• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN berbedaan komposisi bat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HASIL PENELITIAN berbedaan komposisi bat "

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Nokia adalah pemimpin absolut dunia dalam mobilitas, dengan 40 persen pangsa pasar global yang mengesankan dan berbasis pelanggan global yang sangat besar dengan jumlah lebih dari dua milyar pengguna Nokia. Nokia Corporation juga diakui di dunia saat ini sebagai merek kelima yang paling bernilai. Nokia memainkan peran yang sangat besar dalam ekonomi Finlandia, sejauh ini merupakan perusahaan terbesar Finlandia, dengan jumlah sekitar sepertiga dari kapitalisasi di pasar Bursa Efek Helsinki.

Nokia memiliki situs untuk penelitian dan pengembangan, produksi dan penjualan di banyak benua di seluruh dunia. Pada Maret 2008, Nokia mempunyai pusat R & D di 10 negara dan mempekerjakan 30.415 orang dalam penelitian dan pengembangan, yang mewakili sekitar 27% dari total angkatan kerja Nokia. Nokia Research Center, didirikan pada tahun 1986, merupakan unit industri penelitian Nokia yang terdiri dari 800 insinyur peneliti dan ilmuwan.

(2)

Pada awal abad 20, Nokia mulai mencari penanam saham dan Finnish Rubber Works (FRW) sebuah perusahaan pelopor pabrik karet di Finlandia membeli saham Nokia. Kemudian pada tahun 1922, perusahaan kabel Finlandia (Finnish Cable Works) bergabung. Semua produk yang dihasilkan baik kertas, karet maupun kabel menggunakan merek yang sama, yaitu Nokia.

Pada tahun 1967 pimpinan dari ketiga perusahaan tersebut, kertas, karet dan kabel, memutuskan untuk “merger” dengan nama perusahaan Nokia Group. Tetapi bisnisnya masih tetap sama, yaitu: kertas, karet dan kabel. Satu inovasi baru tetapi cukup memberikan bisnis yang cerah adalah penjualan peralatan elektronik.

Perjalanan ke peralatan komunikasi mobile: 1968-1991

Nokia baru dibentuk korporasi idealnya diposisikan untuk peran perintis dalam evolusi awal komunikasi bergerak. Sebagai pasar telekomunikasi Eropa dan jaringan mobil global, Nokia memimpin jalan dengan beberapa produk ikonik.

Nokia mulai memproduksi teknologi radio komunikasi mobil baik untuk kepentingan militer maupun komersial pada tahun 1960. Saat itu tahun 1964 ketika perusahaan mulai membuat VHF-radio dengan Salora Oy, kedua perusahaan mulai mengembangkan telepon selular untuk standar jaringan NMT. Pada tahun 1982, mereka memperkenalkan telepon mobil pertama mereka dengan nama Senator Mobira, dengan bobot 9,8 kg.

(3)

menggantikan saklar elektro mekanik analog sebelumnya. DX Nokia 200 ini tertanam dengan bahasa komputer tingkat tinggi serta mikroprosesor intel yang pada gilirannya memungkinkan pertukaran telepon yang dikendalikan komputer untuk berada di atas dan yang sampai tanggal dasar untuk infrastruktur jaringan Nokia.

Nokia memperkenalkan salah satu ponsel pertama di dunia genggam pada tahun 1987 dan ini disebut Mobira Cityman 900. Selama masa itu, Cityman adalah salah satu ponsel yang paling ringan dengan hanya memiliki bobot sekitar 800 g. Namun harga tag adalah sekitar 4.500 Euro. Meskipun sangat mahal, Cityman masih dianggap sukses.

Pendorong Revolusi Mobile: 1992-1999

Pada tahun 1992, Nokia memutuskan untuk fokus pada bisnis telekomunikasi. Ini merupakan keputusan strategis yang paling penting dalam sejarah Nokia. Sebagai penerapan standar GSM tumbuh, CEO baru, Jorma Ollila menempatkan Nokia sebagai pemimpin global industri telepon mobile dan membuatnya menjadi pemimpin dunia sebelum akhir dekade.

(4)

Akhirnya, pada tahun 1998, ponsel Nokia menjadi pemimpin dunia.Setelah satu tahun, perusahaan itu pindah ke inovasi lebih lanjut dengan meluncurkan handset WAP pertama di dunia, yaitu Nokia 7110. Kemudian berlanjut dengan Nokia 6650, ponsel pertama perusahaan 3G dan awal era baru dalam gaming mobile dengan perangkat N-gage pertama di tahun 2003. Pada tahun 2005 Nokia memperkenalkan generasi berikutnya perangkat multimedia, Nokia N-series terkenal dan menjual ponsel milyar dalam tahun yang sama, Nokia 1100, somwhere di Nigeria.

Tahun 2006 merupakan tahun yang penting, Olli-Pekka Kallasvuo menjadi Presiden baru Nokia sedangkan Jorma Ollila menjadi ketua dewan Nokia serta Nokia dan Siemens mengumumkan rencana untuk membentuk Nokia Siemens Networks.

(www.symbianfreak.com/news/008/10/history_of_ nokia _corporation.htm). 5.2. Karakteristik Responden

Deskripsi responden adalah gambaran umum mengenai responden yang merupakan pembeli dan pengguna telepon seluler Nokia di wilayah Lampung. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi data tentang frekuensi pembelian Nokia, pendidikan, usia dan pekerjaan responden. Data ini diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada 275 responden mulai tanggal 9 April s/d 30 April 2011 di wilayah Lampung.

5.2.1. Karakteristik Frekuensi Pembelian Nokia

(5)

dari 2 kali pembelian telepon seluler Nokia, 36,4% responden pernah melakukan 2 kali pembelian dan sisanya sebesar 17,4% hanya satu kali pembelian, seperti ditunjukkan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2

Frekuensi Pembelian Nokia

No. Frekuensi Pembelian Jumlah Persentase (%)

1 1 kali pembelian 48 17,4%

2 2 kali pembelian 100 36,4%

3 Lebih dari 2 kali pembelian 127 46,2%

JUMLAH 275 100%

Sumber: Data primer yang diolah 2011

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden (46,2%) merupakan pembeli dan pengguna Nokia yang setia karena telah melakukan pembelian ulang (repeat buying) Nokia lebih dari dua kali. Dengan demikian, responden mampu menilai citra Nokia dengan baik karena responden telah memiliki pengalaman yang cukup selama menggunakan telepon seluler Nokia. Hal ini sesuai dengan pendapat Arnould et.al (2005) dalam Ratri (2007:50) bahwa citra merupakan produk akhir dari sikap awal dan pengetahuan yang terbentuk lewat proses pengulangan yang dinamis karena pengalaman.

5.2.2. Pendidikan Responden

Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan, dari 275 responden yang diteliti, 50,9% responden berpendidikan SMA/sederajat, 11,3% berpendidikan D3, 36% berpendidikan S1, dan 1,8% berpendidikan S2, seperti terlihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3

(6)

No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Sumber: Data primer yang diolah 2011

Data ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden yang merupakan pengguna Nokia di Lampung, berasal dari kalangan dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat. Dengan demikian, responden sudah mampu untuk menilai citra Nokia dengan baik.

5.2.3. Usia Responden

Berdasarkan karakteristik usia responden, dari 275 responden yang diteliti, 38,5% responden berusia antara 17-20 tahun, 17,5% berusia antara 24-27 tahun, 16,7% berusia lebih dari 32 tahun, 14,5% berusia antara 21-23 tahun, dan 12,7% berusia antara 28-31 tahun. Untuk lebih lengkapnya seperti telihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4

5 Lebih dari 32 tahun 46 16,7%

JUMLAH 275 100%

Sumber: Data primer yang diolah 2011

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menggunakan telepon seluler Nokia berusia antara 17-20 tahun. Dengan demikian, konsumen terbesar telepon seluler Nokia di Lampung berasal dari kalangan remaja.

(7)

Berdasarkan karakteristik pekerjaannya, dari 275 responden yang diteliti, 42% meliputi pelajar/mahasiswa, 37,1% karyawan, 13,1% wiraswasta, 4,4% PNS dan 3,3% TNI/Polri, seperti terlihat pada Tabel 5.5 di bawah ini.

Tabel 5.5

Sumber: Data primer yang diolah 2011

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang merupakan pengguna Nokia diwilayah Lampung adalah didominasi oleh pelajar /mahasiswa, dan karyawan.

Dengan demikian, dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan pembeli dan pengguna telepon seluler Nokia di wilayah Lampung adalah sebagian besar merupakan pembeli ulang, dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat yang berusia antara 17-20 tahun dan bekerja sebagai pelajar /mahasiswa dan karyawan.

5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 5.3.1. Uji Validitas

(8)

pengujian ini digunakan sebanyak 25 responden. Untuk mengetahui layak (sahih) dan tidaknya sebuah item pernyataan, digunakan uji validitas. Uji ini digunakan dengan kriteria keputusan adalah apabila nilai korelasi atau r ≥ 0,3, maka item pernyataan dikatakan valid(Sugiyono, 2005, h.124).

Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for Windows sepertidilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6

Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek dan Keputusan Pembelian

Variabel PernyataanItem KoefisienKorelasi R kritis Keterangan

Perusahaan X1 0,611 0,3 Valid

X2 0,805 0,3 Valid

Atribut X19 0,274 0,3 Tidak Valid

(9)

Variabel PernyataanItem KoefisienKorelasi R kritis Keterangan

Sumber: Data primer yang diolah 2011

Pada tabel 5.6 ditunjukkan bahwa dari 54 item pernyataan, ditemukan 5 item pernyataan yang tidak memenuhi kriteria kesahihan, yaitu item-item pernyataan pada:

1. Variabel Evoked Universe

Pada variabel ini, dari 11 item pernyataan ditemukan 1 item pernyataan yang tidak memenuhi kriteria valid memiliki nilai r pearson < 0,3 yaitu:

(10)

2. Variabel Atribut

Pada variabel ini, dari 22 item pernyataan ditemukan 4 item pernyataan yang tidak memenuhi kriteria valid dengan nilai r pearson < 0,3 yaitu:

a. Nokia mencerminkan status sosial tertentu (X19) dengan nilai r = 0,247 b. Nokia identik dengan telepon seluler untuk status ekonomi tertentu (X20)

dengan nilai r = -0,009

c. Kualitas Nokia tercermin dari harganya (X22) dengan nilai r = 0,216 d. Nokia kompatibel dengan peralatan komputer (X36) dengan nilai r =

0,156

Dengan demikian, maka kelima item pernyataan tersebut, tidak digunakan dalam proses analisis lebih lanjut.

5.4.2. Uji Reliabilitas

Uji instrumen lainnya adalah uji reliabilitas, yaitu untuk menguji apakah suatu alat ukur cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan koefesien Alpha Cronbach dimana sebuah instrumen dikatakan reliabel jika nilai koefesien reliabilitas yang terukur adalah sebesar 0,6 atau lebih (Malhotra,1999, h.282).

Setelah dilakukan penghilangan pada 5 item yang dinyatakan tidak valid pada Tabel 5.6, berikut hasil uji reliabilitas yang disajikan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai

kritis Keterangan

Perusahaan 0,701 0,6 Reliabel

Pesaing 0,740 0,6 Reliabel

Evoked Universe 0,798 0,6 Reliabel

(11)

Atribut 0,892 0,6 Reliabel

Manfaat 0,817 0,6 Reliabel

Sikap 0,748 0,6 Reliabel

Keputusan

Pembelian 0,605 0,6 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah 2011

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner sudah reliabel dan handal.

5.4. Deskripsi Variabel-variabel yang Diteliti

Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat persepsi atau penilaian responden atas variabel-variabel citra merek, yaitu perusahaan, pesaing, evoked universe, atribut, manfaat, dan sikap. Untuk keperluan itu, peneliti menggunakan perhitungan angka indeks.

Perhitungan Indeks diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Indeks

=

Keterangan:

I = Indeks

n = Jawaban responden atas nilai

f = frekuensi munculnya jawaban atas keseluruhan responden r = angka tertinggi dalam pilihan jawaban (5)

N = Jumlah sampel (275)

(12)

Teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah mínimum 1 dan maksimum 5. Dengan demikian angka jawaban responden tidak berangkat dari angka 0 tetapi mulai angka 1 hingga 5, maka angka indeks yang dihasilkan, dengan jumlah responden sebesar 275, akan berangkat dari angka 20 hingga 100 dengan rentang 80. Dengan menggunakan kriteria tiga kotak (three-box method) (Ferdinand, 2006:292) maka rentang 80 dibagi 3 diperoleh jarak 26,7. Oleh karena itu dasar interpretasi nilai indeks dikategorikan dalam dua kelompok sebagai berikut:

20,00-46,70 = Rendah 46,71-73,40 = Sedang 73,41-100,00 = Tinggi

Dengan menggunakan pedoman tersebut, berikut akan disajikan angka indeks persepsi atau penilaian responden untuk masing-masing variabel citra merek.

5.4.1. Analisis Deskriptif Perusahaan

Perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah asosiasi konsumen tentang fakta-fakta yang terkait dengan perusahaan seperti negara asal, strategi, dan cerita/sejarah serta laporan relatif terhadap ketenaran merek Nokia. Adapun hasil perhitungan angka indeks terhadap indikator-indikatornya seperti tersaji pada tabel 5.8.

Tabel 5.8

(13)

Indikator Perusahaan

Frekuensi Jawaban Responden

Indeks

1 2 3 4 5

Negara Asal 2 23 120 95 35 70,04

Strategi 0 5 34 160 76 82,33

Sejarah Nokia 2 4 21 163 85 83,64

Ketenaran Merek 1 8 25 134 107

84,58

Rata-rata Total 80,15

Sumber: Data primer diolah 2011

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar 20-100, rata-rata indeks variabel perusahaan sebesar 80,15 sehingga masuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa rata-rata responden menilai negara asal produsen Nokia, strategi Nokia, sejarah Nokia dan ketenaran merek dipersepsikan tinggi dalam membentuk citra perusahaan Nokia.

5.4.2. Analisis Deskriptif Pesaing

Pesaing yang dimaksud adalah dimana konsumen membandingkan persepsi harga, kualitas, dan inovasi Nokia dengan merek lain. Untuk mengetahui bagaimana persepsi responden atas indikator harga, kualitas dan inovasi Nokia dibandingkan dengan merek lain sebagai pesaing Nokia, berikut disajikan tabel indeksnya.

Tabel 5.9

Indeks Variabel Pesaing

Indikator Pesaing Frekuensi Jawaban Responden Indeks

1 2 3 4 5

Harga 7 47 76 102 43 69,24

Kualitas 2 18 42 139 74 79,27

Inovasi 1 13 57 134 70 78,84

Rata-rata Total 75,78

(14)

Berdasarkan Tabel 5.9, dari rentang nilai indeks antara 20-100, rata-rata indeks variabel pesaing sebesar 75,78 sehingga masuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan rata-rata responden menilai harga, kualitas dan inovasi Nokia dipersepsikan tinggi dibandingkan dengan merek pesaingnya dalam membentuk citra Nokia.

5.4.3. Analisis Deskriptif Evoked Universe

Variabel Evoked Universe yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meliputi asosiasi serangkaian sifat-sifat kepribadian responden yang sesuai dengan merek Nokia, asosiasi tipikal citra pengguna yang sesuai dengan merek Nokia, dan asosiasi tipikal situasi citra penggunaan telepon seluler Nokia.

Sifat-sifat kepribadian yang diukur meliputi kepribadian responden sendiri, penampilan, dan status ekonomi responden, serta bentuk yang diasosiasikan sesuai dengan merek Nokia. Tipikal responden sebagai pengguna Nokia diukur dengan mengasosiasikan penampilan fisik dan pekerjaan responden yang diasosiasikan sesuai dengan merek Nokia, sedangkan tipikal situasi citra pengguna yang diukur meliputi lokasi, pengalaman pribadi dan pencarian informasi. Adapun hasil perhitungan angka indeksnya seperti tersaji pada Tabel 5.10 di bawah ini.

Kepribadian 7 49 80 109 30 67,71

Penampilan 5 52 70 106 42 69,31

Status ekonomi 18 78 78 77 24 60,80

Bentuk Nokia 9 50 93 97 26 65,89

(15)

Indikator

Evoked Universe Frekuensi Jawaban Responden1 2 3 4 5 Indeks

Penampilan fisik 7 70 80 105 13 63,42

Pekerjaan 3 80 61 92 39 66,11

Lokasi 2 13 24 156 80 81,75

Pengalaman pribadi 1 29 68 133 44 73,82

Pencarian informasi 0 25 33 150 67 78,84

Rata-rata Total 69,49

Sumber: Data primer diolah 2011

Berdasarkan Tabel 5.10, dari rentang nilai indeks antara 20-100, rata-rata indeks variabel Evoked Universe sebesar 69,49 sehingga masuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa variabel evoked universe dipersepsikan sedang oleh responden dalam membentuk citra merek Nokia. Meskipun semua indikator masuk dalam kategori sedang, status sosial ekonomi respoden yang diasosiasikan dengan Nokia memiliki nilai indeks terendah dibandingkan indikator yang lainnya. Sementara itu tipikal situasi penggunaan Nokia memiliki nilai indeks tertinggi yaitu sebesar 81,75 yang diukur dengan pernyataan, “Nokia diasosiasikan sebagai ponsel yang mampu menghubungkan orang dimana saja.” 5.4.4. Analisis Deskriptif Atribut

Atribut adalah deskripsi fitur-fitur yang menjadi ciri produk. Atribut terdiri dari atribut yang berkaitan dengan produk dan tidak berkaitan dengan produk. Atribut yang tidak berkaitan dengan produk (Non product-related attributes) yang dimaksud adalah asosiasi responden atas harga, komunikasi dan distribusi Nokia, sedangkan atribut yang berkaitan produk asosiasi responden atas product referent, task or outcome referent, dan user referent.

(16)

mendeskripsikan telepon seluler Nokia, seperti model, varian, bentuk, kekuatan, ketajaman layar, dan kelembutan keypadnya.

Task or outcome referent yang dimaksud adalah atribut Nokia yang mencerminkan persepsi responden tentang manfaat menggunakan telepon seluler Nokia, seperti tahan lama, nyaman, dan tidak berat, sedangkan

user referent

yang dimaksud adalah atribut Nokia yang mencerminkan konsumen yang menggunakannya, seperti “pilihan profesional” dan ”memberikan penampilan teknologi tinggi.” Hasil statistik deskriptif dengan menggunakan teknik pengukuran angka indeks adalah seperti yang disajikan dalam Tabel 5.11.

Tabel 5.11

Harga sebanding kualitas 1 20 30 161 63 79,27

Iklan 1 18 35 173 48 78,11

Katalog 1 8 73 142 51 77,02

Distribusi 1 14 21 137 102 83,64

Dekorasi 2 16 52 153 52 77,24

Outlet/stand 1 15 38 151 70 79,93

Model 1 19 56 144 55 76,95

Varian 2 11 21 138 103 83,93

Bentuk 7 54 85 102 27 66,40

Kekuatan 5 21 50 134 65 76,95

Ketajaman layar 3 14 41 127 90 80,87

Kelembutan keypad 3 15 68 126 63 76,80

Tahan lama 2 12 35 123 103 82,76

Nyaman 3 11 14 158 89 83,20

Tidak berat 4 18 64 139 50 75,49

Tidak mahal 12 53 89 96 25 65,02

Konsumen yang mengikuti perkembangan teknologi

8 18 57 133 59 75,78

Pilihan profesional 4 30 62 126 53 77,42

(17)

Berdasarkan Tabel 5.11 ditunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar 20-100, rata-rata indeks variabel Atribut sebesar 77,42 sehingga masuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa atribut-atribut Nokia baik atribut yang berkaitan dengan produk maupun atribut yang tidak berkaitan dengan produk dipersepsikan tinggi dalam membentuk citra merek Nokia secara keseluruhan.

5.4.5. Analisis Deskriptif Manfaat

Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang melekat pada atribut Nokia, bisa bersifat fungsional, simbolik dan manfaat pengalaman saat menggunakan Nokia. Hasil statistik deskriptif dengan menggunakan teknik pengukuran angka indeks adalah seperti yang disajikan dalam Tabel 5.12.

Tabel 5.12

Kebutuhan komunikasi 4 15 28 173 55 78,69 Menyampaikan

Percaya diri 4 30 72 131 38 72,29

Harga diri 7 46 93 97 32 67,35

Kesenangan 2 13 20 150 90 82,76

Wawasan bervariasi 3 9 27 155 81 81,96

Menghilangkan kepenatan

2 18 56 121 78 78,55

Rata-rata Total 77,21

Sumber: Data primer diolah 2011

(18)

indeks ini menunjukkan bahwa Manfaat dari Nokia baik manfaat fungsional, manfaat simbolik maupun manfaat pengalaman yang berkaitan dengan penggunaan Nokia dipersepsikan tinggi oleh responden dalam membentuk citra merek Nokia secara keseluruhan.

5.4.6. Analisis Deskriptif Sikap

Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif, baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan yang didasarkan pada pengalaman langsung dengan objek (kognitif), pengalaman emosional atau preferensi (afektif) dan keterlibatan (perilaku) konsumen terhadap telepon seluler Nokia. Hasil statistik deskriptif

Menyukai 2 7 19 154 93 83,93

Kepuasan 1 10 44 156 64 79,78

Keterlibatan 8 29 70 124 44 72,15

Rata-rata Total 78,62

Sumber: Data primer diolah 2011

Pada Tabel 5.13 menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar 20-100, rata-rata indeks variabel Sikap sebesar 78,62 sehingga masuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki sikap yang tinggi dalam membentuk citra Nokia.

5.4.7. Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian

(19)

diwujudkan dalam pemilihan merek, pemilihan tempat, dan waktu pembeliannya.Hasil statistik deskriptif dengan menggunakan teknik pengukuran angka indeks tentang keputusan pembelian responden, seperti tersaji pada Tabel 5.14

Memilih merek Nokia 4 16 26 154 75 80,36

Membeli di Gerai 5 24 35 176 35 75,42

Waktu pembelian 4 24 62 113 72 76,36

Rata-rata Total 77,38

Sumber: Data primer diolah 2011

Pada Tabel 5.14 menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks sebesar 20-100, rata-rata indeks variabel keputusan pembelian sebesar 77,38 sehingga masuk dalam kategori tinggi. Angka indeks ini menunjukkan bahwa responden memiliki penilaian yang tinggi dalam memutuskan untuk membeli telepon seluler Nokia.

5.5. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik akan menjelaskan tentang langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebelum melakukan analisis data dengan menggunakan regresi berganda. Langkah-langkah tersebut meliputi :

5.5.1. Uji Normalitas

(20)

data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan cara menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas hasil Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05 (5%), maka data terdistribusi normal dan sebaliknya (Santoso & Tjiptono, 2004:134).

Dari hasil penghitungan dengan program SPSS, seperti tampak pada Tabel 5.15 didapatkan nilai standar residual Kolgomorov Smirnov Assymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.254 atau lebih besar dari 0.05 (alpha), dengan demikian data terdistribusi normal.

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,254 0,05 Data terdistribusi normal Sumber : Data diolah dari lampiran , 2011

5.5.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso. 2002:206)

(21)

Tabel 5.16

Nilai Variable Inflation Factor (VIF)

Variabel Nilai Tolerance Nilai VIF Keterangan

Perusahaan 0,823 1,215 Tidak terdapat

multikolinearitas

Pesaing 0,602 1,661 Tidak terdapat

multikolinearitas Evoked

Universe 0,640 1,563 multikolinearitasTidak terdapat

Atribut 0,453 2,206 Tidak terdapat Sumber : Data diolah dari lampiran , 2011

5.5.3. Uji Linieritas

Linieritas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu (Santoso, 2010:52). Linieritas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar), dengan memberi tambahan regresi. Karena scatter plot hanya menampilkan hubungan dua variabel, maka jika terdapat lebih dari dua data, maka pengujian dilakukan berpasangan tiap data.

Berdasarkan hasil uji linieritas dengan menguji masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat, diperoleh hasil sebagai berikut:

5.5.3.1. Uji Linieritas Keputusan Pembelian dengan Perusahaan

Pada Grafik 5.1 terlihat bahwa garis regresi variabel keputusan pembelian dengan variabel perusahaan mengarah ke kanan atas.

(22)

Linieritas Keputusan Pembelian dengan Perusahaan

Sumber : Data diolah dari lampiran , 2011

Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan dua variabel tersebut, yang bisa diartikan semakin tinggi penilaian responden kepada perusahaan, semakin tinggi juga responden untuk memutuskan membeli telepon seluler Nokia.

5.5.3.2. Uji Linieritas Keputusan Pembelian dengan Pesaing

Pada Grafik 5.2 terlihat bahwa garis regresi variabel keputusan pembelian dengan variabel pesaing mengarah ke kanan atas.

Grafik 5.2

(23)

Sumber : Data diolah dari lampiran , 2011

Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan dua variabel tersebut, yang bisa diartikan semakin tinggi penilaian responden kepada variabel pesaing, semakin tinggi juga responden untuk memutuskan membeli telepon seluler Nokia. 5.4.3.3. Uji Linieritas Keputusan Pembelian dengan Evoked Universe

Pada Grafik 5.3 terlihat bahwa garis regresi variabel keputusan pembelian dengan variabel evoked universe mengarah ke kanan atas.

Grafik 5.3

Linieritas Keputusan Pembelian dengan Evoked Universe

(24)

Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan dua variabel tersebut, yang bisa diartikan semakin tinggi penilaian responden kepada variabel evoked universe, semakin tinggi juga responden untuk memutuskan membeli telepon seluler Nokia.

5.5.3.4. Uji Linieritas Keputusan Pembelian dengan Atribut

Pada Grafik 5.4 terlihat bahwa garis regresi variabel keputusan pembelian dengan variabel atribut mengarah ke kanan atas.

Grafik 5.4

Linieritas Keputusan Pembelian dengan Atribut

Sumber: Hasil pengolahan data 2011

(25)

5.5.3.5. Uji Linieritas Keputusan Pembelian dengan Manfaat

Pada Grafik 5.5 terlihat bahwa garis regresi variabel keputusan pembelian dengan variabel manfaat mengarah ke kanan atas.

Grafik 5.5

Linieritas Keputusan Pembelian dengan Manfaat

Sumber: Hasil pengolahan data 2011

Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan dua variabel tersebut, yang bisa diartikan semakin tinggi penilaian responden kepada manfaat dari Nokia, semakin tinggi juga responden untuk memutuskan membeli telepon seluler Nokia.

5.5.3.6. Uji Linieritas Keputusan Pembelian dengan Sikap

(26)

Tabel 5.6

Linieritas Keputusan Pembelian dengan Sikap

Sumber: Hasil pengolahan data 2011

Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan dua variabel tersebut, yang bisa diartikan semakin positif sikap responden, semakin positif responden untuk memutuskan membeli telepon seluler Nokia.

5.5.4. Uji Outlier

(27)

Cara menguji data yang menyimpang dari data - data yang lain atau disebut juga data yang outlier dapat menggunakan bantuan SPSS dengan analisis deskriptif, kemudian data distandarisasi dengan menggunakan nilai Z. Apabila nilai Z lebih besar dari angka +2,5 atau lebih kecil dari angka -2,5, maka dikatakan data tersebut adalah data outlier (Santoso, 2010:35)

Berdasarkan hasil uji Outlier terdapat 22 data yang masuk ke dalam data outlier karena memiliki nilai Z lebih besar dari angka +2,5 atau lebih kecil dari angka -2,5 (lihat lampiran). Oleh karena itu, 22 data yang dinyatakan outlier tersebut akan dikeluarkan dari proses perhitungan lebih lanjut karena dapat mengacaukan perhitungan. Kedua puluh dua data tersebut adalah data responden nomor :

Tabel 5.18 Data Outlier

No Responden No Responden No Responden No Responden

1 50 7 107 13 180 19 243

Sumber: Data primer yang diolah 2011

5.6. Pembuktian Hipotesis dan Interpretasi Hasil 5.6.1. Analisis Regresi Berganda

(28)

analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 17.0. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya dijelaskan pada Tabel 5.19 berikut ini.

Tabel 5.19

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel

Perusahaan .107 .077 .076 1.396 .164 0,089

Pesaing .024 .061 .025 .397 .692 0,025

Evoked Universe -.050 .062 -.049 -.795 .427 -0,051

Atribut -.008 .099 -.006 -.078 .938 -0,005

Manfaat .430 .093 .383 4.620 .000 0,283

Sikap .289 .072 .288 4.036 .000 0,249

R Square (R2) = 0,402 F hitung = 27,541 sig F = 0,000

Sumber: Data primer, yang diolah 2011

Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi adalah sebagai berikut :

Y = 0,789 + 0,430 X5 + 0,289 X6

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 0,789 menyatakan bahwa jika tidak ada Manfaat dan Sikap responden (secara matematik, X5 dan X6 adalah 0), maka telah terbentuk citra merek senilai 0,789 yang akan mempengaruhi keputusan pembelian telepon seluler Nokia;

(29)

pembelian konsumen bersifat positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif manfaat yang dirasakan konsumen, semakin meningkatkan pengaruh terhadap keputusan pembelian.

c. Koefisien regresi Sikap sebesar 0,289 dan bernilai positif menyatakan bahwa hubungan antara sikap konsumen dan keputusan pembelian bersifat positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap konsumen, semakin meningkatkan pengaruh terhadap keputusan pembelian.

5.6.2. Pembuktian Hipotesis 5.6.2.1. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama menyatakan:

H1: Citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli telepon selular Nokia.

Untuk membuktikan hipotesis pertama yang menyatakan diduga bahwa Citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli telepon selular Nokia., maka digunakan Uji F. Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama (simultan). Dalam pengujian ini membandingkan probabilitas signifikansi dengan tingkat signifikansi ()=0,05. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima, yang berarti variabel bebasnya secara simultan mempunyai pengaruh secara nyata terhadap variabel terikat, dan sebaliknya jika probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak.

(30)

Hasil ini sesuai dengan pendapat Setiadi, (2003:180) yang berpendapat bahwa konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Hasil ini juga memperkuat hasil-hasil penelitian sebelumnya, seperti Masyitoh (2009) dan Zulkarnain (2010) yang mempunyai kesimpulan bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.

5.6.2.2. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua ini merupakan hipotesis yang menduga adanya pengaruh dari masing-masing variabel pembentuk citra merek yang meliputi variebel perusahaan, pesaing, evoked universe, atribut, manfaat, dan sikap secara parsial terhadap keputusan pembelian telepon seluler Nokia. Hipotesis-hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji statistik t.

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel secara individual terhadap variabel dependen. Uji t ini dengan membandingkan antara probabilitas sig. t dengan tingkat signifikansinya (sig. =0,05). Jika sig t < tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika sigt > tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak.

Besarnya kontribusi yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikatnya diketahui dari nilai koefesien determinasi parsial (r partial).

Hipotesis kedua yang menyatakan :

H2: Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli telepon selular Nokia.

(31)

Hasil hipotesis ini juga didukung oleh sangat lemahnya kontribusi yang diberikan oleh variabel perusahaan terhadap keputusan pembelian yang dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial (r partial) sebesar 0,089. Hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Wijaya (2009) yang menemukan bahwa Citra Perusahaan (X1), Nilai (X2), Pesaing (X3), dan Faktor Ekonomi (X4) secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Konsumen. H3: Pesaing berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen

dalam membeli telepon selular Nokia

Berdasarkan Tabel 5.19 diketahui bahwa nilai probabilitas sig. t variabel Pesaing (X2) sebesar 0,692. Dengan demikian diketahui bahwa hipotesis ini ditolak karena sig.t 0,692 > 0,05. Hal ini berarti bahwa pesaing tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian telepon seluler Nokia.

Hasil hipotesis ini juga didukung oleh sangat lemahnya kontribusi yang diberikan oleh variabel pesaing terhadap keputusan pembelian yang dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial (r partial) sebesar 0,025. Hasil ini juga bertentangan dengan hasil penelitian Wijaya (2009) yang menemukan bahwa pesaing mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

H4: Evoked Universe berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli telepon selular Nokia

(32)

Hasil hipotesis ini juga didukung oleh sangat lemahnya kontribusi yang diberikan oleh variabel evoked universe terhadap keputusan pembelian dan bahkan kontribusinya bersifat negatif, yang dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial (r partial) sebesar -0,051. Hasil ini juga bertentangan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya, seperti Triwahyono (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa Kepribadian Merek yang terdiri dari lima dimensi kepribadian merek yaitu sincerity, excitement, competence, sophistication, dan ruggedness berpengaruh secara signifikan pada keputusan pembelian.

H5: Atribut produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli telepon selular Nokia

Berdasarkan Tabel 5.19 diketahui bahwa nilai probabilitas sig. t variabel Atribut (X4) sebesar 0,938. Dengan demikian diketahui bahwa hipotesis ini ditolak karena sig.t 0,938 > 0,05. Hal ini berarti bahwa atribut tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian telepon seluler Nokia.

Hasil hipotesis ini juga didukung oleh sangat lemahnya kontribusi yang diberikan oleh variabel atribut terhadap keputusan pembelian dan bahkan kontribusinya bersifat negatif, yang dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial (r partial) sebesar -0,005.

Hasil ini bertentangan dengan temuan-temuan sebelumnya, seperti hasil temuan Wahyudi (2005), Puspita (2007), dan Suryani (2007) yang menyimpulkan bahwa atribut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

(33)

Berdasarkan Tabel 5.19 diketahui bahwa nilai probabilitas sig. t variabel Manfaat (X5) sebesar 0,000. Dengan demikian diketahui bahwa hipotesis ini diterima karena sig.t 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa manfaat berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian telepon seluler Nokia.

Hasil hipotesis ini didukung oleh besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel manfaat terhadap keputusan pembelian, yang dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial (r partial) sebesar 0,283.

Hasil ini memperkuat hasil penelitian Wijiastuti (2010) yang menemukan bahwa secara simultan manfaat fungsional, simbolik dan pengalaman berpengaruh terhadap citra House of Sampoerna. Citra yang terbentuk ini akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

H7: Sikap berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli telepon selular Nokia

Berdasarkan Tabel 5.19 diketahui bahwa nilai probabilitas sig. t variabel Sikap (X6) sebesar 0,000. Dengan demikian diketahui bahwa hipotesis ini diterima karena sig.t 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa sikap berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian telepon seluler Nokia.

Hasil hipotesis ini didukung oleh besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel sikap terhadap keputusan pembelian, yang dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial (r partial) sebesar 0,249.

(34)

kepercayaan baik secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Nokia.

5.6.2.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai adjusted R square. Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2)

yang diperoleh sebesar 0,402 (40,2%). Hal ini menunjukkan besarnya sumbangan (pengaruh) variabel independen (Citra Merek) terhadap variabel terikatnya (Keputusan Pembelian) sebesar 40,2% sedangkan sisanya 59,8% dijelaskan oleh variabel bebas yang ada diluar analisis atau penelitian ini.

5.7. Implikasi Hasil Penelitian

5.7.1 Implikasi Penelitian

Secara umum hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kondisi penilaian responden terhadap variabel-variabel penelitian ini secara umum dinilai tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan dari rata-rata nilai indeks yang cukup tinggi dari responden terhadap kondisi dari masing-masing variabel penelitian.

(35)

sebesar 78,62%. Angka indeks ini menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap citra merek Nokia secara secara keseluruhan cukup tinggi.

Namun penilaian responden yang tinggi terhadap variabel-variabel bebas dalam penelitian ini tidak berdampak signifikan terhadap keputusan pembeliannya karena berdasarkan hasil analisis regresi, dari enam variabel bebas yang diuji pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, hanya dua variabel saja yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu variabel manfaat dan sikap. Hal ini berarti, citra merek Nokia hanya dibentuk oleh manfaat yang dirasakan konsumen, baik manfaat fungsional, simbolik, maupun manfaat pengalaman dan sikap yang positif konsumen terhadap merek Nokia sehingga memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan keputusan pembelian telepon seluler Nokia di Lampung.

Implikasi dari penelitian ini adalah karena yang mempengaruhi keputusan pembelian telepon seluler Nokia di Lampung adalah Manfaat dari telepon seluler Nokia dan Sikap konsumen, maka dua variabel ini perlu mendapat perhatian yang serius dari manajemen perusahaan Nokia.

Dari analisis penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diuraikan implikasi penerapan dalam usaha mempertahankan dan menguatkan Citra Merek melalui variabel-variabelnya terhadap Keputusan Pembelian telepon seluler Nokia di Lampung :

1. Manfaat

(36)

Nokia.Secara parsial variabel Manfaat ini memberikan kontribusi pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 28,3%. Konsumen sangat merasakan manfaat yang diberikan oleh telepon seluler Nokia, baik manfaat fungsional, manfaat simbolik maupun manfaat pengalaman.

Manfaat fungsional seperti pemenuhan kebutuhan akan komunikasi, alat penyampai informasi, dan membantu konsumen dalam memecahkan masalah yang terhalang jarak tempat. Manfaat simbolik, seperti mampu meningkatkan percaya diri dan harga diri ketika menggunakan telepon seluler Nokia, sedangkan manfaat pengalaman, seperti kesenangan indrawi, penambahan wawasan, dan mampu melupakan kepenatan.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel ini, maka perlu bagi perusahaan untuk terus meningkatkan manfaat yang diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Peningkatan manfaat dari telepon seluler Nokia antara lain melalui penambahan sejumlah aplikasi atau program yang dibenamkan ke dalam telepon seluler Nokia. Ketika aplikasi tersebut dioperasionalkan, akan mampu memberikan manfaat lebih bagi konsumen yang sebagian besar kalangan pelajar/mahasiswa dan karyawan.

Dengan kata lain, aplikasi tersebut mampu memberikan manfaat dalam membantu meringankan tugas konsumen baik sebagai pelajar/mahasiswa maupun karyawan.

2. Sikap

(37)

(kognitif), pengalaman emosional atau preferensi (afektif) dan keterlibatan (perilaku) konsumen terhadap telepon seluler Nokia. Secara parsial, variabel sikap ini memberikan kontribusi pengaruh sebesar 24,9% terhadap peningkatan keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel ini, maka perlu bagi perusahaan melakukan suatu kegiatan atau event yang dapat menjaga bahkan meningkatkan sikap yang sudah positif ini terhadap telepon seluler Nokia. Kegiatan atau event yang dimaksud, setidaknya mampu meningkatkan kesukaan, kepuasaan, dan keterlibatan mereka dalam mengikuti perkembangan teknologi Nokia.

5.7.2. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini memberi sumbangan terhadap hasil – hasil yang telah dicapai dalam penelitian terdahulu, akan tetapi masih ada beberapa keterbatasan yang seharusnya menjadi perhatian para peneliti mendatang. Beberapa keterbatasan tersebut:

1. Penelitian ini mengambil subyek penelitian di wilayah Lampung saja, sehingga kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini tentunya belum memungkinkan untuk dijadikan kesimpulan yang berlaku umum jika diterapkan pada subyek lain di luar penelitian ini.

(38)

manfaat, dan sikap. Sebenarnya masih ada faktor–faktor lain yang mungkin membentuk citra merek seperti, Francoeur (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Brand Image and Walt Disney: A Qualitative Analysis of “Magical Gatherings” menggunakan variabel faktor-faktor sukses sebuah merek yang meliputi outstanding product quality, a high degree of innovation, an exceptionally efficient sales force, highly attractive advertising, or a

particularly favorable price dalam membentuk citra merek. Semantara itu Janonis & Virvilaitė (2007) dalam penelitian yang berjudul Brand Image Formation menggunakan identitas merek dan pilihan strategi positioning merek sebagai variabelnya.

Gambar

Tabel 5.2Frekuensi Pembelian Nokia
Tabel 5.4Usia Responden
Tabel 5.5Pekerjaan Responden
Tabel 5.6Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek dan Keputusan Pembelian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapatan kajian menunjukkan (i) skor min kepemimpinan pengajaran dan sikap guru berada pada tahap yang kuat, (ii) analisis korelasi Pearson pula menunjukkan terdapat hubungan

Saya tidak tahu apakah di dalam kamus besar Bahasa Indonesia ada kata yang bisa mengungkapkan rasa sakit, rasa terhina, rasa pahit, dan rasa terlecehkan yang dialami seorang wanita

Penelitian mengungkapkan adanya perbedaan tingkat keterlibatan psikologis/afektif yaitu siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan khususnya pada subtipe

Dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa gaya belajar auditif merupakan preferensi yang paling sedikit dimiliki oleh peserta didik ini diharapkan para pendidik

و هل ةبصع اهتبصع لاو همأ نوكت لا بهذ ام وهو.. عبارلا ثحبملا دودحلاو تايانجلا يف انزلا دلو ماكحأ صاصق انزلا نم هدلوب دلاولا لا هدلو لتق اذإ دلاولا

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa pendidikan karakter anak sudah diprogramkan dalam TK PGRI 10 Siliwangi. Hal ini dapat dilihat pada visi dan prioritas

Sedangkan menurut Machfoedz (2010:40), adapun kelemahan publisitas diantaranya pesan yang disampaikan tidak terkendali. Perusahaan tidak memiliki jaminan bahwa rilis

Hubungan Antara Variabel Kematangan Emosi dan Perilaku Seksual Pranikah, Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Seksual