• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMASARAN LAPORAN STUDI KASU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN PEMASARAN LAPORAN STUDI KASU"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN

Desen Pengampu: Dicki Hartanto, MM.

PEMASARAN PRODUK OLAHAN NENAS DAN NANGKA

USAHA BARI IBU DI DESA KUALU NENAS

KABUPATEN KAMPAR

Oleh:

1) Ayu Ningsih

(11416203484)

2) Ayu Safrina

(11416203401)

3) Marda Aprialni

(11416203403)

4) Ria Amelia

(11416203410)

5) Siti Rina Irayati

(11416203513)

5F MANAJEMEN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana telah memberikan anugerah dan rahmatnya dalam mengerjakan laporan “Pemasaran Produk Olahan Nenas dan Nangka Usaha Baru Ibu di Desa Kualu Nenas Kabupaten Kampar”. Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang bagaimana pegolahan produk dan pemasaran produk Usaha Baru Ibu.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dicki Hartanto, MM. selaku dosen Mata kuliah Manajemen Pemasaran. Tidak lupa kami ucapkan juga kerabat dekat dan pihak-pihak lain yang turut memberikan dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian ini.

Semoga penelitian ini bisa berguna bagi kita semua khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini belum begitu sempurna maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman,para dosen dan pihak lain demi kesempurnaan laporan saya ini.semoga penelitian kami ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Januari 2017

(3)

DAFTAR ISI

C. Biaya-biaya dalam Usaha Baru Ibu...12

D. Segmentasi dan Positioning Produk...12

E. Pemasaran Produk...13

BAB V...15

PENUTUP...15

A. Kesimpulan...15

(4)

DAFTAR PUSTAKA...16

LAMPIRAN...17

1) Hasil Observasi...17

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemasaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha, baik itu usaha kecil maupun usaha dalam bisnis besar. Dalam menjalankan suatu usaha, perusahaan atau badan usaha harus mampu menerapkan strategi-strategi pemasaran, menetapkan segmentasi, positioning produk, dan mengatur bisnisnya dengan efektif agar dapat mencapai keuntungan yang maksimal.

Desa Kualu Nenas merupakan suatu daerah yang terletak di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Daerah ini sangat potensial untuk budidaya nenas. Luas wilayah Desa Kualu Nenas sekitar 35.000 Ha. Desa Kualu Nenas yang berada di Kabupaten Kampar selama ini telah dikenal sebagai sentra penghasil nenas. Tak hanya dijual dalam kondisi segar, nenas-nenas ini juga diolah menjadi keripik nenas. Dan kini menjadi oleh-oleh khas kampar, pekanbaru dan sekitarnya. Bahan baku untuk pembuatan keripik nenas merupakan komoditi unggulan Desa Kualu Nenas, sedangkan bahan baku untuk pembuatan keripik nangka didatangkan dari luar daerah kualu nenas. Melimpahnya produksi nenas Desa Kualu Nenas dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan nilai tambah.

Dari latar belakang di atas, tim penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Pemasaran Produk Olahan Nenas dan Nangka Usaha Baru Ibu di Desa Kualu Nenas Kabupaten Kampar”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa jenis produk olahan nenas dan nangka yang ada di Usaha Baru Ibu? 2. Bagaimana pengelolaan produk olahan nenas dan nangka di Usaha Baru

Ibu?

3. Bagaimana biaya pengelolaan produk olahan nenas dan nangka di Usaha Baru Ibu?

(6)

5. Bagaimana cara pemasaran produk olahan nenas dan nangka di Usaha Baru Ibu?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis produk yang ada di Usaha Baru Ibu. 2. Untuk mengetahui proses pengelolaan produk di Usaha Baru Ibu. 3. Untuk mengetahui biaya pengelolaan Usaha Baru Ibu.

4. Untuk mengetahui segmentasi dan positioning pasar produk olahan nenas dan nangka di Usaha Baru Ibu.

(7)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Kotler (2000) seperti yang dikutip dalam Hendra Riofita (2015) menyatakan bahwa pemasaran dapat dibedakan ke dalam makna sosial dan makna manajerial. Secara sosial, pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak tertentu.1

Sementara itu, pemasaran menurut Stanton (1996) dalam buku Hendra Riofita (2015) adalah seni menjual produk dari keseluruhan sistem kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.2

Dengan demikian pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan Perusahaan.

B. Konsep Pemasaran

Konsep inti pemasaran adalah adanya kebutuhan dan keinginan dari individu atau kelompok, adanya produk, dan adanya pertukaran (Hendra:2015).

(8)

sifatnya tak terbatas sebagai akbibat dari budaya dan kepribadian yang dimiliki oleh individu yang membutuhkan.

Sementara itu, produk dalam pemasaran merupakan segala hal yang ditawarkan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan, seperti barang, jasa, ide, tempat, dan sebagainya. Produk akan dikatakan bermanfaat jika mmapu memberi nilai kepada yang membutuhkan.

Selanjutnya kebutuhan dalam pemasaran bisa terpenuhi bila terjadinya pertukaran nilai diantara para pemilik kebutuhan dan keinginan, seperti diantara konsumen –Pemerintah- Perantara- Produsen. jadi Konsep inti pemasaran adalah adanya kebutuhan dan keinginan dari individu atau kelompok, adanya produk dan adanya pertukaran.

C. Strategi Pemasaran

Menurut para ahli dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan duanpenentuan pokok yaitu, pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki dimasa yang akan datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk melayani pasar sasaran.3

Menurut Kotler (2004) seperti dikutip dalam skripsi Harti (2015) Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.4

3 Harti Apriyani, Implementasi Strategi Pemasaran dalam Promosi Bandrek Abah Dua Bersaudara Ciwidey Bandung, Kearsipan Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama, 2015, hlm 6.

(9)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agar mencapai tujuan yang diharapkan.

D. Rencana-rencana Pemasaran

Perusahaan membutuhkan adanya rencana pemasaran. Rencana pemasaran yang tertulis dapat memberi manfaat sebagai pedoman dalam memonitor perkembangan pemasaran yang telah dilaksanakan. Dengan adanya hal ini, diharapkan pemasaran yang dilakukan dapat sesuai dengan rencana yang telah disususn. Hasil yang diperoleh dari pemasaran yang telah dilakukan juga diharapkan dapat sesuai dengan rencana.

Kothler dan Amstrong (2001) dalam bukunya ”Prinsip-prinsip Pemasaran” seperti dikutip Shintya (2010) mendefinisikan perencanaan strategis sebagai proses pengembangan dan memelihara strategi yang tepat antara tujuan dan kemampuan organisasi dengan peluang pemasaran yang berubah. Perencanaan strategis sendiri terdiri dari pendefisian misi preusan secara jelas, penetapan tujuan pendukung, perancangan portafolio bisnis yang baik, dan pengkoordinasian strategi fungsional.5

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan dalam penelitian ini adalah pada tanggal 28 Desember 2016.

B. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan dalam peelitian ini adalah Home Industri Usaha Baru Ibu di Jl. Pekanbaru – Bangkinang Desa Kualu Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Alasan memilih lokasi tersebut karena daerah ini mempunyai potensi alam penghasil nenas terbaik di Provinsi Riau sekaligus untuk mengangkat salah satu makanan khas daerah Riau.

C. Subjek dan Objek

Subjek dalam penelitian ini adalah, Ibu Tini sebagai pemilik home industri Usaha Baru Ibu. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah “Pemasaran Produk Olahan Nenas dan Nangka Usaha Baru Ibu di Desa Kualu Nenas Kabupaten Kampar”.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Wawancara dengan narasumber Ibu Tini, pemilik Usaha Baru Ibu.

E. Produk

(11)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Jenis Produk

Usaha Baru Ibu merupakan salah satu usaha home industri yang ada di daerah Desa Kualu Kabupaten Kampar. Usaha yang dimiliki ibu Tini ini memproduksi dua jenis produk olahan nenas dan nangka yaitu keripik nenas dan keripik nangka. Beberapa atribut produk pada hasil olahan nenas dan nagka di Usaha Baru Ibu adalah sebagai berikut:

1. Penetapan Merek

Merek dari produk hasil olahan nenas dan nangka ini adalah “Usaha Baru Ibu”. Merek ini sekaligus menjadi nama toko tempat usaha pengolahan nenas dan nangka yang dimiliki oleh Ibu Tini.

2. Mutu

Mutu atau ketahanan produk olahan berupa keripik nenas dan nangka ini adalah 2-3 bulan.

3. Kemasan

(12)

4. Label

Pemberian label keripik nenas berupa komposisi, nama merek, izin dinkes, label halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan alamat produksi.

Produk keripik nenas dan keripik nangka Usaha Baru Ibu ini telah didukung dengan sertifikat- sertifikat yang dapat mendukung usahanya, seperti sertifikat dari dinas kesehatan yaitu P-IRT NO. 214.1406.01.095. sehingga, produk olahan nenas dan nangka Usaha Baru Ibu ini dapat dipercaya keamanan dan terjaminnya kesehatan apabila mengkonsumsinya.

B. Pengelolaan Produk

Usaha Baru Ibu melakukan pengelolaan produk sesuai dengan standar yang berlaku. Pengelolaan usaha juga dilakuan dengan baik sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang dengan baik pula.

Proses pengelolahan keripik nenas dan keripik nangka menggunakan mesin Vacuum Frying yang dibeli dari Malang dan pada umumnya proses pembuatan dialkukan melalui tahap yang sama. Perbedaan proses pengolahan hanya pada pembersihan nenas dan nangka. Pembersihan nenas dilakukan dengan mengupas dan membuang bintik hitam pada nenas, sedangkan pembersihan nangka dilakukan dengan pengupasan dan pembuangan biji nangka.

(13)

Adapun proses pengolahan keripik nenas dan nangka seperti hasil wawancara dan melihat langsung proses pembuatannya adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku utama didalam melakukan kegiatan produksi keripik nenas dan keripik nangka adalah adalah buah nenas segar dan buah nangka. Adapun kapasitas mesin vacuum frying berukuran besar untuk satu kali penggorengan dibutuhkan 50-60 buah nenas segar yang beratnya sekitar 800 gr-1000 gr/buah atau 10-15 buah nangka, yang dapat menghasilkan 2,7 Kg keripik nenas. Sedangkan mesin yang kecil memiliki kapasitas 20-30 buah nenas atau 5-6 buah nangka. Bahan baku untuk pembuatan keripik nenas ini diperoleh pengusaha dari pembelian di kebun-kebun petani yang ada di desa Kaulu Nenas.

Buah Nenas Segar

2. Pengolahan

(14)

3. Pengupasan

Nenas dan nangka yang sudah cukup tua (matang) dikupas kulitnya dengan menggunakan pisau yang tajam dan alas papan telenan. Tebal kulit dibuang sekitar 1 cm, ujung buah dibuang sekitar 1,5 cm dan pangkal buah sekitar 1 cm, dalam proses pengupasan termasuk proses pembunagn mata nenas.

4. Pembuangan Empulur

Pembuangan empulur dengan menggunakan pipa tipis dengan diameter

0,75 inch, panjang 50 cm, dengan cara pipa ditusukkan pada empulur dari pangkal hingga tembus ujung buah nenas, dalam pipa terdapat kayu kecil panjang 75 cm guna mendorong empulur yang tertusuk hingga keluar, sehingga nenas tidak memiliki empulur.

5. Pembuangan Biji nangka

Buah nangka yang sudah dikupas kulitnya, selanjutnya dilakukan pemisahan daging buah dengan kulit buah, kemudian biji nnagka dibuang dan tidak digunakan.

6. Perajangan

Setelah nenas dikupas dan dibuang empulurnya selesai kemudian nenas dirajang atau dipotong-potong dengan ketebalan lebih kurang 2,5-5 cm dengan menggunakan pisau, saat perajangan buah yang dipotong tersebut ditampung dengan baskom berisi air yang telah diberi garam dan soda yang bertujuan agar keripik nenas yang dihasilkan terasa renyah. 7. Penggorengan

Sebelum proses ini dilakukan terlebih dahulu mesin Vacuum Frying

(15)

nenas dengan menggunakan bahan bakar gas dan bak pendingin yang di isi air dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m, tinggi 80 cm. Dalam proses ini telah diatur dengan suhu optimal yaitu84 °C. Pemasakan atau penggorengan keripik nenas dilakukan selama kurang lebih 2,5 jam atau 150 menit.

8. Penirisan

Setelah keripik nenas dimasak, dilakukan penirisan keripik guna

mengurangi kadar minyak yang digunakan alat penirisan sentrifugal yang diputar dengan mesin dinamo dan menggunakan bantuan tenaga listrik.

9. Pengemasan

(16)

C. Biaya-biaya dalam Usaha Baru Ibu

Penetapan biaya seperti harga produk ini ditetapkan berdasarkan biaya produksi, dan pendekatan berdasarkan persaingan dilakukan dengan mengikuti harga pesaing. Dalam hal ini pengrajin harus dapat memperkirakan atau jika perlu mengintip berapa harga keripik nenas yang ditetapkan oleh pesaing. Adapun informasi biaya-biaya yang tim penulis dapatkan adalah:

1. Biaya pembelian buah nangka satu mobil berisi 150 buah nangka, harga Rp 20.000,-/buah.

2. Harga mesin Vacuum Frying Rp 27.000.000,- dan terdapat 3 (tiga buah mesin)

3. Harga produk keripik nenas dan keripik nangka: a. Kemasan 1 Kg : Rp

150.000,-b. Kemasaran 500 gr : Rp 75.000,-c. Kemasaran 250 gr : Rp 35.000,-d. Kemasan 100 gr : Rp

10.000,-D. Segmentasi dan Positioning Produk 1. Segmenting dan Targeting

(17)

2. Positioning

Produk keripik nenas dan keripik nangka hasil produksi Usaha Baru Ibu ini sudah menjadi pilihan konsumen maupun pelanggan. Hal ini dikarenakan Usaha Baru Ibu memproduksinya dengan sangat baik dan sudah mendapat izin dan pengakuan standar keamanan dan kesehatan dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia. keripik nenas dan nangka ini sudah dikenal dan tertanam di benak masyarakat sebagai makanan khas daerah Riau yang enak, renyah dan gurih karena diproses dengan sangat baik. Sehingga keripik nenas dan keripik nangka ini telah mendapat positioning yaitu sebagai “Makanan Khas Riau yang enak, renyah, dan bergizi”.

E. Pemasaran Produk

Saluran pemasaran Usaha Baru Ibu terdiri dari 2 (dua) saluran pemasaran, yaitu saluran pemasaran langsung dan tidak langsung. Ibu Tini memasarkan keripik di toko/kios miliknya dengan lokasi cukup strategis yaitu berada di pinggir Jalan Lintas Sumatera Barat, dalam hal ini merupakan saluran pemasaran langsung. Saluran pemasaran tidak langsung dilakukan melalui pedagang perantara, yaitu melalui pedagang pengecer dan lainnya. 1. Pemasaran Langsung

Home industi Usaha Baru Ibu sebagai produsen memasarkan keripik nenas dan kerpik nangka langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara, hal ini terlihat dari keripik nenas yang dijual di toko milik pengusaha. Toko ini sengaja didirikan karena pembuatan keripik nenas dan keripik nangka juga dilakukan di tempat usaha sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya transportasi untuk mengangkut keripik yang telah diolah. Pemasaran ini juga cukup menjanjikan dengan lokasi di pinggir Jalan Lintas Sumatera Barat sehingga setiap hari toko kerap dikunjungi oleh pembeli yang melintas di jalan tersebut.

2. Pemasaran Tidak Langsung

(18)

pemborong dari berbagai daerah seperti Sumatera Barat, Jakarta dan Sumatera Utara.

Kendala dalam usaha keripik nenas ini menurut ibu Tini adalah, asupan nenas dari ladang yang terkadang susah diprediksi masa panennya, apalagi dimasa bukan panen raya nenas sulit didapatkan. Sehingga menganggu kapasitas produksi keripik nenasnya. Kemudian jaringan usaha yang belum berkembang menyebabkan pemasaran keripik nenas hanya mencakup daerah sekitar sini saja. Namun menurut martini usaha ini cukup memberikan profit yang lumayan untuk keluarganya sampai saat ini.

Total penjualan dari usaha keripik nenas dan keripik nangkanya ini berkisar Rp.500.000,- hingga Rp 3.000.000,-/ hari. Mendekati momen Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri permintaan keripik nenas biasanya meningkat. Penjualannya bisa mencapai 5 juta rupiah per harinya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

(19)

lokasi Usaha Baru Ibu ini cukup strategis. Strategi pemasaran produk adalah emasaran langsung dan pemasaran tidak langsung yang diasarkan melalui pedangan pengecer. Kendala dalam usaha ini adalah, asupan nenas dari ladang yang terkadang susah diprediksi masa panennya, apalagi dimasa bukan panen raya nenas sulit didapatkan. Sehingga menganggu kapasitas produksi keripik nenasnya. Kemudian jaringan usaha yang belum berkembang. Namun profit usaha keripik nenas dan keripik nangka ini lumayan dan bisa meraih keuntungan yang maksimal.

B. Saran

1. Pengusaha melakukan promosi secara langsung, seperti promosi melalui mediainternet agar keripik nenas dapat dikenal oleh masyarakat luas. 2. Adanya perhatian pemerintah terhadap pengrajin keripik nenas. 3. Pengrajin membuat pembukuan yang jelas terhadap usaha.

4. Kerjasama pengrajin dalam pemasaran produk sehingga bisa memenuhi peluang pasar yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Riofita, Hendra. 2015. Strategi Pemasaran. Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatera.

Apriyani, Harti. 2015. Implementasi Strategi Pemasaran dalam Promosi Bandrek Abah Dua Bersaudara Ciwidey Bandung.

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5812/ Bab%202.pdf?sequence=10. [Diakses 2 Januari 2017].

Herwanto, Shintya Permatasari. 2010. Analisis Rencana Pemasaran Produk Clay Melalui Gerai dan Penjualan Online.

(20)

LAMPIRAN

1) Hasil Observasi

(21)

Mesin Vacuum Frying

(22)
(23)
(24)
(25)

2) Hasil Wawancara

Narasumber : Ibu Martini (Pemilik Usaha Baru Ibu)

Pewawancara : bagaimana perkembangan usaha?

Narasumber : Usaha Baru Ibu ini dimulai sekitar tahun 2009, ide usaha ini muncul karena melihat potensi alam Desa Kualu Nenas yang merupakan penghasil nenas dengan kualitas baik.

Pewawancara : produk apa saja yang dihasilkan di Usaha Baru Ibu?

Narasumber : produk yang dihasilkan itu keripik nenas dan keripik nangka.

Pewawancara : bagaimana rincian biaya pada pengelolaan Usaha Baru Ibu?

Narasumber : biaya beli mesin Rp 27.000.000 dipesan dari Malang, sekarang mesinnya ada 3 buah. Biaya membeli nangka per buahnya Rp 20.000.

Pewawancara : bagaimana proses pengolahan keripik nenas dan keripik nangka?

Narasumber : dimulai dari pembersihan nenas dan nangka, perendaman dengan air garam dan soda, penggorengan selama kurang lebih 3 jam, pengeringan dengan mesin, selanjutnya dilakukan pengemasan sesuai takaran yang ditentukan.

Pewawancara : takarannya berapa-berapa saja buk?

Narasumber : ada yang 1 ons, ¼ kg, ½ kg, dan 1 kg.

Pewawancara : berapa harga keripik nenas dan nangka?

Narasumber : keripik nenas dan nangka ini harganya sama. 1 ons Rp 10.000, ¼ kg Rp 35.000, ½ kg Rp 75.000, 1 Kg Rp 135.000.

Pewawancara : bagaimana cara pemasaran keripik nenas dan keripik nangka?

(26)

masyarakat sekitar, konsumen yang singgah dari perjalanan Pekanbaru-Sumbar dan sebaliknya, dan ada juga dari toko lain yang memborong untuk dijual kembali.

Pewawancara : berapa omest yang ibu dapatkan?

Referensi

Dokumen terkait

Kerja keras dan kerjasama yang baik di antara Komisioner dengan jajaran Sekretariat KPU Kota Bogor dalam melaksanakan program dan kegiatan, Alhamdulillah pada Tahun 2016,

Dengan kebutuhan manusia yang serba praktis seperti sekarang, kita bisa memilih beragam material bermotif alami namun perawatannya tidak sulit, seperti Tile Polished GRANITO ™

Attitude memengaruhi Green Purchase Intention (GPI), Variabel Subjective Norms tidak memengaruhi Green Purchase Intention (GPI), Variabel Perceived Behaviour Control

Pada retinoblastoma grup A-C, unilateral atau bilateral, dimana penglihatan masih mungkin untuk dipertahankan karena ukuran tumor sangat kecil, maka dapat

Tingkat pendidikan orang tua dalam penelitian hubungan pola asuh orang tua dengan kemampuan perawatan diri anak retardasi mental adalah SLTA atau yang sederajat yaitu

Berdasar- kan observasi pelaksanaan proses pemasangan infus menurut SPO yang telah ditetapkan RS PKU Muhammadiyah Gombong, masih banyak perawat yang tidak hafal SPO

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

a) Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan Masa trimester I disebut juga masa organogenesis, dimana dimulainya perkembangan organ-organ janin. Apabila terjadi