1017
Tema : 5 (Kewirausahaan, Koperasi dan UMKM)
ANALISA PENGARUH
ENTREPRENEURSHIP CHARACTERISTIC
,
SELF EFFICACY
DAN
ADVERSITY INTELLIGENCE
TERHADAP
ENTREPRENEURSHIP INTENSITY
(STUDI PADA PENDIDIKAN EKONOMI UNSOED)
Oleh
Sofiatul Khotimah, Viviana Mayasari dan Bambang Sunarko
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
e-mail: [email protected], [email protected] dan
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh entrepreneurship characteristic, self efficacy dan adversity intelligence terhadap entrepreneur intention. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) teknik modeling Statistik yang bersifat cross-sectional menggunakan
path analysis. Saat ini penelitian yang terkait pengaruh entrepreneurship characteristic, self efficacy, adversity intelligence dan entrepreneur intention masih sangatlah terbatas padahal hal tersebut sangat penting untuk melihat kesiapan personal untuk melakukan kegiatan berwirausaha yang dalam penelitian ini menggunakan proxy entrepreneurship characteristic, self efficacy, adversity intelligence dan entrepreneur intention. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kepribadian entrepreneur kuesioner yang mengacu pada alat ukur Entrepreneurial Charactersitics Questionnaire (ECQ). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan entrepreneurship characteristic terhadap entrepreneurship intensity pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Unsoed. Adversity intelligence berpengaruh positif signikan terhadap entrepreneurship intensity Adversity intelligence berpengaruh positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity Self efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity.
Kata Kunci : entrepreneurship characteristic, adversity intelligence, self efficacy, entrepreneur intention .
ABSTRACT
1018
positive effect on entrepreneurship intensity Self efficacy has a significant positive effect on entrepreneurship intensity.Keywords : entrepreneurship characteristic, adversity intelligence, self efficacy, entrepreneur intention
PENDAHULUAN
Tingkat pengangguran terdidik yang berstatus sarjana saat ini terus meningkat jika
perguruan tinggi sebagai lembaga pencetak sarjana tidak memiliki kemampuan mengarahkan
peserta didik dan alumninya menciptakan lapangan kerja setelah lulus. Rendahnya motivasi
generasi muda Indonesia dalam berwirausaha saat ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak
baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Fenomena ini semakin
menambah beban pemerintah dalam mengurangi pengangguran.
Mahasiswa merupakan bagian kelompok masyarakat yang relatif dinamis, dapat
mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat, dan dengan kapasitas intelektualnya
mahasiswa mampu mengembangkan diri. Wirausaha merupakan alternatif pilihan yang cukup
tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Survey BPS (2012) menemukan hanya
terdapat sekitar 8 persen lulusan perguruan tinggi yang tertarik menekuni bidang kewirausahaan,
sisanya 92 persen memilih untuk bekerja menjadi karyawan. Mahasiswa reltif lebih tertarik pada
keinginan untuk mendapat pekerjaan pada badan usaha milik pemerintah atau swasta setelah
menyelesaikan pendidikannya.
Seseorang yang memasuki tahap dewasa dituntut untuk dapat lebih mandiri dan tidak
banyak bergantung dengan orang lain. Mahasiswa yang dalam hal ini sudah mulai memiliki
tanggung jawab dan mulai belajar untuk lebih mandiri cenderung memiliki dorongan untuk bisa
melakukan sesuatu yang lebih berguna untuk dirinya sendiri bahkan sebisa mungkin untuk orang
lain. Dari sinilah mahasiswa mulai memiliki dorongan untuk mengikuti kegiatan di luar agenda
perkuliahan yang dinilai dapat menggali potensi diri dan menumbuhkan rasa tanggung jawab serta
kemandirian, kegiatan itu seperti kepanitiaan suatu acara, organisasi intra maupun ekstra kampus,
lomba, dan juga wirausaha. Kegiatan- kegiatan ini selain bisa meningkatkan soft skill mahasiswa,
seringkali juga mendatangkan keuntungan finansial bagi mahasiswa.
Mahasiswa diharapkan mempunyai adversity intelligence yang baik atau tinggi, sehingga
lebih mampu meningkatkan motivasi dalam berwirausaha sehingga dapat menjalankan wirausaha
dengan baik dan dapat mengurangi tingkat pengangguran terdidik. Adversity intelligence yaitu
kemampuan mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan yang dapat dipergunakan untuk
melepaskan diri dari hambatan, sehingga mahasiswa yang mempunyai adversity intelligence yang
1019
adversity intelligence rendah menyebabkan mereka tidak mampu mengadapi rintangan yang ada
sebab mahasiswa merasa ragu-ragu dan takut gagal, sehingga intensi berwirausaha juga rendah.
Pada saat ini mahasiswa diharapkan mempunyai adversity intelligence yang tinggi,
sehingga lebih mampu meningkatkan motivasi dalam berwirausaha sehingga dapat menjalankan
wirausaha dengan baik dan dapat mengurangi tingkat pengangguran terdidik. Adversity
intelligence yaitu kemampuan personal dalam mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan
yang dapat dipergunakan untuk melepaskan diri dari hambatan, sehingga mahasiswa yang
mempunyai adversity intelligence yang baik lebih mampu meningkatkan intensi dalam
berwirausaha. Mahasiswa yang memiliki kemampuan adversity intelligence rendah menyebabkan
mereka tidak mampu mengadapi rintangan yang ada sebab mahasiswa akan merasa ragu-ragu dan
takut gagal, sehingga intensi berwirausaha juga rendah pula.
Entrepreneur Intention dapat diartikan sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian
sebuah usaha yang umumnya bersifat jangka panjang, Lee dan Wong (dalam Rojuaniah, 2014).
Menurut Hattab (2014), niat berwirausaha dapat didefinisikan sebagai keadaan pikiran yang
mengarahkan dan membimbing setiap individu terhadap perkembangan dan pengimplementasian
dalam konsep bisnis baru.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah survei, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
ini termasuk confirmatory reseach, karena dimulai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian dan
melibatkan prosedur yang tepat dan sumber data yang spesifik. Adapun jenis data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui survey. Alat
pengumpul data pada penelitian ini berupa kuesioner kepribadian entrepreneur yang mengacu pada
alat ukur Entrepreneurial Charactersitics Questionnaire (ECQ) yang dikembangkan oleh Frank
Bezzina (2010). Sampel populasi yang merupakan mahasiswa 3 angkatan prodi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Unsoed berjumlah 115 orang (mahasiswa laki-laki berjumlah 45
orang sedangkan responden mahasiswi perempuan berjumlah 70 orang). Penelitian ini bersifat
klausal yang berarti sebab akibat yaitu identifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel
Penelitian ini menggunakan teknik analisis yaitu Regression weight pada SEM yang digunakan
untuk meneliti seberapa besar hubungan antar variabelnya. Model untuk penelitian digambarkan
dengan path diagram.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.
Definisi operasional dan pengukuran pada masing masing variabel penelitian disajikan
1020
Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi Indikator
1. entrepreneurship
characteristic
termasuk toleransi terhadap ambiguitas dan ketidakpastian, inisiatif, kepercayaan diri, sifat agresif, kemampuan untuk memobilisasi dan menggunakan sumber daya secara efisien, melihat uang sebagai ukuran kinerja, kesadaran diri, dan menjadi peluang keberhasilan yang dapat dipergunakan untuk melepaskan diri dari hambatan,
kepercayaan individu atas kemampuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan pekerjaan membimbing setiap individu terhadap perkembangan dan pengimplementasian
Uji kelayakan model SEM ini diuji dengan cara menggunakan confirmatory factor analysis
yaitu menggunakan chi-square, probabilitas, CFI, TLI, RMSEA, GFI dan AGFI yang tersaji dalam
1021
Tabel 2. Hasil Pengujian Model Structural Equation Modelling
Goodness of fit model Cut off value Hasil Model Evaluasi Model
Chi square (df:82) <101.884 101.800 Baik
Significant Prob >0.05 0.068 Baik
RMSEA < 0.08 0.040 Baik
GFI >0.90 0.921 Baik
AGFI >0.90 0.904 Baik
CMIN/DF <2.00 1.241 Baik
TLI >0.95 0.966 Baik
CFI >0.95 0.973 Baik
Sumber: data primer yang diolah 2017
Tabel 3. Standardized Regression Weight Structural Equation Modeling
Sumber : Ringkasan data primer yang diolah 2017
Uji hipotesis model menunjukkan bahwa model yang digunakan fit terlihat dari tingkat signifikasi
Chi Square model sebesar 101.80 , nilai Goodnes of Fit (GFI) sebesar 0.921 dan Cmin/df sebesar
1.241.
Standart
Estimate Estimate S.E. CR P
EI <--- EC 0.381 0.360 0.100 3.583 0.008
EI <--- Selfef 0.352 0.362 0.081 4.426
1022
Struktural Equation Model (SEM)
Pengujian Hipotesis
Hipotesis 1: Entrepreneurship characteristic berpengaruh positif terhadap entrepreneurship
intensity.
Pada pengujian hipotesis I digunakan taraf signifikansi sebesar 5%, hal tersebut digunakan
karena nilai C.R ≥ 1,96. Parameter estimasi antara variabel nilai kreatif kohesif dan inovasi
produknya menunjukkan hasil positif yang signifikan dengan nilai C.R. = 3.58. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis I yang menyatakan entrepreneurship characteristic berpengaruh
positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity. Penelitian ini sejalan dengan Gorman et al.,
1997; Kourilsky dan Walstad, 1998 dan Zimmerman (2008), yang menyatakan bahwa
entrepreneurship characteristic berpengaruh positif terhadap entrepreneurship intensity
Entrepreneurship characteristic lain yang diidentifikasi oleh para peneliti termasuk toleransi
terhadap ambiguitas dan ketidakpastian, inisiatif, kepercayaan diri, sifat agresif, kemampuan untuk
1023
kesadaran diri, dan kecenderungan untuk mempercayai orang lain. Peneliti lainmendefinisikakarakteristik entrepreneur menjadi innovator sebagai pemimpin, energik, fleksibel,
optimis, berorientasi hasil, dan mandiri.
Hipotesis 2: Adversity intelligence berpengaruh terhadap entrepreneurship intensity.
Pada pengujian hipotesis I digunakan taraf signifikansi sebesar 5%, hal tersebut digunakan
karena nilai C.R ≥ 1,96. Parameter estimasi antara variabel nilai kreatif kohesif dan inovasi
produknya menunjukkan hasil positif yang signifikan dengan nilai C.R. = 4.621. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan Adversity intelligence berpengaruh positif
terhadap entrepreneurship intensity. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nursito dan Nugroho
(2013), Suharti dan Sirine (2011), Silvia (2013), dan Wijaya (2007) menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara adversity intelligence dengan intensi berwirausaha. Penelitian Stoltz (2000)
juga menyatakan bahwa sukses tidaknya individu dalam kehidupan ditentukan oleh kecerdasan
adversitas, dimana kecerdasan adversitas dapat memberitahukan: (1) sejauh mana individu mampu
bertahan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi; (2) individu mana yang mampu mengatasi
kesulitan dan yang tidak mampu; (3) individu mana yang akan memenuhi harapan dan potensi serta
yang akan gagal; dan (4) individu yang akan menyerah dan yang akan bertahan.Individu yang
memiliki kecerdasan dalam menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan untuk menangkap
peluang usaha (wirausaha) karena memiliki kemampuan menanggung risiko, orientasi pada
peluang/ inisiatif, kreativitas, kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga adversity
intelligence memiliki pengaruh terhadap keinginan berwirausaha.
Hipotesis 3: self efficacy berpengaruh terhadap entrepreneurship intensity.
Pada pengujian hipotesis I digunakan taraf signifikansi sebesar 5%, hal tersebut digunakan
karena nilai C.R ≥ 1,96. Parameter estimasi antara variabel nilai : Self efficacy berpengaruh hasil
positif yang signifikan dengan nilai C.R. = 4.426. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis 3 yang menyatakan Adversity intelligence berpengaruh positif signifikan terhadap
entrepreneurship intensity. Penelitian ini sejalan dengan Yohnson (2003), Wu & Wu, 2008 yang
menyatakan self efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity Efikasi
diri dapat dilihat secara spesifik maupun secara umum tergantung dari ranah atau domain yang
melingkupinya. Menurut Indarti & Rostiani (2008). Efikasi diri seseorang terhadap karir yang akan
ditempuhnya menggambarkan proses pemilihan dan penyesuaian diri terhadap pilihan karirnya
tersebut. Semakin tinggi tingkat efikasi diri terhadap kewirausahaan maka akan semakin kuat
intensi kewirausahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Nursito dan Nugroho (2013), yang sebelumnya juga
telah membuktikan bahwa, self efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
berwirausaha mahasiswa di Surakarta. Penelitian Cromie (2000), yang menjelaskan bahwa self
1024
ditargetkan. Semakin tinggi kepercayaan diri seorang mahasiswa atas kemampuan dirinya untukdapat berusaha, maka semakin besar pula keinginannya untuk menjadi seorang wirausaha.
KESIMPULAN
Berdasarkan data diperoleh dari hasil analsis yang telah dilakukan maka dapat ditarik
simpulan bahwa terdapat hubungan positif signifikan entrepreneurship characteristic terhadap
entrepreneurship intensity pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Unsoed.
Adversity intelligence berpengaruh positif signikan terhadap entrepreneurship intensity.
Kemampuan mahasiswa dalam memiliki kecerdasan adversitas diharapkan mampu meningkatkan
intensitas berwirausaha. Adversity intelligence yang baik atau tinggi, sehingga lebih mampu
meningkatkan motivasi dalam berwirausaha sehingga dapat menjalankan wirausaha dengan baik
Selain itu Internal locus of control merupakan salah satu orientasi dari locus of control di mana
individu menganggap bahwa peristiwa yang dialami terjadi karena tindakan individu itu sendiri
Self efficacy berpengaruh terhadap entrepreneurship intensity pada mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Unsoed. Self efficacy yang tinggi pada mahasiswa S1 Prodi Pendidikan
Ekonomi FEB Unsoed , dapat dijadikan acuan bagi pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed
sebagai lembaga pendidikan ekonomi untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri jiwa wirausaha
pada mahasiswa, baik melalui matakuliah kewirausahaan ataupun membangun lingkungan dan
budaya wirausaha dalam lingkungan Fakultas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan yang
menyebabkan hasil yang diperoleh kurang sempurna. Keterbatas-keterbatasan tersebut diantaranya:
1) jumlah responden yang digunakan untuk penelitian ini masih tergolong sedikit jika dibandingkan
dengan jumlah populasi total mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal
Soedirman. Sehingga kurang merepresentasikan kondisi aktual niat kewirausahaan mahasiswa. 2)
Penelitian ini hanya dilakukan dengan menggunakan sample mahasiswa mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman yang sudah mendapatkan Mata Kuliah
Kewirausahaan, sehingga tidak dapat merepresentasikan adanya perbedaan niat mahasiswa di
Unsoed antara sebelum mereka mendapatkan Mata Kuliah Kewirausahaan dengan sesudahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alberti F, Sciascia dan Poli. 2004. Entrepreneurship Education: Notes on an Ongoing Debate.
Proceedings of the 14th Annual International Entrepreneurship Conference, University of Nopoli, Federico II, Italy, 4-7 Juli 2004
1025
Improving Environment, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 14-15 Maret 2012
Ayodele, Kolawole Olanrewaju. 2013. Demographis, Entrepreneurial Self efficacy and Locus of Control as Determinats of Adolescents Entrepreneurial Intention in Ogun State, Nigeria.
European Journal of Business and Social Sciences, 1(12): 59-67
Bezzina, Frank. 2010. Investigating Gender Differences in Mathematics Performance and in Self-Regulated Learning. An International Journal, (29): 669-693
Badan Pusat Statistik (BPS), Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Indonesia tahun 2011-2013.
www.bps.go.id. Diakses pada 5 Januari 2017
Bustan, Jumawi. 2014. Pengaruh prestasi, locus of control, risiko, toleransi ambiguitas, percaya diri, dan inovasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Jurnal Orasi Bisnis, 11: 60-67.
Bukirom, Haryo Indradi, Andi Permana, dan Martono. 2014. Pengaruh Pendidikan Berwirausaha dan Motivasi Berwirausaha terhadap Pembentukan Jiwa Berwirausaha Mahasiswa, Media Ekonomi dan Manajemen, 29(20): 144-152.
Byabashaija, W., Isaac, Katono and Robert Isabalija. 2010. The Impact of College Entrepreneurial Education on Entrepreneurial Attitudes and Intention to Start a Business in Uganda. Disampaikan pada Entrepreneurship in Africa Confrence, New York, 1-3 April 2010
Cromie, S., 2000. “Assessing entrepreneurial inclinations: some approaches and empirical
evidence”. European Journal of Work and Organizational Psychology, 9 (1): 7-30
Fatoki, Olawale. 2014. The Entrepreneurial Intention of Undergraduate Students in South Africa: The Influences of Entrepreneurship Education and Previous Work Experience.
Mediterranean Journal of Social Sciences, 5 (7): 294-299
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS, Semarang: BP UNDIP
Hattab, Hala. 2014. Impact of Entrepreunership Education on Entrepreunerial Intention. The Journal of Entrepreunership, 23 (1): 1-18
Hisrich, R.D., Peters, M.P., and Shepherd, D.A. (2008). Kewirausahaan Edisi 7. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, 23 (4): 1-27
Nursito dan Nugroho. 2013. Analisis Pengaruh Interaksi Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri terhadap Intensi Kewirausahaan. Kiat Bisnis, 5 (2): 148-158
Rojuaniah. 2014. Pengaruh Faktor Demografi dan Karakteristik Pribadi terhadap Keinginan Berwirausaha. Forum Ilmiah, 11 (1): 137–148
1026
Stoltz. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia
Suharti, Lieli dan Sirine. 2011. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Niat Kewirausahaan.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 13 (2): 124-134
Zimmerman, B. J. 2008. Investigating Self-Regulation and Motivation. American Educatioal Research Journal, 45 (1): 166-183