commit to user
i
PERANCANGAN APLIKASI REBA SOLVER BERBASIS
SISTEM OPERASI ANDROID V 4.0.3
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
RICKY HUTOMO
I 0307063
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Segala kemuliaan, hormat, dan pujian bagi Tuhan Yesus Kristus, karena atas
kelimpahan berkat dan kasih karunia-Nya yang memampukan penulis
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ PERANCANGAN APLIKASI REBA
SOLVER BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID”
Penysunan skipsi ini tidak semata-mata hasil kerja penulis sendiri, melainkan juga
berkat support, bimbingan, dan dorongan dari pihak-pihak yang telah membantu.
Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada orang-orang yang telah membantu penulis secara
langsung maupun tidak langsung kepada:
1. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Bapak Yusuf Priyandari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu update dan memotivasi penulis selama masa perkuliahan.
3. Bapak Irwan Iftadi, S.T., M.Eng. dan bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, S.T.,
M.T. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam memberikan
pengarahan, bimbingan, dan perbaikan selama penyusunan skipsi ini.
4. Bapak Taufik Rochman, ST. MT. dan ibu Rahmaniyah Dwi Astuti S.T.
selaku dosen penguji yang berkenan dalam memberikan saran, masukan,
dan perbaikan terhadap skirpsi ini.
5. Papa dan mama yang tecinta, terima kasih atas setiap doa, kasih saying
yang tercurah, perhatian dan dukungannya selama ini.
6. Kakak saya Caroline Purnama Hutomo yang selalu memberikan dukungan
dan mendoakan saya.
7. Kakak saya Tung-Tung dan Didik atas bantuannya dalam pengerjaan
skripsi.
8. Teman saya Arif Akbarul Huda S.Si. selaku pembimbing di Imagine IT
Center yang memberikan bimbingan dalam penyempurnaan pengerjaan
commit to user
vi
9. Teman saya Yurian Prabowo yang meminjamkan kendaraan dan tempat
menginap selama pelatihan Android di Yogyakarta.
10.Teman-teman kuliah mas Eryko, M. Bunyan, Bayu P, Yanwar, Agung
terima kasih atas kerjasama dan dukungan kalian selama ini.
11.Keluarga besar asisten OPSI dan Lab terpopuler OPSI terima kasih atas
semuanya. Tetap berjuang dan optimalkan fasilitas Lab OPSI.
12.Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tas
segala bimbingan, bantuan, kritik, dan saran dalam penyusunan tugas akhir
ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun siapa
saja yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala saran dan
kritik yang membangun.
Surakarta, 22 Oktober 2012
commit to user
vii
ABSTRAK
Ricky Hutomo, NIM : I 0307063. PERANCANGAN APLIKASI REBA SOLVER BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID V 4.0.3. Tugas Akhir. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2012.
Sebagian besar pekerja di Indonesia masih bekerja tanpa memperhatikan postur tububuhnya. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan mereka dan juga kurangnya kesadaran akan pentingnya postur kerja bagi kesehatan. Akibatnya timbul masalah kenyamanan pada pekerja yang dapat menimbulkan cedera.
Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah salah satu metode yang digunakan untuk menilai postur dalam kaitannya dengan ketidaknyamanan pekerja. REBA dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang pekerja. Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor kopling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja.
Penghitungan nilai REBA memerlukan beberapa tahap yaitu tahap pengambilan gambar, tahap penentuan sudut-sudut dari postur tubuh pekerja , tahap penentuan berat beban, dan pengolahan data REBA. Tahap pengolahan membutuhkan waktu yang lama karena pengguna harus melihat referensi tabel dalam menghitung skor REBA. Oleh karena itu diperlukan alat bantu untuk menghitung skor Reba yang dinamakan Reba Solver.
Perancangan Reba Solver diharapkan mampu mengurangi waktu penghitungan dan meningkatkan aspek mobilitas. Aplikasi Reba Solver dibuat pada HP berbasis Android. Sistem operasi android memiliki beberapa keunggulan
yaitu bersifat lengkap (complete platform), terbuka (open sources platform), dan
bebas (free platform). Hasil penilaian penghitungan skor Reba dengan alat bantu
hitung menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya waktu yang diperlukan untuk menghitung skor REBA dari waktu rata-rata 21 detik menjadi 8 detik dengan hasil skor Reba yang sama. Dengan demikian alat bantu yang dirancang diharapkan membantu pengguna dalam menghitung skor Reba.
Kata kunci: android, REBA, postur kerja.
commit to user
viii
ABSTRACT
Ricky Hutomo, NIM : I 0307063. THE DESIGN OF REBA SOLVER APPLICATIONS USING ANDROID OPERATING SYSTEM V 4.0.3. Undergraduated Thesis. Surakarta : Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, October 2012
The work posture is not considered as an important issue by the majority worker is Indonesia. This often causes discomfort in their body, which eventually leads to external factors, namely external weights that the worker has must be handled by the worker.
REBA score calculation requires several steps: angular measurement of the body posture, weight measurement, and finally the calculation of the REBA score. The manual calculation process takes times due to the fact that the analyst must refer to a reference tble in perform the calculation . In this research we develop an application to aid an analyst in determine the REBA score using Android operation system.
The REBA Solver is designed to reduce the time required for the calculation as well as increase the mobility level of the calculation process. This application, which was coded for Android based mobile phones, have many advantages, which are it is a complete, open source and also free application. The calculation result of the REBA score using this solver should also lead to a faster and more accurate result. This is proven by an experiment which shows that using this tool REBA solver calculation can be completed within 8 seconds, as opposed to 21 seconds using the manual method. In the end it is hoped that this tool will help greatly in calculating the REBA score.
Keywords : android, REBA, work posture
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH... iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... iv
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1
3.1. Metode Reba……… III-2
3.2. Perancangan Aplikasi Reba Solver………. III-2
3.2.1. Use Case Diagram……… III-2
3.2.2. Sequence Diagram………. III-2
3.2.3. Peancangan Diagram Menu……… III-3
3.2.4. Perancangan InterfaceReba Solver……… III-3
3.3. Pembuatan Program Android……….. III-3
3.3.1. Pembuatan Interface………. III-3
3.3.2. Pembuatan Program Solver……… III-4
3.3.3. Pembuatan Output Reba Solver……… III-4 3.4. Pembandingan Penghitungan Manual dan Reba
Solver……… III-4
3.4.1. Penghitungan Reba Secara manual……… III-5
3.4.2. Penghitungan Reba dengan Reba Solver……… III-5
3.4.3. Penghitungan Eror Skor Reba……… 3.4.4. Pembandingan Waktu Penghitungan Skor Reba
Secara Manual Dan Reba Solver………...
III-5
III-5
3.5. Kesimpulan dan
Saran……….
III-6
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-1
4.1. Metode Reba ……… IV-1
4.2. Perancangan Aplikasi Reba Solver……… IV-3
commit to user
xi
4.2.2. Sequence Diagram……… IV-4
4.2.3. Peancangan Diagram Menu……… IV-6
4.2.4. Perancangan InterfaceReba Solver……… IV-7
A. Perancangan Interface Home……….. IV-8
B. Perancangan Interface Help……… IV-8
C. Perancangan Interface Input……… IV-9
D. Perancangan OutputReba Solver………… IV-14
4.3. Pembuatan Program Android……… IV-14
4.3.1. Pembuatan Interface ……… IV-14
4.4. Perbandingan Penghitungan Manual dan Reba Solver IV-18
4.4.1. Penghitungan Reba secara manual………. IV-19
4.4.2. Penghitungan Reba dengan Reba Solver……… IV-20
4.4.3. Penghitungan Eror Skor Reba………
4.4.4. Penghitungan Kecepatan Penghitungan Skor
Reba Secara Manual Dan Reba Solver……….
IV-20
IV-21
BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN………. V-1
5.1 Karakteristik Sistem Operasi Android……… V-1
5.2 Keterbatasan Dalam Pembuatan Reba Solver………… V-1
5.3 Perbandingan Skor Reba Manual Dengan Reba Solver… V-2
5.4 Perbandingan Kecepatan Penghitungan Skor Reba
Secara Manual Dan Reba Solver……….. V-4
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... VI-1
6.1 Kesimpulan……… VI-1
6.2 Saran………. VI-1
commit to user
xiii
Tabel 4.6. Tabel perhitungan manual skor Reba ……… IV-19
Tabel 4.7 Tabel perhitungan skor Reba dengan Reba Solver ……… IV-19
Tabel 4.8. Tabel penghitungan eror... IV-20
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skor pergerakan punggung (Reba_A). Postur alamiah, Postur 0o –
20o flexion, Postur 20o - 60o flexion, Postur 60o atau lebih flexion
……….. II-5
Gambar 2.2. Skor pergerakan leher. Postur 0
0
-200 flexion, Postur 200 lebih
flexion atau extension………... II-5
Gambar 2.3. Skor postur kaki. Kaki tertopang, bobot tersebar merata, Kaki tidak
tertopang, bobot tidak tersebar merata ………
II-6
Gambar 2.4. Skor pergerakan lengan atas. Postur 200 flexion dan extension,
Postur 200 atau lebih extension dan postur 20°-45° flexion, Postur
45°-90°flexion, Postur 90° atau lebih flexion………..
II-6
Gambar 2.5. Skor pergerakan lengan bawah. Postur 60°-100° flexion, Postur
600 atau kurang flexion dan 100° atau lebih flexion.………... II-7
Gambar 2.6. Skor pergerakan pergelangan tangan. Postur alamiah, Postur 0-15° flexion maupun extension, Postur 15° atau 1ebih flexion, Postur
15° atau 1ebih extension.………
II-7
Gambar 2.7. Langkah-Langkah perhitungan metode REBA……….. II-11
Gambar 3.1. Metodologi penelitian………. III-1
Gambar 4.1. Use case diagram Reba Solver... IV-3
Gambar 4.2. Sequence diagram Reba Solver ………... IV-5
Gambar 4.3. Diagram menu Reba Solver ……….………... IV-6
Gambar 4.4. PerancanganInterface Home ……… IV-8
Gambar 4.5. PerancanganInterface Help ……….. IV-8
Gambar 4.6. Perancanganinput skor pergerakan punggung …………..……….. IV-10
Gambar 4.7. Perancanganinput skor pergerakan leher ……… IV-10
Gambar 4.8. Perancanganinput skor postur kaki ………. IV-11
Gambar 4.9. Perancanganinput skor pergerakan lengan atas …………..………. IV-11
Gambar 4.10. Perancanganinput skor pergerakan lengan bawah ….……….. IV-12
Gambar 4.11. Perancanganinput skor pergelangan tangan ……… IV-12
Gambar 4.12. Perancanganinput skor beban/gaya ………. IV-13
Gambar 4.13. Perancanganinput skor kopling……… IV-13
Gambar 4.14.
Gambar 5.1
Perancanganinput skor aktivitas ………...……
Diagram hasil Reba manual dengan Reba Solver……….
IV-14
commit to user
xv Gambar 5.2
Gambar 5.3
Diagram nilai error………
Diagram kecepatan penghitungan skor reba manual dan reba solver V-4
commit to user
Yogyakarta: Imagine IT Education Center.
Booch, G. 1999. The Unified Modeling Language User Guide. Boston :
Addison-Wesley.
Dharwiyanti, S. dan Wahono, R.S. 2003. Pengantar Unified Modeling Language
(UML).Kuliah Umum IlmuKomputer.com
Fowler, M. 2005.UML Distilled. Boston: Pearson Education.
Hasbi, (2012, februari), Macam - macam sistem operasi handphone Lengkap,
Retrieved juli 2012, from Hasbi Htc: hasbihtc.blogspot.com/2012/02/
macam-macam-sistem-operasi-handphone.html#ixzz225ntIm4q
Kristanto, A. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Gaya Media.
McAtamney, L. and Hignett, S. 2000. REBA: Rapid Entire Body Assessment.
Applied Ergonomics, 31: 201-205.
Pratama,W. 2011. Tutorial Android Programming. Depok: Universitas
Gunadarma.
Setiawan, M.C. 2012. Tugas Akhir : Perbaikan Postur Kerja Dengan Merancang
Ulang Meja Printing Menggunakan Metode Reba Dan Pendekatan
Biomekanik. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Stephanus, B.R. 2011. Mudah Membuat Aplikasi Android. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.
Sutalaksana, I. Z, Anggawisastra, R dan Tjakraatmadja, J.H. 1982. Teknik Tata
commit to user
dilakukan, yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah, asumsi penelitian dan sistematika penulisan.
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Postur kerja sangat erat hubungannya dengan pekerjaan yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Postur kerja yang salah dapat menimbulkan keluhan
ketidak nyamanan pada waktu bekerja. Selain postur kerja yang salah, keluhan
tersebut dapat terjadi karena beban kerja yang berat, pegangan yang tidak
nyaman, dan pengulangan gerakan yang tinggi. Hal ini tentu sangat
mempengaruhi tingkat kenyamanan pekerja dalam beraktivitas dan mungkin dapat
mengakibatkan cedera pada bagian tubuh tertentu. Hal tersebut dapat mengurangi
performansi kerja seseorang. Ada metode yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah suatu postur kerja itu tidak beresiko atau beresiko tinggi
menimbulkan cedera yang harus segera dilakukan perbaikan postur kerja atau
penambahan alat bantu. Metode tersebut adalah Rapid Entire Body Assessment
(REBA).
Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk
menilai posisi kerja keseluruhan tubuh yaitu postur leher, punggung, lengan,
pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga
dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta
aktivitas pekerja (McAtamney, 2000).
Penghitungan skor REBA secara manual dilakukan dengan pengambilan
data postur tubuh pekerja dengan menggunakan video atau kamera, penentuan
sudut-sudut dari postur tubuh pekerja, penentuan berat beban, dan pengolahan
commit to user
I-2
menggolongkan skor sudut tubuh, menghitung skor pada bagian A dengan tabel A
dan menghitung skor pada bagian B dengan Reba B, menambahkan skor A
dengan skor beban dan menambahkan skor B dengan skor kopling, mencari skor
C dengan menggunakan tabel C, dan menambahkan skor C dengan skor aktivitas.
Saat ini skor reba dapat dihitung menggunakan aplikasi berbasis PC
(Personal Computer). Penghitungan REBA di PC memerlukan tahap pengambilan
data postur tubuh pekerja dengan menggunakan video atau kamera dan penentuan
sudut-sudut dari postur tubuh pekerja, dan penentuan berat beban sama dengan
penghitungan REBA manual, bedanya adalah penghitungan REBA di PC dapat
mempercepat tahap pengolahan data REBA. Pengguna tidak memerlukan tahap
penjumlahan dan konversi nilai dengan tabel A, tabel B, dan tabel C. Pengguna
hanya memasukkan skor postur tubuh yang diperlukan REBA untuk mendapatkan
skor REBA. Tetapi penghitungan skor Reba di PC masih memiliki kelemahan
yaitu pengguna tidak bisa secara langsung menghitung skor REBA di lokasi
pengambilan data. Pengguna harus membawa data postur tubuh yang telah dicatat
sebelumnya dari tempat pengamatan ke lokasi PC berada sehingga penghitungan
skor REBA di PC memiliki aspek mobilitas yang rendah.
Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat peluang untuk meminimalkan
kelemahan penghitungan skor REBA di PC. Perancangan aplikasi penghitungan
skor REBA dengan menggunakan HP (Hand Phone) meminimalkan kelemahan
aspek mobilitas yang rendah pada penghitungan skor REBA di PC. Perancangan
aplikasi penghitungan skor REBA di HP menggunakan sistem operasi berbasis
android karena sistem operasi android memiliki beberapa keunggulan yaitu
bersifat lengkap (complete platform), terbuka (open sources platform), dan bebas
(Free Platform) (Pratama 2011).
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan
aplikasi Reba Solver berbasis Android sebagai alat untuk memudahkan
commit to user
I-3 1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang aplikasi Reba Solver
berbasis Android sebagai alat untuk membantu menghitung skor REBA yang
dapat dipakai pada HP.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Perancangan program aplikasi Reba Solver berbasis android ini
mempunyai beberapa manfaat, yaitu :
1. Mempermudah pengguna dalam menghitung skor REBA.
2. Pengguna dapat menghitung skor reba langsung ditempat kejadian.
1.5 BATASAN MASALAH
Agar penelitian dapat sesuai dengan tujuan, maka diberikan batasan
pada penelitian ini. Adapun batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Perancangan aplikasi pada penelitian ini fokus pada pengolahan data REBA.
2. Aplikasi yang dirancang hanya berisi menu Help dan Solver
1.6 ASUMSI PENELITIAN
Asumsi penelitian diperlukan untuk menyederhanakan kompleksitas
permasalahan yang diteliti. Asumsi yang digunakan pada penilitian ini adalah
data-data yang dibutuhkan dalam menghitung skor REBA yaitu data sudut tulang
belakang, sudut leher, sudut kaki, sudut lengan atas, sudut lengan bawah, sudut
pergelangan tangan, berat beban, jenis kopling, dan jenis aktivitas sudah
diperoleh.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Pada bagian ini menguraikan gambaran umum mengenai tata cara
penyusunan laporan penelitian dan isi pokok dari laporan penelitian ini.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian, perumusan
commit to user
Bab ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung penelitian,
sehingga pengolahan data dan analisis dilakukan secara teoritis. Teori yang akan
dikemukakan dalam hal ini adalah tentang postur kerja yang menitikberatkan
pada REBA, sistem operasi android, dan pembuatan program aplikasi.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses
pelaksanaan penelitian dalam bentuk diagram alir, membahas tentang tahapan
yang dilalui dalam penyelesaian masalah sesuai dengan permasalahan yang
ada mulai dari identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, pengolahan data, sampai dengan kesimpulan dan pemberian
saran untuk penelitian lebih lanjut.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menjelaskan proses pembuatan aplikasi Reba Solver berbasis tahap
demi tahap serta uji aplikasi Reba Solver dengan data penghitungan postur kerja
secara manual.
BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini menguraikan analisis dan interpretasi hasil serta mengevaluasi
perancangan program aplikasi pengelolaan data REBA.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan
kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan bab-bab sebelumnya. Bab ini juga
commit to user
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas konsep-konsep berkaitan dengan objek penelitian yang
dilakukan. Teori pendukung yang dibahas dalam bab ini antara lain tentang
konsep postur kerja, assessment posisi portur tubuh, metode Reba, dan Android.
2.1 Postur Kerja
Menurut Sutalaksana (1982), pertimbangan-pertimbangan ergonomi yang
berkaitan dengan postur kerja akan membantu pekerja mendapatkan postur kerja
yang nyaman, baik itu pada posisi berdiri, duduk, mengangkat maupun
mengangkut. Ada kalanya pada suatu sistem kerja, pekerja berada pada postur
kerja yang tidak ergonomis dan berlangsung dalam waktu yang lama. Hal ini tentu
saja akan mengakibatkan pekerja menjadi cepat lelah, terjadi banyak keluhan
muscoleskeletal pada bagian tubuh, serta hasil kerja yang kurang maksimal.
Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan
oleh seseorang mulai dari keluhan berupa sangat ringan sampai sangat sakit.
Untuk menghindari postur kerja yang demikian, pertimbangan pertimbangan
ergonomi antara lain menyarankan beberapa hal, yaitu :
a) Mengurangi frekuensi kegiatan yang salah pada pekerja yang sering dilakukan
berulang ulang dalam jangka waktu yang lama, seperti membungkuk,
menengadah, menjangkau, dll. Untuk itu, maka stasiun kerja beserta
fasilitasnya (kursi, meja, dll) harus dirancang sesuai dengan data
anthropometri para pekerjanya agar mereka dapat menjaga postur kerjanya
tetap normal dan aman.
b) Pekerja harusnya tidak menggunakan jarak jangkuan maksimal namun
dilakukan dalam jarak jangkuan normal. Sedangkan untuk hal hal tertentu
pekerja harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh
commit to user
II-2
c) Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu
yang lama dengan kepala, leher, batang tubuh atau kaki berada pada keadaan
miring.
d) Pekerja tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau waktu yang
lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang
normal.
Seorang pekerja yang bekerja dalam posisi duduk akan lebih sedikit
membutuhkan waktu istirahat daripada posisi berdiri. Hal ini karena pada posisi
berdiri membutuhkan lebih banyak energi untuk menahan beban kerja otot statis
pada kaki. Berdiri mengeluarkan energi lebih banyak sekitar 10-15 % daripada
posisi duduk. Apabila otot menerima beban statis secara berulang ulang dan
dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan
sendi, ligament dan tendon. Keluhan inilah yang disebut dengan keluhan
musculoskeletal disorders. Secara garis besar keluhan otot dapat dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Keluhan musculoskeletal sementara ( reversible )
Yaitu keluhan pada otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis,
namun keluhan itu akan segera hilang apabila proses pembebanan dihentikan.
2. Keluhan musculoskeletal menetap ( persistent )
Yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun proses pembebanan kerja
telah dihentikan.
2.2 Assessment Posisi Portur Tubuh
Assessment posisi postur tubuh merupakan penilaian sudut-sudut segmen
tubuh pada setiap gerakan kerja yang dilakukan. Hasil evaluasi berupa skor yang
didapatkan dengan memasukkan sudut-sudut hasil pengukuran ke dalam suatu
software atau berdasarkan table yang telah direkomendasikan. Evaluasi posisi
postur tubuh pekerja dapat dilakukan dengan menggunakan metode Reba (Rapid
commit to user
II-3
Reba atau Rapid Entire Body Assessment dikembangkan oleh Dr. Sue
Hignett dan Dr. Lynn McAtamney yang merupakan ergonom dari universitas di
Nottingham (University of Nottingham’s Institute of Occupational Ergonomics).
Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi pada tahun 2000.
Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan
dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi
kerja atau postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang
operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban
eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Penilaian dengan
menggunakan Reba tidak membutuhkan waktu lama untuk melengkapi dan
melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu
adanya pengurangan resiko yang diakibatkan postur kerja operator (McAtamney,
2000).
Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi postur, kekuatan, aktivitas dan
faktor coupling yang menimbulkan cedera akibat aktivitas yang berulang-ulang.
Penilaian postur kerja dengan metode ini dengan cara pemberian skor resiko
antara 1 sampai 15, yang mana skor yang tertinggi menandakan level yang
mengakibatkan resiko yang besar (bahaya) untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini
berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari
ergonomic hazard. Reba dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang
beresiko dan melakukan perbaikan sesegera mungkin. Penilaian Reba terjadi
dalam empat tahap, yaitu:
1. Tahap pertama adalah pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan
bantuan video atau foto.
2. Tahap kedua adalah penentuan sudut dari bagian tubuh pekerja.
3. Tahap ketiga adalah penentuan berat benda yang diangkat, penentuan
coupling dan penentuan aktivitas pekerja.
4. Tahap keempat adalah perhitungan nilai Reba untuk postur yang
commit to user
II-4
resiko dan kebutuhan akan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan
kerja.
Penilaian menggunakan metode Reba yang telah dilakukan oleh Dr. Sue
Hignett dan Dr. Lynn McAtamney dijelaskan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut (McAtamney dan Hignett, 2000):
Tahap 1: Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto
Gambaran sikap (postur) pekerja dari leher, punggung, lengan,
pergelangan tangan hingga kaki di dapatkan dengan merekam atau memotret
postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data postur
tubuh secara detail (valid), sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa
didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta analisis selanjutnya.
Tahap 2: Penentuan sudut dari bagian tubuh pekerja
Pada metode Reba segmen-segmen tubuh dibagi menjadi dua kelompok
yaitu grup A dan grup B. Grup A meliputi punggung (batang tubuh), leher dan
kaki. Sementara grup B meliputi lengan atas, lengan bawah dan pergelangan
tangan. Data sudut segmen tubuh pada masing-masing grup dapat diketahui
skornya, kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk melihat Tabel A untuk
grup A dan Tabel B untuk grup B agar diperoleh skor. Skor pergerakan punggung
dapat ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Skor pergerakan punggung
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Pergerakan Skor Perubahan Skor
+1 jika memutar atau miring ke samping 2
commit to user
II-5
Dari tabel 2.1, pergerakan punggung dapat ditunjukkan pada gambar 2.1
berikut ini.
a b c d
Gambar 2.1Range pergerakan punggung, a. Postur alamiah, b. Postur 0o – 20o flexion, c. Postur 20o - 60o flexion, d. Postur 60o atau lebih flexion
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Skor pergerakan leher dapat ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Skor pergerakan leher
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Dari tabel 2.2, pergerakan leher dapat ditunjukkan pada gambar 2.2 berikut ini.
a b
Gambar 2.2Range pergerakan leher, a. Postur 00-200 flexion,
b. Postur 200 lebih flexion atau extension
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Untuk skor postur kaki dapat ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut ini.
Pergerakan Skor Perubahan Skor
00-200 Flexion 1
commit to user
II-6
Tabel 2.3 Skor postur kaki
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Dari tabel 2.3, pergerakan kaki dapat ditunjukkan pada gambar 2.3 berikut ini.
a b
Gambar 2.3Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata b. Kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Skor pergerakan lengan atas dapat ditunjukkan seperti pada tabel 2.4 berikut ini.
Tabel 2.4 Skor pergerakan lengan atas
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Dari tabel 2.4 pergerakan lengan atas dapat ditunjukkan pada gambar 2.4 berikut
commit to user
II-7
a b c d
Gambar 2.4Range pergerakan lengan atas, a. Postur 200 flexion dan
extension, b. Postur 200 atau lebih extension dan postur
20°-45° flexion, c. Postur 20°-45°-90°flexion, d. Postur 90° atau lebih flexion
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Skor pergerakan lengan bawah dapat ditunjukkan seperti pada tabel 2.5 berikut
ini.
Tabel 2.5 Skor pergerakan lengan bawah
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Dari tabel 2.5, pergerakan lengan bawah dapat ditunjukkan pada gambar 2.5
berikut ini.
a b
Gambar 2.5 Range pergerakan lengan bawah, a. Postur 60°-100°
flexion, b. Postur 600 atau kurang flexion dan 100° atau
lebih flexion.
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
commit to user
II-8
Tabel 2.6 Skor pergelangan tangan
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Dari tabel 2.6, pergelangan tangan dapat ditunjukkan pada gambar 2.6 berikut ini.
a b c d
Gambar 2.6 Range pergerakan pergelangan tangan a. Postur alamiah, b. Postur 0-15° flexion maupun extension, c. Postur 15° atau 1ebih flexion, d. Postur 15° atau 1ebih extension.
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Setelah diukur sudut-sudut segmen tubuh, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan penilaian. Hasil penilaian dari pergerakan punggung (batang tubuh), leher, dan kaki digunakan untuk menentukan skor A dengan menggunakan tabel 2.7 berikut ini.
Tabel 2.7 Tabel konversi Reba_ A
Legs
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Hasil penilaian dari pergerakan lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan
tangan digunakan untuk menentukan skor B dengan menggunakan tabel 2.8
commit to user
II-9
Tabel 2.8 Tabel konversi Reba_B
Wrist
Hasil skor yang diperoleh dan tabel konversi Reba_A dan tabel konversi
Reba_B digunakan untuk melihat tabel konversi Reba _C sehingga didapatkan
skor dari tabel 2.9 berikut ini.
Tabel 2.9 Tabel konversi Reba_C
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Tahap 3: Penentuan berat benda yang diangkat, coupling, dan aktivitas pekerja.
Selain memberikan skor pada masing-masing segmen tubuh, faktor lain
yang perlu disertakan adalah berat beban yang diangkat, coupling dan aktivitas
pekerjanya. Masing-masing faktor tersebut juga mempunyai kategori skor.
Besarnya skor berat beban yang diangkat terlihat pada tabel 2.10 berikut ini.
commit to user
II-10 Tabel 2.10 Beban / gaya
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Besarnya skor kopling dapat ditunjukkan seperti pada tabel 2.11 berikut ini.
Tabel 2.11 Kopling
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Besarnya skor aktivitasdapat ditunjukkan seperti pada tabel 2.12 berikut ini.
Tabel 2.12 Aktivitas
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Tahap 4: Perhitungan nilai Reba untuk postur yang bersangkutan.
Setelah didapatkan skor dari tabel konversi Reba_A kemudian
dijumlahkan dengan skor untuk berat beban yang diangkat sehingga didapatkan
nilai bagian A. Sementara skor dari tabel konversi Reba_B dijumlahkan dengan
skor dari tabel kopling sehingga didapatkan nilai bagian B. Dari nilai bagian A
dan bagian B dapat digunakan untuk mencari nilai bagian C dari tabel konversi
commit to user
II-11
Nilai Reba didapatkan dari hasil penjumlahan nilai bagian C dengan nilai
aktivitas pekerja. Dari nilai Reba tersebut dapat diketahui level resiko pada
musculoskeletal dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi resiko serta
perbaikan kerja. Untuk lebih jelasnya, alur cara kerja dengan menggunakan
metode Reba dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini.
Gambar 2.7 Langkah-Langkah perhitungan metode Reba.
Sumber: McAtamney dan Hignett, 2000
Level resiko yang terjadi dapat diketahui berdasarkan nilai Reba. Level
resiko dan tindakan yang harus dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini.
Tabel 2.13 Level Resiko dan Tindakan
Kategori
Tindakan Level Resiko Tindakan
1-2 Minimum Aman
3-4 Kecil Diperlukan tindakan beberapa waktu
ke depan
5-6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat
commit to user
II-12
Dari Tabel 2.7 dengan nilai Reba yang didapatkan dari hasil perhitungan
sebelumnya, dapat diketahui level resiko yang terjadi, sehingga dapat diketahui
perlu atau tidaknya dilakukan tindakan perbaikan. Perbaikan kerja yang mungkin
dilakukan berupa perancangan ulang peralatan kerja berdasarkan prinsip
Ergonomi
2.3 Unified Modelling Language
Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang
didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain
sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan
pemrograman berorientasi obyek (OOP) (Fowler, 2004).
UML mulai diperkenalkan oleh object Management Group, sebuah
organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak
tahun 1980-an. Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh para praktisi
OOP. UML merupakan dasar bagi perangkat (tool) desain berorientasi objek dari
IBM.
Penggunaan UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan standar
terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam
industri piranti lunak dan pengembangan sistem. Berikut adalah diagram-diagram
pada UML beserta penjelasannya.
2.3.1 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor
dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke
sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang
commit to user
II-13
Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun
requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan
merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.
Tabel 2.14 Simbol use case diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Actor
Menspesifikasikan himpuan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case.
2 Extend
Menspesifikasikan bahwa use case target memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan.
3 System
Menspesifikasikan paket yang menampilkan sistem secara terbatas.
4 Use Case
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor
Sumber : Booch, 1999
2.3.2 Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan
sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi
objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus
menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).
Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi,
commit to user
II-14
Tabel 2.15 Simbol class diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Generalization
Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).
2 Nary
Association
Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari 2 objek.
3 Class Himpunan dari objek-objek yang berbagi
atribut serta operasi yang sama.
4 Collaboration
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor
5 Realization
Operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.
6 Dependency
Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempegaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri
7 Association
Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya
Sumber : Booch,1999
2.3.3 Statechart Diagram
Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari
satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli
yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu
(satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram).
Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut
membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state
umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang
bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat
commit to user
II-15
Tabel 2.16 Simbol statechart diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 State
Nilai atribut dan nilai link pada suatu waktu tertentu, yang dimiliki oleh suatu objek.
2 Initial Pseudo
State Bagaimana objek dibentuk atau diawali
3 Final State Bagaimana objek dibentuk dan
dihancurkan
4 Transition
Sebuah kejadian yang memicu sebuah state objek dengan cara memperbaharui satu atau lebih nilai atributnya
5 Association Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya.
6 Node
Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi.
Sumber : Booch, 1999
2.3.4 Activity Diagram
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar
state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state
sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak
menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem)
secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas
dari level atas secara umum.
Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih.
commit to user
II-16
menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan
aktivitas.
Tabel 2.17 Simbol activity diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Actifity
Memperlihatkan bagaimana masing-masing kelas antarmuka saling berinteraksi satu sama lain
2 Action State dari sistem yang mencerminkan
eksekusi dari suatu aksi
3 Initial Node Bagaimana objek dibentuk atau diawali.
4 Actifity Final
Node
Bagaimana objek dibentuk dan dihancurkan
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event
untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas
tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa
yang dihasilkan.
Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message
digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase
commit to user
II-17
Tabel 2.18 Simbol sequence diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 LifeLine
Objek entity, antarmuka yang saling berinteraksi.
2 Message
Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi
3 Message
Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi
4 Object
Object merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama object diurutkan sebagai kolom. Simbol Actor sama dengan simbol pada Actor Use Case Diagram
Sumber : Booch, 1999
2.3.6 Collaboration Diagram
Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti
sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan
bukan pada waktu penyampaian message.
Setiap message memiliki sequence number, di mana message dari level
tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang
sama.
Tabel 2.19 Simbol collaboration diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Object
commit to user
II-18
sebuah titik koma.
2 Actor
Actor juga dapat berkomunikasi dengan object , maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol Actor sama pada Actor Use Case Diagram.
3 Message
Message, digambarkan dengan anak panah yang mengarah antar obyek dan diberi label urutan nomor yang mengindikasikan urutan komunikasi yang terjadi antar obyek.
Sumber : Booch, 1999
2.3.7 Component Diagram
Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar
komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya.
Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code
maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada
compile time, link time, maupun run time.
Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tapi
dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga
berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen
untuk komponen lain.
Tabel 2.20 Simbol component diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Component
Sebuah komponen melambangkan sebuah entitas software dalam sebuah
sistem. Sebuah komponen
dinotasikan sebagai sebuah kotak segiempat dengan dua kotak kecil tambahan yang menempel disebelah kirinya.
2
Dependency
Sebuah Dependency digunakan
untuk menotasikan relasi antara dua komponen. Notasinya adalah tanda panah putus-putus yang diarahkan kepada komponen tempat sebuah komponen itu bergantung.
commit to user
II-19 2.3.8 Deployment Diagram
Deployment diagram menggambarkan detail bagaimana komponen
di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin,
server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi
tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal
Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang
digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan
antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga didefinisikan dalam
diagram ini.
Tabel 2.21 Simbol deployment diagram
.NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Component
Pada deployment diagram,
komponen- komponen yang ada
diletakkan didalam node untuk
memastikan keberadaan posisi
mereka.
2 Node
Node menggambarkan bagian-bagian hardware dalam sebuah sistem. Notasi untuk node digambarkan sebagai sebuah kubus 3 dimensi.
3 Association
Sebuah association digambarkan
sebagai sebuah garis yang
menghubungkan dua node yang mengindikasikan jalur komunikasi
antara komponen-komponen
hardware. Sumber : Booch, 1999
2.4 SISTEM OPERASI HP
Sistem operasi hp adalah software utama yang melakukan menejemen dan
kontrol terhadap hardware secara langsung serta menejemen dan mengotrol
software lain sehingga dapat bekerja. Sehingga suatu sistem operasi ponsel
(mobile operating system) akan bertanggung jawab dalam mengoperasikan
berbagai fungsi dan fitur yang tersedia dalam perangkat ponsel tersebut seperti,
commit to user
II-20
aplikasi dan perangkat lain, memutar musik, camera, dan mengontrol fitur-fitur
lainnya.
Banyak perusahaan ponsel yang membenamkan sistem operasi dalam
produknya baik pada PDA, Smartphone maupun handphone. Perkembangan
aplikasi atau game selular (mobile content) sangat cepat, perusahaan pembuat
mobileOperating System (OS) telah berlomba untuk memasarkan produk-produk
mereka dengan menciptakan fungsi-fungsi dan teknologi yang kian hari kian
memanjakan pengguna smartphone (selular yang ber-OS) dari segi entertainment
dan fungsionalitas penggunaan selular untuk memudahkan tugas sehari-hari.
Selain berfungsi untuk mengkontrol sumber daya hardware dan software
ponsel seperti keypad, layar, phonebook, baterai, dan koneksi ke jaringan, sistem
operasi juga mengontrol agar semua aplikasi bisa berjalan stabil dan konsisten.
Sistem operasi harus dirancang fleksibel sehingga para software developer lebih
mudah menciptakan aplikasi-aplikasi baru yang canggih. Keunggulan lain dari
ponsel yang ber-OS adalah memiliki kebebeasan lebih untuk men-download
berbagai aplikasi tambahan yang tidak disediakan oleh vendor ponsel
Sistem operasi ponsel atau operating system mobile tersebut
diantaranya adalah Mobile Linux, Sistem Operasi Symbian, Windows Mobile,
Sistem Operasi Palm, dan Sistem Operasi Blackberry (Hasbi, 2012).
2.4.1 Mobile Linux (Android)
Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan
aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam piranti bergerak.
I. Sejarah Android
Pada Juli 2000, Google bekerjasama dengan Android Inc., perusahaan
yang berada di Palo Alto, California Amerika Serikat. Para pendiri Android Inc.
bekerja pada Google, di antaranya Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan
commit to user
II-21
sebagai perangkat lunak pada telepon seluler. Sejak saat itu muncul rumor bahwa
Google hendak memasuki pasar telepon seluler. Di perusahaan Google, tim yang
dipimpin Rubin bertugas mengembangkan program perangkat seluler yang
didukung oleh kernel Linux. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa Google sedang
bersiap menghadapi persaingan dalam pasar telepon seluler.
Android versi 3.0.1 juga sudah bergabung dengan beberapa smart mobile
seperti Samsung, Sony Ericsson dan lainnya. Sekitar September 2007 sebuah studi
melaporkan bahwa Google mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler
(akhirnya Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis telepon
pintar GSM yang menggunakan Android pada sistem operasinya. Telepon seluler
ini diproduksi oleh HTC Corporation dan tersedia di pasaran pada 5 Januari
2010).
Pada 9 Desember 2008, diumumkan anggota baru yang bergabung dalam
program kerja Android ARM Holdings, Atheros Communications, diproduksi
oleh Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp,
dan Vodafone Group Plc. Seiring pembentukan Open Handset Alliance, OHA
mengumumkan produk perdana mereka, Android, perangkat bergerak (mobile)
yang merupakan modifikasi kernel Linux 2.6. Sejak Android dirilis telah
dilakukan berbagai pembaruan berupa perbaikan bug dan penambahan fitur baru.
Telepon pertama yang memakai sistem operasi Android adalah HTC
Dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2009
diperkirakan di dunia ini paling sedikit terdapat 18 jenis telepon seluler yang
menggunakan Android. (Stephanus, 2011)
II. Versi Android
OS Android memiliki beberapa versi sejak awal penggunaanya pada tahun
2009. Secara berurutan, berikut ini adalah versi versi android dari awal hingga
saat ini :
1. Android versi 1.1 – Maret 2009
Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini
commit to user
II-22
search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan
pemberitahuan email.
2. Android versi 1.5 (Android Cupcake) – Mei 2009
Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan
menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5
(Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa
fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video
dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar
ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan
terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada
layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.
3. Android versi 1.6 (Android Donut) – September 2009
Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses
pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator
dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan
pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri
yang dintegrasikan; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan Text-to-speech
engine; kemampuan dial kontak; teknologi text to change speech (tidak tersedia
pada semua ponsel); pengadaan resolusi VWGA.
4. Android versi 2.0/2.1 (Android Eclair) – Desember 2009
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi
2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware,
peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan
dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2
MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.
Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikut, Google
melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik (killer
commit to user
II-23
pengembang aplikasi terpilih. Kompetisi diadakan selama dua tahap yang tiap
tahapnya dipilih 50 aplikasi terbaik.
Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset
Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi
mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam
sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem
operasi Android dalam situs Internet juga dianggap penting untuk menciptakan
aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.
5. Android versi 2.2 (Android Froyo: Frozen Yoghurt) – Mei 2010
Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan.
Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain
dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih
cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google Chrome yang
mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam
SD Card, kemampuan WiFi Hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam
aplikasi Android Market.
6. Android versi 2.3 (Android Gingerbread) – Desember 2010
Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan.
Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain
peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste,
layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan
WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass
boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan
jumlah kamera yang lebih dari satu.
7. Android versi 3.0 (Android Honeyc0mb) – 2011
Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini
mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga
berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi
prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis. Tablet
commit to user
II-24
Perangkat tablet dengan platform Android 3.0 akan segera hadir di Indonesia.
Perangkat tersebut bernama Eee Pad Transformer produksi dari Asus. Rencana
masuk pasar Indonesia pada Mei 2011.
8. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)
Diumumkan pada tanggal 19 Oktober 2011, membawa fitur Honeycomb untuk
smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk membuka kunci dengan
pengenalan wajah, jaringan data pemantauan penggunaan dan kontrol, terpadu
kontak jaringan sosial, perangkat tambahan fotografi, mencari email secara
offline, dan berbagi informasi dengan menggunakan NFC.
9. Android versi 4.0/4.0.3 (ICS :Ice Cream Sandwich)
Google telah meliris Versi terbaru 4.0.3 melalui video untuk sistem baru
emulator yang memiliki dukungan OpenGL ES 2.0 GPU, mengahasilkan
akselerasi dari host GPU, bahkan dapat menjalankan aplikasi permainan pada
OpenGL emulator tersebut dengan kualitas performa ganda yang di tawarkan,
seperti yang di tawarkan Hexus juga (10/4/2012) emulator ini dapat dapat
memanfaatkan CPU host native melalui virtualisasi, sehingga memberikan akses
lebih cepat secara signifikan, beserta Usability yang telah ditingkatkan. sekarang
emulator manampilkan dukungan untuk sensor dan multi-touch perangkat
Android juga ditambatkan untuk perkembangan versi Android Emulator. Google
juga berencana menambahkan dukungan untuk Bluetooth dan NFC kedepannya
lebih baik.
III. Keunggulan dan Kekurangan Android
Android saat ini menjadi platform mobile pertama yang lengkap,
terbuka dan bebas (Pratama, 2011)
Lengkap (Complete Platform)
Android dikatakan lengkap karena Android menyediakan tools untuk
membangun software yang sangat lengkap dibanding dengan platform lain.
Para pengembang dapat melakukan pendekatan yang komprehensif ketika mereka
commit to user
II-25
Bebas (Free Platform)
Android adalah platform mobile yang tidak memiliki batasan dalam
mengembangkan aplikasinya. Tidak ada lisensi dalam mengembangkan
aplikasi Android. Android dapat didisribusikan dan diperdagangkan dalam
bentuk apapun.
Terbuka (Open Source Platform)
Platform Android diciptakan dibawah lisensi open source, dimana para
pengembang bebas untuk mengembangkan aplikasi pada platform ini.
Android menggunakan Linux kernel 2.6.
Sedangkan kekurangan sistem operasi android adalah :
Koneksi Internet yang terus menerus
Kebanyakan ponsel Android memerlukan koneksi internet yang simultan atau
terus menerus aktif. Artinya kita harus siap berlangganan paket internet yang
sesuai dengan kebutuhan.
Iklan
Aplikasi di Ponsel Android memang bisa didapatkan dengan mudah dan
gratis, namun kita harus terima konsekuensinya dari setiap aplikasi tersebut, yaitu
akan selalu ada iklan yang terpampang, entah itu di bagian atas atau bawah
aplikasi.
2.4.2 Sistem Operasi Symbian
Sistem operasi Symbian adalah sistem operasi yang dikembangkan oleh
Symbian Ltd. yang dirancang untuk digunakan peralatan bergerak mobile).
Symbian merupakan perusahaan independen hasil kolaborasi vendor-vendor
raksasa pada masa itu yakni Ericsson, Nokia, Motorola, dan Psion. Nokia sebagai
pemegang saham terbesar dengan angka 47,9 persen. Banyak dari produk nokia
ber-OS Symbian (termasuk ponsel saya, NOKIA 6120 Classic, OS Symbian S60
commit to user
II-26
1. Sistem operasi ini sejak awal dirancang khusus untuk ponsel. Berbeda
dengan Microsoft dan Linux yang diadopsi dari komputer.
2. Berkat fitur CC+, Java (J2ME) MIDP 2.0, PersonalJava 1.1.1a, dan
WAP, Sistem operasi symbian ini sangat terbuka sehingga siapapun bisa
mengembangkannya. terbukti banyak beredar aplikasi-aplikasi tambahan untuk
OS berbasis Symbian atau platform Java.
3. Symbian menyediakan suatu user interface (UI) framework yang
fleksibel, sehingga supaya para vendor bisa menvariasikan produk-produknya.
Ada empat jenis UI yang beredar saat ini yaitu: Series 60 (misalnya Nokia N70,
N91, Siemens SX1, Samsung D700, D710, Panasonic X700, X800); Series 80
(Nokia N9210, 9210i, 9300); Series 90 (Nokia 7700 dan 7710); UIQ (Sony
Ericsson P800, P900, P910, Motorola A920, A925, A1000, A1010). Symbian
MOAP (Mobile Oriented Applications Platform), contohnya adalah Mitsubishi
D800iDS yang memiliki dual screen yang pengoperasiannya mirip dengan
Nintendo DS yaitu 2 screen dan hanya screen bagian bawah yang memiliki fungsi
touch screen.
Symbian telah mengeluarkan Operating System untuk smartphone terbaru
nya yaitu versi 9.3, Symbian menyatakan bahwa versi 9.3 ini akan lebih
mempercepat, mempermurah dan mempermudah para vendor handphone dan para
operator untuk mendapatkan servis dan fasilitas terbaik seperti mendukung WiFi,
Firmware update secara online (FOTA), dukungan HSDPA, VoIP melalui IPSec,
dukungan secara native untuk Push To Talk, dukungan Java JSR 248, Platform
security yang lebih stabil dan lebih baik untuk memproteksi dari virus dan spam,
dukungan untuk fasilitas graphic 3D yang lebih baik (vector floating point)
(Hasbi, 2012).
2.4.3 Windows Mobile
Adalah sistem operasi seluler yang ditawarkan oleh Microsoft. Sistem
commit to user
Mobile 2003 for Pocket PC Phone Edition
Windows Mobile 2003 Second Edition (Windows Mobile 2003 SE)
Windows Mobile 5
Windows Mobile 6, memiliki 3 versi, yaitu : Windows Mobile 6 Standard for
Smartphone (phone without touchscreen), Windows Mobile 6 Professional
for Pocket PC with phone functionality, dan Windows Mobile 6 Classic for
Pocket PCs without cellular radio. Contoh: Eten Glofiish X650 menggunakan
Windows Mobile 6.0 Profesional
Versi terbaru yang sedang dikembangkan Microsoft adalah Photon, yang
didasarkan pada Windows Embedded CE 6.0 dan diharapkan dapat
mengintegrasikan versi smartphone dan Pocket PC. Contoh perangkat yang
ber-OS Windows Mobile seperti Audiovox SMT 5600, iMate SP3i, Samsung
SCH-i600, Mio 8390, Sagem myS-7, Orange SPV C500, HP iPAQ rw6100,
Motorola MPx220, O2 Xphone, dan O2 Xphone II. PDA adalah Acer n30,
ASUS My Pal A716, HP iPAQ h5555, dan Mio 558 (Hasbi, 2012).
Keunggulan yang ditawarkan seperti
1. Sebagian besar teknologi IT (information technology) yang dipakai berbasis
Windows, kecocokan dalam hal platform serta ekstensi yang mudah dengan
software komputer dipandang bahwa Microsoft dianggap lebih ideal
dibandingkan Symbian atau Linux.
2. Windows Mobile menawarkan berbagai fitur unggulan seperti Mobile Blog,
commit to user
II-28
Kelemahannyan adalah Windows Mobile bersifat tertutup sehingga sulit bagi
software developer independen untuk menciptakan aplikasi-aplikasi baru (Hasbi,
2012).
2.4.4 Sistem Operasi BlackBerry
Perusahan telekomunikasi asal Canada, Reserch in Motion (RIM),
mengembangkan perangkat komunikasi bergerak. Awalnya produk mereka adalah
memproduksi dan layanan penyeranta (Pager) dua arah, namun dalam
perkembangannya perusahaan ini membuat terobosan baru dengan menciptakan
pearangkat Blackberry yang terkenal dengan layanan push-email sekarang
blackberry berubah menjadi smartphone yang memiliki berbagai fungsi seperti,
GPS, internet mobile, serta dapat mengakses Wi-FI. RIM sebagai developer untuk
sistem operasi blackberry telah mengeluarkan sistem operasi baru dengan salah
satu aplikasi yang tertanam didalamnya adalah Document to Go versi trial buatan
DataViz, suatu aplikasi yang memiliki fungsi office seperti Word to Go, Presenter
to Go yang otomatis memiliki Sheet to Go sebagai aplikasi Spreadsheet (Hasbi,
2012).
2.4.5 Sistem Operasi Palm
Palm OS adalah sebuah sistem operasi mobile yang mulanya
dikembangkan oleh Palm, Inc untuk personal digital assistant (PDA) pada tahun
1996. Palm OS itu sendiri awalnya hanya didesain untuk kemudahan penggunaan
dengan touch screen. Hal ini disediakan dengan aplikasi dasar untuk manajemen
informasi pribadi. Kemudian setelah versi dari OS telah diperluas untuk
mendukung smartphone. Beberapa lisensi yang laintelah diproduksi perangkat
didukung oleh Palm OS. Berikutnya membeli Palm dari Palm merek dagang, yang
berlisensi versi saat ini dari ACCESS dinamai Garnet OS. Pada tahun 2007,
ACCESS memperkenalkan penerus ke Garnet OS, yang disebut Access Linux
Platform dan pada tahun 2009, pemegang lisensi utama Palm OS, Palm, Inc,
commit to user
II-29
Pada awalnya pencipta dan kepemilikan Palm OS dikembangkan di bawah
naungan Jeff Hawkins di Palm Computing, Inc Palm kemudian diakuisisi oleh US
Robotics Corp, yang pada gilirannya kemudian dibeli oleh 3Com, yang membuat
anak Palm sebuah perusahaan publik independen pada tanggal 2 Maret 2000. Pada
bulan Januari 2002, Palm mendirikan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki
untuk mengembangkan dan lisensi Palm OS, yang bernama PalmSource.
PalmSource kemudian dipisahkandari Palm sebagai perusahaan independen pada
tanggal 28 Oktober 2003. Palm (kemudian disebut palmOne) menjadi teratur
lisensi Palm OS, tidak lagi dalam kontrol sistem operasi. Pada bulan September
2005, PalmSource mengumumkan bahwa mereka sedang diakuisisi oleh ACCESS.
Pada bulan Desember 2006, Palm memperoleh hak abadi ke kode sumber Palm
OS dari ACCESS (Hasbi, 2012).
Fitur utama Sistem Operasi Palm :
Monokrom atau warna layar dengan resolusi hingga 480x320 pixel
Handwritingrecognition sistem input disebut Gravity 2
HotSync teknologi untuk sinkronisasi data dengan komputer desktop
Sound playback dan kemampuan merekam
Model keamanan wikipedia yaitu device dapat dikunci dengan password
TCP / IP jaringan akses
Serial port/USB, Infrared, Bluetooth dan Wi-Fi koneksi
Ekspansi kartu memori mendukung
Pasti standar format data untuk manajemen informasi pribadi aplikasi
untuk menyimpan, kalender, tugas alamat dan entri catatan, diakses oleh