LAPORAN KINERJA
PUSAT DATA DAN INFORMASI
TAHUN ANGGARAN 2016
i
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Pusat Data dan Informasi tahun 2016 dapat diselesaikan. Laporan ini berisi uraian pertanggungjawaban atas keberhasilan, kegagalan, dan hambatan yang dialami Pusat Data dan Informasi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya selama tahun 2016.
Kebutuhan akan data dan informasi disediakan melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, yaitu pengumpulan, pengolahan, analisis data serta penyajian informasi. Meskipun kebutuhan pada data dan informasi yang akurat makin meningkat, namun ternyata sistem informasi kesehatan saat ini masih belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu. Saat ini berbagai masalah masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, diantaranya yaitu ketersediaan data yang tidak tepat waktu, kesiapan infrastruktur di daerah belum memadai, ketersediaan dan kesiapan sumber daya manusia masih terbatas, serta pengembangan sistem informasi kesehatan di daerah masih belum menjadi prioritas. Diharapkan dengan upaya yang telah dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi bersama pihak-pihak berkepentingan dapat membenahi permasalahan-permasalahan tersebut.
Demikian Laporan Kinerja ini dibuat, semoga dapat memberikan manfaat maupun informasi mengenai evaluasi kinerja Pusat Data dan Informasi selama tahun 2016 bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan bagi perencanaan mendatang.
Jakarta, Januari 2017
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
ii
KATA PENGANTAR ……... i
DAFTAR ISI ... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF …... iii
BAB I PENDAHULUAN ……... 1
A. LATAR BELAKANG ... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ... 2
C. TUGAS DAN FUNGSI ………... 2
D. SISTEMATIKA PENULISAN ... 3
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ... 5
A. PERENCANAAN KINERJA ... 5
B. PERJANJIAN KINERJA ... 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 9
A. PENGUKURAN KINERJA …... 10
B. SUMBER DAYA ... 19
BAB IV PENUTUP ... 26
LAMPIRAN :
iii
laporan kinerja tahunan dan bentuk pertanggungjawaban kinerja terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi tahun anggaran 2016 kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dan juga untuk memberikan informasi kinerja yang telah dan seharusnya tercapai serta sebagai upaya perbaikan untuk peningkatan kinerja di tahun mendatang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan data dan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tugas ini sejalan dengan sasaran strategis Kementerian Kesehatan ke-12 yaitu meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019). Dan ditetapkan dua indikator sebagai tolok ukur yaitu (1) persentase kabupaten/kota yang melaporkan data kesehatan prioritas; dan (2) persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan untuk pelaksanaan e-kesehatan.
Kedua indikator telah mencapai target bahkan melebihi target. Capaian indikator “persentase kabupaten/kota yang melaporkan data kesehatan prioritas” sebesar 175,77% dari target (target 40%, realisasi 70,31%) dengan realisasi anggaran sebesar 86,05%. Capaian indikator “persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan untuk pelaksanaan e-kesehatan” sebesar 105,05% dari target (target 20%, realisasi 21,01%) dengan realisasi anggaran sebesar 89,55%.
iv
1 BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Good governance merupakan syarat awal bagi setiap pemerintahan
untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta
cita-cita bangsa bernegara. Sehubungan dengan itu diperlukan pengembangan
dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan
legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sehubungan dengan itu, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor
29 tahun 2014 tentang Sisitem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP).
Regulasi tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan
sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang
ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud
berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing,
lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan
kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut
menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Atas dasar tersebut, sebagai bagian dari instansi pemerintah, Pusat
2
menggunakan anggaran negara, setiap tahun wajib menyusun dan
menyampaikan Laporan Kinerja kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Kesehatan.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan penyusunan yaitu untuk memberikan informasi kinerja yang
telah dan seharusnya tercapai serta sebagai upaya yang telah dilakukan
selama tahun anggaran dan sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala
Pusat Data dan Informasi kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Kesehatan atas pelaksanaan tugas tahun 2016.
3. TUGAS DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Data dan
Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pemantauan evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan data dan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Data dan Informasi
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan sistem
informasi, pengelolaan teknologi informasi dan pengelolaan data dan
informasi.
2. Pelaksanaan di bidang pengembangan sistem informasi, pengelolaan
teknologi informasi dan pengelolaan data dan informasi.
3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan sistem
informasi, pengelolaan teknologi informasi dan pengelolaan data dan
informasi.
3
Pusat Data dan Informasi memiliki tiga bidang dan satu bagian, yaitu
Bidang Pengembangan Sistem Informasi, Bidang Pengelolaan Teknologi
Informasi, Bidang Pengelolaan Data dan Informasi, Bagian Tata Usaha,
serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Pusat Data dan Informasi Tahun 2016
4. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Pusat Data dan Informasi
Tahun 2016 sebagai berikut:
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
4 Bab I Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas
dan fungsi Pusat Data dan Informasi, dan sistematika penulisan laporan.
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Menjelaskan rencana aksi dan target kegiatan serta perjanjian kinerja.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan pengukuran, evaluasi dan analisis kinerja.
Bab IV Penutup
Menjelaskan simpulan atas kinerja tahun 2016.
5 BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Data dan informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis
dalam pengelolaan pembangunan kesehatan, yaitu pada proses manajemen,
pengambilan keputusan, kepemerintahan, dan penerapan akuntabilitas.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 168 menyatakan bahwa
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien
diperlukan informasi kesehatan. Informasi kesehatan dimaksud dilakukan
melalui system informasi dan melalui lintas sektor. Informasi kesehatan
diartikan sebagai data kesehatan yang telah diolah atau diproses menjadi
bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk
meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Kemudian data dan informasi menjadi acuan dalam proses manajemen,
pengambilan keputusan, perencanaan, dan akuntabilitas.
Pusat Data dan Informasi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengelolaan data dan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan. Tugas dan tantangan dalam pengelolaan data dan
informasi terus meningkat sejalan dengan kebutuhan akan data dan
informasi.
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan salah satu komponen dalam sistem
akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah yang cukup penting
menjadi perhatian. Perencanaan kinerja menetapkan sasaran kinerja
6
Perencanaan kinerja tingkat kementerian terdapat pada rencana strategis
kementerian yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk rencana aksi
program di tingkat Eselon I dan rencana aksi kegiatan di tingkat Eselon II.
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
terdapat pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015. Pembangunan kesehatan pada periode
2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat
dilaksanakan dengan tiga pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan
pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional.
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan ditetapkan
berdasarkan potensi dan permasalahan pembangunan kesehatan. Angka
Kematian Ibu dan Bayi masih tinggi; beban ganda dalam pengendalian
penyakit yaitu penyakit menular masih tinggi prevalensinya, sementara
penyakit tidak menular bertambah penderitanya; belum maksimalnya
pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
ketersediaan obat dan vaksin belum terdistribusi merata antar-provinsi;
persebaran tenaga kesehatan yang tidak merata; berbagai riset kesehatan
yang menyediakan informasi; anggaran kesehatan (APBN maupun APBD)
belum sesuai amanat Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 walaupun
kecenderungannya meningkat; serta manajemen, regulasi dan sistem
informasi kesehatan masih perlu dibenahi.
Pemanfaatan teknologi informasi di bidang kesehatan sudah cukup
luas, diantaranya perencanaan kesehatan melalui e-planning, e-budgeting
dan e-monev. Namun masih kurang tersedianya data dan informasi yang
memadai, sesuai kebutuhan dan tepat waktu untuk perencanaan
kesehatan. Untuk itu disusun peta jalan (roadmap) Sistem Informasi
7
penguatan SIK nasioal agar terwujud sistem informasi kesehatan yang
ideal. Visi SIK 2015-2019 yaitu mencapai sistem informasi kesehatan
terintegrasi yang handal, yang mampu memberikan dukungan secara
adekuat bagi manajemen pembangunan kesehatan.
Diharapkan visi SIK mendukung visi dan misi Presiden Republik
Indonesia, yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong” dan 7 misi pembangunan, (1)
terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan; (2) mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan
demokratis berlandaskan negara hukum; (3) mewujudkan politik luar
negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim;
(4) mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera; (5) mewujudkan bangsa yang berdaya saing; (6) mewujudkan
Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional; serta (7) mewujudkan masyarakat yang
berkepribadian dalam kebudayaan.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Presiden, Kementerian
Kesehatan menetapkan 12 sasaran strategis. Terkait dengan tugas Pusat
Data dan Informasi, terdapat pada sasaran ke-12, yaitu meningkatkan
sistem informasi kesehatan integrasi.
Guna mendukung visi dan misi pemerintah, dan untuk mencapai visi
SIK, ditetapkan misi SIK tahun 2015-2019, sebagai berikut:
a. Memperkuat sumber daya SIK yang meliputi kebijakan, regulasi,
standarisasi, koordinasi, perencanaan, pendanaan sumber daya
manusia, infrastruktur dan kelembagaan.
b. Mengembangkan indikator kesehatan yang dapat menggambarkan
8
c. Memperkuat sumber data dan membangun jejaringnya dengan semua
pemangku kepentingan.
d. Meningkatkan kualitas manajemen data kesehatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data serta diseminasi
informasi.
e. Meningkatkan pemanfaatan dan penyebarluasan informasi untuk
meningkatkan manajemen dan pelayanan berbasis bukti.
Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian
Kinerja Tahun 2016 terdapat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Sasaran, Indikator dan Target Kinerja Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019
Sasaran
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
B. PERJANJIAN KINERJA
Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam
9
kinerja yang tertuang di dalam Perjanjian Kinerja tahun 2016. Perjanjian
kinerja berisi tekad dalam rencana kinerja tahunan yang akan dicapai
antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima
amanah/tanggungjawab kinerja dengan pihak yang memberikannya dan
mempertanggungjawabkan atas keberhasilan dan kegagalan dalam
pencapaian target kinerja. Perjanjian Kinerja Pusat Data dan Informasi
tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran.
Pada tahun anggaran 2016, output kegiatan Pusat Data dan Informasi
yaitu sebagai berikut:
a. Pengembangan sistem informasi
b. Pengelolaan teknologi informasi
c. Pengelolaan data dan informasi kesehatan
d. Penguatan SDM Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
e. Dukungan layanan manajemen
10 BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja merupakan kegiatan manajemen khususnya
membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau
target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja
diperlukan untuk mengetahui sejauh mana realisasi atau capaian kinerja
yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi dalam kurun waktu
Januari-Desember 2016.
Capaian kinerja merupakan hasil pengukuran kinerja. Pengukuran
kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang terjadi
dengan kinerja yang diharapkan. Indikator dan pengumpulan serta
perangkuman data kinerja merupakan hal yang penting dalam pengukuran
kinerja. Indikator kinerja merupakan ukuran keberhasilan yang
menggambarkan terwujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil
kegiatan. Pengumpulan dan perangkuman data kinerja memperhatikan
indikator kinerja yang ditetapkan, frekuensi, pengumpulan data,
penanggung jawab, mekanisme perhitungan dan media yang digunakan.
Capaian kinerja memberikan gambaran keberhasilan atau kegagalan
dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dan berdasarkan data capaian dan
kondisi terakhir yang diperoleh, selanjutnya menjadi dasar perencanaan
kegiatan kedepan sehingga dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Untuk mengetahui capaian kinerja yang telah dilaksanakan, dilakukan
penilaian kinerja melalui perbandingan tingkat kinerja yang dicapai dengan
11
Hasil pengukuran dan analisis pencapaian kinerja Pusat Data dan
Informasi selama tahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaporkan Data Kesehatan
Prioritas
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92 Tahun 2014
tentang penyelenggaraan komunikasi data dalam sistem informasi
kesehatan terintegrasi, data kesehatan prioritas merupakan muatan
data dalam penyelenggaraan Komunikasi Data. Data kesehatan prioritas
adalah sekumpulan data kesehatan yang menjadi prioritas kebutuhan
informasi bidang kesehatan berdasarkan kriteria tertentu serta sesuai
indikator strategis nasional dan global bidang kesehatan. Data
kesehatan prioritas terdiri atas sejumlah elemen data yang
dikelompokkan menjadi data derajat kesehatan, upaya kesehatan,
sumber daya kesehatan, determinan kesehatan atau terkait lainnya.
Data kesehatan prioritas dilaporkan melalui Aplikasi Komunikasi Data.
Aplikasi Komunikasi Data adalah suatu aplikasi sistem informasi
kesehatan yang digunakan untuk pertukaran data dalam rangka
konsolidasi/integrasi data kesehatan prioritas yang dikirimkan dari
dinas kesehatan kabupaten/kota dan/atau dinas kesehatan provinsi
dalam rangka penyelenggaraan sistem informasi kesehatan terintegrasi.
Aplikasi ini dapat diakses di www.komdat.kemkes.go.id dan tampilan
12
Gambar 3.1
Tampilan Laporan Data Bulanan pada Aplikasi Komunikasi Data
Sumber : www.komdat.kemkes.go.id
Tahun 2016 data kesehatan prioritas yang dilaporkan berjumlah
129 variabel dengan periode pelaporan bulanan sejumlah 46 variabel,
triwulanan 4 variabel, tahunan 79 variabel (11 variabel di awal tahun
dan 68 variabel di akhir tahun).
Pelaporan data kesehatan prioritas yang diisikan pada aplikasi
komunikasi data memiliki batas waktu untuk pengiriman dari berbagai
level pelapor. Untuk data dari Puskesmas disampaikan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota pada tanggal 5 setiap bulannya. Untuk
Pelaporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ke provinsi maksimal
disampaikan pada tanggal 10 setiap bulan untuk dilakukan verifikasi
oleh dinas kesehatan provinsi. Data yang telah diverifikasi akan
disampaikan ke Pusat pada tanggal 15 setiap bulannya untuk
diverifikasi oleh unit-unit yang menjadi penanggungjawab dari
13 Kondisi yang dicapai:
Pada tahun 2016 target kabupaten/kota yang melaporkan data
kesehatan prioritas ditetapkan sebesar 40% dari total kabupaten/kota
yang ada atau 206 dari 514 kabupaten/kota. Kabupaten/kota yang
dikategorikan melapor apabila kabupaten/kota tersebut mengirimkan
laporan data prioritas kesehatan minimal 80% variabel data bulanan.
Pada akhir tahun 2016 rata-rata kabupaten/kota yang melapor data
bulanan yaitu 70,31%. Angka ini melebihi target yang telah ditetapkan.
Gambar 3.2 memperlihatkan angka capaian per bulan dan Gambar 3.3
memperlihatkan persentase capaian per triwulan.
Gambar 3.2
Persentase Capaian Indikator Kabupaten Kota yang Melaporkan Data Kesehatan Prioritas
Sumber: Bidang Pengelolaan Data dan Informasi, Pusdatin, 2017
Pemantauan Data Bulanan Des 2015 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sep Okt
- Persentase kab/kota lengkap (%) 19,8 91,4 90,7 90,1 89,1 88,7 82,9 80,0 79,4 70,2 46,9
- Status kelengkapan kab/kota TidakLengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap TidakLengkap TidakLengkap TidakLengkap TidakLengkap
14
Gambar 3.3
Persentase Capaian Indikator Kabupaten Kota yang Melaporkan Data Kesehatan Prioritas
Sumber: Bidang Pengelolaan Data dan Informasi, Pusdatin, 2017
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas data
kesehatan prioritas dengan (1) membentuk tim pemantauan SIK/data
tingkat pusat yang rutin melakukan pemantauan serta berkomunikasi
dengan pengelola data di dinas kesehatan provinsi; (2) memberikan
umpan balik keterisian data ke dinas kesehatan provinsi; (3)
pendampingan pengisian data kesehatan prioritas melalui pelatihan dan
atau pertemuan; (4) update Aplikasi Komunikasi Data; (5) menjaga
keamanan informasi data dengan sertifikasi ISO 27001:2013; serta (6)
menyediakan jaringan komunikasi data intranet (Virtual Private Network)
untuk dinas kesehatan provinsi dan Unit Pelayanan Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan.
Kendala/hambatan yang dihadapi untuk pencapaian indikator ini:
1. Kurangnya kapasitas tenaga pengolah data/pengelola SIK di daerah
15
3. Data dari Puskesmas setiap bulannya sering terlambat untuk
disampaikan ke kabupaten/kota
4. Banyak data dari kabupaten/kota ke provinsi yang masih menunggu
verifikasi dari provinsi sehingga data belum sampai ke Pusat
1)
Belum optimalnya fungsi dari unit-unit utama di Kementerian Kesehatan dalam hal verifikasi data yang telah dilaporkan dariprovinsi.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas data kesehatan
prioritas:
1. Membentuk tim pemantauan SIK/data tingkat pusat yang rutin
melakukan pemantauan serta berkomunikasi dengan pengelola data
di dinas kesehatan provinsi;
2. Memberikan umpan balik keterisian data ke dinas kesehatan
provinsi;
3. Pendampingan pengisian data kesehatan prioritas melalui pelatihan
dan atau pertemuan;
4. Update Aplikasi Komunikasi Data;
5. Menjaga keamanan informasi data dengan sertifikasi ISO
27001:2013; serta
6. Menyediakan jaringan komunikasi data intranet (Virtual Private
Network) untuk dinas kesehatan provinsi
2. Persentase Tersedianya Jaringan Komunikasi Data yang
Diperuntukkan untuk Pelaksanaan e-Kesehatan
Jaringan komunikasi data untuk pelaksanaan e-kesehatan adalah
jaringan komputer WAN dalam lingkup ekosistem kesehatan yang
digunakan sebagai media koneksi pertukaran data pada
penyelenggaraan sistem elektronik kesehatan seperti aplikasi sistem
16
pembelajaran kesehatan jarak jauh, telemedicine, telediagnostik,
teleradiologi, dan sebagainya. Bentuk fisik jaringan komunikasi data
untuk pelaksanaan e-Kesehatan yaitu jaringan internet atau jaringan
intranet (VPN) untuk menyambungkan kantor dinkes
provinsi/kabupaten/kota, Puskesmas, RS, atau lainnya.
Salah satu model pelaksanaan e-Kesehatan di Puskesmas dan RS
yang dikembangkan Kementerian Kesehatan melalui Pusat Data dan
Informasi yaitu Aplikasi SIKDA Generik. Aplikasi SIKDA Generik terus
dikembangkan dan saat ini yang digunakan yaitu Aplikasi SIKDA
Generik versi 1.4. Aplikasi ini dapat diakses di www.sikda.kemkes.go.id
dan tampilan muka seperti terlihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4
Tampilan Muka Aplikasi SIKDA Generik versi 1.4
17 Kondisi yang dicapai:
Pada tahun 2016 target kabupaten/kota tersedia jaringan
komunikasi data untuk pelaksanaan e-kesehatan ditetapkan sebesar
20% dari total kabupaten/kota yang ada. Kabupaten/kota dikategorikan
tersedia jaringan komunikasi data apabila terdapat model pelaksanaan
e-kesehatan di puskesmas dan RS menggunakan jaringan komunikasi
data di wilayahnya. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2016 terdapat
108 kabupaten/kota (21,01%) yang menerapkan Aplikasi SIKDA Generik
di dinas kesehatan dan puskesmas.
Upaya yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian target indikator
tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan untuk
pelaksanaan e-kesehatan, yaitu:
1) Sewa jaringan (intranet, internet), operasional dan pemeliharaan
jaringan sistem informasi, dan honor pengelola yang mencakup 34
provinsi melalui jaringan SIKNAS.
2) Sosialisasi ke daerah untuk pembangunan infrastruktur SIK
melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
3) Pelatihan dan pendampingan SIKDA Generik bagi daerah yang
telah mengembangkan aplikasi tersebut.
4) Berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika
dalam penyediaan internet sampai ke Puskesmas.
Permasalahan yang dihadapi:
1) Masih rendahnya anggaran daerah dalam penyediaan infrastruktur
SIK.
2) Keterbatasan jumlah dan kapasitas tenaga pengelola teknologi
informasi di daerah seiring dengan pergantian kepala daerah sering
diikuti pergantian pejabat di lingkungan dinas kesehatan serta rotasi
18
3) Pengembangan SIK di daerah belum menjadi prioritas.
Upaya pemecahan masalah:
1) Mengupayakan Dana Alokasi Khusus pengadaan perangkat sistem
informasi.
2) Fasilitasi jaringan komunikasi data ke daerah dan
advokasi/sosialisasi dalam rangka peningkatan infrastruktur untuk
sistem informasi terintegrasi melalui dana alokasi khusus.
3) Advokasi terhadap pimpinan daerah tentang Peraturan Pemerintah
No. 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.
4) Sosialisasi Peta Jalan SIK 2015-2019 dan strategi e-Kesehatan
nasional.
Keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2016:
1) Pengkinian surveilans sertifikat ISO 27001:2013 Sistem Manajemen
Keamanan Informasi tahun ke-4.
2) Telah ditetapkan sembilan standar nasional Indonesia Informatika
Kesehatan yang mengadopsi secara identik dari ISO/IEC.
3) Telah disusun Kamus Data Kesehatan Indonesia sebagai acuan
19
Capaian kinerja Pusat Data dan Informasi tahun 2015-2016 terdapat
pata Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Tahun 2015-2016
Realisasi kedua indikator tahun 2015 dan 2016 telah mencapai target.
Capaian indikator pertama tahun 2015 sebesar 206% dari target, tidak jauh
berbeda dengan tahun 2016 yaitu sebesar 175,77% dari target. Capaian
indikator kedua tahun 2015 sebesar 105,2% dari target, tidak jauh berbeda
dengan tahun 2016 yaitu sebesar 105,05% dari target. Diharapkan target
tahun 2019 dapat tercapai sesuai rencana.
B. SUMBER DAYA
Dalam mencapai kinerjanya, Pusat Data dan Informasi menggunakan
Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran, Sumber Daya Sarana dan
Prasarana.
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah pegawai di Pusat Data dan Informasi per 31 Desember 2016
berjumlah 85 orang. Distribusi pegawai Pusat Data dan Informasi
menurut golongan kepangkatan sebagian besar berada pada golongan III
sejumlah 65 orang (76,5%), golongan IV sejumlah 15 orang (17,6%) dan
golongan II sejumlah 5 orang (5,9%). Distribusi pegawai menurut jenis
jabatan, sebagian besar atau 63 orang (74,1%) menduduki jabatan
fungsional umum, 13 orang menduduki jabatan struktural dan 9 orang
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
21,01% 105,05%
20
menduduki jabatan fungsional khusus (4 orang statistisi dan 5 orang
pranata komputer). Lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3.
Tabel 3.2
Distribusi Pegawai Pusat Data dan Informasi Menurut Golongan Kepangkatan Tahun 2016
No Golongan
Kepangkatan Jumlah Persentase
1 Golongan I 0 0
2. Golongan II 5 5,9
3. Golongan III 65 76,5
4. Golongan IV 15 17,6
Jumlah 85 100
Sumber: Bagian Tata Usaha, Pusdatin, 2017
Tabel 3.3
Distribusi Pegawai Pusat Data dan Informasi Menurut Jenis JabatanTahun 2016
No Jenis Jabatan Jumlah Persentase
1 Struktural 13 15,3
2. Fungsional Khusus 9 10,6
3. Fungsional Umum 63 74,1
Jumlah 85 100
Sumber: Bagian Tata Usaha, Pusdatin, 2017
Menurut tingkat pendidikan, 80% pegawai berpendidikan sarjana
strata-1 hingga strata-3, 15,3% berpendidikan SLTA dan 4,7%
berpendidikan Diploma III. Jenis kemampuan/bidang keahlian pegawai
Pusat Data dan Informasi didominasi keahlian statistik, manajemen
informatika dan sistem informasi, teknik informatika dan teknik
21
Kondisi ini sejalan dengan kebutuhan sumber daya manusia SIK.
Gambar 3.5 memperlihatkan distribusi pegawai menurut tingkat
pendidikan.
Gambar 3.5
Distribusi Pegawai Pusat Data dan Informasi Menurut Jenis Jabatan Tahun 2016
Sumber: Bagian Tata Usaha, Pusdatin, 2017
Selain pegawai negeri sipil, Pusat Data dan Informasi juga memiliki
tenaga honorer sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari 4 (empat) orang
pramubakti dan 1 (satu) orang pengemudi.
SDM di Pusat Data dan Informasi cukup dapat diandalkan dan
memadai namun masih perlu peningkatan kualitas melalui
pelatihan-pelatihan dan diarahkan menjadi jabatan fungsional khusus, sehingga
diharapkan akan lebih berdaya guna. 1%
39%
40% 5%
15%
Doktor (S3)
Pasca Sarjana (S2)
Sarjana (S1)
Diploma III
22 2. Sumber Daya Anggaran
Dalam melaksanakan program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan, alokasi
anggaran yang dimiliki Pusat Data dan Informasi pada awal tahun 2016
sejumlah Rp. 71.462.722.000,- (APBN) dan Rp. 26.767.300.000,- (dana
dekonsentrasi). Selama tahun 2016 terdapat penambahan dana
(refocusing) sebesar Rp. 7.958.866.000,-; pengurangan dana (selfblocking)
sebesar Rp 10.037.053.000,-; penambahan dana hibah Global Fund
sebesar Rp. 2.325.923.000,- dan hibah WHO sebesar Rp. 200.882.000,-
sehingga total anggaran akhir tahun 2016 sebesar Rp. 98.678.640.000,-
Anggaran tersebut terbagi dalam 6 output, yaitu: (1) pengembangan
sistem informasi; (2) pengelolaan teknologi informasi; (3) pengelolaan data
dan informasi kesehatan; (4) penguatan SDM Sistem Informasi Kesehatan
(SIK); (5) dukungan layanan manajemen; dan (6) layanan perkantoran.
Realisasi penggunaan anggaran tahun 2016 sejumlah Rp.
85.981.152.134,- atau sebesar 87,13%. Perbandingan jumlah alokasi dan
realisasi anggaran tahun 2016 menurut sumber dana dapat dilihat pada
Gambar 3.6. Bila dirinci menurut output, realisasi anggaran terbesar
yaitu untuk output penguatan SDM SIK sebesar 95,96% dan terkecil
yaitu untuk output pengelolaan data dan informasi kesehatan sebesar
81,55%. Rincian persentase realisasi anggaran menurut output dapat
23
Gambar 3.6
Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2016
Sumber: Bagian Tata Usaha, Pusdatin, & Monev DJA, 2017
Gambar 3.7
Persentase Realisasi Anggaran Per Output Pusat Data dan Informasi Tahun 2016
Sumber: Bagian Tata Usaha, Pusdatin, 2017 -
Anggaran 98.678.640.0 69.384.535.0 2.526.805.00 26.767.300.0 Realisasi 85.981.152.1 61.257.776.7 2.273.008.46 22.450.366.9
24
Alokasi dan realisasi anggaran tahun 2016 menurut indicator
kinerja, yaitu sebagai berikut:
a. Indikator persentase Kabupaten/Kota yang melaporkan data
kesehatan prioritas dengan alokasi sebesar Rp.68.101.059.000,- dan
realisasi anggaran sebesar Rp.58.598.485.882,- (86,05%).
b. Indikator tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan
untuk pelaksanaan e-kesehatan dengan alokasi sebesar
Rp.30.577.581.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp.27.382.666.252,- (89,55%).
3. Sumber Daya Sarana Dan Prasarana
Sumber daya sarana dan prasarana yang ada dan digunakan di
Pusat Data dan Informasi sampai dengan 31 Desember 2016 bernilai Rp.
30.998.251.151,-. Rincian sumber daya sarana dan prasarana dapat
25 Tabel 3.4
Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pusat Data dan Informasi Tahun 2016
No Uraian Kuantitas Nilai
8. Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap yang Tidak Digunakan
(-) Rp. 12.505.971.827,-
9. Akumulasi Penyusutan
Software
(-) Rp. 10.766.839.663,-
10. Akumulasi Penyusutan Aset
Tak Berwujud yang Tidak
Digunakan
(-) Rp. 415.977.050,-
Total Rp. 30.998.251.151,-
Sumber : Bagian Tata Usaha, Pusdatin, Tahun 2017
Sumber daya sarana dan prasarana yang ada dan digunakan di
Pusat Data dan Informasi tahun 2016 cukup memadai dalam
26 BAB IV
PENUTUP
Laporan kinerja Pusat Data dan Informasi merupakan sarana untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Sekretaris Jenderal
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Data dan Informasi dalam
setahun kegiatan berlangsung. Pusat Data dan Informasi dinyatakan telah
merealisasikan kegiatan yang dilihat dari pencapaian indikator pada
perjanjian kinerja. Tahun 2016 dua indikator kinerja telah mencapai target
yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja.
Untuk lebih meningkatkan kinerja, pada tahun 2017 akan
dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu: (1) menyusun Juknis Aplikasi
Keluarga Sehat; (2) mengembangkan dan mengintegrasikan Aplikasi
Keluarga Sehat; (3) pendampingan dan monitoring evaluasi Aplikasi
Keluarga Sehat; (4); menyusun dokumen perencanaan dan evaluasi,
laporan tahunan, akuntabilitas dan keuangan; (5) monitoring dan evaluasi,
bimbingan perencanaan program dan pembinaan program; (6) pengelolaan
lelang dan inventaris BMN; (7) pengelolaan jabatan fungsional dan ISO
27001; (8) pertemuan lintas program dan partisipasi rapat kerja; (9)
pengelolaan ketatausahaan; (10) pengumpulan, pengolahan dan analisis
data kesehatan; (11) melakukan diseminasi informasi kesehatan; (12)
pengelolaan jaringan sistem informasi; (13) pengelolaan aplikasi dan
bankdata; (14) penyusunan standard dan regulasi SIK; (15) pengembangan
dan pengintegrasian SIK; (16) penyelenggaraan workshop pengelolaan data
dan system informasi; (17) kursus bidang data dan informasi; (18) layanan
perkantoran. Diharapkan di tahun berikutnya prestasi yang telah diraih
dapat terus ditingkatkan dengan memanfaatkan secara optimal segala
27
hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi selama ini serta
ketentuan dan peraturan yang berlaku.