EFEK OBAT KUMUR DENGAN KANDUNGAN MINYAK
ESENSIAL TERHADAP STATUS KESEHATAN RONGGA
MULUT DITINJAU DARI INDEKS PLAK PADA
PASIEN ORTODONTI CEKAT
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
STEFANI HUTAGALUNG
NIM : 100600103
Pembimbing:
Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ortodonti
Tahun 2015
Stefani Hutagalung
Efek Obat Kumur dengan Kandungan Minyak Esensial terhadap Status Kesehatan
Rongga Mulut Ditinjau dari Indeks Plak pada Pasien Ortodonti Cekat.
xi + 34 halaman
Perawatan ortodonti memiliki banyak keuntungan, namun di sisi lain juga memiliki beberapa risiko yang harus diperhitungkan yaitu meningkatnya penyakit periodontal dan demineralisasi. Alat ortodonti cekat menyebabkan kesulitan pada pasien saat menyikat gigi sehingga terjadi penumpukan plak. Oleh karena itu, dianjurkan adanya penggunaan obat kumur dalam prosedur tambahan untuk
pembersihan rongga mulut pada pasien ortodonti selain menyikat gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obat kumur dengan kandungan minyak esensial terhadap indeks plak pada pasien ortodonti cekat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis jenis pre-posttest group design dengan menggunakan 40 sampel mahasiswa/i FKG USU yang menggunakan pesawat ortodonti cekat yang terdiri dari 25 perempuan dan 15 laki-laki yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan metode uji-t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata indeks plak sebelum perawatan adalah 1,59. Nilai rata rata indeks plak sesudah perawatan adalah 1,13. Hasil analisis dengan uji-t
berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur. Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur dengan kandungan minyak esensial selama 14 hari pada pasien ortodonti cekat.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan hasil penelitian ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji
Medan, Mei 2015
Pembimbing: Tanda
Tangan
Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort
………..
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal Mei 2015
TIM PENGUJI
KETUA : Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort
ANGGOTA : 1. Erliera, drg, Sp.Ort
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan anugerahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Ucapan teristimewa penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ir. Boas Hutagalung, MSc., dan Almh. dr. Katharina Sihombing M.Kes., dan saudara-saudara saya Immanuel dan Pieter atas doa, nasihat dan dukungan yang terus menerus
sehingga skripsi ini dapat selesai. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K), selaku ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort., selaku pembimbing yang telah banyak
menyediakan waktu, pikiran, motivasi dan saran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini selesai dengan baik.
4. Erliera, drg., Sp.Ort., dan Ervina, drg., Sp.Ort., selaku penguji yang telah banyak menyediakan waktu, pikiran, motivasi dan saran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini selesai dengan baik.
5. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort., selaku koordinator skripsi Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
6. Pitu Wulandari, drg., Sp.Si., Sp.Perio selaku pembimbing akademis yang telah membimbing penulis selama pendidikan akademik.
7. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terutama staf dan pegawai di Departemen Ortodonsia FKG USU atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat terbaik yaitu Tommy, Afla, Nandra, Ojan, Vicky, Martini, Ayu, Danil, Brian, Khairullah, Azrai, Andi, Wanda, Ira, Fanny, Tia atas doa dan
9. Orangtua dan sahabat terbaik yaitu Frida Deliana, Hermanto Tarigan, Ferdian Ade, Monica, Dinda, Jessica, Sherilyn, Theresia, Eunike, Benny, Kristin atas doa dan dukungannya.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
3.4 Sample Penelitian ... 17
3.5 Besar Sampel ... 18
3.6 Variabel Penelitian ... 19
3.7 Defenisi Operasional ... 19
3.8 Alat dan Bahan Penelitian ... 20
3.9 Prosedur Penelitian... 21
3.10 Pengolahan dan Analisa Data... 22
3.11 Etika Penelitian ... 23
3.12 Skema Alur Penelitian ... 24
BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 25
4.1 Gambaran Responden Pemakai Ortodonti Cekat ... 25
4.2 Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Berkumur ... 25
4.3 Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Berkumur... 26
BAB 5 PEMBAHASAN ... 29
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32
6.1 Kesimpulan ... 32
6.2 Saran ... 32
DAFTAR PUSTAKA ... 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Metode Bass ... 10
2 Alat Penelitian ... 20
3 Bahan Penelitian... 21
4 Pemeriksaan indeks plak dengan sonde ... 22
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Kriteria pemberian skor pada pengukuran Indeks Plak Ramford 11
2 Kriteria pemberian skor pada pengukuran indeks plak ... 12
3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 25
4 Distribusi responden berdasarkan frekuensi dan waktu menyikat
gigi ... .. 26
5 Hasil uji statistik indeks plak sebelum dan sesudah berkumur... 26
6 Hasil uji statistik penurunan indeks plak sebelum dan sesudah
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Lembar persetujuan kepada calon subjek penelitian
2 Lembar persetujuan subjek penelitian
3 Lembar pemeriksaaan pasien
4 Kuisioner
5 Data skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur
6 Hasil uji normalitas data
7 Hasil uji-t berpasangan skor rerata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ortodonti
Tahun 2015
Stefani Hutagalung
Efek Obat Kumur dengan Kandungan Minyak Esensial terhadap Status Kesehatan
Rongga Mulut Ditinjau dari Indeks Plak pada Pasien Ortodonti Cekat.
xi + 34 halaman
Perawatan ortodonti memiliki banyak keuntungan, namun di sisi lain juga memiliki beberapa risiko yang harus diperhitungkan yaitu meningkatnya penyakit periodontal dan demineralisasi. Alat ortodonti cekat menyebabkan kesulitan pada pasien saat menyikat gigi sehingga terjadi penumpukan plak. Oleh karena itu, dianjurkan adanya penggunaan obat kumur dalam prosedur tambahan untuk
pembersihan rongga mulut pada pasien ortodonti selain menyikat gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obat kumur dengan kandungan minyak esensial terhadap indeks plak pada pasien ortodonti cekat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis jenis pre-posttest group design dengan menggunakan 40 sampel mahasiswa/i FKG USU yang menggunakan pesawat ortodonti cekat yang terdiri dari 25 perempuan dan 15 laki-laki yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan metode uji-t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata indeks plak sebelum perawatan adalah 1,59. Nilai rata rata indeks plak sesudah perawatan adalah 1,13. Hasil analisis dengan uji-t
berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur. Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur dengan kandungan minyak esensial selama 14 hari pada pasien ortodonti cekat.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi berjejal, malposisi dan protusif telah menjadi permasalahan bagi manusia
sejak dulu, sehingga manusia bertujuan untuk menciptakan pesawat ortodonti untuk
mengoreksi kelainan pada gigi sejak 1000 S.M.1 Tujuan utama dari perawatan
ortodonti adalah untuk meningkatkan penampilan dento fasial, memperbaiki fungsi
pengunyahan yang kurang baik, dan mengeliminasi kesalahan oklusi yang dapat
menyebabkan kerusakan pada gigi dan jaringan periodonsium.2
Perawatan ortodonti memiliki banyak keuntungan, namun di sisi lain juga
memiliki beberapa risiko yang harus diperhitungkan. Jika perawatan ortodonti pada
dasarnya membawa keuntungan bagi pasien, maka perawatan juga harus mampu
mengeliminasi kemungkinan kerusakan yang dapat disebabkan oleh perawatan
ortodonti itu sendiri. Merupakan hal yang penting menilai potensi keuntungan dan
risiko perawatan, kemudian menyeimbangkan kedua aspek tersebut sebelum
memutuskan untuk melakukan perawatan ortodonti.3
Demineralisasi enamel pada umumnya adalah komplikasi yang paling sering
dijumpai pada perawatan ortodonti, prevalensinya sekitar 2-96% ditemukan pada gigi
pasien ortodonti. Gorelick (1982) meneliti tentang white spot pada pasien anak yang
memakai ortodonti cekat, hasilnya ditemukan bahwa setengah dari pasien tersebut
memiliki paling sedikit satu white spot setelah perawatan ortodonti cekat. Gorelick
menemukan bahwa demineralisasi terjadi secara cepat bahkan dalam bulan pertama
pemakaian ortodonti cekat.Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
level dari Streptococcus mutans dan Lactobacilli, yaitu bakteri patogen yang berperan
utama dalam pembentukan dental plak dan karies setelah pemasangan pesawat
ortodonti cekat.3
Selama perawatan ortodonti, perkembangan white spot tidak dapat dihindari
cekat memiliki risiko meningkatnya penyakit periodontal, akibat kesulitan pada
pasien saat menyikat gigi sehingga menyebabkan penumpukan plak. Aspek penting
dari perawatan ortodonti adalah untuk memiliki standar yang tinggi dari kebersihan
rongga mulut. Oleh sebab itu, pasien memerlukan perawatan khusus dalam mencegah
risiko karies akibat perawatan ortodonti.4
Langkah-langkah pembersihan gigi yang dianjurkan dalam perawatan
ortodonti adalah menggosok gigi dan flossing. Salah satu strategi untuk
meningkatkan pembersihan plak adalah menggunakan obat kumur antibakteri.
Beberapa uji klinis menunjukkan bahwa status kebersihan rongga mulut meningkat
ketika obat kumur antibakteri ditambahkan ke dalam langkah-langkah pembersihan
rongga mulut sehari-hari (menyikat gigi dan flossing) dibandingkan dengan hanya
menyikat gigi dan flossing saja. Oleh karena itu, obat kumur berperan penting sebagai
metode pembersihan gigi pada pasien ortodonti cekat.4
Pada saat ini, terdapat dua obat kumur antiseptik yang berpotensial
mengurangi jumlah plak dan gingivitis dan mendapatkan The Scientific Affairs Seals
of Acceptance dari Dewan American Dental Assosiation yaitu Chlorhexidine dan
Listerine. Namun, di samping kegunaan Chlorhexidine terdapat beberapa kekurangan
dari obat kumur tersebut, antara lain dijumpai stain kecoklatan pada gigi, lidah,
tambalan restorasi, mengubah sensasi rasa sampai 4 jam setelah berkumur dan
terkadang dihubungkan dengan penumpukan kalkulus pada supragingival. Di sisi
lain, obat kumur yang mengandung minyak esensial yang mengandung campuran
dari tiga zat fenolik turunan minyak esensial yaitu 0,064% thymol, 0,092%
eucalyptol, dan 0,024% menthol digabungkan dengan 0,060% metil salisilat
merupakan obat kumur yang mempunyai efek yang serupa dengan chlorhexidine,
yaitu sebagai antiplak dan antigingivitis namun tidak memiliki efek samping yang
tidak diinginkan.5
Menurut penelitian Habashneh dkk., (2014) dalam studi perbandingan
berkumur dengan obat kumur yang mengandung minyak esensial dan air
menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur yang mengandung minyak esensial
0,5% peningkatan permukaan plak pada kelompok penggunaan air ditinjau dengan
pengukuran indeks plak.5 Sejumlah penelitian periodontal menegaskan bahwa obat
kumur yang mengandung minyak esensial mampu membunuh sejumlah
mikroorganisme secara in vitro dan in vivo.4,5
Penelitian Santos (2003), dalam 6-9 bulan, obat kumur dengan minyak
esensial secara signifikan lebih baik dibandingkan berkumur dengan air biasa, obat
kumur yang mengandung minyak esensial secara signifikan mampu mengurangi plak
dan menaikkan kekebalan terhadap gingivitis. Studi ini menyimpulkan obat kumur
yang mengandung minyak esensial adalah agen pembersih mulut sehari-hari yang
mampu mengontrol plak dan gingivitis.16
Penilitian Kumar dkk., (2006) membandingkan clorhexidine, listerine dan
sodium flouride menunjukkan bahwa listerine adalah yang paling efektif dalam
mengurangi penumpukan plak pada pasien ortodonti cekat. Listerine menduduki
peringkat kedua setelah chlorhexidine sebagai obat kumur yang mampu mengurangi
total koloni bakteri patogen, mengurangi insiden gingivitis, dan inhibitor plak bakteri.
Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur dalam prosedur pembersihan
rongga mulut selama perawatan ortodonti memiliki peranan yang penting dalam
merawat kebersihan rongga mulut pasien.17,18
Minimnya penelitian mengenai efek obat kumur terhadap status kebersihan
rongga mulut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan salah satu
obat kumur dengan kandungan minyak esensial terhadap status kebersihan rongga
mulut ditinjau dari indeks plak pada pasien ortodonti cekat.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh obat kumur dengan kandungan minyak esensial
terhadap indeks plak pada pasien ortodonti cekat?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obat kumur dengan
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh obat kumur dengan kandungan
minyak esensial terhadap indeks plak pada pasien ortodonti cekat.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai penelitian pendahuluan tentang pengaruh obat kumur dengan
kandungan minyak esensial terhadap status kebersihan rongga mulut pada pasien
ortodonti cekat.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi dokter gigi dan ahli ortodonti untuk
menambahkan obat kumur dengan kandungan minyak esensial sebagai pemeliharaan
kebersihan rongga mulut dalam perawatan ortodonti.
3. Sebagai edukasi kepada pasien ortodonti cekat untuk menambahkan obat
kumur dengan kandungan minyak esensial sebagai pemeliharaan kebersihan rongga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Plak
2.1.1 Defenisi Plak
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme
yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Banyak bakteri melekat pada pelikel – film glikoprotein yang terbentuk oleh saliva – di enamel atau permukaan akar yang
terekspos. Kombinasi plak, pelikel dan bakteri disebut sebagai biofilm oral.
Akumulasi dan metabolisme bakteri yang melekat pada jaringan keras rongga mulut
ini adalah penyebab utama dari karies, gingivitis, dan periodontitis.6,7
Beberapa hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak
berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri kokus gram positif merupakan
jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans, Streptococcus
sanguis, Streptococcus mitis dan Streptococcus salivarius serta beberapa strain
lainnya. Streptococci merupakan spesies bakteri pertama yang menempel pada gigi
dan mengawali pembentukan plak. Spesies lainnya akan menginifiltrasi plak secara
progresif dan setelah beberapa hari menghalangi pertumbuhan, sehingga gram negatif
akan menjadi predominan.6,8
Organisme yang paling kariogenik adalah Streptococcus Mutans,
Streptococcus Sobrinus, dan basilus Lactobacillus. Pada penderita karies aktif jumlah
laktobacillus pada plak gigi berkisar 104 – 105 sel/mg plak. Organisme-organisme ini tidak hanya memproduksi asam organik dengan cepat dari karbohidrat, mereka juga
dapat bertahan dalam lingkungan asam. Walaupun demikian S. mutans diakui sebagai
penyebab utama karies oleh karena mempunyai sifat asidogenik (memproduksi asam)
dan asidurik (resisten terhadap asam).6,8
Stephan (1940) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa plak dental yang
penurunan pH, kemudian secara perlahan kembali ke nilai normal pH plak. Setelah
proses tersebut, hubungan sebab akibat dari asam kuat yang diproduksi oleh plak
merespon sukrosa, sehingga proses aktivitas karies mulai terbentuk. Proses
fermentasi yang dimulai dengan produksi asam organik kuat seperti asam laktat, asam
format, dan asam piruvat menyebabkan demineralisasi permukaan gigi.9
Hasil dari fermentasi bakteri dalam rongga mulut adalah penurunan pH dalam
waktu sekitar 4-5 menit, dan tahap penurunan pH ini berlanjut sampai beberapa jam
tergantung dengan keberadaan faktor proteksi saliva. Metabolisme bakteri terhadap
karbohidrat pada plak dapat menyebabkan turunnya pH dengan sangat cepat hingga
2-4 poin pada permukaan gigi. Demineralisasi yang menyebabkan karies sebanding
dengan level pH dan durasi kontak pH yang rendah dengan permukaan gigi.9
2.1.2 Struktur dan Komposisi Plak Dental
Plak gigi secara luas dapat digolongkan sebagai supragingiva dan subgingiva
plak. Plak supragingiva ditemukan pada atau di atas margin gingiva dan
kemungkinan berkontak langsung dengan margin gingiva. Plak subgingiva ditemukan
di bawah margin gingiva.10
Plak gigi terdiri terutama dari mikroorganisme dan 1 gram plak (berat basah)
mengandung sekitar 2x1011 bakteri. Lebih dari 325 spesies bakteri yang berbeda
dapat ditemukan dalam plak dengan potensial lebih dari 500 spesies yang tercatat
pada sampel rongga mulut. Mikroorganisme yang bebas bakteri juga ditemukan
dalam plak dan termasuk spesies mikoplasma, protozoa, dan virus. Mikroorganisme
yang ada dalam matriks intraselular tersebut juga berisi beberapa sel pejamu, seperti
sel-sel epitel dan leukosit.10
Sekitar 70-80% kandungan plak terdiri dari mikroba dan sisanya mewakili
matriks ekstraseluler. Matriks interseluler sekitar 20% dari massa plak, terdiri dari
bahan organik dan anorganik berasal dari saliva, cairan sulkus gingiva, dan bakteri.
Bahan organik matriks tersebut adalah polisakarida, protein, glikoprotein dan lipid.
Komponen anorganik terdiri dari kalsium, magnesium, sodium, potasium, dan
bagian bawah. Ion kalsium dapat membantu adhesi antara bakteri maupun bakteri
dengan pelikel. Sumber organik dan anorganik komponen adalah saliva. Jika terdapat
peningkatan konten mineral, massa plak dapat berkalsifikasi ke bentuk kalkulus.10
2.1.3 Tahap-tahap Pembentukan Plak
Tahap-tahap yang berbeda dalam pembentukan plak terdiri dari tiga tahap,
yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi awal serta kolonisasi sekunder dan pematangan
plak.10
2.1.3.1 Pembentukan Pelikel
Dalam hitungan detik protein saliva membersihkan lapisan tipis dari
permukaan gigi yang sebagian besar adalah glikoprotein, yang melekat pada
permukaan gigi (serta pada restorasi dan gigi palsu). Lapisan ini disebut pelikel tipis
saliva (0,5µ) halus, tidak berwarna, transparan, dapat melekat pada permukaan gigi,
dan dapat dihapus hanya dengan gesekan. Timbul adanya elektrostatik antara
hidroksiapatit dan komponen saliva tertentu seperti glikoprotein. Pada awalnya
pelikel dalam keadaan bebas bakteri.10
Komponen khas pelikel pada berbagai daerah bervariasi komposisinya.
Pengamatan terhadap pelikel enamel yang baru terbentuk menunjukkan bahwa
komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, dimana pelikel dibentuk
oleh adsorpsi makromolekul sekitar secara selektif. Pelikel berfungsi sebagai
penghalang protektif, yang akan bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah
desikasi (pengeringan) jaringan. Selain itu, pelikel merupakan substrat dimana bakteri
dari sekitarnya akan melekat.10
2.1.3.2 Kolonisasi Awal Plak
Hanya membutuhkan waktu beberapa menit, pelikel langsung terdeposit oleh
populasi bakteri. Bakteri dapat terdeposit secara langsung pada enamel tetapi selalu
terjadi perlekatan dengan pelikel dan agregasi bakteri juga dilapisi oleh glikoprotein
dan jika area kontak dari subjek cukup mengenai seluruh permukaan maka deposit
bakteri sangat minimal. Ketika mengkonsumsi diet lunak, gigi yang digunakan hanya
terkena sedikit atau tidak sama sekali permukaan gigi dan mendorong terjadinya
deposit dari bakteri. Akumulasi terbesar terdapat pada sisi yang tersembunyi pada
bagian yang tidak terkena gesekan dan pergerakan dari lidah. Regio interdental yang
berada di bawah daerah kontak merupakan sisi yang memiliki ketebalan plak
terbesar.10
Pada beberapa jam pertama, perlekatan jenis Streptococcus dan Actinomyces
pada pelikel merupakan awal dari kolonisasi. Pembentukan plak supragingiva diawali
oleh bakteri dengan kemampuannya membentuk polisakarida ekstraseluler yang
diikuti dengan perlekatan pada gigi dan yang lainnya termasuk pada Streptococcus
mitior, S. Sanguis, Actinomyces dan A. Naeslundi. Dua tahap pembentukan plak ini
membutuhkan waktu dalam 2 hari. Pertumbuhan plak disebabkan karena ikatan
multiplikasi internal dan deposisi pada permukaan gigi dengan masa multiplikasi
bakteri yang sangat lambat sampai plak menjadi matur.10
2.1.3.3 Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak
Bakteri pengkoloni sekunder melekat ke plak setelah kolonisasi awal dan
mengambil keuntungan atas perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat
pertumbuhan plak dan metabolismenya. Pertama-tama pada proses ini, terdapat sisa
ruang intersisial dibentuk oleh interaksi bakteri seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya yaitu dengan gram negatif kokus seperti jenis Neisseria dan Veilonella.
Kemudian, setelah 4-7 hari sebagai tanda pembentukan plak yaitu adanya inflamasi
gingiva yang terus berkembang. Selama proses ini kondisi lingkungan akan berubah
secara bertahap sehingga menyebabkan perubahan yang lebih jauh. Hal ini termasuk
pembukaan sulkus gingiva yang merupakan bagian dari pertumbuhan bakteri yang
lebih dalam ditandai dengan aliran cairan dari sulkus gingiva. Hal ini memungkinkan
bakteri lain yang memilki kebutuhan metabolisme berbeda untuk masuk ke dalam
plak, termasuk gram negatif seperti jenis Prevotella, Porphyromonas,
dari plak semakin meningkat lebih jauh dengan adanya gambaran bakteri motil
seperti Spirocaeta dan Vibros. Interaksi bakteri yang lebih jauh mengakibatkan
perbedaan jumlah dan jenisnya. Kolonisasi sekunder ini juga terbentuk dari beberapa
kelompok bakteri yang berasal dari plak subgingiva pada pembentukan selanjutnya.10
Pada proses ini plak sangat lunak, lapisan yang tidak terkalsifikasi merupakan
tempat akumulasi bakteri yang melekat pada objek lain seperti restorasi, gigi tiruan,
dan kalkulus. Lapisan tipis ini hampir terlihat dan dapat diperlihatkan hanya dengan
menggunakan disclosing agent. Lapisan ini terlihat adanya deposit warna kekuningan
atau abu-abu yang tidak dapat dihilangkan hanya dengan berkumur atau dengan
irigasi tetapi dengan menggunakan sikat gigi.10
2.2 Kontrol Plak
Kontrol plak biasanya berarti langkah-langkah pencegahan yang bertujuan
untuk menghilangkan plak gigi dan mencegahnya muncul kembali. Hal ini dapat
dicapai baik secara mekanis atau kimia. Secara mekanis, kontrol plak dapat dilakukan
sehari-hari dengan menyikat gigi dan flossing.11
Terdapat beberapa metode menyikat gigi yang direkomendasikan oleh dokter
gigi dan lembaga asosiasi dokter gigi. Metode menyikat gigi berbeda-beda
berdasarkan perbedaan umur pada pasien dan pasien dengan keadaan tertentu. Salah
satu metode menyikat gigi adalah metode Stillman. Pasien diinstruksikan
mengarahkan kepala sikat gigi dengan arah 45 derajat lebih ke mahkota daripada ke
arah apikal dengan gerakan menggetarkan dan memutar pendek. Metode yang paling
mudah adalah metode Scrub, dengan kepala sikat gigi dipegang secara pararel
terhadap gingiva dengan gerakan horizontal membersihkan sulkus gingiva, serta
bagian oklusal dan lingual dengan cara yang sama.23
Metode menyikat gigi yang umum digunakan adalah metode Bass, yaitu
dengan meletakkan sikat gigi dengan arah 45 derajat terhadap sumbu gigi, kemudian
ditekan kearah gingiva sehingga bulu sikat masuk ke dalam sulkus gingiva dengan
vertikal. Menurut Wainwright dan Sheiham (2014), metode Bassadalah metode yang
paling efektif dan praktis sebagai metode menyikat gigi pada orang dewasa.23
Gambar 1. Metode Bass23
Perawatan ortodonti membutuhkan penyingkiran plak dan sisa makanan yang
adekuat di sekitar alat ortodonti. Dibutuhkan lebih dari sekedar menggosok gigi untuk
menjaga kebersihan rongga mulut pada pasien ortodonti. 11,12 Kontrol plak yang baik
adalah faktor yang penting dalam pemeliharaan kesehatan rongga mulut pada pasien
selama perawatan ortodonti cekat. Bracket, archwires dan perangkat ortodonti cekat
lainnya menyebabkan penumpukan plak karena menyebabkan gangguan dalam
proses pembersihan rongga mulut oleh pasien. Pembersihan mekanis permukaan gigi
dengan prosedur menyikat gigi sehari-hari ditambahkan dengan obat kumur yang
mampu mengurangi plak sangat dianjurkan untuk mencegah penyakit gigi dan
gingiva selama perawatan ortodonti.18
2.3.Indeks Plak
Terdapat beberapa jenis indeks plak yang sering digunakan yaitu Indeks Plak
Ramford, indeks plak O’Leary dan indeks plak Loe & Silness. Indeks plak Ramford adalah indeks plak yang menggunakan enam gigi untuk mengukur indeks plak. Gigi
yang dipilih diberikan disclosing solution dan akumulasi plak dihitung dengan
Tabel 1. Kriteria pemberian skor pada pengukuran Indeks Plak Ramford13
Skala Kriteria P0 Tidak ada plak.
P1 Ada lapisan tipis plak di semua bagian interproximal dan permukaan ginggiva dari gigi.
P2 Penumpukan plak di semua bagian interproximal dan permukaan ginggiva tetapi menutupi kurang dari setengah dari keseluruhan mahkota.
P3 Penumpukan plak di semua bagian interproximal dan permukaan ginggiva tetapi menutupi lebih dari setengah dari keseluruhan mahkota.
Indeks plak yang sangat sederhana dengan metode yang terjangkau untuk
mengevaluasi kebersihan rongga mulut di perkenalkan oleh O’Leary dkk. Semua permukaan gigi yang terkena disclosing solution dihitung. Gigi yang positif memiliki
plak dibagi dengan jumlah gigi yang dievaluasi dan hasilnya dikalikan 100 untuk
mendapatkan indeks presentasi. Dengan metode ini, distribusi topografi plak seluruh
gigi-geligi dapat dinilai dengan mudah.13
Indeks Plak (IP1) yang diperkenalkan oleh Loe & Silness sedikit berbeda
dengan indeks-indeks lain yang mengukur plak karena tidak didasarkan pada
perluasan plak melainkan pada ketebalan penumpukannya. Pengukuran dilakukan
pada empat sisi: distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral. Alat yang
digunakan adalah kaca mulut dan sonde.14
Skor IP1 satu gigi dihitung dengan membagi jumlah skor pada keempat sisi
dengan empat. Skor IP1 individu dihitung dengan menjumlahkan skor per gigi, lalu
dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Indeks ini mempunyai kelebihan karena
Tabel 2. Kriteria pemberian skor pada pengukuran Indeks Plak Loe & Silness14
Skala Kriteria
0 Tidak ada lapisan plak di daerah gingiva.
1 Ada lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas dan permukaan gigi yang berdekatan. Plak ditandai hanya dengan menggesek-gesekkan sonde sepanjang permukaan gigi.
2 Penumpukan yang sedang dari deposit lunak didalam saku dan tepi gingiva dan/atau permukaan gigi yang berdekatam, yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
3 Penumpukan yang banyak dari deposit lunak didalam saku dan/atau pada tepi permukaan gigi yang berbatasan.
Kriteria penilaian indeks plak Loe & Silness adalah:14
a). Baik : 0 - 0,9
b). Sedang : 1 - 1,9
c). Buruk : 2 – 3
2.4 Obat Kumur yang Mengandung Minyak Esensial
Obat kumur adalah larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas rongga
mulut dengan tujuan untuk menghancurkan bakteri patogen, sebagai astrigent,
penghilang bau mulut, memiliki efek terapi untuk menghilangkan radang dan
mencegah karies. Obat kumur juga memberikan efek kimia yang mampu mengurangi
maupun menghilangkan akumulasi plak.15
Pada saat ini, terdapat dua obat kumur antiseptik yang berpotensial
mengurangi jumlah plak dan gingivitis dan mendapatkan The Scientific Affairs Seals
of Acceptance dari Dewan American Dental Assosiation yaitu obat kumur
Chlorhexidine dan obat kumur yang mengandung minyak esensial yaitu Listerine.
Namun, di samping kegunaan chlorhexidine terdapat beberapa kekurangan dari obat
kumur tersebut, antara lain dijumpai stain kecoklatan pada gigi, lidah, tambalan
restorasi, mengubah sensasi rasa sampai 4 jam setelah berkumur dan terkadang
dihubungkan dengan penumpukan kalkulus pada supragingival. Di sisi lain, obat
kumur yang mengandung minyak esensial yang mengandung campuran dari tiga zat
0,024% menthol digabungkan dengan 0,060% metil salisilat merupakan obat kumur
yang mempunyai efek yang serupa dengan chlorhexidine sebagai antiplak dan
antigingivitis namun tidak memiliki efek samping yang tidak diinginkan.
Dalam penelitian Santos (2003), penggunaan obat kumur yang mengandung
minyak essensial telah terbukti aman. Setelah 6 bulan pemakaian, dengan pemakaian
yang rutin, tidak terdapat kenaikan bakteri patogen di dalam rongga mulut. Berkumur
dengan obat kumur yang mengandung minyak esensial selama 6 bulan tidak
menunjukkan adanya stain pada gigi atau penumpukan kalkulus supragingival,
sedangkan chlorhexidine meningkatkan dua hal tersebut secara signifikan.16
Salah satu obat kumur dengan kandungan minyak esensial yang beredar luas di
masyarakat adalah Listerine. Cara kerja senyawa fenol ini adalah melawan sel bakteri
secara kompleks dan menyebabkan denaturasi protein yang mengakibatkan kerusakan
membran sel dan kebocoran dari komponen intraselular bakteri. Dengan kecilnya
efek samping yang merugikan dan manfaatnya sebagai antibakterial, senyawa fenolik
ini telah digunakan sebagai obat kumur untuk mencegah oral kavitas.17
Mekanisme aksi dari obat kumur yang mengandung minyak esensial adalah
sebagai bahan antibakteri. Paparan obat kumur dengan kandungan minyak esensial
selama 30 detik menghasilkan perubahan permukaan sel morfologi patogen yang
menyebabkan sel bakteri kehilangan integritas membran. Perubahan permukaan sel
juga dapat mengubah kolonisasi bakteri yang berpotensi mempengaruhi pertumbuhan
dan metabolisme organisme bakteri. Komposisi ekstrak fenolik berperan sebagai
antimikrobial dengan mekanisme sebagai berikut:17
Menyebabkan denaturasi protein pada bakteri
Mengubah membran sel bakteri
Mengubah aktivitas enzim pada bakteri
Menyebabkan perforasi pada membran sel dan menyebabkan konten intraselular mengalir keluar dengan cepat.
Mengubah fungsi neutrofil dengan menekan pembentukan dan radikal bebas yang ada dihasilkan dalam neutrofil dan dengan mengubah kemotaksis
Penelitian Habashneh dkk., (2014) menunjukkan bahwa dengan berkumur dua
kali sehari selama 4 minggu dengan obat kumur yang mengandung minyak esensial
sebagai penambahan pada metode pembersihan rongga mulut sehari-hari secara
mekanis, mampu menurunkan akumulasi plak dan gingivitis secara signifikan. Obat
kumur yang mengandung minyak esensial telah banyak diteliti dalam percobaan
klinis yang menunjukkan bahwa obat kumur tersebut mampu mengurangi akumulasi
plak sebanyak 22-36% dan mengurangi gingivitis sebanyak 23-36% dengan studi
terpanjang selama 9 bulan.5
Penelitian Santos (2003), dalam 6-9 bulan, berkumur dengan obat kumur yang
mengandung minyak esensial lebih baik dibandingkan berkumur dengan air biasa, hal
tersebut secara signifikan mampu mengurangi plak dan menaikkan kekebalan
terhadap gingivitis. Studi ini menyimpulkan obat kumur yang mengandung minyak
esensial adalah agen pembersih mulut sehari-hari yang mampu mengontrol plak dan
gingivitis.16
Penilitian Kumar dkk., (2006), membandingkan clorhexidine, listerine dan
sodium flouride menunjukkan bahwa listerine (obat kumur yang mengandung minyak
esensial) adalah yang paling efektif dalam mengurangi penumpukan plak pada pasien
ortodonti cekat. Obat kumur yang mengandung minyak esensial menduduki peringkat
kedua setelah chlorhexidine sebagai obat kumur yang mampu mengurangi total
koloni bakteri patogen, mengurangi insiden gingivitis, dan inhibitor plak bakteri.
Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur dalam prosedur pembersihan
rongga mulut selama perawatan ortodonti memiliki peranan yang penting dalam
2.5 Kerangka Teori
Pasien Ortodonti Cekat
Indeks plak Obat kumur yang
mengandung minyak esensial Struktur dan
Komposisi Plak
Tahap
Pembentukan Plak Kontrol Plak
1. Pembentukan Pelikel
2. Kolonisasi Awal Plak
3. Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak Peningkatan Plak pada Status
Kebersihan Rongga Mulut
2.6 Kerangka Konsep
Variabel terikat:
Indeks Plak
Variabel Terkendali:
1. Waktu dan Frekuensi menyikat gigi
2. Lama berkumur dengan mengggunakan obat kumur
3. Frekuensi berkumur 4. Volume obat kumur 5. Teknik kontrol plak
Variabel bebas: Obat kumur yang mengandung minyak
esensial
Variabel Tak Terkendali :
1. Diet
2. Riwayat Maloklusi 3. Kontrol ke dokter gigi 4. Konsistensi dan pH
saliva
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis jenis pre-posttest
group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan
sesudah perlakuan diberikan.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah mahasiswa/i FKG USU yang menggunakan
pesawat ortodonti cekat yang berusia 18-25 tahun dan masih aktif mengikuti
pendidikan.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi USU yang bertempat di
Jalan Alumni No.2 Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan Agustus 2014-Mei 2015.
3.4 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi:
a. Mahasiswa FKG USU yang dirawat dengan menggunakan alat ortodonti
cekat
b. Usia 18-25 tahun.
c. Jumlah gigi permanen lebih dari 20.
d. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani informed
Kriteria eksklusi:
a. Subjek yang memiliki penyakit sistemik seperti gangguan toleransi
glukosa, diabetes mellitus, penyakit endokrin lainnya, sindrom nefrotik, penyakit
ginjal kronis dan penyakit kardiovaskular.
b. Subjek yang sedang mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi
kondisi saliva dan akumulasi plak seperti anti parkinson, amphetamine, antihistamin,
tricylic antidepresan.
c. Subjek yang sedang mengkonsumsi antibiotik untuk perawatan dental,
terapi steroid, dan medikasi antibiotik.
d. Subjek yang menggunakan obat kumur selain obat kumur yang
mengandung minyak esensial.
e. Subjek yang merokok.
3.5 Besar Sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus uji hipotesis dua populasi dan
numerik:
Keterangan:
n = Besar sampel minimum
Zα = Deviat baku alfa, untuk α = 0,1 Zα = 1,64 Zβ = Deviat baku alfa, untuk β = 0,2 Zβ = 0,842
σ
= Standard deviasi (simpangan baku perkiraan) = 0.5
µ
1 - µ2 = Selisih rata-rata bermakna sebesar = 40% = 0,3{ }
digenapkan menjadi 40
Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 subjek
penelitian. Subjek dianggap homogen karena subjek penelitian berasal dari latar
belakang pendidikan, dan rentang umur yang sama.
3.6 Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : Obat kumur yang mengandung minyak esensial
b. Variabel Terikat : Indeks plak
c. Variabel Terkendali : 1. Waktu dan frekuensi menyikat gigi
2.Lama berkumur dengan menggunakan obat
kumur.
3.Frekuensi berkumur
4.Volume obat kumur
5.Teknik kontrol plak
d. Variabel Tidak Terkendali : 1. Diet
2. Riwayat Maloklusi
yang mengandung campuran dari tiga zat fenolik turunan minyak esensial yaitu
0,064% thymol, 0,092 % eucalyptol, dan 0,024% menthol digabungkan dengan 0,060
% metil salisilat.
b. Indeks plak adalah indeks oleh Loe & Silness yang mengukur plak
didasarkan pada ketebalan penumpukannya. Pengukuran dilakukan pada empat sisi :
distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral. Alat yang digunakan adalah kaca
mulut dan sonde.Skor indeks plak satu gigi dihitung dengan membagi jumlah skor
pada keempat sisi dengan empat. Skor indeks plak individu dihitung dengan
c. Volume obat kumur yang digunakan adalah 20 ml setiap berkumur.
d. Lama berkumur adalah waktu yang dipergunakan untuk berkumur, yaitu
selama 30 detik.
e. Frekuensi berkumur adalah berapa kali kegiatan berkumur dilakukan,
yaitu dua kali sehari.
f. Waktu dan frekuensi menyikat gigi adalah setelah sarapan pagi dan
malam sebelum tidur.
g. Metode menyikat gigi adalah metode Bass, yaitu dengan meletakkan sikat
gigi dengan arah 45 derajat terhadap sumbu gigi, ditekan ke arah gingiva sehingga
bulu sikat masuk ke dalam sulkus gingiva dengan gerakan memutar.
3.8 Alat dan Bahan Penelitian 3.8.1 Alat
(a) (b) (c)
(d) (e)
Alat Penelitian (a) Masker, (b) Sarung tangan, (c) Tiga serangkai, (d) Cotton roll,
(e) Disposable tray
3.8.2 Bahan
Obat kumur yang mengandung minyak esensial yaitu Listerine dengan rasa
Fresh Mint.
Gambar 3. Bahan Penelitian
3.9 Prosedur Penelitian 3.9.1 Ethical Clearance
3.9.2 Pendataan dan Persetujuan Subjek Penelitian
Pemeriksaan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuisioner dan
pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Subjek yang terpilih
kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk mengisi
informed consent.
3.9.3 Pengambilan Data
1. Pemeriksaan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuisioner dan
pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur
penelitian dan diminta untuk mengisi lembar informed consent. Pengambilan data
3. Pada hari pertama, setelah subjek diinstruksikan menyikat gigi sebelumnya
dengan metode Bass yang telah diajarkan peneliti sebelum pemeriksaan, subjek
penelitian diperiksa pada pagi hari di Departemen Ortodonsia dan dilakukan
pemeriksaan indeks plak sebelum perlakuan dengan menggunakan indeks plak Loe &
Silness.
4. Sonde diarahkan ke arah margin gingiva bagian vestibular dan oral,
dilanjutkan dengan mesiovestibular dan distovestibular. Kemudian sonde
digesek-gesekkan untuk melihat ketebalan plak. Pada tiap bagian (vestibular, mesiovestibular,
distovestibular, dan oral) diberi skor 0-3 pada setiap gigi sesuai dengan kriteria Loe &
Silness.
Gambar 4. Pemeriksaan indeks plak dengan sonde.
5. Skor plak tiap gigi ditentukan dengan rumus:
6. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan
7. Indeks plak diperoleh dengan menjumlahkan skor plak tiap gigi kemudian
dibagi jumlah gigi yang diperiksa.
8. Masing-masing sampel diberikan obat kumur sebanyak 2 botol sebanyak
560 ml.
9. Subjek penelitian diinstruksikan untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan
10. Setelah itu, subjek penelitian diinstruksikan berkumur dengan obat kumur
yang diberikan sebanyak 20 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan
malam hari sebelum tidur sampai hari ke-14.
11. Setelah dua minggu dari pengambilan data awal setiap sampel, kembali
dilakukan pemeriksaan indeks plak. Pengambilan data dilakukan sebanyak 7-9
sampel/hari.
3.10 Pengelolaan dan Analisis Data
Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Analisis
data dilakukan dengan metode uji-t berpasangan.
3.11 Etika Penelitian
Etika Penelitian pada penelitian ini antara lain :
Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksaan penelitian pada Komisi Etik
Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
3.12 Skema Alur Penelitian
Uji Etik
Persetujuan Subjek Penelitian
Analisis Data
Hasil dan Simpulan Sampel
- Purposive sampling
- Kriteria inklusi dan eksklusi (skrining dan kuisioner)
Pemeriksaan skor indeks setelah berkumur selama 14 hari Pemeriksaan skor indeks pra
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Responden Pemakai Ortodonti Cekat
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang yang dipilih
dengan metode purposive sampling. Pengukuran indeks plak dilakukan sebanyak dua
kali yaitu sebelum berkumur dan sesudah berkumur dalam jangka waktu 14 hari.
Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian hingga selesai. Tidak ada
subjek penelitian yang melaporkan komplikasi selama berlangsungnya penelitian.
Responden kebanyakan berjenis kelamin perempuan yaitu 62,5% sedangkan
responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah 37,5%.
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
N %
Laki-laki 15 62,5%
Perempuan 25 37,5%
Jumlah 40 100%
4.2 Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Berkumur
Sesudah penelitian selesai, data diolah menggunakan komputerisasi. Hal yang
dilakukan pertama kali adalah uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk terlebih
dahulu untuk mengetahui normalitas data yang didapat. Hasil dari uji tes normalitas
tersebut adalah data penelitian terdistribusi normal (p<0,05) sehingga dilanjutkan
dengan dilakukan uji-t berpasangan untuk mengetahui adanya perubahan indeks plak
Tabel 4. Hasil uji statistik indeks plak sebelum dan sesudah berkumur
N Indeks plak rata-rata (X±SD) Hasil uji Statistik
Sebelum Sesudah
40 1,59 ± 0,27 1,13 ± 0,20 0,0001*
*Terdapat perbedaan yang sangat bermakna (p<0.05)
Pada tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata indeks plak sebelum perawatan
adalah 1,59. Nilai rata rata indeks plak sesudah perawatan adalah 1,13. Hasil analisis
dengan uji-t berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05)
skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur yang
mengandung minyak esensial pada pasien ortodonti cekat.
4.3 Perununan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Berkumur
Hasil dari uji statistik menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) yang
berarti terjadi perubahan yang signifikan dari sampel sebelum dan sesudah berkumur
selama 14 hari dengan obat kumur yang mengandung minyak esensial.
Tabel 5. Hasil uji statistik penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur
N Penurunan indeks plak Hasil uji
Statistik X±SD
40 0,46 ± 0,17 0,0001*
Gambar 5. Rerata skor indeks plak subjek penelitian yang menggunakan obat kumur dengan kandungan minyak esensial sebelum dan sesudah berkumur.
Gambar 3 menunjukkan rerata skor indeks plak obat kumur yang mengandung
minyak esensial sebelum dan sesudah berkumur berdasarkan data dari tabel 4.
Berdasarkan gambar 3, dapat dilihat rerata skor indeks plak menurun seiring dengan
waktu, yaitu hari ke-0 sampai hari ke-14.
Pada tabel 6 dapat dilihat distribusi responden ortodonti cekat yang menyikat
gigi tidak teratur yaitu 0%, frekuensi 1 kali sehari yaitu 2,5%, frekuensi 2 kali sehari
yaitu 90% dan frekuensi lebih besar dari 2 kali sehari yaitu 7,5%. Responden
ortodonti cekat yang menyikat gigi pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur
yaitu 27,5%, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur yaitu 62,5%, pagi setelah
sarapan, sore dan malam sebelum tidur yaitu 7,5% dan pagi setelah sarapan saja yaitu
2,5%.
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Hari 0 Hari 14
1,5864
Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan frekuensi dan waktu menyikat gigi sebelum perlakuan
N %
Rata-rata indeks plak sebelum
berkumur
Frekuensi menyikat gigi
Tidak teratur 0 0% -
1 kali sehari 1 2,5% 1,97
2 kali sehari 36 90% 1,37
>2 kali sehari 3 7,5% 1,083
Waktu menyikat gigi
Pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur
11 27,5% 1,59
Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
25 62,5% 1,162
Pagi setelah sarapan, sore dan malam sebelum tidur
3 7,5% 1,083
BAB 5
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek obat kumur dengan
kandungan minyak esensial terhadap status kebersihan rongga mulut pada pasien
yang dirawat dengan alat ortodonti cekat ditinjau dari skor indeks plak sebelum dan
sesudah berkumur selama 14 hari. Penelitian ini dilakukan pada 40 subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta menyatakan kesediaannya menjadi
subjek penelitian dengan menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi subjek
penelitian. Subjek adalah mahasiswa/i FKG USU yang menggunakan alat ortodonti
cekat. Subjek dianggap homogen karena berasal dari latar belakang pendidikan dan
rentang umur yang sama.
Hasil penelitian pada tabel 5 mengenai skor indeks plak sebelum dan sesudah
perlakuan menunjukkan terdapat penurunan skor indeks plak setelah perlakuan
selama 14 hari. Nilai rerata skor indeks plak sebelum perlakuan adalah 1,59. Nilai
rerata skor indeks plak sesudah perlakuan adalah 1,13.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
yang bermakna secara statistik antara penggunaan obat kumur yang mengandung
minyak esensial terhadap penurunan akumulasi plak. Dari penelitian yang dilakukan
selama dua minggu, didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan rerata akumulasi plak
yang bermakna pada hari ke-14 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa obat kumur
dengan kandungan minyak esensial mampu menurunkan akumulasi plak setelah
berkumur selama 14 hari.
Pada tabel 6 dapat dilihat rata-rata skor indeks plak pada frekuensi menyikat
gigi yang tidak teratur, 1 kali sehari, 2 kali sehari, dan lebih dari 2 kali sehari
menunjukkan bahwa skor indeks plak yang paling rendah adalah skor indeks plak
pada frekuensi lebih dari 2 kali sehari. Rata-rata skor indeks plak pada waktu
menyikat gigi pada pagi setelah sarapan, sore dan malam sebelum tidur menunjukkan
lainnya. Menurut hasil penelitian Anitasari dkk., (2005), secara statistik ada pengaruh
frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan rongga mulut terlihat secara jelas
dimana siswa yang menyikat gigi dengan frekuensi 4 kali sehari, tingkat kebersihan
gigi dan mulut baik persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi 1 kali,
2 kali, dan 3 kali.22
Konsentrasi minyak esensial yang terkandung dalam obat kumur penelitian ini
adalah sebanyak 0,064% thymol, 0,092% eucalyptol, dan 0,024% menthol
digabungkan dengan 0,060% metil salisilat. Pada penelitian ini, subjek penelitian
didapat lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki dikarenakan pada satu
angkatan mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi USU terdapat lebih banyak
perempuan dan sedikitnya laki-laki yang memenuhi kriteria inklusi. Studi yang
dilakukan terhadap dianggap dalam level kooperatif yang sama berdasarkan pada
umur dan latar belakang pasien yang hampir sama.
Akumulasi plak pada pasien ortodonti cekat tidak dapat dihindarkan karena
pasien mengalami kesulitan saat membersihkan rongga mulut karena adanya bracket,
wire, bands, dan ligature. Peneliti menginstruksikan kepada subjek penelitian
menggunakan obat kumur 2 kali sehari pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari
sebelum tidur sesudah menyikat gigi. Subjek penelitian diinstruksikan menyikat gigi
dengan metode Bass. Metode Bass ini dapat digunakan sehari-hari dan sangat efektif
dalam menghilangkan plak. Setelah itu, subjek akan kembali diperiksa pada hari
ke-14.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor rerata
indeks plak pada kelompok pra-perlakuan lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kelompok setelah perlakuan yang berarti bahwa hipotesis penelitian ini diterima.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Charles dkk., (2011) yang
menyatakan bahwa obat kumur yang mengandung minyak esensial dapat menurunkan
skor indeks plak dalam 14 hari.19 Hasil penelitian oleh Charles dkk., (2012)
menyatakan bahwa obat kumur dengan kandungan minyak esensial mampu
menurunkan plak dan gingivitis secara signifikan jika dibandingkan dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Dolinska (2006) menunjukkan bahwa obat
kumur yang mengandung minyak esensial mampu mengurangi akumulasi plak dan
gingivitis. Interdental plak menurun signifikan secara statistik dalam 2 minggu.21
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tufekci dkk., (2008)
yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan obat kumur dengan
kandungan minyak esensial mampu mengurangi plak dan gingivitis pada pasien
ortodonti cekat dengan lama penelitian selama 6 bulan.4
Selama pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa hambatan diantaranya
adalah peneliti tidak melakukan pengawasan pada diet yang dikonsumsi oleh subjek
penelitian, sementara indeks plak mudah terpengaruh oleh makanan dan minuman
yang dikonsumsi pasien. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengendalikan
konsistensi dan pH saliva, sementara perkembangan plak sangat dipengaruhi oleh
buffer saliva. Tahap perawatan ortodonti pada pasien tidak dikendalikan dalam
penelitian ini, plak dipengaruhi oleh hal ini karena pada pasien yang susunan giginya
masih crowded (tahap awal) lebih sulit untuk melakukan pembersihan rongga mulut
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh obat kumur dengan kandungan minyak
esensial terhadap indeks plak pada pasien ortodonti cekat maka disimpulkan bahwa
ada pengaruh obat kumur yang mengandung minyak esensial terhadap rata-rata skor
indeks plak sebelum dan sesudah berkumur selama 14 hari pada pasien ortodonti
cekat.
6.2 Saran
1. Perlu penelitian lanjutan untuk meneliti pengaruh obat kumur yang
mengandung minyak esensial terhadap indeks plak dengan konsistensi saliva, pH
saliva, dan tahap perawatan yang dikendalikan pada pasien.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti efek jangka panjang dari
penggunaan obat kumur yang mengandung minyak esensial sehingga dapat
dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga
DAFTAR PUSTAKA
treatment. British Dental Journal 2003; 196; 71-77.
4. Tufekci E, Casagrande ZA, Lindauer SJ, et al. Effectiveness of an essential oil
mouthrinse in improving oral health in orthodontic patiens. Angle Orthodontist
2008; 78(2): 294-298.
5. Al Habanesh R, Qubain TG, Alsalman W, Khader Y. The effect of Listerine
mouthwash on dental plaque, gingival inflammation and c- reactiver protein
(CRP). Dentristry 2014; 4(2): 1-5.
6. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi & mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan.
Medan: USU Press, 2008: 5-6.
7. Chetrus V, Ion IR. Dental plaque-classification, formation, and identification.
International Journal of medical Dentistry 2013; 3: 139-43.
8. Chia JS, Lin RH, Lin SW, Chen JY, Yang CS. Inhibition of Glucosyltransferase
activities of streptococcus mutans by a monoclonal antibody to a subquence
peptide. American Society for Microbiology. 1993; 61(11): 4689-95.
9. Walsh LJ. Dental plaque fermentation and its role in caries risk assessment.
International Dentistry SA 2013; 8(5): 34-44.
10. Newman MG, Takei HH, Klokkevold TR. Carranza’s Clinical Periodontology;
10 th ed., Missouri: Saunders., 2006: 134-40.
11. Kidd EAM, Joyston-Bechal S. Essentials of Dental Caries. Bristol: Wright, 1987:
12. Shrestha S, Shrestha L, Shrestha N, Shrestha RM. Effect of orthodontic treatment
in occurrence of dental caries. Kantinpur Dental College. 2013.
13. Wei SH, Lang NP. Periodontal epidemiological indices for children and
adolescents: II Evaluation of oral hygine; III. Clinical applications. Pediatric
Dentistry 1982; 4(1): 64-73.
14. Daliemunthe SH. Periodonsia. Medan: USU 2008: 57-8.
15. Akande OO, Alanda ARA, Aderinokun GA, Ige AO. Efficacy of different brands
of mouth rinses on oral bacterial load count in healthy adults. African Journal of
Biomediacal Reasearch 2004; 7: 125-8.
16. Santos A. Evidence-based control of plaque and gingivitis. J Clin Periodontal
2003; 20(5): 13-16.
17. DePaola LG, Spolarich AE. Safety and Efficiacy of antimicrobial mouthrinses in
clinical practice. Journal of Dental Hygine 2007; 81(5):1-12
18. Al-Sayagh GD, Mohammed RJ, Al-Shahery WG. Effectiveness of chlorhexidine
digluconate mouth rinse in improvng oral health in orthodontic patients with
fixed appliances. Al-Rafidain Dent J 2013; 13(1): 162-9.
19. Charles CA, et al. Comparatibe efficacy of two daily use mouthrinse:
randomix=zed clinical trial using an experimental gingivitis model. Braz Oral
Res 2011; 25(4): 338-44.
20. Charles CA, et al.Antiplaque and antigingivitis efficacy of an alcohol-free
essential-oil containing mouthrines: A 2-week clinical trial. American Journal of
Dentistry 2012; 25(4): 195-8.
21. Dolinska E, Stokowska W. Short time effect of elmex and Listerine mouthrinses
23. Wainwright J, Sheiham A. An Analysis of methods of toothbrushing
recommended by dentak associations, toothpaste and toothbrush companies and
Lampiran I
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi teman-teman,
Nama saya Stefani Hutagalung, saya adalah mahasiswa yang sedang
menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara. Bersama ini saya akan memberikan penjelasan kepada teman-teman mengenai
penelitian yang akan saya lakukan. Adapun judul penelitian saya ini adalah "Efek
obat kumur dengan kandungan minyak esensial terhadap status kesehatan rongga mulut ditinjau dari indeks plak pada pasien ortodonti cekat”.
Tujuan dari penelitian yang saya lakukan adalah untuk mengetahui
mengetahui pengaruh obat kumur dengan kandungan minyak esensial terhadap indeks
plak pada pasien ortodonti cekat. Manfaat menjadi subjek penelitian adalah sebagai
edukasi dan memberi informasi yang benar mengenai manfaat obat kumur yang
mengandung minyak esensial terhadap status kesehatan rongga mulut pada pasien
ortodonti cekat.
Teman-teman sekalian, plak adalah sisa makanan yang melekat pada
permukaan gigi akibat konsumsi makanan sehari-hari yang tidak dibersihkan dengan
baik. Plak yang tidak dibersihkan dengan baik akan menumpuk membentuk karang
gigi yang dapat mengakibatkan kerusakan gigi dan jaringan sekitarnya.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan pemeriksaan keadaan rongga mulut dan
gigi-geligi oleh peneliti terhadap subjek penelitian. Pada hari pertama, setelah
diinstruksikan menyikat gigi sebelumnya dilakukan pemeriksaan indeks plak (indeks
kebersihan rongga mulut) awal oleh peneliti. Setelah itu, setiap subjek akan diberi 2
botol obat kumur dengan kandungan minyak esensial dan diberi instruksi untuk
berkumur selama 2 minggu. Subjek diinstruksikan supaya berkumur dengan obat
kumur yang diberi (20 ml selama 30 detik) sesudah penyikatan gigi pada pagi hari
sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur dan dilakukan selama 14 hari dirumah.
dilakukan evaluasi respon terhadap penggunaan obat kumur. Partisipasi teman-teman
dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak dipungut biaya serta tidak
menimbulkan efek samping.
Saya sangat mengharapkan keikutsertaan saudara dalam penelitian ini, karena
selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain di dalam
memberikan informasi mengenai efek obat kumur dengan kandungan minyak esensial
terhadap kesehatan rongga mulut pada pasien ortodonti cekat.
Jika selama menjalankan penelitian ini ada keluhan, teman-teman dapat
langsung menghubungi saya :
Nama : Stefani Hutagalung
No. Hp : 08116131850
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan
kesediaan waktu teman-teman, saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2014
Peneliti,
Lampiran II
LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan
dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul :
"Efek Obat Kumur dengan Kandungan Minyak Esensial terhadap Status Kesehatan Rongga Mulut ditinjau dari Indeks Plak pada Pasien Ortodonti
Cekat”
Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini secara
sadar dan tanpa paksaan.
Medan, ...
Yang menyetujui,
Subjek Penelitian
Lampiran III
LEMBAR PEMERIKSAAN PASIEN
No. : Tanggal :
Nama :
NIM :
Umur :
No. Telp/HP :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
PEMERIKSAAN KLINIS SEBELUM PERLAKUAN
o
dv
mv
v
Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27
47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37
v
mv
dv
o
PEMERIKSAAN KLINIS SETELAH PERLAKUAN
o
dv
mv
v
Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27
47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37
v
mv
dv
o
Lampiran IV
KUISIONER
Efek obat kumur dengan kandungan minyak esensial terhadap kesehatan rongga mulut ditinjau dari indeks plak pada pasien ortodonti cekat
No. :
Tanggal :
Status Kebersihan Rongga Mulut
1. Apakah anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?
a. Ya
b. Tidak
2. Berapa kali dalam satu hari anda melakukan penyikatan gigi?
a. Tidak pernah
b. 1 kali sehari
c. 2 kali sehari
d. Lebih dari 2 kali sehari
3. Kapan saja anda menyikat gigi?
a. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
b. Pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur
c. Pagi sebelum sarapan, sore dan malam sebelum tidur
d. Pagi setelah sarapan saja
4. Apakah anda menggunakan obat kumur setiap hari?
a. Ya
5. Apakah Anda mengkonsumsi antibiotik?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah Anda memiliki riwayat alergi?
a. Ya, alergi...
b. Tidak
7. Apakah anda memiliki penyakit sistemik?
a. Ya, yaitu……….
b. Tidak
8. Apakah anda memiliki kebiasaan merokok?
a. Ya