• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN AKUNTANSI SYARIAH PADA SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN AKUNTANSI SYARIAH PADA SISTEM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN AKUNTANSI SYARI’AH PADA SISTEM JUAL BELI

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF Disusun Guna Memenuhi Tugas

Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu: Dr. Tri Handayani Amaliah, SE.Ak, M.Si

Oleh

Sri Yuningsi Ruslan NIM. 921414012

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2017

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

(2)

menguatkan tubuh, demikian pula butuhnya kepada pakaian, tempat tinggal, kendaraan dan sebagainya dari berbagai kepentingan hidup serta kesempurnaannya. Islam melihat konsep jual beli itu sebagai suatu alat untuk menjadikan manusia itu semakin dewasa dalam berpola pikir dan melakukan berbagai aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. Pasar sebagai tempat aktivitas jual beli harus, dijadikan sebagai tempat pelatihan yang tepat bagi manusia sebagai khalifah dimuka bumi.

(3)

Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik juga.

Dalam jual beli harus di cantumkan harga pokok dari barang yang dijual, kualitas barang sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS. Al Baqarah:275)”. Allah Ta’ala baerfirman: “tidaklah dosa bagi kalian untuk mencari keutamaan (rizki) dari Rabbmu” (Al Baqarah: 198, ayat ini berkaitan dengan jual beli di musim haji) dan Nabi shalallahu’alaihi wassllam bersabda “Dua orang yang saling berjual beli punya hak untuk saling memilih selama mereka tidak saling berpisah, maka jika keduanya saling jujur dalam jual belidan menerangkan keadaan barang-barangnya (dari aib dan cacat), maka akan diberikan barokah jual beli bagi keduanya, dan apabila keduanya saling berdusta dan saling menyembunyikan aibnya maka akan dicabut barokah jual beli dari keduanaya” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i, dan shahihkan oleh Syaikh Al Bany dalam shahih Jami no. 2886).

Akan tetapi pada kenyataannya sekarang justru banyak pedagang melakukan tindakan yang sengaja mencampur barang yang berkualitas baik dengan yang berkualitas buruk demi untuk memberatkan timbangan dan mendapat keuntungan lebih banyak (Tadlis). Aturan jual beli dalam Islam Adanya penjual dan pembeli, adanya harta dan barang dan adanya ijab dan qobul. Namun dalam pelaksanaannya sekarang aturan dalam jual beli hanya penjual dan pembeli dan harta sedangkan barang yang diperjualbelikan belum jelas seperti pengertian dari Gharar sesuatu yang tidak dapat dijamin atau dipastikan kewujudannya secara matematis dan rasional baik itu menyangkut barang (goods), harga (price) ataupun waktu pembayaran uang/penyerahan barang (time of delivery). Contohnya: jual beli mangga yang masih pentil dan berada di pohonnya, karena pihak pembeli tidak dapat memastikan berapa banyak buah mangga masak yang nanti berhasil di panennya dan kapan buah-buah tersebut dapat di panen.

(4)

tentram dan bahagia. Untuk itu diperlukannya penerapan jual beli yang Islami agar tidak terjadi kecurangan dalam pelaksanaan jual beli agar pembeli dan penjual sama-sama diuntungkan. Dengan menerapkan jual beli yang Islami diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Menurut Ghazzaly (2010:87) manfaat jual beli diantaranya sebagai berikut: 1) jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang menghargai hak milik orang lain, 2) penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing atas dasar kerelaaan, 3) masing-masing merasa puas. Penjual melepas barang dagangannya dengan ikhlas dan menerima uang, sedangkan pembeli memberikan uang dengan ikhlas dan menerima barang, 4) menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram, 5) penjual dan pembeli mendapat rahmat dari Allah swt, 6) menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan.

Dari fenomena diatas penulis sangat tertarik untuk meneliti bagaimana jual beli yang berlangsung di masyarakat sekarang dengan judul Penerapan Akuntansi Syariah Pada Sistem Jual Beli

I.2 Fokus Penelitian

Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka Penelitian ini memfokuskan pada pedagang yang menerapkan sistem jual beli yang Islami yang meliputi tujuan yang dilakukan dalam sistem jual beli yang Islam hasil yang dicapai.

I.3 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaiman sistem jual beli yang Islami

2. Bagaimana penerapan akuntansi syariah pada sistem jual beli?

I.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka tujuan Penelitian yang ingin di capai adalah:

(5)

2. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan penerapan akuntansi syariah pada sistem jual beli

I.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan atau refensi untuk penelitian selanjutnya terkait sistem jual beli yang Islami untuk diterapkan dalam masyarakat agar dapat membawa perubahan yang lebih baik.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam masyarakat agar menerapkan sistem jual beli yang Islami mengenai penerapan akuntansi syariah dalam membantu masyarakat untuk mengelola keuangan khususnya dalam laba yang diperoleh untuk Tuhan melalui zakat yang kita berikan. Serta untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai sistem jual beli yang Islami.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Akuntansi Syariah & Jual Beli

2.1.1 Pengertian Akuntasi Syariah

Akuntansi adalah proses identifikasi transaksi, pencatatan, penggolangan, pengikhtisaran, sehingga dihasilkan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Syariah adalah aturan yang telah ditetapkan Alla SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitasnya di dunia.

Akuntansi syariah adalah akuntansi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT

1) Arti Penting Akuntansi Syariah

Akuntansi Syariah dibutuhkan karena: a) Kewajiban atas pelaksaan syariah

b) Kebutuhan akibat pesatnya perkembangan transaksi keuangan syariah c) Kebutuhan akuntabiliitas/ pertanggugjawaban, entitas/ kelembagaan yang

(6)

2) Konsep Dasar Akuntansi Syariah a) Entitas Bisnis

Entitas atau kesatuan bisnis adalah perusahaan tau lembaga yang dianggap sebagai entitas ekonomi dan hukum yang terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan atau para pemiliknya secara pribadi.

b) Kesinambungan

Suaru aktivitas dianggap akan berjalan terus. c) Stabilitas Daya Beli Unit Moneter

Uang atau alat tukar yang digunakan harus bersifat stabil atautetap. Satu-satunya uang yang memungkinkan hal ini adalah uang yang memiliki bahandasar emas sehingga nilainya relatif setara dengan denda.

d) Periode Akuntansi

Salah tujuan dari akuntansi syariah adalah perhitungan zakat. Zakat diwajibkan ketika harta telah mencapai nishob dan haul. Nishob adalah jumlahnya sementara haul adalah periodenya yang merupakan setahun. Periode akuntansi syariah mengikuti haul zakat yaitu setahun. Perhitungan dilakukan setiap akhir tahun.

3) Prinsip Akuntansi Syariah

a) Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip ini mengharuskan laporan keuangan akuntansi untuk mengungkapkan hal-hal yang penting agar laporan tersebut jelas dan tidak menyesatkan. Tidak ada manipulasi. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Landasannya adalah Surat Al-Baqarah ayat 282;

(7)
(8)

kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

[179] Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.

b) Prinsip Konsistensi

Prosesdur yang digunakan sebagaimana yang disepakati diawal harus dianut dan dlaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu.

c) Pronsip dasal Akrual

Kas diakui pada saat terjadinya. Sebagai gambaran adalah seorang ibu yang ingin membeli barang tertentu tetapi lupa membawa uang. Sang penjual mempersilahkan untuk membawa terlebih dahulu barang tersebut. Sang ibu mengatakan akan langsung kembali tetapi lupa sehingga baru mengembalikan keesokan harinya. Apabila seperti itu, uang ibu tetap masuk ke dalam hitungan kas pada hari dimana barang dibawa.

d) Prinsip Nilai Tukar yang sedang Berlaku

Harta, hutang, modala, laba, dana elemen-elemen lain dari laporan keunagan menggunakan nilai tkar yang sedang berlaku. Sebagai gambaran sebuah laporan berisi sebuah transaksi beberapa bulan yang lalu. Katakanlah salah satu item yang dibeli adalah bensin yang pada waktu itu berharga Rp6.500,00 perliternya. Ketika dimasukkan ke dalam laporang sekarang harga bensin sudah Rp8.000,00 perliter. Maka yang dimasukkan ke dalam laporan tetap harga bensin ketika dibeli lima bulan laluyaiti Rp6.500,00 perliter. Tidak berubah.

e) Prinsip Penandingan

Beban harus diakuai pada periode yang sama dengan pendapatan.

2.1.2 Pengertian Jual beli

(9)

atau akad tertentu. Pada kenyataanya dalam kehidupan sehari-hari, pengertian dari jual beli adalah penukaran barang dengan uang. Sedangkan penukaran barang dengan barang tidak lazim disebut jual beli, melainkan disebut barter.

Terjadinya jual beli karena adanya perbedaan kebutuhan hidup antara satu orang dengan orang yang lain. Suatu contoh mislanya, satu pihak memiliki barang, tetapi membutuhkan uang. Sementara itu, pihak yang lain memiliki uang, tetapi mereka membutuhkan barang. Kedua belah pihak tersebut dalam contoh di atas, dapat mengadakan kerja sama di antara keduanya dalam bentuk jual beli atas dasar sama-sama rela. Dengan kerja sama-sama jual beli itu, kebutuhan masing-masing pihak dapat terpenuhi.

a) Hukum Jual Beli

Hukum melakukan transaksi jual beli sebagaimana pada pengertian jual beli yang sudah dipaparkan di atas ialah halal. Hukum kehalalan transaksi jual beli ini berdasarkan dalil-dalil dalam al-Qur'an Al-Karim sebagai berikut :

اااووببرررلٱ مبرربحبوب عبييببيلٱ ههلربلٱ لربحبأبوب

Artinya: "Padahal Allah telah mengahalalkan jual beli dan mengharamkan riba..." (Q.S. Al-Baqarah: 275)

ةةربجبوتر نبوكهتب نأب الربإر لرطرببويلٱبر مكهنبييبب مكهلبوبويمأب ااوولهكهيأتب الب ااونهمباءب نبيذرلربٱ اهبيرهأبووبي

ايمكهنمرر ضضاربتب نعب

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu . . . (Q.S. An-Nisa': 29).

(10)

Jual beli akan menjadi sah, apabila di antara kedua pihak sama-sama menyetujuinya.

b) Rukun jaul beli dan Syarat Jual Beli

Tanpa terpenuhinya rukun dan syarat jual beli maka transaksi jual beli tidaklah sah. Dalam ajaran islam, rukun dan syarat jual beli yang harus diperhatikan meliputi : adanya penjual dan pembeli, uang dan barang, serta ikrar jual beli. Keterangan tentang rukun jual beli dan syarat jual beli adalah sebagai berikut:

1) Penjual dan Pembeli

Kedua belah pihak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

(a) Kedua belah pihak adalah orang yang berakal sehat agar tidak terkecoh. Jual beli yang dilakukan oleh orang yang gila atau tidak sehat akalnya hukumnya adalah tidak sah.

(b) Antara penjual dan pembeli sama-sama rela, dan tidak terpaksa (Q.S. An-Nisa'/4: 29)

(c) Orang yang melakukan jual beli baik penjual dan pembeli adalah sudah baligh atau dewasa, kecuali pada transaksi jual beli barang-barang kecil, makanan-makanan kecil, dan makanan yang relatif murah.

2) Uang dan Barang yang Diperjualbelikan

Adapun syarat uang dan barang dalam jual beli yang sah adalah sebagai berikut:

(a) Barang yang diperjualbelikan suci dari najis. Bangkai dan kulit yang belum disamak tidak boleh diperjualbelikan, sebagaimana diterangkan dalam dalil hadits Nabi berikut ini :

(11)

(b) Ada manfaat dari jual beli. Jual beli barang yang tidak ada manfaatnya tidak boleh dilakukan karena termasuk menyia-nyiakan harta (uang).

(c) Barang yang dijual oleh penjual pada jual beli dapat dikuasai oleh pihak pembeli. Oleh sebab itu, tidak sah apabila penjuak menjual ayam yang belum ditangkap dan menjual burung yang masih berkeliaran.

(d) Barang itu diketahui secara jelas oleh pembeli, baik bentuk ukuran, maupun sifat-sifatnya.

(e) Barang itu milik penjual sendiri atau milik orang lain yang sudah dikuasakan kepadanya untuk dijual.

3) Ikrar atau Pernyataan Jual Beli

Ikrar jual beli terdiri atas ijab dan kabul. Ijab merupakan ikrar penjual dan kabul merupakan ikrar pembeli. Contoh ikrar jual beli misalnya: Penjual berkata, "Saya jual sepeda motor ini kepadamu dengan harga empat juta." Pembeli menjawab, "Saya terima sepeda motor ini dengan harga tersebut."

Dari pengertian di atas, jual beli merupakan transaksi antara satu orang dengan orang yang lain berupa tukar menukar barang yang tidak bisa kita lepaskan dalam kehidupan kita dan hukum jual beli adalah diperbolehkan. Agar jual beli yang kita lakukan sah harus memenuhi syarat dan rukun dari jual beli.

c) Prinsip Jual Beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanaya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer or property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

1) Murabahah (Jual Beli dengan Pembayaran Tangguh)

Sering juga disebut al Bai bitsaman ajil. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjula dan pembeli.

(12)

Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanaan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam fiih (penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diteima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

3) Istishna’ (jual Beli Berdasarkan Pesanan)

Istishna’ adalah akad jual beli antara al ‘mustashai (pembeli) dan as shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan samapai jangka waktu tertentu.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkana penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank “X” Kantor Cabang Syariah Cabang Jakarta Pasar Minggu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Prosedur umum atau mekanisme pengajuan pembiayaan murabahah Bank “X” Kantor Syari’ah Jakarta Pasar Minggu melalui 4 tahap, yaitu: Tahapan pengajuan permohonan pembiayaan murabahah, tahapan analisa 3 pilar analisa yaitu Analisa Kemampuan, Kemauan dan Agunan, tahapanpersetujuan, tahapan pelaksanaan atau pendatangangan akad. Namun pada kegiatan pra akad kurang sesuai dengan pendapat keempat mahzab, yakni mengenai biaya yang harus dibayarkan nasabah. Dimana nasabah harus membayar biaya yang seharusnya belum dibayar, yaitu biaya Notaris, SKMHT/APHT, premi asuransi jiwa, asuransi kebakaran, dan angsuran pertama.

2) Secara penyajian maupun pelaporan akuntansi pada pembiayaan murabahah yang diterapkan oleh Bank “X” Cabang Syariah Jakarta Pasar Minggu telah sesuai dengan PSAK No. 59 dan PAPSI tahun 2003. Sistem akuntansi yang diterapkan dapat dikatakan tidak bermasalah. Mengingat sistem hanya sebagai alat untuk mempermudah dalam memberikan output laporan secara efisien.

(13)

Minggu. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa proses pengajuan pembiyaan murabahah di Bank “X” Kantor Cabang Syariah Jakarta Pasar Minggu, untuk menganalisa sistem dan penerapan akuntansi murabahah di Bank “X” Kantor Cabang Syariah Jakarta Pasar Minggu.

2.3 Pendekatan Penelitian

Penelitian yang menggunakan pendekatan etnometodologi, Etnometodologi merupakan kelompok metode dalam ranah penelitian kualitatif yang memusatkan kajiannya pada realita yang memiliki penafsiran praktis. Termasuk dalam penelitian kualitatif karena penelitian etnometodologi menghasilkan data yang bersifat deskriptif,yakni data yang berasal dari pengamatan terhadap suatu ucapan,tulisan dan perilaku subyek yang diamati. Penelitian etnometodologi dilakukan bertujuan untuk peneliti dapat mengerti,mengubah dan menampilkan kenyataan baru berdasarkan lingkungan harian yang diinginkan dari objek penelitian (orang/kelompok yang diteliti). Tujuan penelitian etnometodologi juga sudah tertulis diatas,yaitu untuk menyadari bahwa adanya dunia yang dihidupi oleh masing-masing orang,tapi tanpa disadari orang-orang tidak pernah mempertanyakan mengapa hal tersebut harus terjadi sedemikian. Selanjutnya,penelitian etnometodologi mempunyai hasil berupa program atau prinsip perubahan dan pembaharuan.

2.4 Alur Penelitian

Adapun alur dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bagaimana Sistem Jual beli yang Islami

Informan penelitian yaitu pedagang yang memang menerapkan sistem jual beli yang islami

Tempat Penelitian adalah di Kota Gorontalo

(14)

Tehnik analisis data yang digunakan adalah penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (Sugiyono, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Pada kenyataannya bahwa meskipun dukungan telah diberikan oleh keluarga, namun anak masih menunjukkan gejala kecemasan yang berat, hal ini diketahui bahwa anak

Mutasi dengan menggunakan iradiasi sinar gamma yang dikombinasi dengan seleksi in vitro pada konsentrasi NaCl letal (LC50) terhadap kalus tebu varietas PS862

9 Petugas Informasi pada hari yang sama mengirimkan informasi tersebut ke email Pemohon atau menyimpan informasi tersebut ke alat penyimpanan dokumen elektronik yang disediakan

Penelitian ini telah mengukur tekanan darah pada penderita hipertensi di PSTW unit Abiyoso tahun 2012 yang diadakan pada kelompok eksperimen yang diberikan jus tomat selama 7

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam me-laksanakan tindakan yang tepat. Ketidakmampuan keluarga untuk menciptakan kebersihan lingkungan Sesuai dengan fungsi

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah mayoritas dosen sangat puas terhadap gaji yang diberikan oleh Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.. Presntasi

Contoh-contoh transportasi pakan dari silo ke kandang dengan bantuan sistem transportasi spiral, auger dan rantai transportasi.. Sistem FlexVey Sistem FlexVey gabungan untuk

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Lingkungan kerja (X) secara tidak langsung berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) melalui