• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2. Variabel Penilaian dan Definisi Operasional - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Tipe Jingsaw pada Siswa Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3.2. Variabel Penilaian dan Definisi Operasional - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Tipe Jingsaw pada Siswa Sekolah Dasar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

17

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 di SDN Blotongan 01 semester 2. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV sebanyak 23 yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Karakteristik siswa di sekolah adalah sebagai berikut siswa sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu yang bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Motivasi belajar siswa kurang karena kurangnya perhatian dari orang tua terutama dalam hal mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah).

SDN Blotongan 01 adalah sekolah yang terletak di pinggiran jalan, selain itu di depan sekolah terdapat jalan raya dengan sedikit ramai kendaraan yang melintas. Sekolah ini tidak terlalu jauh ketinggalan dengan sekolah yang lainnya dalam sarana dan prasarana yang dimilikinya. Sarana yang dimiliki sekolah antara lain berupa gedung sekolah yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan ruang kepala sekolah dan ruang tamu, 1 ruang perpustakaan dan 1 ruang komputer, 1 ruang gudang, 5 ruang wc yaitu 3 untuk siswa dan 2 untuk guru. Prasarana yang dimiliki sekolah cukup memadahi.

3.2. Variabel Penilaian dan Definisi Operasional

(2)

pembelajaran adalah 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Langkah-langkah menurut Senada dengan Slavin dan Aronson, Zaini Hisyam (2010:59) mengemukakan bahwa strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Pendapat Slavin tidak jauh berbeda dengan pendapat Aronson dkk dalam Saminanto (2010:31) bahwa dalam model pembelajaran jigsaw (Model Tim Ahli), setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan peran yang sama dengan materi berbeda, namun bobotnya relatif sama.Semua anggota kelompak harus mendapat tugas agar semuanya aktif. Hasil belajar IPS adalah total skor dari skor tes dan skor unjuk kerja.

3.3. Prosedur Penelitian

Jenis Penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini akan dilakukan dua siklus tetapi jika pembelajaran belum berhasil maka akan dilakukan siklus berikutnya. Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap yaitu planning

(perencanaan), acting (pelaksanaan tindakan) dan observasing (observasi), serta

reflecting (refleksi) (Hamzah. B. Uno, dkk. 2011:87). Prosedur penelitian ini dapat digambarkan melalui gambar 3.1.

Gambar 3.1

(3)

Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi masalah yang timbul pada kondisi awal. Setiap siklus dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan

a) Berdiskusi bersama guru kelas untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan di ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

b) Menyiapkan materi, menyiapkan alat peraga lainnya. c) Menyiapkan alat evaluasi, tes tertulis dan LKS d) Menyusun lembar observasi akitivitas guru dan siswa 2. PelaksanaanTindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan tindakan yang sudah di rencanakan sesuai dengan Model Jigsaw. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan dua siklus dengan enam kali pertemuan atau 6x35 menit, dengan masing-masing siklus tiga kali pertemuan atau 3x35 menit. Langkah-langkah pembelajaran tercantum dalam RPP siklus I. Untuk garis besarnya sebagai berikut :

a. Siswa dikelompokkan ke dalam tim (kelompok asal). b. Setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

c. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi mereka.

d. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang materri yang telah mereka kuasai dan teman yang mendengarkan dengan sungguh-sungguh kemudian tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

(4)

3. Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas untuk mengamati setiap aktivitas yang dilakukan dalam siklus I. Ada pun aspek yang di amati yakni akitifitas siswa dan aktivitas peneliti saat melakukan pembelajaran. Observasi di laukan untuk mengetahu sintak pembelajaran yang telah terlaksan dan yang tidak terlaksana.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran di lakukan dan sesuai dengan data yang dikumpulkan melalui lembar observasi. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kelemahan atau kelebihan yang terjadi saat pelaksanaan siklus I, sebagai dasar untuk melakukan perbaikan di siklus II. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dirancang apabila siklus I belum juga berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yang terdiri dari:

1. Perencanaan tindakan

a. Berdiskusi bersama guru kelas untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan di ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dengan acuan hasil reflesi siklus I

b. Menyiapkan materi, menyiapkan alat peraga lainnya. c. Menyiapkan alat evaluasi, tes tertulis dan LKS d. Menyusun lembar observasi akitivitas guru dan siswa 2. PelaksanaanTindakan

(5)

Langkah-langkah pembelajaran tercantum dalam RPP siklus I. Untuk garis besarnya sebagai berikut :

a. Siswa dikelompokkan ke dalam tim (kelompok asal). b. Setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

c. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi mereka.

d. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang materri yang telah mereka kuasai dan teman yang mendengarkan dengan sungguh-sungguh kemudian tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

e. Guru memberi evaluasi. f. Penutup.

3. Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas untuk mengamati setiap aktivitas yang dilakukan dalam siklus I. Ada pun aspek yang di amati yakni akitifitas siswa dan aktivitas peneliti saat melakukan pembelajaran. Observasi di laukan untuk mengetahu sintak pembelajaran yang telah terlaksan dan yang tidak terlaksana.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran di lakukan dan sesuai dengan data yang dikumpulkan melalui lembar observasi. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kelemahan atau kelebihan yang terjadi saat pelaksanaan siklus I, sebagai dasar untuk melakukan perbaikan di siklus II. 3.4. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Instrument Penilaian

(6)

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan pada memperoleh data primer berupa hasil belajar siswa melalui kuis.Teknik non tes berupa observasi.

Instrumen penilaian pada teknik tes berupa kuis, sedangkan instrumen penilaian non tes pada unjuk kerja berupa lembar instrumen observasi aktivitas siswa. Sebelum membuat butir soal terlebih dahulu dibuat kisi-kisi intrumen pengukuran.

koperasi Menjelaskan tujuan koperasi

Pilihan

Menceritakan pentingnya usaha bersama melalui koperasi

Membandingkan jenis- jenis koperasi berdasar keanggotaannya

Membandingkan jenis jenis koperasi berdasakan jenis usahanya

(7)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Butir Soal IPS Siklus II

Kompetensi

Membandingkan alat-alat teknologi komunikasi yang digunakan masyarakat setempat pada masa lalu dan masa kini

Pilihan Ganda Menunjukkan cara-cara penggunaan alat teknologi

komunikasi pada masa lalu dan masa kini

Menunjukan cara-cara penggunaan alat-alat teknologi komunikasi pada masa lalu dan masa kini

Membandingkan jenis-jenis teknologi tranportasi pada masa lalu dan masa kini

Memberikan contoh alat komukasi tradisionl

Mengevaluasi alat teknologi komukasi masa lalu dan masa kini

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Kegiatan Keterangan

Ya Tidak

Pendahuluan

1 Mengucapkan salam

2 Berdo’a

3 Mengabsen siswa

4 Mempersiapkan siswa untuk belajar 5 Appersepsi

6 Mendeskripsikan materi

7 Menyampaikan tujuan pembelajaran Inti 1 Menjelaskan model pembelajaran jigsaw 2 Membentuk kelompok

3 Membagikan materi/tugas pada tiap-tiap siswa 4 Membentuk kelompok ahli

5 Membimbing siswa dalam berdiskusi 6 Mengadakan evaluasi

Penutup 1 Memberikan kesimpulan

(8)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek yang diamati Hasil

Jumlah Prosentase 1 Siswa nampak senang mengikuti pembelajaran

IPS

2 Siswa yang aktif mengidentifikasi materi belajar 3 Siswa yang aktif mengidentifikasi materi yang

dipelajari

4 Siswa yang aktif merumuskan konsep materi yang dipelajari

5 Siswa yang aktif merumuskan masalah yang berkaitan dengan materi

6 Siswa yang aktif memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi

7 Siswa yang aktif menjelaskan masalah yang berkaitan dengan materi

8 Siswa yang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

9 Siswa yang mengerjakan tes formatif diatas KKM ≥ 70

10 Siswa yang mencatat atau membuat rangkuman hasil refleksi pembelajaran IPS

3.5. Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas Instrumen Penelitian

Uji Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lembar observasi dan butir soal, sehingga dalam uji validitas instrumen tersebut dilakukan dengan uji validitas konstruk. Menurut Sugiyono (2011:352) untuk menguji validitas konstruk, maka dapat dilakukan dengan menggunakan pendapat para ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Syarat validitas yang di gunakan adalah Subtansi, evaluasi dan bahasa Indonesia.

(9)

instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri. Batasan validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah berikut :

Tabel 3.5 Batas Validitas

Koefisien Kualifikasi

r < 0,20

0,20 ≤ r < 0,40s 0,40 ≤ r < 0,60 0,60 ≤ r < 0,80 0,80 ≤ r 1,00

Tidak ada validitas Validitas rendah Validitas sedang Validitas tinggi Validitas sempurna

Uji instrumen butir soal untuk siklus I dan siklus II dilakukan pada 23 siswa di SDN Blotongan 01 dikelas IV. Butir soal terdiri dari 50 butir dan berbentuk pilihan ganda.Dengan menggunakana pedoman koofisien validitas 0,3 (Sugiyono 2011:352) disajikan hasil validitas soal instrumen pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Uji Validitas Butir Soal IPS Siklus I dan II

No Kriteria Nomor soal

Siklus I Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 23, 24, 25.

Tidak Valid 8, 11, 17, 18, 21.

Siklus II Valid 1, 2, 3, 4, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25.

Tidak Valid 5, 6, 8, 9, 19. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

(10)

reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukan oleh George dan marllery (dalam Naniek Sulistya Wardani 2010:35) sebagai berikut :

A ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 ˂ a ≤ 0,8 : dapat diterima

0,8 ˂ a≤ 0,9 : reliabilitas bagus A ˃ 0,9 : reliabilitas memuaskan

Soal yang diujikan pada siswa kelas IV SDN Blotongan 01 dilakukan uji coba terlebih dahulu pada siswa kelas IV SDN Blotongan 01 untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabelitas. Item soal yang diuji validitasnya adalah 25 soal pilihan ganda untuk siklus I, dan 25 soal pilihan ganda pada siklus II. Hasil dari validitas pada siklus I ada 20 soal pilihan ganda koefesien corrected item to

total correlation ≥ 0,3, sehingga 5 soal pilihan ganda koefesien corrected item to total ≤ 0,3 butir-butir soal tidak valid atau tidak dipakai . Untuk hasil dari validitas siklus II ada 25 soal pilihan ganda koefesien corrected item to total

correlation meningkat ≤ 0,3 sehingga butir-butir soal tidak valid. Sedangkan butir-butir soal yang lainnya memiliki koefesien corrected I tem to correlation

lebih dari ≥ 0,3 maka butir-butir soal dinyatakan valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian untuk lebih lengkap dapat dilihat dilampiran.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh hasil reliabilitas instrumenn soal pad siklus I dan siklus II. Hasil perhitungan reliabilitas pada siklus I diperoleh nilai sebesar 0,878 dengan kategori reliabilitas bagus. Sedangkan pada siklus II hasil reliabilitas menunjukkan nilai sebesar 0,882 dengan kategori reliabiltas bagus. Dengan mengaju pada hasil uji reliabilitas maka dapat dikatakan instrument soal siklus I dan siklus II dikatakan reliable dan dapat digunakan untuk instrument penelitian.

Tingkat Kesukaran Butir Soal

Indeks tingkat kesukaran soal (p) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut: P = B

(11)

Tabel 3.7

Tingkat Kesukaran Butir Soal Rentang Nilai Tinggkat Kesukaran 0,00-25

0,26-075 0,76-1.00

Sukar sedang Mudah

3.6. Indikator Kinerja

Dalam penelitian tindakan kelas ini dinyatakan akan berhasil apabila hasil belajar siswa mampu mencapai ketuntasan klasikal sebesar 90% dan rata-rata nilai satu kelas lebih besar dari nilai KKM. Nilai KKM di SDN Blotongan 01 pada kelas IV untuk mata pelajaran IPS adalah 70, sehingga rata-rata nilai seluruh siswa pada kelas IV haruslah diatas 70.

3.7. Teknik Analisis Data

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Butir Soal Siklus I
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Butir Soal IPS Siklus II
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuisioner 28 Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Sampel Kecil 34 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Sampel Besar 35

Hubungan termodinamika dengan pemanasan global adalah bahwa telah diterangkan diatas efek rumah kaca disebabkan oleh aktvitas manusia seperti dari gas buangan

Pembelajaran dengan menggunakan Metode Pemecahan Masalah Sistematis dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika di kelas VB SDN 50 Cakranegara, ini dapat dilihat dari hasil tes

Pada hubungan balok kolom,dengan lebar balok lebih besar daripada lebar kolom, tulangan transversal yang ditentukan pada 23.4(4) harus dipasang pada hubungan tersebut

Kognitif adalah kebolehan individu untuk berfikir, memberi pendapat, memahami, mengingati perkara-perkara yang berlaku di persekitaran masing-masing.Oleh itu,aktiviti yang dilakukan

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit

Modul pelatihan yang disiapkan sebagai panduan para juru sawer dalam membuat naskah/syair sawer serta melantunkannya yang sudah disisipi pesan tentang cara pencegahan,