• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Proposal Penelitian Skripsi Matku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Proposal Penelitian Skripsi Matku"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Penelitian “Tinjauan Yuridis Kegiatan Penguasaan Pasar Ditinjau dari Hukum Persaingan Usaha (Studi Kasus : Penguasaan Pasar oleh Produk Minuman Olahan Pop Ice

sesuai dengan Putusan KPPU : 14/KPPU-L/2015)” Annisa Gustin Ekaputri, 1406553770

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Persaingan merupakan suatu kondisi yang selalu lekat dengan karakteristik manusia, dimana manusia selalu memiliki kencederungan untuk saling mengungguli manusia dalam banyak hal.1 Pada umumnya, orang yang menjalankan kegiatan usaha adalah untuk memperoleh

keuntungan dan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, atas dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup itulah mendorong banyak orang menjalankan usaha, baik kegiatan usaha yang sejenis maupun kegiatan usaha yang berbeda. Keadaan yang demikian itulah yang sesungguhnya yang menimbulkan atau melahirkan persaingan usaha di antara para pelaku usaha. Kondisi persaingan memiliki banyak dampak positif dibanding kondisi non persaingan. Suasana yang kompetitif juga menjadi syarat yang mutlak bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang efisien, termasuk proses industrialisasinya.2

Dalam pasar yang kompetitif perusahaan-perusahaan akan saling bersaing untuk menarik lebih banyak konsumen dengan menjual produk mereka dengan harga yang serendah mungkin, meningkatkan mutu produk, dan memperbaiki pelayanan mereka kepada konsumen. Untuk berhasil dalam suatu pasar yang kompetitif, maka perusahaan-perusahaan harus berusaha untuk mengembangkan proses produksi baru yang lebih efisien, serta mengembangkan produk baru dengan desain baru yang lebih inovatif. Untuk hal ini, maka perusahaan-perusahaan perlu

1

Arie Siswanto, Hukum Persaingan Usaha, Cet ke- 2, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hal. 13 2

(2)

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan teknologi mereka, baik teknologi proses produksi (process technology) maupun teknologi produk (product technology). Dengan demikian, ini akan mendorong kemajuan teknologi dan diharapkan juga pertumbuhan ekonomi yang pesat.3

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan usaha terdapat berbagai macam persaingan misalnya : ada persaingan yang sehat dan adil (fair competition), ada persaingan yang tidak sehat (unfair competition), bahkan ada persaingan yang destrutif (destructive competition)

seperti predatory price. Tentu saja, perilaku anti persaingan seperti persaingan usaha yang tidak sehat dan destruktif itu tidak dikehendaki, karena mengakibatkan in-efisiensi

perekonomian berupa hilangnya kesejahteraan (economic walfare), bahkan mengakibatkan keadilan ekonomi dalam masyarakatpun terganggu dan timbulnya akibat-akibat ekonomi dan sosial yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban maupun kepentingan umum.4

Untuk mencegah timbulnya persaingan usaha yang tidak sehat, dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat telah ditentukan secara jelas dan terstruktur mengenai perjanjian yang dilarang, kegiatan yang dilarang, dan posisi dominan. Disadari oleh pembentuk undang-undang bahwa ketiga hal ini memang secara substansial berpotensi atau membuka peluang besar untuk terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, apalagi sebagian besar transaksi bisnis memang didasarkan pada perjanjian antara pelaku usaha. Dengan adanya Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, Indonesia kini telah bergabung dengan negara-negata yang memiliki hukum antimonopoli yang modern.

Suatu undang-undang larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi berjalannya ekonomi pasar. Undang-undang ini melarang perjanjian yang menghambat persaingan, penyalahgunaan kekuasaan monopoli dan

3

Thee Kian Wie, “Aspek-aspek Ekonomi yang Perlu Diperhatikan dalam Implementasi UU No.5 Tahun 1999”, Jurnal Hukum Bisnis Volume 7 Tahun 1999, Hlm.60.

4

(3)

penggabungan perusahaan pasar. Dengan demikian, undang-undang tersebut menjamin terbukanya akses ke pasar untuk semua pihak serta kebebasan bagi setiap pasar untuk menentukan pilihan.5

Salah satu kegiatan yang dilarang dalam UU No. 5 Tahun 1999 adalah Penguasaan Pasar. Penguasaan Pasar diatur dalam Pasal 19 hingga Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999. UU No. 5 Tahun 1999 tidak menentukan pengertian dari “Penguasaan Pasar”. Namun, penguasaan pasar ini adalah kegiatan yang dilarang karena mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau persaingan usaha yang tidak sehat. Penguasaan Pasar merupakan keinginan dari sebagian besar pelaku usaha, karena penguasaan pasar yang cukup besar memiliki potensi yang positif dengan tingkat keuntungan yang mungkin bisa diperoleh oleh pelaku usaha. Segala cara akan dilakukan dari yang dapat dilakukan sampai yang dilarang untuk dpaat menguasai pasar. Dengan penguasaan pasar oleh pelaku usaha dapat memungkinkan pelaku usaha tersebut melakukan segala tindakan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.6

Berdasarkan ketentuan Pasal 19 UU No. 5 Tahun 1999, pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat berupa :

a. Menolak dan/atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar yang bersangkutan; atau

b. Menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya; atau

c. Membatasi peredaran dan/atau penjualan barang dan/atau jasa pada pasar yang bersangkutan; atau

d. Melakukan praktek monopoli terhadap pelaku usaha tersebut.

Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan minum, yang berasal dari air. Pada umumnya fungsi dari minuman adalah untuk memuaskan /menghilangkan rasa haus, merangsang nafsu makan, untuk menambah tenaga dan untuk membantu perencanaan makanan. Dalam perkembangannya, muncul lah inovasi-inovasi yang menciptakan minuman yang mempunyai

5

Knud Hansen,Et.al, Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”, Cet. 2, (Jakarta : PT. Katalis Mitra Plaosan, 2002), Hal.1.

6

(4)

rasa entah itu berupa kopi, teh, atau susu. Hingga pada awal tahun 2000an muncul lah inovasi berupa minuman produk olahan berbentuk serbuk berperisa susu yang dipelopori oleh merek

Pop Ice milih PT. Forisa Nusa Persada. Tak butuh waktu lama sejak peluncurannya, produk itu menjadi sangat laris dipasaran, di jual di berbagai pasar tradisional hingga pasar yang berbentuk modern sekalipun (Minimarket, Supermarket, Hypermarket). Produk tersebut juga sangat laku di kalangan anak-anak sekolah sebagai minuman favorit, hal tersebut dikarenakan harganya yang relatif murah, rasanya juga enak. Hingga pada akhirnya muncul lah produk-produk kompetitor sejenis yang melihat bahwa pangsa pasar minuman serbuk berperisa susu sangat menjanjikan.

Kemudian pada 29 Desember 2014 PT. Forisa Nusa Persada mengeluarkan Internal Office Memo No. 15/IOM/MKT-DB/XII/2014 dikeluarkan dengan tujuan untuk mempertahankan posisi Pop Ice sebagai market leader dan menjaga loyalitas penjual Pop Ice baik di level pasar maupun di level kios minuman, dengan mengeluarkan program Pop Ice The Real Ice Blender. Program Pop Ice The Real Ice Blender terdiri dari tiga program yaitu Progam Bantuan Tukar (BATU) Kios Minuman, Program Display Kios Minuman dan Program Display Toko Pasar.

Terdapat persyaratan bagi kios minuman dan toko pasar untuk mengikuti program tersebut yaitu tidak menjual dan tidak mendisplay produk kompetitor. Kios minuman dan Toko di Pasar akan mendapatkan hadiah dari PT Forisa Nusapersada jika selama mengikuti program memenuhi persyaratan tersebut. Kios Minuman yang mengikuti program tersebut menandatangani Surat Perjanjian Kontrak Display Pop Ice yang di dalamnya terdapat klausul peraturan bersedia mendisplay produk Pop Ice secara eksklusif dan tidak menjual produk kompetitor. Dengan adanya tindakan yang dilakukan oleh PT Forisa Nusapersada tersebut sangat memiliki potensi menimbulkan dampak persaingan usaha yang tidak sehat dalam pasar minuman serbuk mengandung susu di seluruh Indonesia dan melanggar Pasal 19 huruf a dan b UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

(5)

1. Apakah kegiatan yang dilakukan PT. Forisa Nusapersada telah melanggar ketentuan dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat?

2. Bagaimana pembuktian yang dilakukan KPPU dalam membuktikan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Forisa Nusapersada terhadap UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat?

II. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan wacana keilmuan dari segi hukum serta memberikan pemahaman tentang pembatasan-pembatasan yang ada pada Hukum Persaingan Usaha. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap persaingan antara produk minuman serbuk olahan berperisa susu di Indonesia.

b. Tujuan Khusus

1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dengan kegiatan yang dilakukan PT. Forisa Nusapersada kemungkinan telah melanggar ketentuan dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembuktian yang dilakukan oleh KPPU dalam membuktikan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Forisa Nusapersada terhadap UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

III. TINJAUAN PUSTAKA

(6)

1. Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia : Dalam Teori dan Praktik serta Penerapan Hukumnya, Cetakan ke-2, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012. Halaman dalam buku ini berjumlah 851 halaman yang berisikan pembahasan-pembahasan mengenai Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Dalam buku ini penulis memaparkan dan menjelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penegakkan hukum persaingan usaha, mulai dari arti penting diterbitkannya undang-undang ini, perbandingannya dengan praktek dinegara-negara lain yang telah terlebih dahulu menerapkan undang-undang ini, kegiatan dan perjanjian yang dilarang menurut UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat, Komisi Pengawas Persaingan Usaha sampai pada kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi hukumnya dilapangan.

2. Knud Hansen dkk, Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”, Cet. Ke-2, Jakarta : PT. Katalis Mitra Plaosan, 2002. Halaman dalam buku ini berjumlah 501 halaman yang berisikan pembahasan-pembahasan mengenai UU. No. 5 Tahun 1999 tentang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat secara rinci. Buku ini awalnya merupakan proyek para ahli-ahli Hukum Persaingan Usaha yang berasal dari Jerman yang memberikan pandangan tentang Undang-Undang Larangan Monopoli di Indonesia, kemudian buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris sebagai alat bantu bagi KPPU yang pada saat itu baru terbentuk dan untuk para pengacara dan perusahaan untuk lebih memahami UU Anti Monopoli di Indonesia. Buku ini cukup unik, dalam satu halaman dalam bukunya terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian bahasa Inggris dan bagian bahasa Indonesia.

(7)

hukum persaingan usaha di beberapa negara serta pengembangan hukum persaingan usaha di Indonesia.

4. Rachmadi Usman, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004. Halaman dalam buku ini berjumlah 172 halaman yang berisi tentang hal-hal dasar yang ada dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Terdiri dari lima Bab yaitu Pengaturan Hukum Persaingan Usaha, Perjanjian yang Dilarang, Kegiatan yang Dilarang, Posisi Dominan, dan Penengakkan Hukum Persaingan Usaha.

5. Johnny Ibrahim, Hukum Persaingan Usaha : Filosofi, Teori dan Implikasi Penerapannya di Indonesia, Cet. ke-2, Malang : Bayumedia Publishing, 2007. Halaman dalam buku ini berjumlah 362 halaman yang merupakan penulisan ulang dan eloaborasi lebih lanjut dari disertasi penulis yang judul aslinya adalah “Implikasi Pengaturan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di Indonesia (Analisis Yuridis dan Socio-Legal)”. Buku ini juga dilengkap analisis terhadap praktek hukum dalam penegakkan undang-undang antimonopoli di Indonesia secara proporsional.

IV. KERANGKA KONSEP

1. Konsep Negara Kesejahteraan (Welfare State)

Konsep Negara Kesejahteraan adalah bentuk pemerintahan dimana negara dianggap bertanggung jawab untuk menjamin standar hidup minimum bagi setian warganya. Konsep negara kesejahteraan pada dasarnya dikembangkan dalam konteks ekonomi pasar dan dalam hubungannya dalam sistem ekonomi campuran. Perlunya pengendalian dan pembatasan terhadap bekerjanya kekuatan-kekuatan pasar tersebut adalah untuk mengatasi unsur-unsur negatif yang tidak diharapkan sebagai hasil atau akibat bekerjanya kekuatan-kekuatan pasar tersebut.7

2. Asas Campur Tangan Negara terhadap Kegiatan Ekonomi

7

Johnny Ibrahim, Hukum Persaingan Usaha : Filosofi, Teori dan Implikasi Penerapannya di Indonesia,

(8)

Sri Redjeki Hartono berpendapat bahwa asas campur tangan negara terhadap kegiatan ekonomi merupakan salah satu dari tiga asas penting yang dibutuhkan dalam rangka pembinaan cita hukum dari asas-asas hukum nasional ditinjau dari aspek Hukum Dagang dan Ekonomi. Menurut beliau, kegiatan ekonomi yang terjadi dalam masyarakat membutuhkan campur tangan negara, mengingat tujuan dasar kegiatan ekonomi itu sendiri adalah untuk mencapai keuntungan.8 Selain itu menurut Thomas Aquinas dalam Suma Theologica,

mengemukakan bahwa hukum (yang dibuat oleh negara) bukan hanya membatasi dan menekan saja, akan tetapi juga memberi kesempatan bahkan mendorong para warga untuk menemukan berbagai penemuan yang dapat menggerakan kegiatan ekonomi negara.9

3. Pembukaan UUD 194510

Negara Republik Indonesia didirikan untuk mencapai cita-cita menjadi negara negara kesejahteraan, hal ini terdapat dalam alinea kedua Pembukaan, disebutkan :

“….mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”, sedangkan dalam alinea keempat disebutkan misi-misi dalam mencapai negara kesejahteraan “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”

4. Batang Tubuh : Pasal 33 UUD 194511

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas usaha asas kekeluargaan, (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

8

Sri Redjeki Hartono. Kapita Selekta Hukum Ekonomi, (Bandung : Mandar Maju, 2000), Hal. 13. 9

Thomas Aquinas seperti yang dikutip dalam Hermansyah, Op.cit, Hal. 5.

(9)

(3) Bumi, Air dan kekayaan dan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengeai pelaksanaan pasal ini diatur dengan undang-undang.

5. UU. No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat

Pasal 1 angka 5:

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.

Pasal 1 angka 6:

Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.

Pasal 1 angka 9:

Pasar adalah lembaga ekonomi dimana para pembeli dan penjual baik secara langsung maupun tidak langsung dapat melakukan transaksi perdagangan barang dan atau jasa.

(10)

Pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut.

Dan pengaturan lain dalam Undang-Undang ini yang akan saya sebutkan kemudian.

V. METODE PENELITIAN

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang akan Penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum kepustakaan. Dalam penelitian hukum normatif, pengolahan data pada hakikatnya berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan tertulis yang mengacu kepada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.12

2. Tipologi Penelitian

Tipologi penelitian yang Penulis pilih dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris, yaitu penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan lebih dalam suatu gejala. Penelitian ini bersifat mempertegas hipotesa yang ada. Penelitian ini juga bersifat evaluatif, yaitu penelitian yang memberikan penilaian atas kegiatan atau program yang telah dilaksanakan.13

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, dengan sumber data berupa peraturan perundang-undangan, buku, dokumen-dokumen, artikel ilmiah, hasil penelitian, pendapat-pendapat ahli hukum, serta sumber lainnya yang mempunyai relevansi dan menunjang isi penelitian ini.

12

Sri Mamudji,Et.al, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), Hal. 10

13

(11)

4. Jenis Bahan Hukum :

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah:14

a. Bahan Hukum Primer, mencakup peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi terkait dengan masalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh PT. Forisa Nusapersada dalam pasar produk minuman serbuk olahan berperisa susu.

b. Bahan Hukum Sekunder, bahan pustaka (buku, makalah, artikel ilmiah, laporan penelitian) yang berkaitan dengan penguasaan pasar dan persaingan usaha.

c. Bahan Hukum Tersier, yang berupa kamus dan indeks. 5. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Kepustakaan, studi kepustakaan dilakukan terhadap bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, yakni penguasaan pasar yang dilakukan oleh PT. Forisa Nusapersada terhadap pasar minuman serbuk berperisa susu ditinjau dari Hukum Persaingan Usaha. Penelitian ini juga akan dilakukan dengan melakukan studi dokumen dengan cara analisa isi (Content Analysis) yaitu teknik untuk menganalisa tulisan dan dokumen dengan cara identifikasi secara sistematis ciri atau karakter dari pesan atau maksud yang terkandung dalam suatu tulisan atau dokumen.15

6. Metode Analisis Data

Metode Analisis Data yang digunakan oleh Penulis dalam penelitian ini adalah metode kwalitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif , dengan menggunakan metode ini peneliti bertujuan mengerti atau memahami gejala yang ditelitinya.16

7. Bentuk Hasil Penelitian

14

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitain Hukum, Cet. 2, (Jakarta : Rajawali Pers, 2004), Hal. 118.

(12)

Bentuk hasil penelitian dalam Penelitian ini berbentuk evaluatif, yaitu penelitian yang memberikan penilaian atas kegiatan atau program yang telah dilaksanakan.17

VI. MANFAAT TEORITIS DAN PRAKTIS

A. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dan keilmuan mengenai hukum. Serta memperkaya pengetahuan bagi penulis dan pembaca di bidang hukum khususnya di bidang hukum persaingan usaha.

B. Kegunaan Praktis

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, serta masyarakat umum untuk dapat menciptakan persaingan yang sehat di dalam persaingan produk minuman serbuk berperisa susu sehingga dapat mewujudkan tujuan hukum persaingan usaha yaitu tercapai efisiensi kegiatan usaha guna mewujudkan iklim usaha yang sehat.

VII. BIAYA PENELITIAN

Biaya yang diperkirakan akan diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah dengan rincian sebagai berikut :

1. Persiapan Proposal

a) Alat Tulis : Rp.150.000

b) Biaya kertas dan tinta printer : Rp.800.000 c) Penggandaan sumber tinjauan pustaka : Rp.700.000

d) Pembelian Buku : Rp. 900.000

e) Perbanyak Proposal : Rp. 450.000

f) Konsumsi : Rp. 150.000 

Rp. 3.150.000

17

(13)

2. Pengumpulan Data

a) Izin Penelitian : Rp. 600.000

b) Konsumsi : Rp. 450.000

c) Transportasi : Rp. 1.000.000 

Rp. 2.050.000

TOTAL : Rp. 5.200.000

IX. DAFTAR PUSTAKA

1. . Pengantar Penelitian Hukum, Cet.3. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 1986.

2. . Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. UU No. 5 Tahun 1999, LN No. 33 TAHUN 1999, TLN NO. 3817.

3. Amiruddin dan H. Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitain Hukum. Cet. 2. Jakarta : Rajawali Pers, 2004.

(14)

5. Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Panduan Penulisan Tugas Akhir. Depok : Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016.

6. Hansen, Knud. Et.al. Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”. Cet.2. Jakarta : PT. Katalis Mitra Plaosan, 2002

7. Hartono, Sri Redjeki. Kapita Selekta Hukum Ekonomi. Bandung : Mandar Maju, 2000.

8. Hermansyah. Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Cet. 1.Jakarta: Kencana, 2008. 9. Hutabalian, Adryanov. “Tinjauan Hukum Persaingan Usaha Terhadap Perjanjian Antara Pelaku Usaha

Farmasi Lokal dengan Pelaku Usaha Asing Berbentuk Holding Company (Studi pada Supply Agreement

antara PT. Dexa Medica dengan Pfizer Overseas LLC)”. Skripsi Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2011.

10. Ibrahim, Johnny. Hukum Persaingan Usaha : Filosofi, Teori dan Implikasi Penerapannya di Indonesia.

Cet. 2. Malang : Bayumedia Publishing, 2007. 11. Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945.

12. Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Putusan Nomor 14/KPPU-L/2015.

13. Lubis, Andi Fahmi, Et.al. Hukum Persaingan Usaha antara Teks dan Konteks. Jakarta : Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 2009.

14. Mamudji, Sri. Et.al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

15. Nugroho, Susanti Adi. Hukum Persaingan Usaha di Indonesia : Dalam Teori dan Praktik serta Penerapan Hukumnya. Cet.2. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2012.

16. Siswanto, Arie. Hukum Persaingan Usaha, Cet 2. Bogor : Ghalia Indonesia, 2004.

17. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif. Cet. 17. Jakarta : Rajawali Pers. 2015.

18. Sukarmi. “Pelaksanaan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.” Dalam Jurnal Persaingan Usaha KPPU. Edisi 7. Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 2012. Hal. 1-22.

19. Thee Kian Wie, “Aspek-aspek Ekonomi yang Perlu Diperhatikan dalam Implementasi UU No.5 Tahun 1999”, Jurnal Hukum Bisnis Volume 7 Tahun 1999. 1999.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

pertumbuhan bakteri dengan spektrum yang luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang telah diwakilkan oleh kedua bakteri uji

Metode yang dilakukan dalam penulisan buku adalah Metode Survei yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan

Bila kebijakan perburuhan reformasi yang membatasi buruh beridiologi pembangunanisme, maka dengan UU 25 tahun 1997 dan tiga undang-undang turunannya

Model Stimulasi Kecerdasan Visual Spasial Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Metode Kindergarten Watching Siaga Bencana Gempa Bumi Di Paud

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I tersebut dapat diinterpretasikan bahwa (1) adanya tim ahli penyimpul pikiran dan penyimpul pendapat dengan tugas

Dalam konteks ekonomi syariah, sengketa yang tidak dapat diselesaikan baik melalui sulh} (perdamaian) maupun secara tah}ki<m (arbitrase) dapat diselesaikan

Pentingnya pengelolaan prasarana dan sarana air limbah yang ada di Bandara Adisutjipto Yogyakarta dilakukan sebagai salah satu pendukung dalam mewujudkan Eco-Airport di