• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS SEMINAR PENDIDIKAN EKONOMI AKUTANSI MAKALAH “PERANAN LPTK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA” Disusun oleh: Devi SagitaNuryani (A210130104) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KATA PENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS SEMINAR PENDIDIKAN EKONOMI AKUTANSI MAKALAH “PERANAN LPTK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA” Disusun oleh: Devi SagitaNuryani (A210130104) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KATA PENGAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SEMINAR PENDIDIKAN EKONOMI AKUTANSI MAKALAH

“PERANAN LPTK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA”

Disusun oleh:

Devi SagitaNuryani (A210130104)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

(2)

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena telah melimpahkan kenikmatan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini berisikan tentang Peranan LPTK dalam menghadapi MEA di Indonesia.

Penyelesaian makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana peranan LPTK dalam menghadai MEA

Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pribadi dan pembaca semua. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu diharap kritik dan saran yang membangun.

Surakarta, Maret 2016 Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan ...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan)...3

B. MEA(Masyarakat Ekonomi Asean)...4

C. Peranan LPTK di Indonesia dalam Menghadapi MEA...5

D. Permasalahan yang terjadi dalam Praktek dan Pengembangan LPTK diIndonesia dalam Mencetak Tenaga Pendidik atau Guru yang Berkualitas...9

E. Solusi dan Strategi yang harus Dilakukan LPTK dalam Mengadapi Permasalahan yang Berkaitan dengan Praktek Dan Pengembangan LPTK dalam Mencetak Tenaga Didik atau Guru yang Berkualitas?...11

BAB II PENUTUP... ..13

A. Kesimpulan...13

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

MEA ( masyarakat Ekonomi Asean ) merupakan tujuan realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi dikawasan Asia Tenggara. MEA dibentuk oleh negara Indonesia dan negara-negara diwilayah Asia Tenggara. Sudah seharusnya kita bersiap dalam menghadapi ketatnya persaingan ditahun yang akan datang.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah berada di depan mata. Siap atau tidak siap, MEA sudah pasti akan diberlakukan di negara-negara Asean, termasuk Indonesia. Karena itu, kita harus berbenah menanti waktu dimulainya persaingan tinggi dalam masyarakat ekonomi asean (MEA). Persaingan tidak hanya terjadi pada sector ekonomi semata, tetapi juga jasa pendidikan. Jakarta International School (JIS) dan Mahatma Gandhi School, bisa menjadi contoh, betapa sulitnya anak negeri menjadi guru di lembaga tersebut; paling hanya sebagai SATPAM dan cleaning service.

(6)

pendidikan. Untuk menghasilkan guru yang profesional maka diperlukan suatu lembaga penyelenggara pendidikan bagi calon guru yang selama ini dikenal dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Sebelum diberlakukannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “profesi guru bersifat tertutup”, artinya mereka yang tidak berlatar belakang pendidikan dari LPTK sulit untuk diterima menjadi guru. Profesi guru hanya terbatas bagi mereka lulusan LPTK. Dengan kata lain LPTK merupakan lembaga satu-satunya yang bertanggung jawab mempersiapkan dan menghasilkan tenaga pendidik.

Sehubungan dengan uraian diatas mencoba megungkapkan permasalahan bagaimana peranan LPTK Dindonesia dalam menghadapi MEA.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana peranan LPTK Di Indonesia dalam menghadapi MEA ?

2. Permasalahan apa yang terjadi dalam praktek dan pengembangan LPTK diIndonesia dalam mencetak tenaga pendidik atau guru yang berkualitas? 3. Bagaimana solusi dan strategi yang harus dilakukan lptk dalam mengadapi

permasalahan bang berkaitan dengan praktek dan pengembangan lptk dalam mencetak tenaga didik atau guru yang berkualitas?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini makalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan LPTK dalam menghadapi MEA di Indonesia.

(7)
(8)

BAB II PEMBAHASAN

A. LPTK ( Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan)

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah suatu lembaga perguruan tinggi yang mempersiapkan tenaga pendidik profesional.Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK Selama ini (sebelum diberlakukannya UU tentang Guru dan Dosen), secara eksplisit lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan (guru) di jenjang pendidikan tinggi adalah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Bentuk pendidikannya dapat berupa Sekolah Tinggi (STKIP), Institut (IKIP) atau FKIP (di bawah universitas), dan lain-lain.

LPTK ditugaskan untuk menyiapkan calon guru Indonesia. Guru yang dapat mendidik dan mengajar dengan baik, untuk menyiapkan SDM Indonesia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat yang terus berubah. Masyarakat menginginkan pendidikan yang bermutu dan menghasilkan lulusan yang siap kerja maupun siap melakukan studi lanjutan. Persekolahan kita harus mampu berdiri sejajar dengan sekolah-sekolah di negara manapun. Para orangtua ingin menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang dapat dipercaya dan berkualitas baik. Sekolah yang baik yakni sekolah yang diasuh oleh para guru yang berkualiats yang didukung dengan sarana dan prasarana yang baik serta lingkungan pendidikan yang menye nangkan.

(9)

masyarakat, dsb. Semua komponen dalam sistem pembelajaran tersebut harus berjalan dan berfungsi baik, supporting terhadap proses belajar-mengajar dikampus maupun dirumah, sehingga kualitas calon guru tersebut dipastikan baik.

B. MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean )

MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang hadir dalam indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.

Menurut para ahli ekonomi politik, terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia.

Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.

(10)

Taxation, dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.

Ketiga, MEA akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi.

Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang; dan oleh Andre Gunder Frank (pencetus teori dependensi) disebut sebagai “a metropolis-satellite model”. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

(11)

Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya.

Bentuk Kerjasamanya adalah :

1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas; 2. Pengakuan kualifikasi profesional;

3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan; 4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;

5. Meningkatkan infrastruktur

6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;

7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;

8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Adapun ciri-ciri utama MEA

– Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.

– Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.

– Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global – Basis dan pasar produksi tunggal.

Ciri-ciri ini akan sangat saling berkaitan dengan kuat. Dengan memasukkan pada unsur-unsur yang paling dibutuhkan dari setiap masing-masing ciri-ciri dan mesti dapat memastikan untuk konsisten dan adanya keterpaduan dari unsur-unsur dan pelaksanaannya yang tepat dan bisa saling mengkoordinasi antara para pemangku kekuasaan atau kepentingan yang punya relevansi.

(12)

dengan segala resiko yang mungkin timbul. Bisa jadi, segala produk local yang dihasilkan anak-anak negeri tertumpuk bak gunung di pasar-pasar negara anggota MEA karena tidak diminati; tenaga kerja Indonesia hanya akan mengisi pos-pos cleaning service, pembantu rumah tangga, buruh kasar, pemetik kelapa sawit, dan pekerjaan sejenis lainnya; dan sangat mungkin kita hanya menjadi penonton di negara sendiri. Ketidaksiapan serta kurangnya skill menjadi sebab musabab kemungkinan tersebut di atas dapat terjadi.

Dalam kondisi tersebut, dunia pendidikan memiliki tugas berat untuk melahirkan tenaga-tenaga terampil terdidik (skilled labour), memiliki karakter, dan daya juang serta kerja keras. Atau di kurikulum 2013 dunia pendidikan diamanahi untuk melahirkan generasi bangsa yang beradab, produktif, kreatif, inovatif dan efektif, sehingga kita bisa menjadi bangsa kolaboratif-kompetitif. Penguatan dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi menjadi kata kuncinya.

Dalam melahirakn tenaga-tenaga yang terampil dan terdidik dperlukan seorang pengajar atau guru yang berkualitas dan berkompeten. Dengan demikin perlu perlu adanya perbaikan pendidikan terhadap calon tenaga pendidik.

LPTK di Indonesia ditugaskan untuk meningkatkan kualifikasi guru menjadi minimal sarjana (S1), setelah melalui perdebatan panjang sejak 2005 yang lalu. Perjuangan serta pergumulan yang melelahkan ini, akhirnya membuahkan hasil serta eksistensi LPTK tetap tegak walaupun masih memerlukan penajaman tugas dan fungsinya, dengan berbagai tugas yang menantang, yakni menghasilkan lulusan sebagai guru yang dapat dipercaya untuk mendidik anak bangsa.

(13)

akan melahirkan sumber daya manusia di Indonesia yang terampil dan terdidik yang akan berperan langsung dalam menghadapi MEA.

D. Permasalahan yang terjadi dalam Praktek dan Pengembangan LPTK diIndonesia dalam Mencetak Tenaga Pendidik atau Guru yang Berkualitas

Sektor pendidikan merupakan tulang punggung untuk dapat menjadi penghasil SDM yang berdaya saing. Hal ini tentu saja menuntut juga kualitas tenaga pendidik di dalamnya, agar bisa mencetak sumber daya manusia yang siap bersaing di era MEA tahun 2015. Secara jumlah kita tidak kekurangan guru. Dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya rasio antara jumlah guru dan siswa di Indonesia sudah mencapai 1:25. Sayangnya kita masih juga terjebak pada permasalahan pemerataan dan kualitas guru

Permasalahan yang terjadi dalam Praktek dan Pengembangan LPTK diIndonesia dalam Mencetak Tenaga Pendidik atau Guru yang Berkualitas diantaranya sebagai berikut:

1. Pelaksanaan perkuliahan bagi tenaga pengajar yang sedang mengikuti program meningkatkan kualifikasi pendidikannya masih terkesan sampingan dari mahasiswa regular, dikarenakan kebijakan tentang perekrutan mahasiswa penyetaraan tidak disertai dengan kebijakan tentang sarana dan prasarana serta Sumber Daya.

(14)

3. LPTK masih kurang membekali mahasiswa yang merupakan calon guru dengan keahlian dan keterampilan yang memadai.

4. LPTK saat ini masih sebatas lembaga untuk mencetak guru akan tetapi bukan sebagai peningkat kualitas profesionalisme guru.

5. LPTK masih belum bisa mengimbangi kemajuan teknologi, mengingat belum banyak inovasi-inovasi pendidikan yang dihasilkan berbasis teknologi.

6. Belum ada sinkronisasi antara LPTK dengan Depdiknas yang berperan sebagai distributor sekaligus user.

7. Kurikulum LPTK belum sepenuhnya membekali kompeten dengan bekal dari aspek psikologi, pedagogi/ilmu pendidikan yang merupakan modal dasar bagi calon guru.

8. Masih ada Komplain dari sekolah tentang kemampuan mengajar mahasiswa LPTK ketika melaksankan PPL.

9. LPTK tidak banyak diminati oleh lulusan sekolah menengah, hal ini terlihat dri LPTK merupakan pilihan akhir setelah tidak diterima di program studi non kependidikan.

10. Motivasi calon mahasiswa masuk LPTK hanya berorientasi pekerjaan, bukan menjadi guru yang professional, kebanyakan tergiur oleh program sertifikasi.

11. Berbagai program LPTK seperti PPG, UKG, Program Kualifikasi dimanfaatkan oleh sarjana non kependidikan untuk mendapatkan ijazah kependidikan, dan dapat mengusulkan dirinya pada program sertifikasi, karena pekerjaannya di tempat lain kurang menjajikan secara kesejahteraan, dan bahkan ada yang hanya sambilan.

(15)

perkuliahan yang selama ini mereka dapat, dan ini riel terjadi di dunia pendidikan kita.

E. Solusi dan Strategi yang harus Dilakukan LPTK dalam Mengadapi Permasalahan bang Berkaitan dengan Praktek Dan Pengembangan LPTK dalam Mencetak Tenaga Didik Atau Guru Yang Berkualitas

Dengan adanya permasalahan dalam praktek dan pengembangan LPTK dalam mencetak calon tenaga pendidik atau guru yang berkualitas maka solusi dan strategi yang harus dilakukan dalam menghadapi permasalahn tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Adanya kebijakan tentang perekrutan sumber daya meskipun berstatus tenaga pendidik tidak tetap pada LPTK agar dapat mendukung kelancaran layanan pendidikan, serta kebijakan tentang kelengkapan sarana dan prasarana.

2. Adanya Singkronisasi juknis perekrutan calon mahasiswa khususnya program kualifikasi, PPG, ataupun PLPG, agar tidak terjadi pelanggaran aturan.

3. Mengembangkan unit-unit pengembangan minat dan bakat untuk mendukung keterampilan mengajar serta kemampuan inovasi pendidikan mahasiswa.

4. Adanya desain program penyelengggaraan program akademik LPTK yang berorientasi pada pengembangan profesionalisme guru.

(16)

6. Diperlukan koordinasi dan komunikasi yang lebih inten, berdasarkan batasan-batasan serta aturan yang sudah disepakit bersama, sehingga dapat mengontrol dan menyiapkan guru sesuai dengan yang dibutuhkan sekolah.

7. Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada pengembangan dan pemantapan kompetensi guru dalam menjalankan tugasnya.

8. Optimalisasi kegiatan di laboratorium micro teaching, dengan mengembangkan program-program yang mendukung pengembangan keterampilan mengajar guru.

9. Merumuskan dan sosialisasi program-program unggulan berkualitas, sehingga dapat menarik minat masuk calon mahasiswa ke LPTK.

10. Adanya regulasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, agar peogram sertifikasi guru tidak dianggap formalitas semata, setelah seorang guru dinyatakan lulus sertifikasi, akan tetapi tidak berdampak pada peningkatan kualitas mengajar dan pendidikan secara umum.

11. Adanya rumusan sistem pendidikan yang mengarah pada usaha menyiapkan guru professional, bukan hanya sekedar ahli dalam bidang tertentu.

12. Diadakan berbagai program lapangan atau praktek, agar tersedia wadah untuk menguji teori mengajar atau pendidikan yang dipelajari oleh mahasiswa LPTK, sehingga pada saat lulus nantinya, dapat memahami dengan benar permasalahn yang terjadi di tengah masyarakat serta mencari solusi penyelesaiannya).

(17)

kompetensi dan sertifikasi merupakan mata rantai dalam upaya peningkatan kualitas guru sudah diamanatkan dalam UU no. 14 tahun 2005.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN

2. Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan atau profesionalisme dan mutu lembaga pendidikan harus terus dilakukan dan tidak boleh jalan di tempat untuk dapat bersaing dengan lembaga pendidikan bermutu luar negeri yang sudah ada.

3. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah suatu lembaga perguruan tinggi yang mempersiapkan tenaga pendidik profesional yang akan melahirkan sumberdaya manusia yang terampil dan terdidik dalam menyongsong MEA

B. Saran

1. Hendaknya masyarakat Indonesia lebih siap dalam menghadapi MEA 2. LPTK lebih memperhatikan pendidikan calon guru sehingga lulusan

(18)

3. LPTK lebih berinovasi dalam upaya mencetak tenaga pendidik yang berkualitas.

Daftar Pustaka:

Sujanto,Bedjo.2015.

http://bedjosujanto.com/index.php/artikel/108-peran-lptk-dalam-menghasilkan-guru-bermutu .16 Maret 2016 pukul 09.56.

Anyhar,Fadly.2015.

http://ahyar-fadly.blogspot.co.id/2015/05/meningkatkan-profesionalitas-guru-dan.html.16 Maret 2016 pukul 10.14.

Selasar.2015.

https://www.selasar.com/ekonomi/sudah-siapkah-kita-menyongsong-mea-2015 16 Maret 2016 pukul 10.15.

Sugeng.2014.

http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/08/Pengertian-karakteristik-masyarakat-ekonomi-asean.html .16 Maret 2016 pukul 10.16

Wordpress ,Themes.2013.

http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/ 16 Maret 2016 pukul 10.17

Chotimah,Umi.2009.http://eprints.unsri.ac.id/

1073/1/1._Makalah_Semnas_2009_(Peranan_LPTK)-UC.p .16 Maret 2016 pukul

10.19

Suryaningsih,Arifah.2014.http://arifah-suryaningsih.blog.ugm.ac.id/2014/10/11/

(19)

http://powermathematics.blogspot.co.id/2015/04/pengembangan-lptk-pendidikan-

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala limpahan nikmat, rahmat, inayah, hidayah, dan karunia-Nya yang senantiasa menaungi penulis sehingga dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi laju pendinginan terhadap karakteristik mekanik yaitu kekuatan tarik, kekuatan bending dan kekuatan impak

[r]

Penulis ingin mengetahui akibat hukum yang timbul bagi kedua belah pihak (PT. Asli Motor dan Pembeli) dalam pelaksanaan perjanjian jual beli secara kredit tersebut..

Nata Kesepahaman ini dimaksudkan sebagai kerangka kerja guna meningkatkan kegiatan kerja sama di bidang hubungan pertahanan dan militer antara Para Peserta di

Tujuan dari perusahaan pada umumnya adalah untuk mencapai laba yang maksimal dengan cara menghasilkan barang / jasa yang sesuai dengan selera konsumen sehingga tujuan tersebut

Kedua fungsi tersebut saling berinteraksi dalam mencapai tujuan, yaitu keuntungan yang diinginkan kedua fungsi tersebut berkaitan sangat erat, karena kelancaran fungsi teknis

Judul : Kinerja Guru ditinjau dari Motivasi, Profesionalitas, Dan Persepsi Sebagai Guru Di SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Surakarta Dengan ini kami menilai Tesis tersebut