• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan Tahun 2013"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi 1. Defenisi

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di

dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan), berawal dari

kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2007).

Mc.Donald (1959) merumuskan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi

dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan (Hamalik, 2008).

Menurut Sardiman (2007), motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan

perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi

motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi

merupakan suatu keinginan, dorongan atau daya penggerak yang terdapat pada diri

seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan.

(2)

ada di dalam diri ibu untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir, guna

mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Unsur – unsur Motivasi

Mc.Donald dalam Sardiman (2007), mengemukakan bahwa motivasi mengandung

tiga elemen penting, yaitu :

a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem

“neurophysiological”yang ada pada organism manusia. Karena menyangkut

perubahan energi manusia (walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia),

penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini

motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat

menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang

muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong

oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal

kebutuhan.

3. Fungsi Motivasi

Menurut Hamalik (2008), motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu :

a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul

(3)

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.

Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

4. Motivasi dan Kebutuhan

Seseorang melakukan aktivitas itu didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan

biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan

budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal

kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis, maupun

psikologis. Dengan demikian, dapatlah ditegaskan bahwa motivasi akan selalu berkait

dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa

ada suatu kebutuhan(Sardiman , 2007).

Menurut Sanjaya (2011), Maslow mengurutkan kebutuhan manusia itu

bertingkat-tingkat. Individu akan merasa puas memenuhi kebutuhan pada taraf tertentu, manakala

pada taraf sebelumnya kebutuhan itu telah terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah

sebagai berikut :

a. Kebutuhan fisiologis

Merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar yang harus terpenuhi, sebelum

kebutuhan lain terpenuhi, meliputi kebutuhan rasa lapar, haus, kebutuhan istirahat dan

lain sebagainya. Demikian juga motivasi ibu untuk melaksanakan inisiasi menyusu

dini pada bayinya, karena ibu menganggap bayi yang sehat dapat dimulai dengan

(4)

b. Kebutuhan keamanan (security)

Yaitu kebutuhan rasa terlindungi, bebas dari rasa takut dan kecemasan, serta bebas

dari masalah kesehatan atau penyakit.

c. Kebutuhan sosial

Yaitu kebutuhan akan cinta kasih, seperti rasa diterima oleh kelompok, perasaan

dihargai dan dihormati oleh orang lain. Ibu yang melaksanakan inisiasi menyusu dini,

termotivasi karena ibu sering berkumpulmenghadiri posyandu pada saat kehamilan,

sehingga sering mendapatkan informasi tentang inisiasi menyusu dini.

d. Kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri

Yaitu kebutuhan berprestise yang erat dengan kebutuhan untuk mengembangkan bakat

dan minat yang dimilikinya baik dalam bidang pengetahuan, sosial dan lain

sebagainya. Ibu termotivasi melaksanakan inisiasi menyusu dini karena sudah

berminat sejak kehamilan, dengan tujuan memperoleh bayi yang sehat.

5. Jenis - jenis Motivasi

Menurut Sardiman (2007), ada dua jenis motivasi yaitu :

a. Motivasi Intrinsik

Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang

dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Sebagai contoh, seorang ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini tanpa ada

yang menyuruh atau mendorongnya.

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik

(5)

1) Kebutuhan (need)

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai keinginan, dan keinginan ini

menimbulkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Keinginan atau kebutuhan ini

bersifat terus menerus dan selalu meningkat. Kebutuhan yang telah terpenuhi

(dipuaskan), mempunyai pengaruh untuk menimbulkan keinginan atau kebutuhan

lain dan yang lebih meningkat. Kebutuhan manusia tersebut tampaknya berjenjang

atau bertingkat-tingkat. Tingkatan tersebut menunjukkan urutan kebutuhan yang

harus dipenuhi dalam suatu waktu tertentu. Satu motif yang lebih tinggi tidak akan

dapat mempengaruhi atau mendorong tindak seseorang, sebelum kebutuhan dasar

terpenuhi. Dengan kata lain, motif-motif yang bersifat psikologis tidak akan

mendorong perbuatan seseorang, sebelum kebutuhan dasar (biologis) terpenuhi.

Kebutuhan yang satu dengan yang lain saling kait mengkait, tetapi terlalu dominan

keterkaitan tersebut. Misalnya motivasi ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini

karena suatu kebutuhan untuk meningkatkan produksi ASI (Notoatmodjo, 2007).

2) Harapan (expectancy)

Harapan timbul karena seseorang dimotivasi untuk mencapai tujuan atau keinginan

tertentu. Apa yang diharapkan seseorang seyogianya adalah harapan-harapan yang

realistis yang dapat dicapai, untuk itu seseorang dimotivasi oleh karena adanya

harapan dan pencapaian kepada keberhasilan. Dalam suatu proses siklus,

keberhasilan dan harga diri meningkat, menggerakkan seseorang ke arah

pencapaian tujuan. Jika seseorang cukup nyaman dengan pencapaian yang sudah

direncanakan, maka motivasi akan meningkat. Misalnya ibu termotivasi

malaksanakan inisiasi menyusu dini karena menpunyai harapan agar bayinya sehat

(6)

3) Minat

Yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa

ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat dan dekat dengan

hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Minat dapat pula dimanifestasikan

melalui partisipasi suatu aktivitas. Hal ini dapat dikaitkan dengan minat ibu yang

tinggi untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ibu menyadari pentingnya

inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir (Slameto, 2003).

b. Motivasi Ekstrinsik

Yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari

luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang

didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik, yaitu sebagai berikut :

1) Motif (motive) atau dorongan (drive)

Dalam diri manusia ada dua motif, yaitu motif primer atau motif yang tidak

dipelajari dan motif sekunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta

interaksi dengan orang lain. Oleh karena motif sekunder timbul karena interaksi

dengan orang lain, maka motif ini sering disebut motif sosial. Motif primer atau

motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara

biologis. Motif ini mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan bilogisnya,

misalnya makan, minum, seks dan kebutuhan-kebutuhan biologis yang lainnya.

Sebagai contoh motif primer, misalnya ibu termotivasi malaksanakan inisiasi

(7)

bebas dari masalah kesehatan. Sedangkan motif sekunder, misalnya ibu termotivasi

karena dorongan dari tenaga kesehatan, suami, keluarga atau orang terdekat. Atau

berdasarkan pengalaman persalinan yang lalu, dengan inisiasi menyusu dini dapat

mengurangi nyeri persalinan (Notoatmodjo, 2007).

2) Rangsangan (incentive)

Agar seseorang bersedia untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan,

terkadang perlu untuk memberikan perangsang (incentive).Dalam motivasi,

perangsang ini dibagi menjadi dua, yaitu perangsang positif (memberikan suatu

imbalan) dan perangsang negative (memberikan hukuman). Perangsang positif

disini dimaksudkan adalah memberikan suatu imbalan yang dapat menyenangkan

bagi seseorang yang memiliki suatu prestasi. Rangsangan positif ini banyak

macamnya, diantaranya hadiah, pengakuan, atau melibatkan orang tersebut pada

kegiatan yang bernilai gengsi yang lebih tinggi. Sedangkan perangsang negatif

yaitu imbalan yang tidak menyenangkan berupa hukuman bagi orang yang tidak

melakukan atau berbuat seperti apa yang diinginkan. Jenis perangsang bersifat

negatif ini misalnya teguran, ancaman dan lain sebagainya. Misalnya ibu

termotivasi melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin bayinya mendapatkan

kekebalan pasif melalui kolostrum, atau merasa takut bayinya akan terinfeksi oleh

berbagai penyakit jika ia tidak malaksanakan inisiasi menyusu dini (Taufik, 2007).

3) Lingkungan

Individu dan lingkungan terjalin proses interaksi atau saling mempengaruhi satu

dengan yang lainnya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh dan menimbulkan

perubahan pada tingkah laku individu. Hal ini berarti bahwa lingkungan dapat

(8)

laku yang baik maupun tidak baik. Misalnya media (cetak atau elektronik), dan

orang-orang yang ada di lingkungannya (Hamalik, 2008).

Menurut Putri (2009) dalam jurnal ilmiah, sikap ibu bersalin untuk menerapkan

inisiasi menyusu dini terbentuk setelah adanya paparan informasi mengenai inisiasi

menyusu dini baik melalui media cetak maupun media elektronik.

B. Inisiasi Menyusu Dini 1. Definisi

Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi

mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi

mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak

kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi

melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari

payudara. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif

dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2008).

Bayi mendapatkan ASI kolostrum – ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini

kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini

lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum,

ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi,

penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan

membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus

(9)

2. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Wiknjosastro (2008), keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi Ibu dan

Bayi antara lain yaitu :

a. Keuntungan kontak kulit ke kulit untuk bayi

1) Optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi

2) Kontak kulit ke kulit dan IMD akan :

a) menstabilkan pernapasan.

b) mengendalikan temperature tubuh bayi.

c) memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.

d) mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif.

e) meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali ke berat lahirnya dengan

lebih cepat).

f) meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

g) bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.

h) menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga

memberikan perlindungan terhadap infeksi.

i) bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat,

sehingga menurunkan kejadian ikterus BBL.

j) kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam

pertama hidupnya.

b. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini untuk Ibu

1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada Ibu

a) Oksitosin :

(10)

(2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI.

(3) Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi.

(4) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta dan pengalihan rasa

nyeri dari berbagai prosedur pascapersalinan lainnya.

b) Prolaktin

(1) Meningkatkan produksi ASI.

(2) Membantu ibu mengatasi stres terhadap berbagai rasa kurang nyaman.

(3) Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu.

(4) Menunda ovulasi.

c. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini untuk Bayi

1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat kolostrum segera,

disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

2) Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah imunisasi

pertama bagi bayi.

3) Meningkatkan kecerdasan.

4) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan napas

5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.

6) Mencegah kehilangan panas.

3. Langkah Inisiasi Menyusu Dini

Langkah 1 : Lahirkan, lakukan penilaian bayi, keringkan.

a. Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran.

b. Kemudian letakkan bayi di perut bawah ibu.

(11)

d. Bila tidak perlu resusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian

tubuh lainnya dengan halus tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu

menghangatkan tubuh bayi. Setelah kering, selimuti bayi dengan kain kering untuk

menunggu 2 menit sebelum tali pusat di klem.

e. Hindari mengeringkan tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi juga

membantunya mencari putting ibunya yang berbau sama.

f. Lender cukup dilap dengan kain bersih. Pengisapan lender didalam mulut atau hidung

bayi dapat merusak selaput lender dan meningkatkan resiko infeksi pernapasan.

g. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil

tunggal) kemudian suntikkan Intramuskular 10 UI oksitosin pada ibu. Jaga bayi tetap

hangat.

Langkah 2 : Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam.

a. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan

bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus berada diantara

payudara ibu, tapi lebih rendah dari putting.

b. Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.

c. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit satu jam.

Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Bila perlu letakkan bantal di

bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi. Sebagian

besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi Menyusu Dini dalam waktu 30-60 menit.

d. Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum bayi menyusu.

e. Selama kontak kulit ke kulit tersebut, lanjutkan dengan langkah Manajemen Aktif

(12)

Langkah 3 : Biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan mulai meyusu.

a. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusu.

b. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi upaya bayi untuk menyusu,

misalnyamemindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu

pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu

payudara.

c. Menunda semua asuhan BBL lahir normal lainnya hingga bayi selesai menyusu.

Tunda memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya

hipotermia.

d. Usahakan tetap menempatkan ibu dan bayi diruang bersalin hingga bayi selesai

menyusu.

e. Segera setelah BBL selesai menghisap, bayi akan berhenti menelan dan melepaskan

putting. Bayi dan ibu akan merasa mengantuk. Bayi kemudian diselimuti dengan kain

bersih, lalu lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, mengoleskan salep antibiotika

pada mata bayi dan memberikan suntikan vitamin K1.

f. Jika bayi belum melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam waktu satu jam, posisikan

bayi lebih dekat dengan putting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama

30-60 menit berikutnya.

g. Jika bayi masih belum melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam waktu 2 jam,

pindahkan ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan

BBL (pemberian antibiotika salep mata dan vitamin K1), dan kemudian kembalikan

bayi kepada ibu untuk menyusu.

h. Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga kehangatannya. Tetap

(13)

terasa dingin saat disentuh, buka pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada

ibu sampai bayi hangat kembali.

i. Satu jam kemudian. Berikan bayi di ruangan yang sama. Letakkan kembali bayi dekat

dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi bisa menyusu sesering keinginannya.

4. Tahapan Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Roesli (2008), dalam Inisiasi Menyusu Dini melalui 5 (lima) tahapan prilaku

sebelum bayi menyusu, yakni :

a. Dalam 30 menit pertama, stadium istirahat / diam dalam keadaan siaga. Bayi diam tidak

bergerak, sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini

merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke luar kandungan.

b. Antara 30-40 menit, mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium,

menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan air ketuban yang ada ditangannya. Bau

dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.

c. Mengeluarkan air liur, saat menyadari ada makanan disekitarnya bayi mulai

mengeluarkan air liurnya.

d. Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai sasaran, dengan

kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri, serta

menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangan yang mungil.

e. Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan

(14)

5. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Roesli (2008), Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya

kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi yaitu :

a. Bayi kedinginan.

Berdasarkan Penelitian dr Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yang

melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika

bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi

kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi.

b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.

Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya

oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan

ibu.

c. Tenaga kesehatan kurang tersedia.

Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat menjalankan tugas. Bayi dapat

menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi

sambil memberikan dukungan pada Ibu.

d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.

Dengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar perawatan. Beri

kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.

e. Ibu harus dijahit.

Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudarayang dijahit adalah bagian

bawah tubuh ibu.

f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorhea) harus

(15)

g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur.

Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain

itu, kesempatan vernix (zat lemak putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan

dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.

Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu dini selesai.

h. Bayi kurang siaga.

Pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur

dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit

akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bounding (ikatan

kasih sayang).

i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan

lain (cairan prelaktal).Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi

dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.

j. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi bayi.

Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi

pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan

Referensi

Dokumen terkait

dokumen anggota teks berita klaster sebagai 9 4 atau dokumen teks yang akan dibandingkan dengan dokumen teks yang ada pada klaster/klaster yang ada lainnya dapat dilihat

14 Menyusun administrasi program pengajaran, seperti menyusun jadwal pelajaran, daftar nilai ujian, dsb. 15 Menyusun administrasi kesiswaan, seperti buku induk siswa,

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yakni : (1) mengidentifikasi produk dan jasa yang dikomplain oleh konsumen, (2) mengidentifikasi perilaku komplain konsumen,

Pada kamus Inggris pencarian dapat dilakukan dengan relatif mudah, sedangkan pada kamus Mandarin pencarian kata dari Mandarin ke bahasa lain lebih kompleks1. Pencarian arti

Hasil wawancara tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa untuk menarik perhatian remaja agar dapat menjadikan pembina sebagai sosok yang selalu dekat dengan remaja,

Perkembangan gerakan Islam di Indonesia berkembang dengan pesat tidak terlepas dari keadaan situasi politik dunia yang memanas, pada awalnya gerakan pembaharuan Islam ini timbul

 Pada boiler yang berbahan bakar minyak atau gas, sebaiknya dibuat kotak sekering untuk kabel sistim sambungan yang dapat mematikan jika terjadi kebakaran atau panas yang

Pemikiran-pemikiran tersebut tentu dapat dipandang sebagai persoalan yang menarik, untuk mengarahkan pemahaman terhadap empat hal, yaitu pertama , untuk melihat dan