• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN LAMA KERJA

PERAWAT DENGAN KEMAMPUAN KOLABORASI

PERAWAT-DOKTER DI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

MISTUTI KHAIRANI

NIM. 201010420311209

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MISTUTI KHAIRANI NIM : 201010420311209 Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi :Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 5 November 2014 Yang Membuat Pernyataan,

(5)

v

PERSEMBAHAN

MIS SAY THANKS TO:

* Allah SWT Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..

Sujud Syukur kepada-Mu Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayahnya, Terima kasih Ya Allah Engkau telah memberi kekuatan

dan kesehatan sehingga Mis bisa menyelesaikan skripsi ini tepat ditahun

2014 dan bisa mempersembahkan kado ini buat orang-rang tersayang.

Semoga skripsi ini bisa berguna kedepannya. Aamiin..

* Orang Tuaku Tercinta..

Terima kasih Mama (Hj.Nurmaini) dan bapak (H.Saadunir Kadir) yang

selalu melantunkan doa-doanya setiap waktu, yang tak pernah lelah dan

selalu memberi dukungan untuk Mis walau Mis dalam keadaan

terpuruk sekalipun. Maaf jika Mis membuat mama dan bapak repot dan

khawatir. maaf Mis sayang mama dan bapak. Mis persembahkan kado ini

buat mama dan bapak, semoga dapat menghapus keringat mama dan

bapak. Mis janji akan menjadi lebih baik lagi.

* Abang-abangku yang Mis Banggakan Selalu..

Hey empat abang-abangku yang cakep, abang Yar, abang Ar, abang Can

dan abang Pit, terima kasih atas perhatian kalian selama ini. Ini loh

adikmu yang dulu masih kecil dan hanya bisa melihat foto kalian

memakai toga dan mencoba memakai salah satu aksesoris wisuda kalian,

dan sekarang kini adikmu ini benar-benar menggunakannya, sekarang

bisa kalian banggakan.

* Dosen-dosen cantikku...

Terima kasih buat Bu Juwita selaku dosen wali yang telah memberikan

semangat dan dukungan kepada kami anak-anak nya. Terima kasih juga

buat Bu Ledy dan Bu Henik selaku pembimbing yang telah banyak

(6)

vi

* Sahabat-sahabatku tersayang..

Yuhuuu kalian sahabat-sahabatku, RAUMI Gank: Ratih, Aja, Adhe, Unie,

Koni, ingatkah mimpi kita dulu? Saat satu-satu dari kita harus pergi

untuk meraih mimpi-mimpi besar kita? Semoga kita dapat mewujudkan

itu sobat. Aamiin.. Buat Evita dan Neta, thank you so much buat

berbagai masukan yang sangat memotivasi Mis dan telah berbagi

semangat selama ini. Sukses sobat

* Wakwaw... (Hahahaha),,

Hello Wakwaw buat Icun (Fiah), Pak Uyab (Bayu), Fufu (Fuad), Didim

(Dimas), terima kasih untuk waktu kalian. Diselang kesibukkan

masing-masing masih sempat-sema untuk karaoke dan makan bareng.

Sama-sama butuh refreshing yaakk

Buat Didim, thank you for all. Terima

kasih udah mau nemenin ke RS dan menunggu lama-lama. Terima kasih

jg dah mau nemenin SMSan selama Mis perjalanan ngeBis ke RS.

* PSIK E 2010 Community..

Teman-teman PSIK 2010 E semuanya terima kasih telah menemani

selama kurang lebih 4 tahun ini, telah berjuang bersama dalam suka

maupun duka

Terima kasih untuk beberapa kali ngebolang bersama.

Semoga kesempatan ngebolang itu masih terus ada yaahh cem.. Miss

you all cem

* PH HIMIKA FIKES UMM 2012/2013

Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan (PH

HIMIKA) FIKES UMM 2012/2013 yang telah memberi dukungan.

* Kost Srikandi 51

Teman-teman Kost Srikandi 51 terima kasih untuk setiap moment yang

kalian ciptakan, keramaian kalian, semangat dari kalian saat sripsi mulai

membuat Mis pusing

* Teman-teman seperjuangan dan Semua Pihak..

Terima kasih buat teman-teman seperjuangan skripsi yang saling

(7)

vii

MOTTO

“MELEWATKAN SATU HARI SAMA

DENGAN MELEWATKAN SATU

KESEMPATAN”

“TANPA NIAT, DOA, DAN USAHA,

KEBERHASILAN TIDAK AKAN

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat Dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep., Sp. Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang 3. Ibu Ledy Martha A., S. Kep. Ns. M.Kes., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Henik Tri Rahayu, S.Kep., Ns., MS., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

ix

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.

7. Pihak RSUD Ngudi Waluyo Wlingi yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian..

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Malang, 5 November 2014

(10)

x

ABSTRAK

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Mistuti Khairani1, Ledy Marta A., S.Kep., Ns., M.Kes2

Henik Tri Rahayu, S.Kep., Ns., MS 3

Latar Belakang: : Kolaborasi tidak bisa terbentuk dengan sendirinya dalam sebuah organisasi. Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu adanya saling percaya dan menghormati, saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing, memiliki citra diri positif, memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman), mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, keinginan untuk bernegoisasi

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Subjek penelitian ini adalah perawat yang bekerja diruang rawat inap RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar sebanyak 23 orang. Analisa data menggunakan uji t dan regresi linear berganda.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa t-test hubungan tingkat pendidikan perawat dengan kemampuan kolaborasi perawat-dokter didapatkan hasil bahwa nilai thitung (3,122) > ttabel (2,085) yaitu terdapat hubungan.Sedangkan hasil penelitian t-test

hubungan lama kerja perawat dengan kemampuan kolaborasi perawat-dokter didapatkan hasil bahwa thitung (2,344) > ttabel (2,085) yaitu terdapat hubungan. Nilai

Regresi sebesar 0,692 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara tingkat pendidikan perawat (X1), lama kerja perawat (X2), dengan kemampuan kolaborasi

perawat-dokter (Y) adalah kuat.

Kesimpulan: Hasil analisis Regresi Linear dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima, berarti terdapat hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja perawat dengan kemampuan kolaborasi perawat-dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Kata Kunci: Kolaborasi, Tingkat Pendidikan, Lama Kerja

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

(11)

xi

ABSTRACT

The Relationship Levels of Education and Long Working of Nurses With the Ability of Collaboration Nurses-Doctors in District Of General Hospital

Ngudi Waluyo Wlingi

Mistuti Khairani1, Ledy Marta A., S.Kep., Ns., M.Kes2

Henik Tri Rahayu, S.Kep., Ns., MS 3

Background: Collaboration can not be created spontaneously in an organization. The realization of a collaboration depends on several criteria, include the existence of mutual trust and respect, mutual understanding and accepting of each scholarship, have a positive self-image, professional maturity equivalent (arising from education and experience), admitted as a partner instead of a subordinate, willingness to negotiate.

Method: The study design used was a non-experimental cross-sectional approach. This study was conducted on October 2014 in District of General Hospital Ngudi Waluyo Wlingi. The subjects are 23 nurses who work in inpatient of District of General Hospital Ngudi Waluyo Wlingi. Analysis of the data using t-test and regression of linear.

Result: The research results show that t-test the relationship levels of education of nurse with the ability of collaboration nurses-doctors obtained the results of that value tcount (3,122) & > ttable (2,085) that there are relationship. While the results of

research t-test the relationship long working of nurses with the ability of collaboration nurses-doctors obtained the results tcount ( 2,344 ) > ttable (2,085) that

there are relationship. The value of the regression of 0,692 shows that the correlation between the level of education of nurses (X1), long work of nurses (X2), ability of

collaboration nurses-doctors (Y) are strong.

Conclusion: The results of the Regression of Linear can be concluded that H0 is

rejected and H1 is accepted, it means there are the relationship levels of education

and long working of nurses with the ability of collaboration nurses-doctors in District of General Hospital Ngudi Waluyo Wlingi.

Keyword: Collaboration, Levels of Education, Long Working

1 Student of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of

Muhammadiyah Malang

2

Lecture Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

3 Lecture Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat Umum ... 8

1.4.2 Manfaat Khusus ... 9

1.5 Definisi Istilah ... 9

1.6 Keaslian Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Kolaborasi ... 12

2.1.1 Elemen Kunci Efektifitas Kolaborasi... 16

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Kolaborasi ... 18

2.1.3 Komponen Utama dalam Kolaborasi ... 20

2.1.4 Indikator Kolaborasi ... 23

2.1.5 Hubungan Kolaborasi Tim Kerja di Rumah Sakit ... 27

2.2 Peran Perawat dalam Tindakan Kolaborasi ... 28

2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Peran Perawat ... 29

2.2.2 Elemen Peran ... 29

2.2.3Peran Perawat dalam Berkolaborasi ... 33

2.3 Tingkat Pendidikan Perawat ... 35

2.3.1 Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia ... 37

2.3.2 Peranan Pendidikan Tinggi Keperawatan ... 41

2.3.3 Sistem Pengembangan Karir Perawat Jenjang... 44

2.4 Lama Kerja Perawat ... 49

2.4.1 Faktor-Faktor Lama Kerja ... 52

2.4.2 Batasan Usia Produktivitas Bekerja... 52

2.4.3 Kategori Lama Kerja ... 53

2.4.4 Indikator Pengalaman Kerja ... 54

2.5 Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter ... 54

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 57

3.1 Kerangka Konseptual ... 57

(13)

xiii

BAB IV METODE PENELITIAN ... 59

4.1 Desain Penelitian ... 59

4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 61

4.2.1 Populasi ... 61

4.2.2 Sampel ... 61

4.2.3 Sampling ... 61

4.3 Variabel Penelitian ... 61

4.3.1 Variabel Bebas (Independen) ... 61

4.3.2 Variabel Terikat (Dependen) ... 62

4.4 Definisi Operasional ... 62

4.5 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 64

4.6 Instrumen Penelitian ... 64

4.6.1 Uji Validitas ... 65

4.6.2 Uji Reliabilitas ... 67

4.7 Prosedur Pengambilan Data... 67

4.8 Teknik Analisa dan Pengolahan Data ... 68

4.9 Analisa Data ... 69

4.9.1 Analisis Univariate ... 69

4.9.2 Analisis Bivariate ... 69

4.9.3 Analisis Multivariate ... 71

4.10 Etika Penelitian ... 72

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 73

5.1 Karakteristik Responden ... 73

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 73

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 74

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 74

5.2 Gambaran Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter ... 75

5.3 Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 78

5.4 Hubungan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 79

5.5 Analisa Data ... 80

5.3.1 Uji T ... 80

5.3.2 Regresi Linear ... 81

BAB VI PEMBAHASAN ... 84

6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 84

6.1.1 Karakteristik Responden ... 84

6.2 Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 87

6.3 Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 90

6.4 Hubungan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 91

6.5 Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 92

6.6 Keterbatasan Penelitian ... 94

(14)

xiv

BAB VI PENUTUP ... 92

7.1 Kesimpulan ... 96

7.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 63 Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Kolaborasi ... 65 Tabel 5.1 Karakteristik Usia Responden di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 74 Tabel 5.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan kemampuan

Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 78 Tabel 5.3 Hubungan Lama Kerja Perawat dengan kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 79 Tabel 5.4 Hasil Analisis Uji t Tingkat Pendidikan Perawat dengan

Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 80 Tabel 5.5 Hasil Analisis Uji t Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan

Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 81 Tabel 5.6 Hasil Analisis Regresi Linear Ganda Hubungan Tingkat

Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan

Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 82 Tabel 5.7 Koefisien Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja

Perawat dengan Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Teori S-O-R ... 13

Gambar 2.2 Diagram Dua Dimensi Penilaian Kepentingan untuk Skala Praktek Kolaborasi ... 14

Gambar 2.3 Elemen Penting untuk Mencapai Kolaborasi yang Efektif ... 17

Gambar 2.4 Hubungan Kolaborasi di Rumah Sakit ... 28

Gambar 2.5 Alur Jenjang Pendidikan Keperawatan Secara Profesional ... 40

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 57

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian... 41

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja Perawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 74

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 75

Gambar 5.3 Kemampuan Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 76

Gambar 5.4 Nilai per indikator Kemampuan Kolaborasi Perawat-dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ... 76

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 102

Lampiran 2 Surat Selesai Melakukan Penelitian ... 103

Lampiran 3 Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden ... 104

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) ... 105

Lampiran 5 Lembar Kuesioner ... 106

Lampiran 6 Hasil Rekapan Kuesioner ... 111

Lampiran 7 Hasil Analisa Data ... 112

Lampiran 8 Lembar ACC ... 113

Lampiran 9 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 114

Lampiran 10 Dokumentasi ... 116

(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Siti, & Sastramihardja, Husni, S. (2007). Kajian Pemgembangan Kerangka Kerja Kolaborasi Evaluasi dengan Pendekatan Collaborative Business Process Management. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022.

Arlene, D., Houldin,. Mary, D., Naylor,. & Daniel, G., Haller. 2004. Physician-Nurse Collaboration in Research in the 21st Century. Journal of Clinical Oncology, 22, 5, 774-776.

Budiman, Chandra. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.

Canon. New Horizons for Collaborative Partnership. www.nursingworld.ac.id. (diakses tanggal 21 Juli 2012).

Djajendra. 2008. http://djajendra-motivator.com/?m=20120528. (diakses tanggal 10 Juli 2014).

Faizin, Achmad & Winarsih. 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan Kinerja Perawat Di Rsu Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, 1 (3), 137-142.

Ferry, Nursalam, Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Gardner. 2005. Ten Lessons in Collaboration. www.nursingworld.ac.id (diakses tanggal 21 Juli 2014.

Gulo, W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Gurnitowati, Endang Lestari, & Maliki, M.A. 2008. Negosiasi Kolaborasi Dan Jejaring Kerja. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Haryanti, Setyani, Sri. dan Susialisasi, Tri. 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Lingkungan Kerja Dan Masa Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Smp Negeri Se Kabupaten Karanganyar dengan Gender Sebagai Variabel Moderator.

Hidayat, A., Aziz, Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

___________________. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

(19)

xix

Ismanto. 2007. Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Aliyah (Ma) Di Kudus. Tesis Program Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan.

Koesindratmono, Ferry, & Septarini, Berlian, Gressy. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Pemberdayaan Psikologis Pada Karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero). INSAN, 13 (01).

Kolaborasi Antara Dokter dengan Petugas Kesehatan. (5 September 2013). Tribun Timur.

Lindeke, L., Sieckert, A. 2005. Nurse-Physician Workplace Collaboration. Online Journal of Issues in Nursing, 10, 1.

Mahesa, Deewar. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Lama Kerja Sebagai Variabel Moderating. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Martiningsih, Wiwin. 2011. Praktek Kolaborasi Perawat-Dokter Dan Faktor Yang Mempengaruhinya (Collaboration Practice Between Nurses And Physician And The Factors Affecting). Media Jurnal Ners. 6 (2).

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

________. 2013. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Paryanto, Hm., Agus, Tri. 2006. Analisis Pengaruh Faktor Kolaborasi Perawat Terhadap Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Di Rawat Inap Paviliun Garuda Rs. Dr. Kariadi Semarang. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Pramesti, Intan, A., A. 2013. Tanggung Jawab Hukum Dalam Hubungan Dokter-Perawat.

www.portalgaruda.org/download_article.php?article=14447&val=970. (diakses tanggal 29 Juni 2014).

Rumanti, Erlina. 2009. Analisis Pengaruh Pengetahuan Perawat Tentang Indikator Kolaborasi Terhadap Praktek Kolaborasi Perawat Dokter Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr Amino Gondohutomo Semarang. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Siegler, Eugenia, L., & Whitney, Fay, W. 2000. Kolaborasi Perawat-Dokter: Perawatan Orang Dewasa dan Lansia. (diterjemahkan oleh: Secillia, Indraty). Jakarta: EGC.

(20)

xx

Sutarno, Nurhadi, Salimi. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Komitmen Organisasional Guru. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia. Vol. 1 No. 1 Desember 2006 : 63 – 79.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa Untuk Melaksanakan Riset Dilengkapi Contoh Proposal Dan Hasil Riset Bidang Manajemen Dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila setiap anggota tim memberikan kontribusi yang baik (Faizin & Winarsih, 2008). Dalam konteks kerja dan organisasi sebuah institusi kesehatan dijalankan oleh tim multiprofesional dimana menangani berbagai macam prosedur pelayanan pasien. Dalam hal ini, tim terdiri dari berbagai macam profesi dimana bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang berbeda pula.

Etika kerja yang kolaboratif dapat menciptakan suasana damai di tempat kerja. Aspek budaya integritas terfokus pada cara pengembangan kepribadian dalam integritas dan etika untuk menciptakan keutuhan kualitas diri dengan karakter moral yang konsisten terhadap kejujuran dan etika, termasuk kemampuan untuk membentengi diri dari segala macam godaan yang berpotensi mendorong diri pada tingkah laku tidak terpuji. Kepribadian yang selalu patuh diperlukan untuk menjalankan peraturan, kebijakan, standar, sistem, dan etika organisasi secara profesional (Djajendra, 2012).

(22)

2

menerapkannya. Karena setiap profesi dalam sebuah tim memiliki standar dan budaya profesional tersendiri. Kolaborasi yang efektif mencakup penerapan strategi dimana setiap profesi yang berbeda budayanya berkerja sama dalam satu tim untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam konteks kesehatan, setiap profesi kesehatan harus terjalin dalam arahan yang sama untuk mencapai visi yang sama pula. Setiap profesi harus mengerti peran dan tugas kerja masing-masing. Seorang pemimpin (leader) juga sangat dibutuhkan agar sebuah tim tidak kehilangan fokus untuk mencapai tujuannya (Dalri, 2010). Tenaga profesional yang berada dalam tim pelayanan kesehatan sangat sedikit pengetahuannya tentang praktek, keahlian, tanggung jawab, ketrampilan, nilai-nilai dan perspektif profesionalime dari disiplin ilmu yang lain. Hal ini merupakan suatu penghambat utama dalam praktek kolaborasi (Alpert et al.,1992).

Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu adanya saling percaya dan menghormati, saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing, memiliki citra diri positif, memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman), mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, keinginan untuk bernegoisasi (Hanson & Spross, 1996). Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.

(23)

3

pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada pendidikan dan kemampuan praktisi (Shortridge, 1986 dalam Paryanto, 2006). Pelaksanaan kolaborasi tidak hanya bermanfaat bagi pasien tetapi juga akan memberikan kepuasan kepada tenaga kesehatan karena kolaborasi akan meningkatkan dan mengoptimalkan peran serta aktif antara perawat dan dokter dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan dan perawatan berfokus pada kebutuhan pasien secara komprehensif dengan memperhatikan kontribusi masing-masing (Herbert, 2005 & Ushiro, 2009).

Dahulu perawat tidak diakui sebagai suatu profesi, melainkan pekerjaan di bidang kesehatan yang aktivitasnya bukan didasarkan atas ilmu, tetapi atas perintah/instruksi dokter (Asmadi, 2008). Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Seperti salah satu peran perawat profesional adalah kolaborator. Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

(24)

4

Perawat harus mampu bekerja sama/berkolaborasi untuk menangani pasien dengan tim kesehatan. WHO mengakui kolaborasi antar profesi dalam pendidikan dan praktek sebagai suatu strategi inovatif yang akan memainkan peran penting dalam mengurangi krisis tenaga kerja kesehatan global. Praktek kolaborasi memperkuat sistem kesehatan dan memperbaiki hasil kesehatan (WHO, 2010). Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan di garis terdepan yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus. Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien yang dirawat (Faizin & Winarsih, 2008).

(25)

5

Dalam perawatan baik akut maupun kronik, pasien melaporkan tingkat yang lebih tinggi kepuasan penerimaan, pelayanan yang lebih baik dan hasil kesehatan yang lebih baik berikut pengobatan oleh tim kolaboratif. Bukti penelitian telah menunjukkan jumlah hasil praktek kolaborasi dapat meningkatkan, akses dan koordinasi layanan kesehatan, hasil kesehatan untuk orang dengan penyakit kronis, perawatan dan keselamatan pasien. Praktek kolaborasi juga dapat menurunkan angka komplikasi, lama rawat di rumah sakit, ketegangan dan konflik di antara tim kesehatan, tingkat kematian, sedangkan di bidang kesehatan mental masyarakat praktek pengaturan kolaboratif dapat meningkatkan kepuasan pasien dan tim kesehatan, mempromosikan penerimaan yang lebih besar dari pengobatan, mengurangi durasi pengobatan, mengurangi biaya perawatan, mengurangi insiden bunuh diri, dan mengurangi kunjungan rawat jalan (WHO, 2010).

Tidak hanya tingkat pendidikan yang berperan dalam kolaborasi. Faktor pendidikan profesional, pengalaman dan kematangan individu berdampak pada keinginan dokter dan perawat untuk berkolaborasi (Henneman, 1995 dalam Rodriguez et al, 2005). Lama bekerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja disuatu tempat (Handoko, 2007). Lama kerja sangat berkaitan erat dengan pengalaman-pengalaman yang didapat selama menjalankan tugas. Makin lama seseorang bekerja, kecakapan (pengetahuan) mereka akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan pekerjaannya (Agus, 1992). Sebuah penelitian yang dilakukan Roffey Park Management Institute menyebutkan bahwa employability terbentuk dan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain gabungan antara pengalaman, track record, dan kemampuan utama, termasuk didalamnya adalah fleksibilitas, kreativitas,

(26)

6

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi yang beralamatkan di Jl. Dr. Soecipto No. 5 Wlingi, Blitar, merupakan Rumah Sakit Umum Daerah di Wlingi bertipe B. Pada studi pendahuluan, didapatkan data pada ruang A dan B. Pada ruang A jumlah perawat sebanyak 12 orang yang masing-masing D3 keperawatan berjumlah 10 orang dan S1 keperawatan berjumlah 2 orang. Rata-rata usia perawat berkisar 26-50 tahun. Selain itu didapatkan juga data perawat yang bekerja paling lama sekitar 6-7 tahun dan perawat yang paling baru 1 tahun. Contoh fenomena yang terjadi di ruang A adalah pada pasien hernia, ada tindakan yang diluar kewenangan perawat dan harus dilakukan tindakan medis namun dokter tidak selalu berada di tempat. Perawat harus menghubungi dokter untuk melaporkan kondisi pasien dan dokter menginstruksikan tindakan apa saja yang harus dilakukan perawat. Selain itu didapatkan data pula di ruang B, jumlah perawat sebanyak 11 orang yang masing-masing D3 keperawatan berjumlah 8 orang dan S1 keperawatan berjumlah 3 orang. Rata-rata usia perawat berkisar 25-44 tahun. Selain itu didapatkan juga data perawat yang bekerja paling lama sekitar 15-20 tahun dan perawat yang paling baru 6 bulan-1 tahun. Perawat mengatakan bahwa komunikasi itu sangat penting dan jika komunikasi berjalan dengan baik maka akan tercapai tujuan kolaborasi. Sebagai contoh fenomena yang terjadi di ruang B adalah pada pasien saraf, banyak pasien yang datang berobat namun dokter tidak selalu di tempat dan dokter yang ada hanya 1 orang. Perawat harus selalu mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan kepada dokter jika ada pasien yang datang. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi dan kerja sama antara perawat dengan dokter sangatlah penting.

(27)

7

“Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kemampuan

Kolaborasi Perawat-Dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan perawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi?

2. Bagaimana gambaran lama kerja perawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi?

3. Bagaimana gambaran kemampuan kolaborasi perawat-dokter dari perspektif

perawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi?

4. Bagaimana gambaran kemampuan kolaborasi perawat-dokter dari perspektif

dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi?

5. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan perawat dengan kemampuan kolaborasi

perawat-dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi?

6. Apakah ada hubungan lama kerja perawat dengan kemampuan kolaborasi

perawat-dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi?

7. Apakah ada hubungan secara bersama tingkat pendidikan dan lama kerja perawat

dengan kemampuan kolaborasi perawat-dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Tujuan Umum

(28)

8

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendiskripsikan gambaran tingkat pendidikan perawat di RSUD Ngudi

Waluyo Wlingi.

2. Untuk mendiskripsikan gambaran lama kerja perawat di RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi.

3. Untuk mendiskripsikan gambaran kemampuan kolaborasi perawat-dokter dari

perspektif perawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

4. Untuk mendiskripsikan gambaran kemampuan kolaborasi perawat-dokter dari

perspektif dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

5. Untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan perawat dengan kemampuan

kolaborasi perawat-dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

6. Untuk menganalisis hubungan lama kerja perawat dengan kemampuan

kolaborasi perawat-dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

7. Untuk menganalisis hubungan secara bersama tingkat pendidikan dan lama kerja

perawat dengan kemampuan kolaborasi perawat-dokter di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Umum

1. Bagi Tempat Penelitian

(29)

9

2. Bagi Pasien

Memberikan suatu pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien yang dirawat.

3. Bagi Perawat

Menjadi bahan masukan dalam ilmu keperawatan terutama mengenai peran perawat dalam berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya di Rumah Sakit serta lebih meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan motivasi untuk berkolaborasi dengan terus belajar dan menambah pengalaman.

1.4.2 Manfaat Khusus

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan yang berguna terhadap penerapan teori-teori managemen rumah sakit khusunya tentang kolaborasi serta metode aplikatif sehingga dapat dimungkinkan dilakukan penelitian-penelitian tentang manajemen rumah sakit. 2. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh tambahan ilmu untuk bekal kedepan saat bekerja. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan dengan mengikutsertakan variabel yang lain.

1.5 Definisi Istilah

1. Tingkat Pendidikan

(30)

10

2. Lama Kerja

Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan (Harsiwi, 2003).

3. Kemampuan

Kemampuan adalah suatu yang dipelajari, yang memungkinkan seseorang melakukan sesuatu yang baik, yang bersifat intelektual atau mental maupun fisik (Gibson, dalam Syafaruddin, 2012).

4. Perawat

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).

5. Kolaborasi

Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien (Siegler & Whitney, 2000).

1.6 Keaslian Penelitian

(31)

11

saya lakukan adalah variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel yang digunakan adalah tingkat pendidikan dan lama kerja perawat sebagai variabel independen dan kemampuan kolaborasi perawat-dokter sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian adalah di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada Oktober 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menugaskan nama-nama (dalam lampiran) untuk mengambil Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Rl di Pengadilan Tinggi Agama Semarang pada hari Rabu tanggal 23

Sedangkan validasi dilakukan dengan menyebar angket ke 10 responden dengan usia 20-50 tahun untuk memastikan bahwa media film dokumenter beserta poster dan sampul DVD yang

Berdasarkan kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain. 1) Secara fungsional / mekanika mesin sangarai yang dibuat

Dapat langsung membuat rencana pemecahan masalah Dapat menjawab masalah dengan benar sesuai dengan rencana yang dibuat dan algoritma perhitungan yang digunakan

untuk bangunan yang memiliki bentangan cukup

Kepada Perusahaan yang dinyatakan sebagai pemenang, diharapkan menghubungi Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah, Satuan Kerja Deputi Bidang

Pada hari ini Selasa tanggal delapan belas bulan April tahun dua ribu tujuh belas (18-04-2017), bertempat di Ruang Rapat Departemen Logistik, Gedung Sumitro

Salah satu materi pendidikan yang harus diajarkan kepada generasi muda Islam yang memiliki cita-cita membangun masyarakat muslim dan mengembalikan khalifah Islamiyah menurut cara