• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENGEVALUASI MELALUI TES DAN PENUGASAN DI S U S U N OLEH N I L A W A T I NIM : 1211070041 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH 2014 KATA PENGANTAR - Makalah Kemampuan Mengevaluasi Melalui Tes dan Penugasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN MENGEVALUASI MELALUI TES DAN PENUGASAN DI S U S U N OLEH N I L A W A T I NIM : 1211070041 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH 2014 KATA PENGANTAR - Makalah Kemampuan Mengevaluasi Melalui Tes dan Penugasan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENGEVALUASI MELALUI TES

DAN PENUGASAN

DI

S

U S

U N

OLEH

(2)

STKIP BINA BANGSA

GETSEMPENA

BANDA ACEH

2014

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun makalah ini tepatpada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Kemampuan

Mengevaluasi Melalui Tes dan Penugasan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Banda Aceh, Februari 2014

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...

ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Melalui Tes dan Penugasan ... 2

B. Ciri-ciri Evaluasi Hasil Belajar ... 3

C. Ranah Kognitif, Ranah Afektif, Ranah Psikomotorik sebagai Obyek Evaluasi Hasil Belajar... 4

D. Langkah-langkah Pokok dalam Evaluasi Hasil Belajar ... 5

E. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar... 7

1. Pengertian Teknik Evaluasi Hasil Belajar... 7

2. Macam-macam Teknik Evaluasi Hasil belajar... 7

a. Teknik Tes... 8

b. Pengertian Metode Penugasan ( Resitasi)... 11

BAB III PENUTUP ... 15

A. Kesimpulan ... 15

B. Saran ... 15

(5)
(6)

BAB I PENDAHULUAN

Pada era sekarang, yang sering disebut era globalisasi, institusi pendidikan formal mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia berkualitas di masa depan.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Melalui Tes dan Penugasan

Menurut Sudijono (2008: 30) evaluasi melaui tes dan penugasan hasil belajar setidaknya mencakup dua hal, yaitu evaluasi pencapaian peserta didik terhadap tujuan khusus dan evaluasi pencapaian peserta didik terhadap tujuan umum pengajaran. Evaluasi hasil belajar dapat terlaksana jika menggunakan tiga prinsip dasar yakni: (1) prinsip keseluruhan, (2) prinsip kesinambungan, dan (3) prinsip objektivitas. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka menilai ketercapaian peserta didik terhadap indikator atau kriteria yang telah ditentukan disebut evaluasi hasil belajar.

Menurut Depdiknas (2007: 4), kemampuan mengevaluasi melalui ts dan penugasan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,

tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik

karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen

yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik

(8)

7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya

B. Ciri-ciri Evaluasi Hasil Belajar

Mengacu dari teori yang dikemukakan oleh Sudijono, ciri-ciri evaluasi hasil belajar dibedakan atas lima, yaitu sebagai berikut.

1. Evaluasi dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta

didik, pengukuran tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi hanya didasarkan pada indikator-indikator atau gejala-gejala yang nampak. Oleh karena itu, masalah ketepatan alat ukur yang digunakan (valid) menjadi masalah tersendiri.

2. Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik pada

umumnya menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif atau angka-angka.

3. Kegiatan evaluasi hasil belajar pada umumnya digunakan unit-unit atau

satuan-satuan yang tetap.

4. Prestasi belajar yang dicapai olih peserta didik dari waktu ke waktu setelah

bersifat relatif, tidak akan menunjukkan kesamaan dan tergantung pada faktor-faktor, seperti peserta didik, penilai, dan situasi yang terjadi pada saat penilai berlangsung.

5. Kegiatan hasil belajar sulit dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran

(9)

C. Ranah Kognitif, Ranah Afektif, Ranah Psikomotorik sebagai Obyek Evaluasi Hasil Belajar

Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.

Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes objektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.

(10)

D. Langkah-langkah Pokok dalam Evaluasi Hasil Belajar

Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci kegiatan evaluasi ke dalam enam langkah pokok.

1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar

Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan hasil belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu sebagai berikut.

a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi

Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.

b. Menetapkna aspek-aspek yang hendak dievaluasi. Misalnya apakah aspek

kognitif, aspek afektif ataukah aspek psikomotorik.

c. Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam melaksanakan

evaluasi, misalnya apakah evaluasi itu akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes ataukah teknik nontes. Jika teknik yang akan dipergunakan itu adalah teknik nontes, apakah pelaksanaannya dengan menggunakan pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket.

d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran

dan penialain hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes hasil belajar (pada evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik tes). Daftar check (check list), rating scale, panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket (questionnaire), untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik nontes.

e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan

(11)

(PAP) ataukah akan dipergunakan Penilaian beracuan kelompok atau Norma (PAN).

f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan

dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).

2. Menghimpun data

Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes).

3. Melakukan verifikasi data

Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).

4. Mengolah dan menganalisis data

(12)

5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan

Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tertentu mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.

6. Tindak lanjut hasil evaluasi

Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya maka pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.

E. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar 1. Pengertian Teknik Evaluasi Hasil Belajar

Dalam KBBI, teknik diartikan sebagai sebuah model atau sistem mengerjakan sesuatu. Akan tetapi, istilah teknik dapat juga diartikan sebagai “alat”. Jadi dalam istilah teknik evaluasi hasil belajar terkandung arti alat–alat (yang digunakan dalam rangka melakukan) evaluasi hasil belajar.

Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan yang dimaksud evaluasi hasil belajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi proses hasil belajar mengajar.

2. Macam-macam Teknik Evaluasi Hasil Belajar

(13)

a. Teknik Tes

1) Pengertian Tes

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana dan Sunartana, 1990: 34).

Pendapat yang lain dikemukakan oleh Rasyid dan Mansur (2008: 11), bahwa "tes merupakan salah satu cara menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus atau pertanyaan." Oleh karena itu, agar diperoleh informasi yang akurat dibutuhkan tes yang handal.

Teknik tes menurut Indrakusuma dalam (Arikunto, 2002: 32) adalah “suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara, prosedur, atau alat yang sistematis dan objektif untuk mengevaluasi tingkah laku (kognitif, afektif, dan psikomotor) siswa atau sekelompok siswa berdasarkan nilai standar yang telah ditetapkan.

Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:

(1) untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau

tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu; dan

(2) untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok,

tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

(14)

2) Bentuk Tes

Menurut Sudjana (2008: 35), tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Tes Lisan (Oral Test)

Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan. Tes lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf peserta didik untuk masalah yang berkaitan dvengan kognitif, yaitu pengetahuan dan pemahaman. Tes lisan dapat berupa individual dan kelompok. Tes individual, yaitu suatu tes yang diberikan kepada seorang siswa, sedangkan tes kelompok, yaitu suatu tes yang diberikan kepada kepada sekolompok siswa secara bersamaan.

c) Tes Tertulis (Written Test)

Tes tertulis adalah suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis. Tes tertulis dapat dibedakan menjadi tes esai atau uraian dan tes objektif.

d) Tes Uraian

(15)

Adapun keunggulan pemakaian tes uraian, yaitu:

(1) dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat

tinggi;

(2) dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, dengan baik dan benar

sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa;

(3) dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni

berpikir logis, analitis, dan sistematis;

(4) mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving);

dan

(5) mudah membuat soalnya sehingga guru dapat secara langsung melihat

proses berpikir siswa.

Adapun kelemahan tes uraian, yaitu:

(1) sampel tes sangat terbatas, karena tidak dapat menguji semua bahan

yang telah diberikan, seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;

(2) sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat

pertanyaan, maupun dalam memerikasanya; dan

(3) tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas,

pemeriksanya memerlukan waktu yang lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif banyak.

Bentuk tes uraian dibedakan atas (a) uraian bebas (free essay), (b) uraian terbatas, dan (c) uraian berstruktur.

e) Uraian Bebas

Dalam uraian bebas, jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. Contoh pertanyaan bentuk uraian bebas, misalnya "Manut sameton, punapi sane mawasta basa Bali?"

(16)

(1) mengungkap pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga

dapat diketahui luas dan intensitasnya;

(2) mengupas suatu persoalanyang kemungkinan jawabannya

beranekaragam sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti. (3) Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan

dari berbagai segi atau dimensinya.

Kelemahan dari tes uraian bebas adalah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya.

b. Pengertian Metode Penugasan ( Resitasi)

Yang dimaksud dengan metode tugas ( Resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah “ cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tewrtentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan.” Misalnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di Perpustakaan bahkan di Rumah kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan. Metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi metode ini lebih luas dari pada pekerjaan rumah saja, karena dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama Guru memberikan tugas, kedua siswa melaksanakan tugas, dan ketiga siswa mempertanggung jawabkan apa yang telah dikerjakan.

Dengan cara ini diharapkan agar siswa dapat belajar bebas tetapi bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan dan mengatasi kesulitan itu, karena dengan tugas maka siswa memiliki kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang lain. Merangsang siswa agar lebih giat belajar, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan mandiri, memperkaya kegiatan belajar di luar, memperkuat pemahamanSelain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang kurang berguna.

(17)

dipahami oleh siswa dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini sangat membantu.

Dalam hal ini tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan (soal) atau perintah melakukan pendataan, mencari penyelesaian dalam buku pelajaran. Dapat juga mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Guru memberikan tugas kepada siswa madiri atau kelompok dengan waktu yang ditentukan dan disepakati siswa dan guru harus membahas, menilai hasil tugas madiri atau kelompok. Guru juga memberi motivasi agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik kemudian guru menghimbau siswa untuk menyusun hasil tugas baik mandiri atau kelompok. Dengan demikian siswa dapat bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa menjadi lebih paham materi ajar.

1) Fase Memberi Tugas ( Resitasi)

Fase-fase dalam memberikan tugas yang baik secara mandiri maupun kelompok:

a. Guru memberikan tugas

Tugas yang diberikan dari guru kepada siswa baik secara mandiri atau kelompok maka harus memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut:

 Tujuan yang akan dicapai

 Jenis tugas, terstruktur atau tak terstruktur agar siswa mengerti dan paham

 Tugas harus disesuaikan dengan kemampuan siswa

 Ada petunjuk yang jelas sehingga siswa dapat mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok.

 Disediakan waktu yang jelas dan cukup untuk mengerjakan tugas terstruktur dan tidak terstruktur.

(18)

Hal-hal yang harus dikerjakan dalam fase ini:

 Laporan siswa tertulis dari apa yang dikerjakan

 Ada diskusi kelompok atau tanya jawab

 Penilaian atau tanggapan dari siswa yang lain

Dalam fase mempertanggung jawabkan ini yang disebut dengan resitasi, adapun menurut Zakiyyah Darajat Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal, yaitu:

 Siswa diberi tugas mempelajari bagian dari buku teks baik secara kelompok maupun perorangan. Diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya, kemudian siswa yang bersangkutan mempertanggungjawabkan.

 Siswa diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih siswa dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan motorik.

 Siswa diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu atau problem tertentu dengan cara mencoba untuk mengunkapkan. Dengan tujuan agar siswa biasa berfikir ilmiah(logis dan sistematis) dalam memecahkan suatu masalah atau soal.

 Siswa diberi tugas untuk melaksanakan proyek dengan tujuan agar siswa membiasakan diri untuk bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatau masalah, soal, yang telah disediakan dan bagaimana mengolah selanjutnya.

Dalam metode pemberian tugas atau resitasi ini syarat yang harus diketahui oleh guru dan siswa yang diberi tugas yaitu:

 Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga siswa disamping sanggup mengerjakannya juga sanggup mempertanggungjawabkan.

(19)

 Guru harus menanamkan kepaqda siswa bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari hati

 Jenis tugas yang diberikan kepada siswa harus dapt dimengerti benar-benar sehingga siswa tidak ada keraguan dalam melaksanakannya.

2) Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan ( Resitasi)

Dalam penggunaan suatu metode pasti ada kelebihan dan kekurangan, begitu juga metode ini,

a) Kelebihan

 Siswa dapat lebih memahami sendiri materi ajar sesuai dengan pengetahuan yang dicari sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan.

 Mengembangkan daya berfikir sendiri, daya inisiatif, kreatif, tanggung jawab dan melatih mandiri.

 Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas individual maupun kelompok.

b) Kekurangan Metode Penugasan (Resitasi)

 Siswa sulit dikontrol aktifitasnya dalam mengerjakan tugas, apakah benar mengerjakan dengan kemampuan dan usahanya atau hanya meniru pekerjaan temannya

 Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.

(20)

BAB III

Ciri-ciri evaluasi hasil belajar yaitu evaluasi dilaksanakan untuk mengukur hasil belajar, pengukuran secara kuantitatif, kegiatan evaluasi menggunakan unit dan satuan yang lengkap, prestasi belajar yang dicapai bersifat relatif, dan hasil belajar sering terjadi kekeliruan pengukuran (error).

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto Suharsimi, 2008, Dasar-Dasar Evaluasi, Edisi Revisi, Jakarta,: Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjiona, 2002 Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, S.B dan A.Zain, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rhineka

Cipta

Hamalik Omar, 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara

Kusumah Wijaya dan Dwitagama Dedi, 2009, Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas, Jakarta: PT. Indek

Muslihuddin, 2008, Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada

Melalui temuan dan analisis data di atas dapat dilihat bahwa adanya pembongkaran representasi kulit hitam dalam aspek kepemimpinan dan heroisme. Namun pembongkaran itu

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

Merendam sampel ayam broiler dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) varietas putih yang telah diencerkan dengan aquades selama 30 menit..

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Mata Kuliah Blok 10 Lbm

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau