• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK KEJIWAAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASPEK KEJIWAAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TERE LIYE

Eka Kurniawan, Hubbi Saufan Hilmy1

Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret

Email: eka.kurniawan70@yahoo.co.id

Abstract

The research purpose is todescribe the woman main character in theshort story collection entitled Sepotong Hati yang Baru written by Tere Liye. It uses the descriptive method, qualitative form, and approach of psychology literature by Sigmund Freud. The result of data analysis shows that the main character of theshort story collection entitled Sepotong Hati yang Baru written by Tere LiyeisNana, Sie Sie, Aku, Sampek, Itje, Jo, Shinta, and Hesty. Setting in the short story collection expressed by setting of spot, time, and social. Internal conflicthappened in self of the main character. The conclusion of this research thatshort story collectionarranged by characters and setting is not relatedfrom short storywith ones.The analysis of psychology literature can be found that the main character have the strong id. They tend to avoid the uncomfortable feeling ignoring the reality that they actually can not do that.

Keywords: short story, psychology literature, personality structure

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek kejiwaan atau psikologi tokoh utama perempuan pada kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, bentuk kualitatif, dan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tokoh-tokoh utama atau protagonis yaitu Nana, Sie Sie, Aku, Itje, Jo, Shinta, dan Hesty. Latar yang digunakan dalam cerita diungkapkan melalui latar tempat, waktu, dan sosial. Berdasarkan analisis psikologi sastra keenam cerpen dalam Sepotong Hati yang Baru terjadi konflik batin dalam diri para tokoh utama. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kedelapan cerpen tersusun atas tokoh, penokohan, dan latar yang tidak berkaitan antara satu dengan yang lain. Dari analisis psikologi dapat diketahui bahwa para

1 Tim penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta.

(2)

tokoh utama perempuan memiliki id yang kuat dan cenderung melepaskan diri dari segala ketidaknyamanan yang dirasakan.

Kata kunci: kumpulan cerpen, psikologi sastra, struktur kepribadian

PENDAHULUAN

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Sebagai seni kreatif yang berobjek manusia dan segala macam segi kehidupan, maka sastra tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori atau sistem berpikir manusia, melainkan sastra harus pula mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan manusia (Semi, 1993: 8). Kompleksitivitas sastra mampu menggambarkan peristiwa yang dialami manusia, Segers (dalam Suyitno, 2014: 34) menegaskan “In the literary world, there is no single interpretation. Any work and its interpretation is started from different backgrounds; literary convention, cultural system and norm, educational background, mental and psychological situations, and other justifiable circumstances”. Maksudnya ialah kajian sastra tidak bisa diinterpretasikan sendiri semuanya berkaitan karena hakikat kehidupan manusia adalah kehidupan melingkar dan saling berpengaruh baik dari kejiwaan manusia secara individu maupun kejiwaan sesama manusia yang membentuk sebuah aturan dan sistem kebudayaan.

Cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra merupakan kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata), yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan pada suatu tokoh di suatu situasi (Depdiknas, 2003: 2010). Cerpen pada hakikatnya menawarkan sebuah dunia yang bersifat model-model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner yang dibangun melalui berbagai unsur intrisiknya seperti peristiwa, tokoh dan penokohan, latar yang bersifat imajiner, semua itu bersifat rekaan, yang sengaja dikreasikan oleh pengarang dengan dunia nyata, lengkap dengan peristiwa dan latar aktualnya sehingga tampak sungguh-sungguh ada dan terjadi.

(3)

Sepotong Hati yang Baru karya Liye (2012) yang merupakan sebuah buku fiksi berbentuk kumpulan cerpen. Sepotong Hati yang Baru merupakan lanjutan dari kumpulan cerita pendek sebelumnya yang berjudul Berjuta Rasanya. Buku ini berisi delapan cerita pendek dengan tema yang serupa dengan kumpulan cerpen sebelumnya, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan perasaan cinta. Dalam kumpulan cerpen ini para tokoh yang diceritakan dihadapkan pada konflik kehidupan yang selalu terkait dengan rasa cinta, sehingga penelitian dengan menggunakan pendekatan psikologi dapat digunakan untuk membedah aspek kejiwaan karya sastra ini.

Penelitian yang baik haruslah memiliki tujuan yang baik dan jelas serta memiliki arah dan tujuan yang tepat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan: (1) Struktur kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye, (2) Aspek psikologi para tokoh utama yang terdapat dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye, (3) Nilai-nilai didik yang terkandung dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye.

Pendekatan strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan (penelitian) kesusastraan yang menekankan kajian hubungan antara unsur-unsur pembangun karya sastra yang bersangkutan. Suyitno (2012) mengatakan bahwa pendekatan strukturalisme mampu melihat sastra dalam struktur kebudayaan secara menyeluruh, karena karya sastra terdiri dari unsur-unsur struktural yang membentuk suatu organisasi yang sangat kompleks terdiri dari berbagai lapisan dengan aneka makna yang saling berkaitan. Nurgiyantoro (2005) mengutarakan bahwa untuk menganalisis struktural dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, mendefinisikan fungsi dan hubungan antarstruktur intrinsik. Identifikasi dan deskripsi misalnya tema dan amanat, plot, tokoh, penokohan, latar, dan lain-lain.

(4)

memengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Namun, dalam penelitian ini hanya akan diuraikan unsur-unsur intrinsik yang secara langsung berkaitan dengan penelitian ini antara lain tokoh, penokohan, dan latar.

Tokoh menurut Nurgiyantoro (2005: 176) dibedakan menjadi dua jenis yang dilihat dari tingkat peranan atau kepentingan tokoh, yaitu: (1) tokoh utama, yaitu tokoh yang ditampilkan terus menerus atau paling sering diceritakan, dan (2) tokoh tambahan, yaitu tokoh yang dimunculkan sekali atau beberapa kali saja dalam sebuah cerita. Nurgiyantoro (2005: 165) “penokohan dan karakterisasi – sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan – menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita”

Semi (1993: 46) berpendapat bahwa latar atau setting merupakan lingkungan terjadinya peristiwa, termasuk di dalamnya tempat dan waktu dalam cerita. Latar meliputi tempat terjadinya peristiwa dan juga menunjuk pada waktunya. Jadi, latar meliputi unsur waktu, tempat dan lingkungan peristiwa terjadi.Nurgiyantoro (2005: 227) membedakan unsur latar ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Kumpulan cerpen ini selanjutnya dianalisis menggunakan teori psikologi sastra. Psikologi sastra adalah analisis terhadap karya sastra dengan memper-timbangkan aspek atau keterlibatan psikologi atau kejiwaan. Menurut Roekhan (dalam Endraswara, 2003: 97-98), psikologi sastra menyangkut tiga pendekatan yakni pendekatan tekstual, pendekatan reseptif-pragmatik, dan pendekatan ekspresif. Penelitian psikologi sastra ini difokuskan pada masalah tekstual dengan menggunakan pendekatan tekstual untuk mengkaji aspek psikologis tokoh dalam karya sastra. Aspek psikologis yang dimaksud adalah konflik struktur kepribadian yang dialami tokoh utama beserta mekanisme pertahanan egonya. Keenam cerpen tersebut akan dikaji menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud mengenai struktur kepribadian.

(5)

didasarkan atas prinsip kenyataan, sedangkan superego mengacu pada moralitas kepribadian. Id adalah aspek psikologis dan merupakan sistem original di dalam kepribadian. Pedoman id adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan yang disebut dengan prinsip kenikmatan. Id tergambar dari pikiran-pikiran liar seseorang yang berasal dari alam bawah sadar, misalnya membayangkan memiliki istri secantik artis internasional.

Ego berpegang pada prinsip kenyataan dan bereaksi dengan proses sekunder. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencari objek yang tepat untuk mereduksikan tegangan yang timbul dalam organisme. Ego dipandang sebagai aspek eksekutif atau pengelolaan kepribadian karena mengontrol jalan yang ditempuh dan memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi (Suryabrata, 2007: 126).

Super ego adalah aspek sosial kepribadian. Super ego merupakan kesempurnaan dari kesenangan karena superego dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian.Fungsinya menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah, dan pantas atau tidak, dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat (Suryabrata, 2007: 127).

METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan strategi analisis isi. Metode penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat suatu individu, keadaan, gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati (Moleong, 2008: 16).Sumber data berupa dokumen. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah

(6)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis struktur kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru diarahkan pada dua unsur, yaitu tokoh dan penokohan, serta latar. Ketiga unsur ini berfungsi sebagai pendukung analisis psikologi sastra. Dilihat dari segi tokoh dan penokohan, maupun latar, Sepotong Hati yang Baru memiliki karakter dan kekhasan yang berbeda-beda meskipun cerpen-cerpen di dalamnya disatukan oleh satu tema yang sama yaitu cinta.

Unsur tokoh dan penokohan dalam Sepotong Hati yang Baru terdapat beberapa tokoh yang diceritakan. Dalam artikel ilmiah yang akan dianalisis adalah tokoh utama perempuan, yakni Nana dalam cerpen Hiks Kupikir Itu Sungguhan, Sie Sie dalam cerpen Kisah Sie Sie, Itje dalam cerpen Itje Noerbaja & Kang Djalil, Jo dalam cerpen Kalau Semua Wanita Jelek, Shinta dalam cerpen Percayakah Kau Padaku?, dan Hesty dalam cerpen Buat Apa Disesali.... Keenam tokoh tersebut merupakan tokoh protagonis, mereka lebih mendominasi dan diceritakan terus menerus dalam cerita. Penggambaran karakter tokoh secara detail dan utuh. Hal ini membuktikan bahwa keenam tokoh dalam masing-masing cerita tersebut adalah tokoh utama dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2005: 176) yang menyatakan bahwa tokoh utama merupakan tokoh yang ditampilkan secara terus menerus atau paling sering diceritakan dalam sebuah cerita.

Pada unsur latar, diidentifikasi tiga jenis latar yaitu latar tempat, waktu, dan sosial.Latar yang dilukiskan dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru dapat memengaruhi cerita dalam cerpen, dengan penyampaian latar yang baik maka pembaca seolah masuk ke dalam latar cerpen tersebut. Kumpulan cerpenSepotong Hati yang Baru menampilkan tiga latar yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (2005: 227) yang membedakan latar ke dalam tiga unsur pokok yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

(7)

atau tempat-tempat tertentu. Penggunaan nama tempat haruslah tidak bertentang-an dengbertentang-an sifat atau geografis tempat ybertentang-ang bersbertentang-angkutbertentang-an, karena setiap latar tempat memiliki karakteristik dan ciri khas sendiri. Latar tempat dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru, di antaranya rumah kontrakan, kedai fast food, dan rumah Rio dalam cerpenHiks Kupikir Itu Sungguhan. Rumah sakit, hotel, dan rumah keluarga Wong Lan dalam cerpen Kisah Sie Sie.. Rumah Meneer van Houten dalam cerpen Itje Noerbaja & Kang Djalil.Kafe, rumah Jo, rumah sakit, dan apartemen dalam cerpen Kalau Semua Wanita Jelek. Kerajaan Wideha, kerajaan Kosala, hutan, padepokan, pekuburan kota dalam cerpen Percayakah Kau Padaku?. Rumah Menteng, kampus UI Salemba, dan rumah Kebayoran Baru dalam cerpen Buat Apa Disesali....

Latar waktu berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi.Latar waktu yang diceritakan harus sesuai dengan perkembangan yang terjadi.Penggambaran waktu yang dipakai dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru berupa penunjukan waktu pagi, siang, sore, dan malam. Selain itu, juga menunjukkan waktu pukul tertentu.Latar waktu dalam kumpulan cerpen ini terjadi dalam rentang waktu masa yang cukup lama dan bertahap.

Latar sosial merujuk pada berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat pada tempat tertentu. Hal tersebut meliputi masalah kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, serta hal-hal yang termasuk latar spiritual. Latar sosial dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru ini adalah kebiasaan dalam kehidupan pertemanan dalam cerpen Hiks Kupikir Itu Sungguhan, kebiasaan masyarakat Singkawang dalam perihal ”nikah foto” dalam cerpen Kisah Sie Sie. Kehidupan di masa-masa penjajahan Belanda dalam cerpen Itje Noerbaja & Kang Djalil. Cara berpikir orang mengenai kecantikan dalam cerpen Kalau Semua Wanita Jelek. Kebiasaan bisik-bisik kotor rakyat Ayodya dalam cerpen Percayakah Kau padaku?. Perbedaan strata / kelas sosial dalam cerpen Buat Apa Disesali....

(8)

analisis truktural, sehingga dapat dikatakan bahwa analisis psikologi merupakan tindak lanjut dari analisis struktural. Aspek psikologi sastra dari para tokoh utama dalam kumpulan cerpen ini akan diteliti unsur psikologi sastra dari tokoh-tokoh dalam cerita tersebut, dengan pelaksana perwatakan, yang digambarkan memiliki perkembang-an / konflik yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (lingkungan). Sigmund Freud (dalam Suryabrata, 2007: 127-128) membagi susunan kepribadian menjadi tiga sistem yaitu: (1) Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem asli dalam kepribadian, dari sini aspek kepribadian yang lain tumbuh. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir dan yang menjadi pedoman id dalam berfungsi adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar kenikmatan; (2) Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan baik dengan dunia nyata. Dalam berfungsinya ego berpegang pada prinsip kenyataan atau realitas; (3) Super ego adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagai-mana yang ditafsirkan orangtua kepada anaknya lewat perintah-perintah atau larangan-larangan. Super ego dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian, fungsinya menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah, pantas atau tidak, sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat. Penelitian tersebut dibahas dengan dilihat dari setiap psikologi tokoh utamanya.

Dorongan super ego dalam diri tokoh Nana dalam cerpen Hiks Kupikir Itu Sungguhan mampu menahan id dan mendorong ego dalam mengontrol id dalam melaksanakan nilai-nilai moralitas. Super ego ditunjukkan Nana dalam memper-tahankan hubungan pertemanannya dengan Putri yang sempat berselisih paham, bahkan Nana rela mengalah dan mendengarkan Putri.

(9)

yang muncul dari janjinya terhadap sang ibu mendorong ego untuk mewujudkan hal itu.

Id, ego, dan super ego dalam diri tokoh Itje dalam cerpen Itje Noerbaja & Kang Djalil bekerja secara seimbang. Kesanggupan, kemauan, serta rasa cinta Itje terhadap mendiang ibunya, tanah air dan Kang Djalil telah terwujud berkat kerja tiga sistem kepribadian ini.

Id, ego, dan super ego dalam diri tokoh Jo dalam cerpen Kalau Semua Wanita Jelek bekerja secara harmonis.Persepsi kecantikan menurut Jo telah hilang setelah dihadapkan dengan kehidupan nyata yang Jo alami sendiri.Jo akirnyasadarbahwa semua kehidupan dan nasib seseorang sudah diberikan Tuhan secara adil.

Id yang kuat dalam diri tokoh Shinta dalam cerpen Percayakah Kau Padaku? mendorong ego untuk membuktikan cintanya kepada Rama. Munculnya id dapat diiringi dengan super ego dalam dirinya, sehingga ego muncul untuk mempersatukan pertentangan-pertentangan antara id dan super ego.

Super ego tokoh Hesty dalam cerpen Buat Apa Disesali... lebih dominan. Id yang tidak terlampiaskan karena lamaran Tigor yang ditolak Papa-nya seharusnya mendorong ego untuk membenci Papanya.Namun, impuls-impuls id mampu dirintangi oleh super ego.Super ego ditunjukkan dengan statusnya sebagai seorang anak yang harus patuh dan menyayangi Papa-nya.

(10)

SIMPULAN DAN SARAN

Ditinjau dari segi struktural yang sesuai dalam penelitian ini, keenam cerpen dalam kumpulan cerpen Sepotong Hati yang Baru tersusun atas tokoh, penokohan, latar yang tidak berkaitan antara satu denganyang lain. Tokoh-tokoh utama atau protagonis yang ditampilkan ialah Nana,Sie Sie, Itje, Jo, Shinta, dan Hesty. Penokohan atau penggambaran tokoh-tokoh dapat diungkapkan melalui peranan yang dimainkan para tokoh dalam cerita tersebut. Selanjutnya, latar yang digunakan dalam cerita diungkapkan melalui latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Struktur kepribadian memiliki tiga unsur, yaitu id, ego, dan superego.Ketiga unsur dari struktur kepribadian tersebut memengaruhi tingkah laku, pola pikir, dan kejiwaan para tokoh utama dalam Sepotong Hati yang Baru.Dari analisis psikologi diatas, dapat diketahui bahwa para tokoh utama perempuan memiliki id yang kuat.Mereka cenderung ingin melepaskan diri dari segala ketidaknyamanan yang mereka rasakan dalam hidup tanpa melihat realita yang ada.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rieneka Cipta

Endraswara, S. (2003).MetodologiPenelitian Sastra (Epistimologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yoyakarta: Pustaka Widyatama.

Liye, T. (2012).Sepotong Hati yang Baru. Jakarta: Republika.

Moleong, J.L. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, B. (2005). TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah University Press.

Sangidu. (2004). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik dan Kiat. Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada.

Semi, A. (1993).Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Suryabrata, S. (2007).Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suyitno dan Dipa Nugraha. (2014). Canonization of Four Indonesian Contemporary Novels Written in the 21st Century: Questioning Public

Recognition and Acceptance towards the Ideas of Feminism. Journal of Language and Literature, Vol. 5. No. 1, Februari 2014, pp. 33-40.

Referensi

Dokumen terkait

untuk menganalisis tempat, waktu, dan latar suasana dari cerita cerpen. Setiap cerpen juga terkadang memiliki suasana yang berbeda-beda. Ketiga, eksistensi perempuan dalam

Menurut Nurgiyantoro (2005: 227) unsur latar dapat dibedakan menjadi tiga unsur pokok diuraikan sebagai berikut. a) Latar tempat adalah lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

Nurgiyantoro (2007: 227) mengemukakan bahwa unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. 1) Latar tempat, mengarah pada lokasi

Ada dua tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan tokoh, penokohan, latar dan tema dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet.. karya

karya Adinda AS yang berupa unsur-unsur struktural yang meliputi fakta-fakta cerita (karakter, alur, latar), tema, dan sarana-sarana sastra (judul, sudut pandang, gaya

Kedua, rasionalitas yang muncul pada tiga belas tokoh utama dalam buku kumpulan cerpen Atraksi Lumba- Lumba karya Pratiwi Juliani meliputi

Menurut peneliti kumpulan cerpen ini pantas untuk diteliti karena tokoh-tokoh maupun jalan cerita yang ada dalam kumpulan cerpen tersebut sangat menarik dan unik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap tindak kekerasan terhadap tokoh perempuan dalam kumpulan cerpen Sagra karya Oka Rusmini maka terdapat unsur