• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Redesain Meja dan Kursi Kelas Berdasarkan Antropometri Siswa SDN 060796

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Redesain Meja dan Kursi Kelas Berdasarkan Antropometri Siswa SDN 060796"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perabot kelas merupakan fasilitas fisik yang penting karena aktivitas belajar siswa banyak dihabiskan di dalam kelas seperti membaca, menggambar, menulis dan kegiatan lainnya. Sekolah harus menyediakan perabot kelas yang dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang memiliki rancangan tidak baik dalam jangka waktu lama dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan siswa.

Data antropometri adalah kumpulan dimensi tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan dimensi fisik tempat kerja, peralatan, perabot, dan pakaian. Pengukuran antropometri merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam perancangan perabot kelas guna menentukan dimensi perabot kelas yang tepat dan dapat memfasilitasi pengguna dengan sikap duduk yang baik. Pheasant (2003) mengemukakan bahwa fungsi dari perabot kursi adalah untuk menunjang postur agar stabil dan nyaman digunakan pada beberapa waktu, dan sesuai dengan aktivitas atau tugas yang akan dikerjakan.

(2)

sekolah terhadap dimensi antropometri siswa seperti tinggi popliteal, panjang popliteal, dan tinggi siku duduk. Tinggi kursi yang disediakan di sekolah 11,02 sampai 11,37 inci lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi popliteal siswa sehingga menyebabkan bagian bawah paha tertekan dan mengganggu sirkulasi darah. Sirkulasi darah berfungsi dalam menyalurkan oksigen dan jika terganggu, bagian paha akan merasakan gejala kram. Kedalaman kursi sekolah dibandingkan dengan panjang popliteal lebih kecil 3,67 inci sampai 6,35 inci yang menyebabkan siswa merasa sensasi akan jatuh dari kursi. Tinggi meja sekolah dibandingkan dengan tinggi siku duduk siswa 9,05 inci terlalu tinggi yang menyebabkan siswa harus membungkuk ke depan dan berat tubuh ditopang lengan. Ukuran fasilitas yang mendukung postur tubuh lebih diperlukan bagi anak-anak dibandingkan orang dewasa karena pada masa inilah kebiasaan sikap duduk dibentuk.

(3)

Penerapan ilmu ergonomi dan antropometri dalam perancangan tempat kerja dan lingkungan kerja ditunjukkan dengan dilakukannya analisis perabot sekolah yang digunakan oleh siswa ketika belajar. Sekolah Dasar Negeri 060796 Kecamatan Medan Area Kota Medan menjadi lokasi penelitian mengenai analisis kesesuaian perabot kelas dengan antropometri siswa yang belajar di dalamnya. Tempat belajar siswa harus dirancang dengan memperhatikan kenyamanan tubuh agar dapat menunjang proses belajar secara efektif dimana siswa berada dalam posisi duduk di sekolah untuk jangka waktu yang cukup lama sekitar 3 jam 45 menit dengan waktu istirahat 2 kali 15 menit dalam sehari. Studi pendahuluan dilakukan dan ditemukan adanya ketidaksesuaian dimensi meja dan kursi dengan dimensi antropometri siswa.

(4)

sirkulasi darah di bagian kaki. Keseluruhan siswa kelas I dan kelas II menggunakan kursi dengan kaki tidak berpijak ke lantai. Penggunaan meja dengan bahu terangkat terlihat sebanyak 50% pada siswa kelas I. Selain observasi visual, siswa diberikan pertanyaan mengenai keluhan yang dirasakan ketika sedang belajar menggunakan meja dan kursi kelas. Persentase siswa kelas III diperoleh 50% menjawab merasakan sakit di bagian leher atas, siku, lengan bawah, paha dan bagian betis. Adanya fenomena tersebut mendorong untuk dilakukannya penelitian mengenai kesesuaian ukuran meja dan kursi berdasarkan antropometri siswa di Sekolah Dasar Negeri 060796.

1.2 Rumusan Masalah

Studi pendahuluan selama proses belajar Sekolah Dasar Negeri 060796 dilakukan dengan tujuan dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi di sekolah tersebut. Identifikasi masalah yang ditemukan antara lain:

1. Siswa sekolah dasar mengalami sakit di beberapa bagian tubuh selama belajar pada jam sekolah dengan menggunakan meja dan kursi kelas.

2. Tinggi duduk kursi lebih tinggi dari tinggi popliteal siswa sehingga kaki siswa sekolah dasar tidak berpijak pada lantai dan dapat mengakibatkan bagian bawah paha tertekan serta mengganggu sirkulasi darah.

(5)

4. Siswa sekolah dasar memiliki jarak baca di bawah batas minimum 30 cm sehingga beberapa siswa memilih untuk membaca dalam keadaan berdiri.

Beberapa masalah yang diidentifikasi tersebut, kemudian dirumuskan bahwa permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu masalah postur tubuh anak ketika menggunakan meja dan kursi kelas yang tidak ergonomis sehingga menyebabkan keluhan muskuloskeletal. Oleh karena itu, dimensi meja dan kursi kelas tersebut perlu diperhatikan secara ergonomi yaitu dengan menyesuaikan dimensi meja dan kursi dengan antropometri siswa yang memakai fasilitas sekolah tersebut.

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan meja dan kursi kelas yang ergonomis berdasarkan antropometri siswa sekolah dasar. Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini antara lain:

1. Mengukur tingkat keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh anak ketika menggunakan meja dan kursi yang tidak ergonomis.

2. Menganalisis postur tubuh anak ketika menggunakan meja dan kursi yang tidak ergonomis.

3. Mengumpulkan data antropometri siswa sekolah dasar khususnya dalam penentuan ukuran meja dan kursi kelas sebagai bentuk partisipasi terhadap data antropometri Perhimpunan Ergonomi Indonesia.

(6)

Sasaran penelitian yang ingin dicapai adalah implementasi dari solusi yang telah dirancang berdasarkan masalah yang teridentifikasi pada Sekolah Dasar Negeri 060796 dengan berlandaskan keilmuan yang jelas dan kokoh.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Merancang meja dan kursi kelas secara ergonomis sehingga dapat digunakan dengan lebih efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien.

2. Mengurangi keluhan muskuloskeletal yang dialami siswa ketika menggunakan meja dan kursi kelas.

3. Memperbaiki postur kerja siswa ketika menggunakan meja dan kursi kelas. 4. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi terbaik

dalam hubungannya dengan perancangan meja dan kursi kelas secara ergonomis.

1.5 Batasan dan Asumsi

Penelitian ini memiliki batasan seputar pemecahan masalah yang digunakan antara lain:

1. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 060796 Medan.

2. Fasilitas sekolah yang dianalisis hanya dilakukan pada meja dan kursi kelas. 3. Pengukuran antropometri hanya dilakukan pada anak yang tidak memiliki

(7)

4. Pemecahan masalah dibatasi hanya sampai pada pemberian usulan meja dan kursi kelas yang ergonomis sesuai dengan antropometri tubuh siswa dan tidak sampai pada pembuatan produk secara nyata.

5. Hasil usulan meja dan kursi kelas dilakukan tanpa mempertimbangkan jenis bahan dan faktor biaya yang dikeluarkan untuk implementasi usulan yang diberikan.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Proses belajar mengajar yang ada di Sekolah Dasar Negeri 060796 Medan berjalan dengan normal.

2. Peralatan pengukuran berada dalam kondisi fungsional yang baik

3. Antropometri tubuh anak tidak mengalami pertumbuhan selama penelitian berlangsung.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan proposal Tugas Sarjana adalah sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan yang menguraikan permasalahan keluhan muskuloskeletal yang dialami siswa akibat ketidaksesuaian dimensi meja dan kursi kelas dengan antropometri siswa tersebut, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan batasan yang digunakan dalam penelitian.

(8)

Bab III berisi landasan teori yang menguraikan teori dan konsep perancangan fasilitas, keluhan muskuloskeletal, penilaian postur dalam sikap duduk, dan penerapan antropometri dalam rancangan fasilitas.

Bab IV berisi metodologi penelitian yang menguraikan tentang desain penelitian dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi serta menganalisis masalah keluhan muskuloskeletal. Gambaran prosedur penelitian yang akan dilakukan, instrumen penelitian yang digunakan serta data-data yang terlibat dalam penelitian.

Bab V berisi pengumpulan dan pengolahan data yang menguraikan hasil dari pengamatan dan pengukuran yang dilakukan berupa pengumpulan data kuisioner keluhan muskuloskeletal, data postur duduk siswa, dan data antropometri siswa. Data tersebut kemudian diolah dan dilakukan perancangan meja dan kursi kelas berdasarkan prinsip antropometri.

Bab VI berisi pembahasan dari hasil redesain meja dan kursi kelas berdasarkan pengolahan data yang dilakukan.

Bab VII berisi kesimpulan dan saran yang menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan.

Referensi

Dokumen terkait

Secara substansi penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penerapan klausula eksonerasi dalam perjanjian telekomunikasi tersebut serta bagaimana perlindungan

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi penguasaan konsep dasar dan aplikasi fisika halam kehidupan sehari-hari,

Pada masa sekarang ini tentu kita tahu bahwa perkembangan game sangatlah pesat, hampir semua kalangan suka bermain game dari mulai anak anak sampai orang dewasa sekalipun suka

Khalayak sasaran adalah petani (Kelompok Tani) di Kelurahan Talang Keramat. LPM menurunkan Tim Pengabdian yang akan melakukan kegiatan bagi petani. Kegiatan ini berupa

Sentuhan ringan mencakup pijatan sangat ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus berdiri dengan mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai siku

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa enambahan ekstrak daun salam tidak didapatkan hasil yang berbeda pada tingkat hidrolisis pati dan

“Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar

gaya Surakarta, namun hanya beberapa garap nya yang sedikit berbeda. Dalam sajian gending klenèngan meliputi beberapa bentuk gending,. gending yang disajikan yaitu: