• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS SIMKEP Disusun untuk memenuhi sala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS SIMKEP Disusun untuk memenuhi sala"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SIMKEP

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Dosen : Arif Wibawa, S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh :

Sutrisno (214.C.0001)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

(2)

A. Latar Belakang

Globalisasi menjadikan perubahan informasi yang sebelumnya hanya dari orang ke orang menjadi banyak orang hingga lintas Negara. Apa yang kita catat akan menjadi gambaran sejauh mana kita melakukan pekerjaan bahkan lebih jauh sebagai alat bukti di mata hukum. System pencatatan dari yang manual telah berubah menjadi digital yang dikenal dengan komputerisasi (paperless). Hal ini diikuti pula dengan system pencatatan dalam dunia kesehatan yang sejalan dengan perkembangan teknologi kedokteran. Untuk menghadapi kompleksitas permasalahan tersebut berbagai upaya dilakukan, salah satunya adalah format alur klinis yang dikenal Clinical Pathway. Di Inggris dan Australia yang dijadikan contoh telah menerapkan system pencatatan ini (Panella & Vanhaecht, 2010; CPIC Management Committee-Queensland Government/ Queensland Health, 2007).

Di Indonesia tahun 2002 mengawali pengembangan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan berbasis NANDA, Nursing Outcomes Classification (NOC), dan Nursing Interventions Classification (NIC), namun dalam pengoperasiannya masih terpisah dengan SIM RS. Setelah itu mengembangkan sistem operasi dari sistem DOS ke Windows pada tahun 2005. Tahun 2008 semua ruangan rawat inap sudah memiliki komputer sehingga berubah sistem IT di RSUD Banyumas yang awalnya adalah PDE menjadi ITI (Instalasi Teknologi Informasi). Pada tahun 2009 mulai di integrasikan antara SIM RS dengan SIM Keperawatan sehingga sistem pembayaran bisa dijadikan satu.

(http://simkes.fk.ugm.ac.id/2011/10/kunjungan-peserta-pelatihan-tenaga-sik-ke-rsud-banyumas/, 2011).

B. Tinjauan Pustaka

1. Sistem Informasi Manajemen/ SIM

Sistem Informasi Manajemen dalam Wikipedia Indonesia adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. SIM dibedakan dengan system system informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis system informasi lain yang diterapkan pada aktifitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya system pendukung keputusan, system pakar, dan system informasi eksekutif (www.id.wikipidea.org/System_Informasi Manajemen.webarchivexml). 2. Clinical Pathway

(3)

bukti untuk kelompok tertentu pasien dengans alur prediksi klinis, di mana tugas yang berbeda (intervensi) oleh para profesional yang terlibat dalam perawatan pasien, dioptimalkan dan dirunut berdasarkan jam (ED), hari (perawatan akut) atau kunjungan (homecare).

(http://en.wikipedia.org/wiki/Clinical_pathway).

The European Pathway Association (E-P-A) (2007) mendefinisikan care pathway adalah intervensi yang kompleks untuk untuk keputusan bersama dan mengorganisasi proses perawatan untuk menggambarkan kelompok kesehatan pasien selama waktu yang ditetapkan (Panella & Vanhaecht, 2010).

Clinical pathway adalah istilah yang digunakan untuk mempermudah dalam pendokumentasian perjalanan kegiatan suatu tindakan klinis baik medis, keperawatan maupun penunjang medis lainnya secara ringkas dan komunikatif. Atau Clinical Pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu yang merangkum setiap langkah yang dilakukan pada pasien mulai masuk RS sampai keluar RS berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur (Tim Casemix). Tujuan clinical pathway antara lain: memfasilitasi penerapan clinical guide dan audit klinik dalam praktek klinik, memperbaiki komunikasi dan perencanaan multidisiplin, mencapai atau melampaui standar mutu yang ada, mengurangi variasi yang tidak diinginkan dalam praktek klinik, memperbaiki komunikasi antara klinisi dan pasien, meningkatkan kepuasan pasien, identifikasi masalah riset dan pengembangan. Sitorus mengutip pernyataan Muller et al (2008) bahwa penerapan clinical pathways merupakan sebuah pendekatan yang dapat digunakan dalam rasionalisasi biaya tanpa mengurangi mutu. Metode ini merupakan model manajemen pelayanan kesehatan yang telah banyak diterapkan rumah sakit di berbagai belahan dunia. Pada tahun 2003 dilaporkan bahwa sebanyak 80% rumah sakit di Amerika Serikat telah menerapkan clinical pathways (Sitorus, 2011).

(4)

‘clinical’ and ‘hospital’ (misalnya bahasa Belanda, Italia, Perancis dan Jerman) (Panella & Vanhaecht, 2010).

3. Sejarah Clinical Pathway

Konsep Clinical Pathway muncul untuk pertama kalinya di New England Medical Center (Boston, USA) pada tahun 1985 yang terinspirasi oleh Karen Zander dan Kathleen Bower. Clinical Pathway muncul sebagai hasil dari adaptasi dari dokumen-dokumen yang digunakan dalam industri manajemen kualitas, standar prosedur operasional (SOPs), yang tujuan adalah:

a) Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. b) Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang ditetapkan.

Pada April 1991, VNA pertama, dalam konsultasi dengan pusat untuk kasus Management, Inc, Selatan Natick, MA, mengembangkan Home Health Care MapTools (sekarang disebut VNA FIRST Home Care Steps Protocols). Dan pada tahun 2005, Clinical Pathway telehealth diperkenalkan untuk menstandarkan kunjungan telehealth dan panggilan telepon di homecare.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Clinical_pathway). 4. Karakteristik Clinical Pathway/ Care Pathways

Menurut International Journal of Care Pathways (Panella & Vanhaecht, 2010), karakteristik Clinical Pathway/ Care Pathways terdiri dari :

a. Sebuah pernyataan tujuan dan “key elements” dari care based on evidence, best practice, dan harapan pasien dan karakteristik semuanya;

b. Memfasilitasi komunikasi diantara anggota team dengan pasien dan keluarga; c. Mengkoordinasikan proses perawatan dengan peran koordinasi dan rangkaian

aktifitas team perawatan multidisiplin, pasien dan keluarganya;

d. Mendocumentasikan, monitoring, dan evaluasi dari perbedaan dan outcomes/ hasil;

e. dan Mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki.

Produk pathway terlihat dari empat level : 1. Model pathway (international/national/regional level, prospective and not organization specific), 2. Operational pathway (local level, prospective and organization specific), 3. Assigned pathway (patient level, prospective and organization and patient specific) dan 4. Completed pathway (patient level, retrospective and organization and patient specific) (Panella & Vanhaecht, 2010).

Komponen yang ada di Clinical Pathway/ Care Pathways, terdiri dari :

a. The Pathway: Paparan visual tentang intervensi spesifik yang harus dikerjakan pada waktu tertentu

b. Variance Sheet: Formulir yang berisi: tanggal, masalah varians yang terjadi, intervensi, outcome, dan tanda tangan.

(5)

Menurut Iyer & Camp (2005) dalam bukunya Nursing Documentation : A Nursing Process Approach, mengemukakan kelebihan dan kekurangan catatan pasien yang terkomputerisasi , yaitu :

a. Mengurangi waktu dokumentasi, yang menjadi masalah bagi banyak lembaga. b. Membantu menciptakan data dasar yang banyak dibutuhkan pada perawatan

dirumah/ home care.

c. Kekurangan komputasi catatan pasien ini jika perangkat computer hilang dicuri. Terutama server.

5. Contoh Clinical Pathway/ Care Pathways

Sesuai definisinya Clinical Pathway/ Care Pathways yang memuat petunjuk bagi “multidisciplinary teams” dapat dilihat dari contoh dua Negara yang menggunakannya yaitu : Australia dan Inggris.

C. Evidance Based Aplikasi Clinical Pathway

(6)

Clinical pathways dari berbagai diagnosa penyakit yang dikumpulkan dalam kelompok diagnosa terkait disebut juga Diagnostic Related Group (DRG), dengan DRG ini akan dapat terlihat di tiap diagnosa medik terdapat angka rerata perawatan/ Length of Stay (LOS). Diagnostic Related Group/ DRG merupakan salah satu sistem pembayaran praupaya (PPS/ Prospective Payment System). DRG mulai diperkenalkan pertama kali oleh Profesor Bob Fetter dan Jon Thompson dari Yale University pada tahun 1980. DRG mulai digunakan sebagai metode pembayaran praupaya pada program medicare tahun 1983. Seiring dengan berkembangnya industri asuransi, DRG pun mulai dikenal di Indonesia. Di Indonesia upaya untuk menggunakan clinical pathway secara Nasional dimulai sejak Ina-DRG (Indonesia Diagnostic Related Group) Case Mix pada 15 RS Pilot Project pada 2007 (Depkes, 2007) sampai adanya perubahan tahun 2011 menggunakan Ina-CBGs yang diterapkan untuk mengefektifitaskan prosedur paket tindakan dan efisiensi pembiayaan pada pasien pengguna Jamkesmas (jaminan Kesehatan Masyarakat) atau Askeskin (Asuransi kesehatan Masyarakat Miskin).

D. Kesimpulan

1 Clinical care pathway merupakan rencana kolaboratif asuhan pasien yang mensyaratkan kerjasama antar dokter, perawat, staf klinis, dan staf penunjang. Alat dokumentasi primer yang merupakan bagian dari keseluruhan proses dokumentasi asuhan (Guinane, Carole. S., 1997) dan untuk mengoperasionalkannya terintegrasi dalam sistem informasi manjemen.

2 Clinical pathway dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional, dengan menghemat waktu dan tenaga.

3 Dengan diterapkannya Clinical pathway dalam DRG ini dapat memberikan beberapa keuntungan, seperti :

a. Bagi rumah sakit yaitu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu standar pelayanan kesehatan, memantau pelaksanaan program ”Quality Assurance”, memudahkan mendapatkan informasi mengenai variasi pelayanan kesehatan, dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan, dapat mempelajari proses pelayanan pasien, adanya rencana pelayanan pasien yang tepat, dan dapat dijadikan sebagai alat perencanaan anggaran rumah sakit;

b. Bagi pasien, yaitu memberikan prioritas pelayanan kesehatan berdasarkan tingkat keparahan penyakit, pasien menerima kualitas pelayanan kesehatan yang baik, mengurangi/ meminimalkan risiko yang dihadapi pasien, dan mempercepat pemulihan dan meminimalkan kecacatan; dan

(7)

kerja klinis dan alur pelayanan kesehatan (SOP), dan menstandardisasi proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.

4. Perlunya pelatihan untuk menjaga kesamaan persepsi dalam proses pelaksanaan dan pengisian Clinical pathway.

Daftar Pustaka

http://simkes.fk.ugm.ac.id/2011/10/kunjungan-peserta-pelatihan-tenaga-sik-ke-rsud-banyumas/, diakses tanggal 7 Juli 2017

Sitorus (2011) Penerapan Clinical Pathways Terbukti Mampu Menurunkan Biaya Pengobatan di RS, www.ugm.ac.id/.../3142-penerapan-clinical-pathway, diakses 7 Juli 2017.

Wikipedia. (2007). Clinical Pathway, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/clinical pathway, diakses tanggal 7 Juli 2017

Referensi

Dokumen terkait

A szóban forgó volt kormánytagok bebörtönzése – Julia Timosenko és környezetének félreállítását jelentette, így annak megakadályozását, hogy a volt

Dengan sifat-sifat penelitian kualitatif seperti yang diungkapkan menunjukkan bahwa jenis pendekatan ini dapat mengakomodir kebutuhan penelitian ini yang lebih

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai analisa pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Malang dalam memutus perkara Nomor

Kegiatan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Balai PSDA Bengawan

Kompetensi dasar merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik pada setiap mata pelajaran di kelas tertentu dan dapat dijadikan acuan oleh guru untuk membuat

Impor Produk Kehutanan Sementara (Rekomendasi Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) .. Surat Pernyataan yang

Pengaruh Likuiditas Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desain Dashboard Information System untuk PAR mencakup Key Performance Indicator (KPI) yang diperlukan untuk tingkat keberhasilan dan manfaat