• Tidak ada hasil yang ditemukan

FRASA NOMINA DALAM BAHASA DAYAK KANAYATN Agustina Angela Dara, Sukamto, Henny Sanulita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email : angeladara96gmail.com Abstract - FRASA NOMINA DALAM BAHASA DAYAK KANAYATN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FRASA NOMINA DALAM BAHASA DAYAK KANAYATN Agustina Angela Dara, Sukamto, Henny Sanulita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email : angeladara96gmail.com Abstract - FRASA NOMINA DALAM BAHASA DAYAK KANAYATN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FRASA NOMINA DALAM BAHASA DAYAK KANAYATN

Agustina Angela Dara, Sukamto, Henny Sanulita

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email : angeladara96@gmail.com

Abstract

Phrase is a composite or group of words made up of two or more words that have a grammatical meaning (change of meaning based on the context). Noun phrase is a group or composite of noun words formed by expanding a noun, the group of words forms extension of the noun which can be either as an additional or a complementary information. The core element of noun phrase is the noun word. Dayak Kanayatn (Kendayan) is a language spoken by the Kanayatn – the Dayaknese who speak this Banana'/ Ahe language. The purpose of this study is to describe the distribution, category, and the use of noun phrase in BDK. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. The source of data in this study was BDK spoken by the informant while the data of the noun phrase was gathered form BDK spoken by the informant. The techniques used in this study were transcription or copying, translation, and data classification, while the tool used in the study was laptop. Based on data analysis, the results of this study are as follows: (1) endocentric coordinative phrase and attributive endocentric phrase were identified in the distribution of noun phrase element; (2) In the noun phrase category it found out that Nwas followed by N, N was followed by V, N was followed by Bil, N was followed by Ket, N was followed by FD, N was preceded by Bil, and N was preceded Sd (3) the use of noun phrase occupied the position of subject, predicate, object, and description. Keywords: phrase, noun phrase, Dayak language Kanayatn (BDK).

PENDAHULUAN

Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membahas atau membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan frasa. Kata dalam tuturan sintaksis merupakan satuan terkecil, yang secara berurutan menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frasa. Frasa adalah komponen dalam kajian sintaksis.

Frasa merupakan gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah menyesuaikan dengan konteks). Pengertian nomina adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Singkatnya frasa adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi. Fungsi tersebut merupakan kedudukan berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan

keterangan. Berdasarkan distribusi unsurnya, frasa dapat diklarifikasikan menjadi dua yaitu frasa endosentris dan eksosentris. Kategorinya frasa terbagi menjadi frasa nomina, frasa verba, frasa numeralia, frasa adverbia, frasa preposisi, dan frasa adjektiva, sedangkan fungsi frasa terdiri dari subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap.

Frasa nomina adalah kelompok atau gabungan kata benda yang yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda, gabungan tersebut merupakan perluasan dari satu kata benda yang dapat berupa keterangan tambahan atau pelengkap. Unsur inti dari frasa nomina ini adalah kata benda. Oleh karena itu frasa ini biasanya menduduki unsur subjek atau objek

(2)

ini masih terpelihara dengan baik karena dijadikan sebagai bahasa sehari-hari dalam lingkungan masyarakat suku Dayak. Dayak Kanayatn adalah satu di antara subsuku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, tepatnya di daerah Kabupaten Landak, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya, serta Kabupaten Bengkayang. Objek kajian peneliti adalah masyarakat suku Dayak yang ada di Kabupaten Landak tepatnya di Desa Sebadu Kecamatan Mandor.

Ada beberapa alasan peneliti memilih frasa nomina dalam BDK perlu diteliti yaitu karena frasa nomina BDK belum pernah diteliti oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak, untuk mendokumentasikan frasa nomina BDK, peneliti ingin memperoleh gambaran yang jelas tentang frasa nomina dari distribusi, kategori dan fungsi; peneliti berharap melalui penelitian ini frasa nomina BDK dapat diketahui atau dikenal oleh masyarakat penutur BDK dan masyarakat di luar penutur BDK. Selain itu, penelitian terhadap frasa nomina BDK berarti menambah penemuan ilmiah tentang bahasa daerah yang ada di Indonesia; dan belum ada penelitian yang mengkaji frasa nomina BDK.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sebadu. Alasan peneliti memilih Desa Sebadu sebagai tempat penelitian karena di desa ini bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari adalah BDK, dalam komunikasi tersebut tentunya ada ujaran-ujaran yang berupa frasa nomina.

Penelitian ini dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 kelas X semester I, melalui KD 4.1 (Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun tulis). Melalui KD ini peserta didik dapat menganalisis kebahasaan teks laporan hasil observasi dengan menentukan frasa nomina dalam sebuah teks laporan hasil observasi dengan tema budaya masyarakat Dayak Kanayatn.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Melalui metode deskriptif peneliti berusaha mengungkapkan subjek atau objek sesuai fakta. Menurut Sudaryanto (1988:57) cara penggunaan metode deskriptif melalui tahapan pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil data. Moleong mengemukakan metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, foto, gambar, dokumen pribadi, dokumen resmi, video dan bukan angka merupakan ciri dari deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik cakap semuka, teknik simak libat cakap, dan teknik rekam dan catat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mengkaji data berdasarkan fakta yang ada dan memberikan bukti tentang penggunaan bahasa yang asli. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa frasa nomina dalam BDK.

(3)

kategori, dan fungsi dalam bentuk kata-kata agar memudahkan pemahaman terhadap frasa nomina BDK.

Arikanto (2008:107) mengatakan bahwa sumber data dalam penelitian yaitu dari subjek data tersebut diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan dari cerita rakyat yang disampaikan informan. Data merupakan sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian sebagai objek yang diteliti. Adapun data dalam penelitian ini adalah frasa nomina dalam BDK yang dituturkan oleh informan.

Mahsun (2012:72) menjelaskan bahwa alat pengumpulan data dimaksudkan dalam penelitian ini adalah alat penjaringan data, seperti instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan. Penelitian ini peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci langsung dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti sebagai instrumen perencana sekaligus sebagai pelaksana dan dibantu oleh peralatan yang berbentuk mekanisme seperti: perekam suara, kamera, handycam, buku catatan.Teknik keabsahan data ini dilakukan untuk memastikan kebenaran dan keakuratan data yang didapatkan. Pengujian ini dilakukan dengan tiga cara yaitu ketekunan pengamatan, diskusi teman sejawat, dan triangulas

i.

Ketekunan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan pengambilan data di lapangan hal ini bertujuan agar tidak terjadi kekeliruan dan ketidaklengkapan data. Ketekunan ini akan membuat peneliti lebih fokus dalam mencatat percakapan dengan informan mengenai perkawinan adat masyarakat Dayak Kanayatn dan cerita rakyat BDK dan informan-informan Desa Sebadu; kemudian diskusi teman sejawat ini dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi tambahan yang berupa teori maupun referensi belajar. Diskusi ini dilakukan bersama teman yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam meneliti frasa BDK; dan Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2010:330). Dalam menguji keabsahan data dengan triangulasi ini peneliti bertanya dan berdiskusi dengan dosen pembimbing.

Langkah dan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: data frasa yang diperoleh di lapangan masih mentah atau data yang masih berwujud lisan. Hal ini juga, peneliti akan mentranskripsikan frasa BDK yang telah dituturkan oleh informan ke dalam bentuk tulisan; pada tahapan ini peneliti menerjemahkan data dari bahasa Dayak Kanayatn ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis data; dan setelah data dikelompokkan diverifikasi berdasarkan masalah selanjutnya dianalisis dengan beberapa teknik.

a. Distribusi frasa dianalisis dengan menggunakan teknik persebaran atau distribusi.

b. Kategori frasa dianalisis dengan teknik membandingkan dengan unsur inti frasa dengan kelas kata.

c. Fungsi sintaksis frasa dianalisis dengan teknik analisis fungsi atau kedudukan frasa dalam kalimat.

d. Membuat simpulan tentang frasa BDK berdasarkan distribusi unsur frasa, kategori frasa, dan fungsi sintaksis frasa BDK yang telah dianalisis.

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis distribusi frasa pada penelitian frasa nomina bahasa Dayak Kanayatn dalam percakapan dengan informan mengenai perkawinan adat masyarakat suku Dayak Kanayatn serta lima cerita rakyat ditemukan distribusi frasa endosentris koordinatif dan frasa endosentris atributif.

(4)

setara. Unsur seko’ dan unsur badua waris merupakan dua unsur yang setara, kesetaraannya ini dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur ini dihubungkan dengan kata penghubung. Misalnya seko’ ato badua waris (satu atau dua keluarga). Ato (atau) merupakan kata hubung dalam bahasa Dayak Kanayatn (BDK).

[manok disiapatn seko laki seko bini] (PDI-K45) artinya ‘ayam disiapkan satu ekor

jantan satu ekor betina’ Frasa manok disiapatn seko’ laki seko’ bini merupakan jenis frasa endosentris yang koordinatif karena dalam frasa ini terdiri dari unsur-unsur yang setara. Unsur seko’ laki dan unsur seko’ bini merupakan dua unsur yang setara, kesetaraannya ini dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur ini dihubungkan dengan kata penghubung. Misalnya seko’ laki man seko’ bini (satu ekor jantan dan satu ekor betina); kata man (dan ) merupakan kata hubung dalam bahasa Dayak Kanayatn (BDK).

[Joko picara nian ada gula kopia](PDI-K65) artinya’upah perantara ini

ada gula kopinya’

Frasa gula kopinya merupakan jenis frasa endosentris yang koordinatif, karena dalam frasa ini terdiri dari unsur-unsur yang setara. Unsur gula dan unsur kopinya merupakan dua unsur yang setara, kesetaraannya ini dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur ini dihubungkan dengan kata penghubung. Misalnya gula man kopinya (gula dan kopinya), gula ato kopinya (gula atau kopinya). Man (dan) dan ato (atau) merupakan kata hubung dalam bahasa Dayak Kanayatn (BDK).

[tumpi poe nana dimakatna] CR3-K6) artinya ‘cucur pulut tidak dimakannya’ Frasa tumpi’ poe’ merupakan jenis frasa endosentris yang koordinatif, karena dalam frasa ini terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kata tumpi’ dan kata poe’ merupakan dua unsur yang setara, kesetaraannya ini dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur ini dihubungkan dengan kata penghubung. Misalnya tumpi’ man poe’ (cucur dan pulut); tumpi’ ato poe’ (cucur atau pulut). Kata man

(dan ) dan (ato) merupakan kata hubung dalam bahasa Dayak Kanayatn (BDK).

[picara nia diutus urak tuha]

(PDI-K9) artinya ’perantara ini diutus orang tua’ picara nia

UP Atr.

Frasa picara nia merupakan jenis frasa endosentris atributif karena frasa ini terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara dan tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung. Kata picara merupakan unsur pusat (UP) yang secara semantik merupakan unsur yang terpenting, sedangkan frasa nia merupakan unsur pendamping atau atributif (Atr) untuk menerangkan unsur pusat. Pewatas belakang berupa kata penunjuk ini atau itu selalu terletak di belakang inti yang tanpa atau dengan pewatas lain. Kata nia merupakan kata penunjuk dan terletak di belakang inti, sebagai unsur pendamping dan berfungsi menerangkan unsur pusat.

[rumah Pak Sianu rami] (PDI-K17) artinya ‘rumah bapak itu’

rumah pak sianu’ UP Atr.

Frasa rumah pak sianu’ merupakan jenis frasa endosentris atributif karena frasa ini terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara dan tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung. Kata rumah merupakan unsur pusat (UP) yang secara semantik merupakan unsur yang terpenting, sedangkan frasa pak sianu’ merupakan unsur pendamping atau atributif (Atr) untuk menerangkan unsur pusat.

[ampu rumah urh tama] (PDI-K21)

artinya ‘pemilik rumah menyuruh masuk’ ampu rumah

UP Atr.

(5)

Berdasarkan analisis kategori frasa nomina pada penelitian frasa nomina bahasa Dayak Kanayatn dalam percakapan dengan informan mengenai perkawinan adat masyarakat suku Dayak Kanayatn serta lima cerita rakyat ditemukan kategori nomina diikuti nomina (N diikuti N), nomina diikuti verba (N diikuti V), nomina diikuti bilangan (N diikuti Bil), nomina diikuti frasa depan (N diikuti FD), nomina didahului bilangan (N didahului Bil), dan nomina didahului kata sandang (N didahului Sd)

[aturan menurut diri Dayak] artinya

‘aturan menurut Orang Dayak’

Diri? Daya? (PDI-K46) ‘orang Dayak’ UP Atr

Kata diri dalam frasa diri Dayak merupakan unsur pusat dan berjenis nomina, sedangkan kata Dayak merupakan unsur atribut dalam frasa diri Dayak berjenis nomina. Contoh frasa yang telah dijelaskan merupakan kategori frasa nomina diikuti nomina, sedangkan berdasarkan strukturnya dalam BDK nomina yang sebagai unsur pusat diikuti nomina sebagai penjelas atau atribut.

[adat urak babuntik] artinya ‘adat

orang hamil’

urak babuntik (PDI-K141) ‘orang hamil’ Kata urak dalam frasa urak babuntik merupakan unsur pusat dan berjenis nomina, sedangkan kata babuntik merupakan unsur atribut dalam frasa urak babuntik berjenis nomina. Contoh frasa yang telah dijelaskan merupakan kategori frasa nomina diikuti verba, sedangkan berdasarkan strukturnya dalam BDK.

[manok dua eko dibunuh] (PDI-K45)

artinya’ayam dua ekor disembelih’ manok dua eko ‘ayam dua ekor’

UP Atr.

Kata manok dalam frasa pertama manok dua eko merupakan unsur pusat dan berjenis nomina, sedangkan kata dua eko merupakan unsur atribut dalam frasa manok dua eko berjenis numeralia. Contoh frasa yang telah dijelaskan merupakan kategori frasa nomina diikuti bilangan, sedangkan berdasarkan strukturnya dalam BDK nomina sebagai

unsur pusat diikuti bilangan sebagai penjelas atau atribut.

[asil kaputusan diri malam nian]

artinya ‘hasil keputusan kita malam ini’ diri malam nian ‘kita malam ini’ UP Atr.

Kata diri merupakan unsur pusat (UP) dalam frasa diri malam nian serta berjenis nomina, sedangkan frasa malam nian merupakan unsur atributif dalam frasa serta berjenis keterangan. Contoh frasa yang telah dijelaskan merupakan kategori frasa nomina diikuti keterangan, sedangkan berdasarkan strukturnya dalam BDK nomina sebagai unsur pusat diikuti keterangan sebagai penjelas atau atribut.

[kami mintautusan dari pihak kita na bini] artinya ‘kami meminta utusan dari pihak kalian’

Utusan dari pihak kita UP Atr.

Kata utusan merupakan unsur pusat (UP) dalam frasa utusan dari pihak kita na bini serta berjenis nomina, sedangkan frasa dari pihak kita na bini merupakan unsur atributif dalam frasa serta berjenis frasa depan. Contoh frasa yang telah dijelaskan merupakan kategori frasa nomina diikuti frasa depan, sedangkan berdasarkan strukturnya dalam BDK nomina sebagai unsur pusat diikuti frasa depan sebagai penjelas atau atribut.

[seko badua waris na hadir dikoa]

artinya ‘satu dua keluarga yang hadir’ seko badua waris ‘satu dua keluarga’ UP Atr.

Kata waris merupakan unsur pusat (UP) dalam frasa seko badua waris serta berjenis nomina, sedangkan frasa seko badua merupakan unsur atributif dalam frasa serta berjenis bilangan. Contoh frasa yang telah dijelaskan merupakan kategori frasa nomina didahului bilangan, sedangkan berdasarkan strukturnya dalam BDK nomina sebagai unsur pusat didahului bilangan sebagai penjelas atau atribut.

[si anu eak]artinya ‘si dia menangis’ si anu (PDI-K20) ‘si dia’

(6)

Kata si merupakan unsur pusat (UP) dalam frasa si anu serta berjenis kata sandang, sedangkan kata anu merupakan unsur atributif dalam frasa serta berjenis nomina. Berdasarkan pemaparan di atas dapat kita ketahui bahwa frasa si anu merupakan kategori frasa nomina didahului kata sandang, sedangkan berdasarkan strukturnya dalam BDK nomina sebagai penjelas atau atribut didahului kata sandang sebagai unsur pusat (UP).

Berdasarkan analisis fungsi frasa nomina pada penelitian frasa nomina bahasa Dayak Kanayatn dalam percakapan dengan informan mengenai perkawinan adat masyarakat suku Dayak Kanayatn serta lima cerita rakyat ditemukan fungsi frasa nomina BDK menduduki semua fungsi yaitu fungsi sebagai subjek, fungsi sebagai predikat, fungsi sebagai objek, fungsi sebagai keterangan, dan fungsi sebagai pelengkap.

Picara nia

maak sabutana

biasaa

patone, pasa riuak.

Artinya: Perantara ini banyak sebutannya biasanya patone, pasa riuak

Frasa nomina picara nia pada kalimat tersebut menduduki fungsi subjek. Menurut ciri-cirinya subjek biasanya dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang dibendakan. Dalam kalimat ini subjek dibentuk dari frasa nomina. Frasa picara nia dapat berdiri sendiri oleh sebab itu sesuai dengan cirinya maka frasa picara nia bisa dinyatakan sebagai subjek. Subjek juga dijelaskan sebagai hal atau sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam hal ini kalimat picara nia maak sabutana biasaa patone, pasa riuak; frasa picara nia menjadi pokok pembicaraan atau hal yang dijelaskan frasa picara nia dalam kalimat tersebut dijelaskan memiliki banyak sebutan. Oleh karena itu dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa frasa nomina picara nia menempati fungsi subjek.

Mereka koa adat balaki babini tatap ampat

Artinya: Mereka ini adat perkawinan tetap empat

Pada kalimat ini frasa nomina menempati fungsi predikat. Frasa nomina tersebut adalah

adat balaki babini. Ada beberapa alasan frasa adat balaki babini dalam kalimat mereka koa adat balaki babini tatap ampat disebut predikat; predikat merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana dan mengapa karena dalam kalimat ini fungsi predikat diisi frasa nomina pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi).

Contoh pertanyaannya:

BDK: ahe adat na tatap ampat koa?

Bahasa Indonesia: Apa adat yang tetap empat itu?

Jawaban:

BDK: adat balaki babini

Bahasa Indonesia: adat perkawinan

Kemudian ciri-ciri predikat ini juga dapat diingkarkan karena dalam kalimat ini frasa nomina maka digunakan kata buke (bukan). Contohnya:

buke adat balaki babini (bukan adat perkawinan)

kamuda niannanamlabu koa haa Artinya: Anak ini menanam labu itu saja Frasa nomina dalam kalimat kamuda nian nanam labu koa haa menempati fungsi objek. Frasa nomina dalam kalimat tersebut adalah labu koa haa. Menurut ciri-cirinya objek terletak di belakang predikat, dalam kalimat ini frasa nomina labu koa haa berada di belakang kata nanam yang berfungsi sebagai predikat; oleh sebab itu berdasarkan ciri tersebut maka frasa nomina labu koa haa menduduki fungsi objek dalam kalimat ini. Kemudian ciri selanjutnya bahwa objek dalam kalimat pasif dapat menjadi subjek. Ciri berikutnya bahwa objek tidak didahului preposisi dan frasa nomina labu koa haa tidak didahului oleh preposisi. Dari ketiga pernyataan ini maka frasa nomina labu koa haa berfungsi menempati fungsi objek.

(7)

subjek dan predikat. Dalam kalimat ini fungsi keterangan diisi oleh frasa nomina nasi koa yang terletak di bagian akhir kalimat. Keterangan tersebut merupakan keterangan tambahan yang menjelaskan makanan yang dimakan oleh manusia adalah nasi.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan analis data frasa nomina BDK, dapat disimpulkan bahwa BDK terdapat distribusi unsur frasa, kategori frasa, dan fungsi frasa.

Berdasarkan analisis distribusi frasa, dapat disimpulkan bahwa dalam frasa nomina BDK dalam penelitian ini terdapat frasa endosentris koordinatif dan endosentris atributif. Adapun berdasarkan strukturnya frasa nomina BDK terdapat frasa nomina endosentris atributif yang terdiri dari unsur pusat diikuti penjelas dan penjelas diikuti unsur pusat (penjelas mendahului unsur pusat), frasa endosentris koordinatif yang terdiri dari penjelas berada di antara unsur pusat.

Berdasarkan analisis kategori frasa nomina, dapat disimpulkan bahwa dalam frasa nomina BDK terdapat delapan kategori yaitu: nomina diikuti nomina (N diikuti N), nomina diikuti verba (N diikuti V), nomina diikuti bilangan (N diikuti Bil), nomina diikuti frasa depan (N diikuti FD), nomina didahului bilangan (N didahului Bil), dan nomina didahului kata sandang (N didahului Sd).

Berdasarkan fungsi frasa nomina BDK, dapat disimpullkan bahwa frasa nomina BDK menduduki semua fungsi yaitu fungsi sebagai subjek, fungsi sebagai predikat, fungsi sebagai objek, fungsi sebagai keterangan, dan fungsi sebagai pelengkap. Dalam pembelajaran penelitian ini dapat dijadikan contoh bagi siswa mengenai cara menganalisis distribusi, kategori, dan fungsi frasa. Manfaat penelitian ini dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya anak-anak penutur bahasa Dayak Kanayatn agar frasa dalam bahasa Indonesia tidak dipengaruhi bahasa daerah.

Saran

Penelitian tentang BDK merupakan penelitian tentang frasa nomina Dayak Kanayatn ba ahe. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan agar dilakukan penelitian lanjutan sebagai satu di antaranya penelitian mengenai semua frasa BDK untuk dijadikan sebagai pendokumentasian bahasa daerah sebagai bentuk pelestarian kebudayaan bangsa khususnya BDK.

Peneliti mengharapkan penelitian bahasa mengenai frasa dapat dilanjutkan dengan melakukan penelitian mengenai bahasa daerah lainnya misalnya frasa nomina Dayak Ba’Ngape, Ba’Nyadu’, Ba’ Kati’, Ba’Langin, Ba’Jare, dan sebagainya untuk bahan perbandingan serta mempertahankan dan melestarikan budaya daerah yang di Kalimantan Barat.

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat membantu upaya pelestarian budaya dan bahasa daerah khususnya BDK di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk peneliti dan pembaca.

DAFTAR RUJUKAN

Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono, Iyo. 2010. Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia dan Problematik Penggunaannya. Jakarta: Yama Widya. Parera, J.D. 2009. Dasar-Dasar Analisis

Sintaksis. Jakarta: Erlangga.

Pateda, Mansoer. 2011. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun saran yang dapat diajukan agar pengembangan Buletin pembelajaran ini dapat lebih baik lagi adalah sebagai berikut: (1) Sebaiknya untuk penelitian lebih

Hasil perhitungan pada OCR dan recloser pada penyulang 9 Gardu Induk Jajar menunjukkan bahwa recloser akan bekerja terlebih dahulu jika terjadi gangguan dengan

2 Pasal 38 undang-undang No.. kepada Presiden dalam upaya mewujudkan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang profesional dan mandiri, dan ketiga; menerima saran dan keluhan

Berdasarkan hasil tersebut, keputusan yang diambil adalah Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara terapi back massage terhadap penurunan intensitas nyeri

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah “Apakah metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap

yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Magister Teknik pada Kekhususan Manajemen Gas Program Studi Teknik Kimia Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia,

Prinsip dari metode Huffman pada citra digital adalah mengkodekan setiap nilai keabuan dengan rangkaian bit 0 dan 1, di mana simbol yang memiliki frekuensi

[r]