturan sosial berdasarkan kesepakatan dan memandang perubahan sosial terjadi secara lambat dan teratur.

Dalam fungsionalisme struktural, istilah struktural dan fungsionalisme tidak selalu perlu dihubungkan, meski keduanya biasanya dihubungkan. Kita dapat mempelajari struktur masyarakat tanpa memperhatikan fungsinya terhadap struktur lainnya. Begitu pula, kita dapat meneliti fungsi berbagai proses sosial yang mungkin tidak mempunyai struktur. Ciri utama pendekatan fungsionalisme struktural memperhatikan kedua unsur itu. Sasaran utama fungsionalisme struktural adalah struktur sosial dan institusi dalam masyarakat berskala luas, antar hubungannya, dan pengaruhnya terhadap aktor.

a) Teori Stratifikasi Fungsional dan Kritikannya

(2)

individu tetapi lebih kepada sistem posisi (kedudukan). Mereka memusatkan perhatian pada persoalan bagaimana cara posisi tertentu mempengaruhi tingkat prestise berbeda yang tidak memusatkan perhatian pada masalah bagaimana cara individu dapat menduduki posisi tertentu. Menurut pandangan ini masalah fungsional adalah bagaimana cara masyarakat memotivasi dan menempatkan individu pada posisi mereka yang “tepat”. Dalam sistem stratifikasi hal ini dapat diturunkan menjadi dua masalah. Pertama bagaimana cara masyarakat menanamkan kepada individu mengenai keinginan untuk mengisi posisi tertentu. Kedua, cara masyarakat menanamkan keinginan kepada mereka untuk memenuhi persyaratan untuk posisi mereka.

Meski masalah yang ada diterapkan pada seluruh posisi sosial, Davis dan Moore memusatkan perhatiannya pada posisi yang fungsinya lebih penting dalam masyarakat. Posisi yang tinggi tingkatannya dalam sistem stratifikasi dianggap kurang menyenangkan untuk diduduki, tetapi lebih penting untuk kelangsungan hidup masyarakat dan memerlukan bakat serta kemampuan terbaik. Selain itu masyarakat harus memberikan hadiah (reward) yang menandai sebagai penanda bahwa seseorang itu telah menduduki tempat tersebut dan sebagai motivasi agar kinerjanya semakin baik. Untuk meyakinkan bahwa individu mau menduduki posisi tingkat yang tinggi, masyarakat harus menyediakan berbagai hadiah untuk individu tersebut, termasuk prestise tinggi, gaji besar dan kesenangan yang cukup.

b) Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons

(3)

Adaptation (Adaptasi), dimana sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.1

Goal Attainment (Pencapaian Tujuan), sebuah sistem harus mendefinisikan dan menapai tujuan utamanya. Artinya sebuah sistem sosial yang ada dalam masyarakat akan tetap langgeng selama pencapaian tujuan dari sistem sosial tersebut masih dapat terdefinisikan oleh anggota masyarakatnya2

Integration (Integrasi), sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya (A, G, L).

Latency (Latensi atau pemeliharaan pola), sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

Parson mendesain skema AGIL ini untuk digunakan di semua tingkat dalam sistem teoritisnya. Sebagai contoh bagaimana cara Parsons mengunakan skema AGIL. Organisme perilaku adalah sistem tindakan yang melaksanakan fingsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dengan mengubah lingkungan eksternal. Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya. Sistem sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Konsep Parsons tentang sistem sosial berawal pada interaksi tingkat mikro antara ego dan alter-ego yang didefinisikan sebagai bentuk sistem sosial yang paling mendasar. Terakhir, sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola denga menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak. Kultur adalah kekuatan utama yang mengikat sistem tindakan. Kultur dipandang sebagai simbol yang terpola, teratur,

1 Ritzer George.2012.TeoriSosiologiModern.Jakarta:Kencana Prana Media Grop.Hlm:115-121 2 Kinloch

(4)

yang menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek sistem kepribadian yang sudah terinternalisasikan, dan pola-pola yang sudah terlembagakan di dalam sistem sosial. Parsons mempunyai gagasan mengenai tingkat integrasi yaitu masing-masing tingkat yang lebih rendah menyediakan kondisi atau kekuatan yang diperlukan untuk tingkat yang lebih tinggi, dan tingkat yang lebih tinggi mengendalikan tingkat yang berada dibawahnya. Parson menemukan jawaban dari problem fungsionalisme struktural dengan asumsi sebagai berikut:

 Sistem memiliki properti keteraturan dan bagian-bagian yang saling tergantung.

 Sitem cenderung bergerak kea rah mempertahankan keteraturan diri atau keseimbangan.

 Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang teratur.

 Sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian-bagian lain.

 Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungannya.

 Alokasi dan integrasi merupakam dua proses fundamental yang diperlukan untuk memelihara keseimbangan sistem.

 Sistem cenderung menuju ke arah pemeliharaan keseimbangan diri yang

meliputi pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan antara bagian-bagian dengan keseluruhan sistem, mengendalikan lingkungan yang berbeda-beda dan mengendalikan kecenderungan untuk merubah sistem dari dalam.

(5)

alokasi. Pemerintah (polity) atau sistem politik yaitu melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan mengejar tujuan-tujuan kemasyarakatan dan memobilisasi aktor dan sumber daya untuk mencapai tujuan. Sistem fiduciary, misalnya di sekolah, keluarga yang menangani pemeliharaan pola (latensi) dengan menyebarkan kultur (norma dan nilai) kepada aktor sehingga aktor menginternalisasikan kultur itu. Terakhir, fungsi integrasi dilaksanakan oleh komunitas kemasyarakatan (hukum), yang mengoordinasikan berbagai komponen masyarakat.

Walaupun Parsons ingin berbicara tentang aspek objektif kepribadian dalam karya-karya awalnya, ia makin lama makin meninggalkan perspektif. “Pengorganisasian data hasil observasi yang dilihat dari sudut teori tindakan adalah dimungkinkan dan bermanfaat dari sudut pandamg modifikasi perilaku, dan formulasi seperti itu bisa menghindarkan berbagai pertanyaan sulit tentang introspeksi atau empati.

Organisme Behavioral (perilaku) sebagai salah satu diantara empat sistem tindakan, Persons sangat sedikit membicarakannya. Walaupun organisme perilaku itu didasarkan atas konstitusi genetic, organisasinya dipengaruhi oleh proses pengondisian dan pembelajaran yang terjadi selama hidup aktor individual. Perubahan dan Dinamisme dalam Teori Personsian, karya Parsons dengan peralatan konseptual seperti empat sistem tindakan dan fungsi imperatif menimbulkan tuduhan bahwa ia mengetengahkan teori struktural yang tidak mampu menjelaskan perubahan sosial, kemudian mengalihkan perhatiannya kearah evolusi sosial.3

Referensi

Dokumen terkait

Studi Ethnomathematics: Eksplorasi Kearifan Budaya Lokal Suku Gayo terkait dengan Pendidikan Matematika dalam Pengembangan Karakter Islami. STAIN

membimbing dan menyertai dalam segala aktivitas sehingga proposal skripsi yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Pembelajaran

Dengan berbagai kelebihan tersebut, sangat penting bagi manusia untuk dapat mengembangkan diri dan mengoptimalkan kemampuanya.Optimalisasi kemampuan tercermin dalam

Penelitian PD-L1 untuk berbagai jenis tumor tengah berkembang pesat dan telah membuktikan ekspresi positif PD-L1 berhubungan dengan kondisi klinis yang lebih buruk

Metode pembahasan diawali dengan pengumpulan data yang diolah melalui analisis dan sintesis data yang kemudian diprosese menjadi sebuah konsep

Kelurahan Gendongan memiliki unit khusus pengelola TIK yaitu PDE (Pengolahan Data Elektronik) sedangkan di Kecamatan Tingkir ditangani oleh Bagian Humas Setda. Namun

Orang tidak begitu saja mau memahami dan menerima apa yang kita pikirkan karena mereka bisa menilai apakah kepentingan diri mereka terakomodasi atau tidak dalam sebuah usulan..

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sesitifitas, Efisiensi, dan Solvabilitas Terhadap Return On Aseets Pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public ”,