• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM sistem kardiovaskuler Indo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM sistem kardiovaskuler Indo"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI HEWAN

“Sistem Kardiovaskuler”

Oleh:

Nama : Sindi Ayu Astari

NIM : 140210103028

Kelas : A

Kelompok : 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

I. Judul : Sistem Kardiovaskuler Topik : Sistem Kardiovaskuler

II. Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

III. Tinjauan Pustaka

Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan

suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan

dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan

menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ

tubuh menerima nutrisi dengan adekuat (Nurachmach, 2009).

Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan

mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah

satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas

jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak

dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara

sistem sirkulasi organ tersebut (Nurachmach, 2009).

Siklus jantung (cardiac cycle) terdiri dari sistole dan diastole. Jantung

berkontraksi secara berirama dengan pusat kendali impuls berasal dari simpul

sinus. Pengisian darah di dalam ruang-ruang jantung terjadi selama diastole

(diastolic filling) dan pengeluarannya terjadi selama sistole (systolic ejection)

secara berirama dan secara serentak di jantung kanan dan kiri. Pada akhir

diastole, tekanan ventrikel hampir sama dengan tekanan atrium, sebab kedua

ruang tersebut berhubungan langsung melalui katup atrioventrikular yang

masih terbuka, tetapi hanya sedikit atau hampir tidak ada darah yang mengalir

di antara ruang-ruang tersebut ( Ronny, 2009).

Darah, seperti semua cairan, mengalir dari daerah-daerah yang

bertekanan lebih tinggi ke daerah-daerah yang bertekanan lebih rendah.

Kontraksi ventrikel jantung menghasilkan tekanan darah, yang memberikan

gaya ke semua arah. Gaya yang terarah memanjang dalam suatu arteri

(3)

tinggi. Gaya yang diberikan terhadap dinding arteri yang elastis akan

merentangkan dinding tersebut, dan pelentingan kembali dinding-dinding

arteri memainkan peran yang penting dalam mempertahankan tekanan darah,

demikian pula dengan aliran darah, di seluruh siklus jantung. Begitu darah

memasuki jutaan arteriola-arteriola dan kapiler-kapiler yang mungil, diameter

pembuluh-pembuluh ini yang sempit akan menghasilkan tahanan yang cukup

besar terhadap aliran darah. Tahanan ini menyingkirkan sebagian besar tekanan

yang dihasilkan oleh pemompaan jantung pada saat darah memasuki vena-vena

(Campbell, 2008).

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.

Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi, yang disebut dengan

tekanan sistoel. Tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi saat

jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio

tekanan sistole terhadap tekanan diastole, dengan nilai normal berkisar dari

100/60 mmHg sampai 129/80 mmHg. Rata tekanan darah normal biasanya

120/80 mmHg (Abdurrachim, 2016).

Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu

diperlukan untuk daya dorong mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola,

kapiler, dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap.

Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari

pembuluh vena ke pembuluh arteri pada sistem sirkulasi tertutup. Aktivitas

pompa jantung berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi,

sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dalam sistem sirkulasi

(Syaifuddin, 2011).

Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah

diastolic. Tekanan darah sistolik merupakan tekanan darah pada saat jantung

menguncup ( systole ). Sedangkan tekanan darah diastolic merupakan tekanan

darah pada saat jantung mengendor kembali ( diastole ). Dengan demikian,

jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah

diastolic. Tekanan darah manusia senantiasa berayun ayun antara tinggi dan

(4)

Terkait keberadaan alat pemantau tekanan darah, sekarang ini, sudah

dijumpai beragam metode pengukuran tekanan darah, baik secara non invasif

(alat di luar organ) maupun invasif (alat di dalam organ). Metode pemantauan

tekanan darah secara non invasif yang paling populer saat ini adalah

Sphygmomanometer, dan dikembangkan secara elektronik pada ibujari pasien

[2,3,4]. Metode ini praktis, namun memberikan ralat besar (orde 10%)

sehingga hanya baik untuk pemantau tekanan darah bagi orang sehat. Metode

invasif dilakukan dengan memasukkan sensor tekanan pada pembuluh darah

pasien. Metode ini tidak praktis, tetapi lebih presisi dan cocok untuk diterapkan

pada pasien yang sakit keras. Selanjutnya, perlu diperkenalkan metode

pemantau tekanan darah yang lain, bersifat non invasif, dalam keadaan darah

mengalir, walau demikian yang dikerjakan penulis masih dalam bentuk

modelnya (Murdaka, 2013).

Selama beberapa dekade, stres oksidatif didefinisikan sebagai

ketidakseimbangan seluler antara oksidan dan reduktan. Sekarang telah jelas

bahwa perbedaan subselular dan jaringan kompartementalisasi spesies oksigen

reaktif (ROS= Reaktif Oksigen Species) berkontribusi terhadap respon stress.

Penelitian telah menunjukkan bahwa sinyal ROS merupakan jalur yang

komplek, terkotak, dan dalam fisiologi kardiovaskular telah menimbulkan

banyak kasus. Selain itu, sinyal ROS dan stres oksidatif telah terlibat secara

sistemik atau akut dalam berbagai penyakit kardiovaskular dan kondisi,

termasuk aterosklerosis, cedera iskemia-reperfusi, penyakit pembuluh darah

diabetes, aritmia, infark miokard (MI), hipertrofi, kardiomiopati, dan gagal

jantung (Brown dkk, 2015).

Cedera jantung atau tekanan jantung yang menyebabkan penurunan

dalam kapasitas pemompaan (fungsi kontraktil) jantung. Hal ini ditandai

dengan interaksi antara disfungsi miokard dan mekanisme kompensasi

neurohumoral yang diaktifkan dalam upaya untuk mempertahankan cardiac

output dalam menghadapi fungsi jantung menurun. Pada jangka panjang

pemberian tekanan pada otot jantung dapat mengganggu fungsi jantung yang

(5)

rusaknya struktur jantung dan kinerjanya dekompensasi yang mengarah

kejantung, fungsi progresif memburuk, dan akhirnya Antung tidak dapat

bertahan untuk melakukan kegiatan sehari-hari (Lymperopoulos, 2013).

Banyak faktor yang dapat memperbesar risiko atau kecenderungan

seseorang menderita hipertensi, diantaranya ciri-ciri individu seperti umur,

jenis kelamin, suku, faktor genetik serta faktor lingkungan yang meliputi

obesitas, stres, konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya.

Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi

biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi secara bersama-sama sesuai dengan teori

mozaik pada hipertensi esensial. Teori tersebut menjelaskan bahwa terjadinya

hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi, di

mana faktor utama yang berperan dalam patofisiologi adalah faktor genetik dan

paling sedikit tiga faktor lingkungan yaitu asupan garam, stres, dan obesitas

Pompa udara dari karet dan sekrup pembuka penutup

- Stetoskop

Memasang dengan rapat manset/sabuk tensimeter pada

(6)

Menempatkan stetoskop pada telinga kita.

Memastikan kepala stetoskop dalam posisi terbuka (on).

Mencari denyut nadi pada lengan kiri probandus.

Meletakkan kepala stetoskop pada denyut nadi tadi.

Memastikan katup kantung tekanan dalam keadaan

tertutup.

Memompa kantung tekanan sampai maksimal

160mmHg.

Membuka perlahan-lahan katup kantung tekanan.

Mendengarkan dan tandai bunyi yang terdengar

pertama (menunjukkan batas rentang waktu jantung

berkontraksi) dan bunyi kedua (menunjukkan batas

rentang waktu jantung berelaksasi).

Membuka katup kantung tekanan, sampai jarum

manometer menunjukkan angka 0.

Membuka manset pada lengan probandus, kempiskan

lalu gulung dan memasukkan kembali di kotak

(7)

b) Menghitung denyut nadi

Melepaskan stetoskop dan memastikan kepala stetoskop

dalam kondisi tertutup (off).

Melakukan perhitungan tekanan darah sebelum dan

sesudah melakukan aktivitas fisik (berlari selama 5

menit).

Mengulangi pengukuran sampai tiga kali untuk satu

orang probandus.

Menempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada

pergelangan tangan atau tiga jari pada sisi leher.

Saat merasakan denyut nadi, lihatlak stopwatch untuk

menghitung jumlah denyut nadi selama 60 detik.

Melakukan penghitungan denyut jantung sebelum dan

sesudah melakukan aktivitas fisik (berlari selama 5

menit).

Penghitungan denyut jantung diulangi sampai 3 kali

(8)

V. Hasil Pengamatan

Pada praktikum kali ini membahas tentang sistem kardiovaskuler yang

bertujuan untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengukuran tekanan darah dan

denyut nadi ini dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berlari.

Alat yang digunakan untuk mengukur denyut nadi dan tekanan darah dalam

praktikum ini adalah tensimeter (sphygmomanometer).

Cara mengukur denyut nadi yang benar adalah pertama menempatkan

telunjuk dan jari tengah pada sisi pangkal ibu jar di pergelangan tangan kiri aau

dengan menggunakan tiga jari yang ditempatkan pada sisi leher. Setelah denyut

nadi terasa, kemudian menghitung jumlah denyut nadi dengan melihat

stopwatch selama 60 detik.

Cara mengukur tekanan darah yang benar adalah pertama sebelum

melakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya probandus menghindari

melakukan pengukuran dalam kondisi stres, pengukuran sebaiknya dilakukan

dalam kondisi tenang dan dalam posisi duduk. Hal ini dikarenakan jika

melakukan pengukuran dalam kondisi stres dan tidak tenang dapat

mempengaruhi hasil pengukuran, jadi kondisi pembuluh darah menjadi tegang

(9)

memasang manset di lengan kiri probandus, digunakan lengan kiri karena

lengan atau tangan kiri jarang digunakan untuk aktivitas sehari-hari, di mana

kebanyakan orang melakukan aktivitas menggunakan lengan atau tangan

kanan, sehingga jika dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan

lengan kanan hasilnya dikatakan tidak valid, selain itu perbedaan tekanan darah

pada lengan kiri dan lengan kanan bisa juga disebabkan oleh faktor usia,

adanya oklusi pembuluh darah, penyakit pembuluh darah perifer, dan adanya

gangguan jantung. Langkah selanjutnya adalah memasang manset di bagian

lengan kiri dengan posisi kain halus berada di bagian dalam dan D-ring (besi)

tidak meyentuh lengan, kemudian memasukkan ujung manset melalui D-ring

dengan posisi kain perekat berada di bagian luar. Ujung bawah manset terletak

kira-kira 1 sampai 2 cm di atas siku dan posisi manset harus terletak sejajar

dengan lengan kiri probandus dalam posisi lurus dan rileks. Jika probandus

menggunakan baju lengan panjang sebaiknya disisingkan ke atas agar hasil

pengukuran lebih valid, selain itu lipatan baju tersebut tidak terlalu menekan

lengan sehingga aliran darah tidak terhambat. Selain itu kita harus memastikan

saat mengambil manset dari tempatnya harus benar yaitu dengan mengangkat

secara keseluruhan tidak ditarik salah satu bagiannya saja. Setelah manset

terpasang dengan benar, kita harus memastikan bahwa tensimeter sudah dalam

kondisi On apabila menggunakan tensimeter manual atau tensimeter air raksa

dengan memasang stetoskop pada telinga. Selanjutnya menempatkan stetoskop

pada telinga pengukur serta memastikan pompa dalam kondisi terkunci agar

udara dapat masuk pada manset saat pompa dihidupkan. Pengukur memompa

sampai air raksa menunjukkan skala 160 mmHg. Selanjutnya pengukur

melepaskan kunci yang ada di pompa atau mengendurkan pompa secara

perlahan agar udara dapat keluar dan mengurangi tekanan, proses ini dilakukan

secara perlahan-lahan dengan mengamati detakan atau bunyi pertama kali dan

bunyi terakhir kali yang dihasilkan dari suara pada stetoskop, bunyi yang

pertama terdengar menunjukkan sistole atau rentang waktu ketika jantung

berkontraksi. Selama sistole, ventrikel kiri memaksa darah masuk ke aorta,

(10)

yang terdengar terakhir disebut dengan diastole atau rentang waktu saat jantung

berelaksasi, selama diastole tekanan akan turun, di mana nilai terendah yang

dicapai disebut dengan tekanan diastolik.

Stetoskop adalah alat medis yang digunakan untuk mendiagnosa

penyakit berdasarkan suara yang dikeluarkan oleh bagian tubuh manusia.

Selain untuk tubuh manusia, stetoskop juga digunakan oleh teknisi yang

melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan suara. Oleh karena itu, alat ini

fokusnya adalah menangkap suara lalu menghilangkan suara yang tidak

diperlukan lalu suara yang dibutuhkan ditangkap oleh penggunanya.

Bagian-bagian dari stetoskop yaitu, eartips merupakan Bagian-bagian yang menempel pada

telinga, biasanya terbuat dari karet lembut atau plastik yang keras, fungsinya

adalah untuk mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh. Bagian

selanjutnya adalah bagian binaural atau pipa besi, yang berfungsi untuk

menjaga stetoskop agar tetap dalam keadaan tidak lembek. Pada bagian dan

fungsi stetoskop binaural terdapat besi stainless lentur yang dibuat dengan

tujuan agar pengguna merasa nyaman dan ergonomis karena dapat digunakan

sesuai dengan posisi telinga. Bagian stetoskop yang selanjutnya adalah tubing

atau selang karet, fungsinya adalah untuk menyalurkan dari suara shestpieces

ke telinga, selang ini pada umumnya berjumlah satu buah dan terbuat dari karet

yang lentur. Bagian stetoskop berikutnya adalah chestpiece. Chestpiece ini

berfungsi menangkap suara yang diperiksa, biasanya ditempelkan ke tubuh

pasien atau seseorang yang akan diperiksa. Bagian chestpiece berdasarkan

jumlah kepalanya terdapat 2 yaitu dual head dan single head. Chestpiece

dengan dual head dapat digunakan untuk pemeriksaan yang berbeda. Pada

kepala bagian yang depannya terdapat membran yang berfungsi sebagai

diafragma, sedangkan pada bagian belakangnya atau selang karet tanpa

membran. Diafragma berfungsi untuk memperbesar bunyi dari jantung.

Terdapat dua jenis stetoskop, yaitu stetoskop akustik dan stetoskop elektronik.

Stetosop akustik paling umum digunakan dan beroperasi dengan menyalurkan

(11)

pendengar. Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah

dengan cara memperkuat suara tubuh.

Tensimeter (sphygmomanometer) adalah alat untuk mengukur tekanan

darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan

pada manset. Prinsip kerja tensimeter adalah menggunakan tinggi kolom

(tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang

mengikat mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas

tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya

diturunkan. Pembacaan tinggi mecuri dalam kolom (tabung manometer)

menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowes pressure (diastolic).

Bagian-bagian dari tensimeter yaitu manset yang berfungsi untuk menampung udara

yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada

penggunaannya dipasang pada lengan pasien. Bulb atau pemompa berfungsi

untuk memompa udara ke dalam manset. Tabung kaca pengukur berfungsi

untuk mengukur air aksa yang dipompa oleh udara di dalam manset. Di atas

tabung kaca pengukur terdapat lubang pembuangan udara. Kemudian valve

on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa. Tabung air

raksa berfungsi untuk menampung air raksa. Di atas tabung air raksa terdapat

filternya. Tensimeter terdiri dari 3 jenis tensimeter, yang pertama yaitu

tensimeter air raksa, tensimeter ini memerlukan stetoskop untuk mendengar

munculnya bunyi suara tekanan sistolik dan diastolik pada jantung.

Kelebihannya adalah merupakan golden standat pemeriksaan tekanan darah,

hasil yang di daat akurat, dan tahan lama. Kekuranganya adalah memerlukan

tenaga ahli untuk melakukan pemeriksaan dan dapat terkontaminasi logam

berat seperti merkuri, jika air raksanya bocor atau pecah. Tensimeter aneroid

lebih aman karena tidak lagi menggunakan air raksa tetapi menggunakan

putaran ber-angka sebagai penggantinya. Kelebihannya adalah lebih aman

daripada tensimeter air raksa dan hasil yang di dapat akurat, sedangkan

kekurangannya adalah memerlukan tenaga ahli untuk melakukan pemeriksaan

dan menggunakan putaran ber-angka sebagai penggantinya. Tensimeter digital

(12)

bekerja secara digital atau otomatis. Kelebihannya adalah aman karena tidak

menggunakan air raksa yang berisiko radiasi logam berat, praktis hasil

pengkurannya langsung ditampilkan padalayar digital, dan multifitur biasanya

dilengkapi juga dengan beragam fitur lain yang bermanfaat, sedangkan

kekurangannya adalah tingkat akurasi pengukuran lebih rendah dari pada

tensimeter air raksa. Akurasi pengukuran pada tensimeter digital ni

dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya kondisi baterai (daya), usia

pemakaia (semakin lama pemakaian semakin menurun tingkat akurasi) dan

teknologi produk. Oleh karena itu, kalibrasi secara berkala perlu dilakukan dan

untuk proses kabrasi digunakan tensimeter air raksa.

Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena

dipompa ke dalam ateri oleh kontraksi ventrikel kiri jantung, yang diatur oleh

sistem saraf otonom. Denyut nadi dapat diraba pada arteri radialis dan arteri

dorsalir pedis yang merupakan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta

ke arteri yang merambat lebih cepat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran

darah dalam pembuluh nadi (arteri). Jantng berdetak, lazimnya 60 hingga 70

kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring), darah

dipompa menuju darah melalui arteri. Tekanan darah paling tinggi terjadi

ketika jantung berdetak memompa darah disebut dengan tekanan sistolik,

sedangkan tekanan diastolik adalah jumlah tekanan darah atau angka bawah

yang menunjukkan tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat. Tekanan

darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan

diastolik, dengan nilai normal untuk orang dewasa berkisar antara 100/60

sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80. Denyut nadi

atau denyutan jantung secara normal terjadi sebanyak 70 kali setiap menit.

Jumlah denyut jantung dapat dipengaruhi oleh beberap faktor seperti usia, jenis

kelamin, jenis aktivitas, berat badan dan kondisi kesehatan.

Berdasarkan pengukuran yang sudah dilakukan terhadap 6 probandus.

Pengukuran masing-masing dilakukan sebelum dan sesudah melakukan

aktivitas selama 5 menit. Probandus yang pertama yaitu Rosida dengan

(13)

denyut nadi sebanyak 85 dan tekanan darah sebesar 100/90, setelah melakukan

aktivitas selama 5 menit diperoleh denyut nadi sebanyak 95 dan tekanan darah

sebesar 100/80. Probandus yang kedua yaitu Mufid dengan menggunakan

tensimeter manual sebelum melakukan aktivitas diperoleh denyut nadi

sebanyak 85 dan tekanan darah sebesar 110/100, setelah melakukan aktivitas

selama 5 menit diperoleh denyut nadi sebanyak 100 dan tekanan darah sebesar

125/100. Probandus yang ketiga yaitu Rani dengan menggunakan tensimeter

manual sebelum melakukan aktivitas diperoleh denyut nadi sebanyak 90 dan

tekanan darah sebesar 118/72, setelah melakukan aktivitas selama 5 menit

diperoleh denyut nadi sebanyak 93 dan tekanan darah sebesar 119/80.

Probandus yang keempat yaitu Dzikri dengan menggunakan tensimeter digital

sebelum melakukan aktivitas diperoleh denyut nadi sebanyak 57 dan tekanan

darah sebesar 102/69, setelah melakukan aktivitas selama 5 menit diperoleh

denyut nadi sebanyak 123 dan tekanan darah sebesar 106/69. Probandus yang

kelima yaitu Fifah dengan menggunakan tensimeter digital sebelum melakukan

aktivitas diperoleh denyut nadi sebanyak 75 dan tekanan darah sebesar 93/73,

setelah melakukan aktivitas selama 5 menit diperoleh denyut nadi sebanyak 89

dan tekanan darah sebesar 109/75. Probandus yang keenam yaitu Erika dengan

menggunakan tensimeter digital sebelum melakukan aktivitas diperoleh denyut

nadi sebanyak 89 dan tekanan darah sebesar 119/75, setelah melakukan

aktivitas selama 5 menit diperoleh denyut nadi sebanyak 76 dan tekanan darah

sebesar 129/76.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi antara

lain aktifitas fisik, di mana aktifitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh

aliran yang lebih cepat untuk suplai oksigen dan nutrisi sehingga tekanan darah

naik. Suhu atau temperatur berkaitan dengan aktifitas, suhu yang tinggi

diakibatkan oleh aktifitas yang banyak, sedangkan suhu yang rendah

dikarenakan aktifitas yang cenderung ringan. Umur, semakin bertambah usia

atau umur seseorang, maka semakin bertambah pula tekanan darah, hal ini

disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Jenis kelamin, di

(14)

komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh oksigen lebih

untuk pembakaran, sedangkan pria yang memiliki banyak aktifitas pun

cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi, selain itu pada pria

tekanan darahnya lebih tinggi karena pada pria terdapat hormon testosteron

yang menyebabkan pembuluh darah tidak seelastis pembuluh darah pada

wanita, sedangkan wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron yang

membuat pembuluh darah menjadi lebih elastis, tetapi setelah menopause

tekanan darah akan meningkat karena pembuluh darahnya sudah tidak elastis

lagi. Makanan, makanan dapat menjadi pemicu tekanan darah yang tinggi, di

antaranya makanan yang mengandung garam (NaCl), di mana garam akan

mempengaruhi retensi Na+ dalam darah sehingga dapat menyebabkan

penumpukan Na+ dalam darah. Dan juga terdapat faktor alat yang digunakan

pada saat mengukur tekanan darah, untuk mendapatkan hasil yang lebih valid

diharuskan menggunakan tensimeter manual, sebab pada tensimeter digital

masih belom menghasilkan ukuran tekanan darah yang kurang valid.

Selanjutnya yaitu keadaan normal pada tekanan darah manusia, terdapat

tabel seperti dibawah ini :

Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui perbandingan hasil

pengamatan yang didapatkan rata-rata tekanan darah pada semua probandus

dikatakan masih normal. Tetapi apabila dibandingkan dengan antar probandus

(15)

yang paling tinggi diantara probandus-probandus lainnya baik itu sebelum

melakukan aktivfitas ataupun setelah melakukan aktivitas. Padahal seharusnya

tekanan darah erika lebih rendah dibandingkan dengan mufid karena dari

literatur, pria cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi, hal ini bisa

disebabkan oleh faktor keturunan, di mana orang tua probandus mengalami

tekanan darah tinggi. Selain itu bisa juga disebabkan oleh umur, semakin

bertambah usia maka tekanan darah juga semakin tinggi, karena elastisitas

pembuluh darah yang berkurang sehingga cenderung mengalami penyempitan

pembuluh darah, dan tekanan darah meningkat. Kurangnya gerak juga bisa

menyebabkan tekanan darah meningkat, karena terjadi penyempitan atau

penyumbatan di pembuluh darah, akibatnya tekanan darah meningkat.

Banyaknya denyut nadi normal pada manusia adalah sekitar 60-100 kali

setelah dihitung sebanyak tiga kali kemudian diambil rata-ratanya, jadi

semakin sehat seseorang tersebut maka akan semakin rendah denyut nadinya.

Pada kelompok 6 probandus dzikry sebelum melakukan aktivitas jumlah

denyut nadinya yakni sebesar 57, namun pada setelah melakukan aktivitas fisik

denyut nadinya meningkat menjadi 123. Hal ini mungkin disebabkan oleh

kondisi fisiknya, pada saat setelah melakukan aktivitas olahraga denyut

nadinya menjadi meningkat, namun pada saat sebelum melakukan aktivitas

denyut nadinya rendah, hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi kesehatannya

yang kurang baik.

VII. Penutup

7.1Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, dapat diketahui cara

mengukur tekanan darah adalah dengan menggunakan tensimeter

(sphygmomanometer) baik itu manual atau digital. Sedangkan cara

mengukur denyut nadi adalah dengan palpasi, yaitu merasakan gerakan

atau meraba pada daerah sekitar pergelangan tangan dan menghitung

denyut nadi selama 60 detik. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah

dan denyut nadi yaitu, umur, jenis kelamin, keturunan, aktifitas fisik, dan

(16)

7.2Saran

Sebaiknya pada setiap kegiatan praktikum, praktikan selalu

memperhatikan apa yang disampaikan dan diinstruksikan oleh asisten

dengan baik, agar praktikum dapat berjalan dengan cepat dan efektif, serta

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachim, R., Indah, H., Nany, A., 2016. Hubungan Asupan Natrium, Frekuensi dan Durasi Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera dan Bina Lara Budi Luhur Kota Pekanbaru, Kalimantan Selatan. Jurnal of The Indonesian Nutrition Association (p-ISSN: 0436-0265).

Anggara, Febby dan Prayitno Nanang. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan 5(1).

Brown, I. David and Kathy K. Griendling. 2015. Regulation of Signal Transduction by Reactive Oxygen Species in the Cardiovascular System. Journal of America Heart Association. 116: (531-549).

Campbell, Reece and Mitchell. 2008. Biologi Edisi ke Lima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Gunawan, Lani. 2001. Hipertensi. Yogyakarta: Kanisius.

Lymperopoulos, Anastasios, Giuseppe Rengo, Walter J. Koch. 2013. Adregenic Nervous System in Heart Failure (Pathophysiology and Therapy). Journal of American Heart Association. 113: 739-753.

Murdaka, Bambang. 2013. Sistem Monitor Tekanan Darah Arteri Pada Lengan Dengan Metode Nmr (Dalam Bentuk Model). Jogjakarta. Jurnal Fisika Indonesia XVII (51) Edisi Desember 2013 ISSN: 1410-2994.

Nurachmach, Elly. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Ronny., Setiawan., Fatimah. Sari. 2009. Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC.

(18)

Lampiran Foto

1. Tensimeter Manual

2. Tensimeter Digital

3. Menentukan Denyut Nadi

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

Gambar

tabel seperti dibawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan denyut nadi kerja, tekanan darah, dan gangguan emosional pada tenaga kerja terpapar kebisingan lebih besar dan kurang

pemakaiannya, maka penggabungan ketiga jenis pengukuran antara lain gula darah, tekanan darah dan denyut nadi menjadi satu alat pengukuran yang bekerja secara otomatis dan

Kemudian peneliti melakukan persiapan dengan melakukan kalibrasi terhadap alat sphygmomanometer dan stetoskop yang digunakan untuk pengukuran tekanan darah dan

Pada saat melakukan pekerjaan diperoleh nilai rata-rata denyut nadi yang dilakukan secara manual sebesar 73 denyut/menit berdasarkan tabel 2.2 Klasifikasi beban

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap rancang bangun alat pemantau volume darah, tekanan darah dan denyut nadi sebagai parameter-parameter untuk

Prinsip pengenalan alat-alat ini adalah berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat tersebut dan

Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Kata tersebut diturunkan dari istilah Yunani báros yang berarti ' berat , bobot ' dan métron

Alat ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran. Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada