• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Guru Dalam Administrasi. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peranan Guru Dalam Administrasi. docx"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

“Peranan Guru Dalam Administrasi Pendididkan”

Posted by sarwo_09320036 on April 17, 2011 Posted in: Pendidikan. Leave a Comment 1.1 Latar Belakang

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah.

Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan). Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar mengajar lebih efektif.

Namun, administrasi pendidikan seringkali disalahartikan sebagai semata-mata ketatausahaan pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu. Administrasi pendidikan tidak begitu mudah, karena ia menyangkut pengertian yang luas. Culberston (1982) mengatakan bahwa Schwab pada tahun enam puluhan telah mendiskusikan bagaimana kompleksnya administrasi pendidikan sebagai ilmu. Ia memperkirakan bahwa ada sekitar 50.000 masalah yang mungkin timbul dalam pelaksanaan administrasi pendidikan

1.2 Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah konsep dasar administrasi pendidikan itu ?

2. Apakah Sistem dan struktur organisasi Sekolah itu ?

3. Apakah Hak, kewajiban, dan tanggung jawab guru dalam administrasi sekolah?

4. Apakah Peranan Guru dalam Sistem Informasi dan Ketatausahaan Sekolah?

1.3 Tujuan

Dari Rumusan Masalah tersebut dapa ditarik 4 tujuan, yaitu :

(2)

2. Untuk mengetahui Sistem dan struktur organisasi Sekolah.

3. Untuk mengetahui Hak, kewajiban, dan tanggung jawab guru dalam administrasi sekolah?

4. Untuk mengetahui Peranan Guru dalam Sistem Informasi dan Ketatausahaan Sekolah?

2.1 KONSEP DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2.1.1 Pengertian administrasi pendidikan

(3)

Maksudnya :

1) administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.

2) administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencpai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian.

3) administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

4) administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pemborosan.

5) administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menajwab pertanyaan

bagaimana kemampuan administrator penddikan itu, apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan

6) administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu.

7) administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.

8) administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat, serta mempersiapkan laporan.

2.1.2 Ruang lingkup bidang garapan administrasi pendidikan

Lingkup bidang garapan administrasi pendidikan meliputi :

ü Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.

(4)

ü Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya

2.1.3 Fungsi umum administrasi pendidikan dan penerapannya di sekolah

Fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu.

Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964).

Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini karena alasan sebagai berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan keduanya perlu dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.

2.2 SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH 2.2.1 Pengertian system dan organisasi sekolah

Sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat objek dengan hubungan-hubungan antara objek dan hubungan antar atributnya. Dengan kata lain, sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terjalin dari :

1. Sejumlah bagian,

2. Hubungan bagian-bagian, dan

3. Atribut dari bagian-bagian itu maupun dari hubungan itu.

Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi sekolah, adalah organisasi yang beranggotakan murid-murid . organisasi ini bisa berupa organisasi intra sekolah maupun organisasi intra sekolah

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi

(5)

2.2.2 Fungsi dan tujuan organisasi sekolah v Fungsi Organisasi sekolah

ü Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak (Biar Pintar)

Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa, memecahkan masalah, logika, dan lain sebagainya maka diharapkan seseorang akan memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang yang tidak sekolah biasanya tidak memiliki kemampuan akademis yang baik sehingga dapat dibedakan dengan orang yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan tidaklah semudah dan seindah saat ini karena dibutuhkan perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan.

ü Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin

Dengan mengharuskan seorang siswa atau mahasiswa datang dan pulang sesuai dengan aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat meningkatkan kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah yang memaksa seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan menguatkan mental dan fisik seseorang menjadi lebih baik.

ü Memperkenalkan Tanggung Jawab

Tanggung jawab seorang anak adalah belajar di mana orangtua atau wali yang memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dengan bersekolah yang rajin akan membuat bangga orang tua, guru, saudara, famili, dan lain-lain.

ü Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan

Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman di mana di antara sesamanya sudah saling kenal dan percaya. Dengan memiliki teman maka kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.

ü Sebagai Identitas Diri

Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima suatu sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang yang terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika disandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor, maka rata-rata yang terpelajarlah yang akam mendapatkan pekerjaan tersebut.

ü Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas

(6)

Semakin banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri. Yang mengubah diri seseorang adalah hanyalah orang itu sendiri.

v Tujuan Organisasi Sekolah

ü Meningkatkan prestasi belajar siswa yang bersifat Akademis

ü Meningkatkan prestasi belajar siswa yang bersifat Non Akademis melalui optimalisasi kegiatan ekstrakurikuler

ü Meningkatkan KBM yang mengarah pada pembelajaran berbasis Kompetensi

ü Terciptanya manajemen yang baik dan efisien

ü Menjalin kerjasama dengan instansi / Institusi terkait, masyarakat dan dunia usaha / Industri dalam rangka pengembangan program pendidikan

ü Tersedianya sarana-prasarana pendidikan yang representatif

ü Menciptakan kultur sekolah yang kondusif

ü Menciptakan manajemen yang tertib dan profesional

ü Meningkatkan kemampuan, daya nalar serta meningkatkan ketrampilan siswa disertai dengan sikap dan perilaku yang santun dan berwawasan global

2.2.3 Bentuk dan struktur organisasi sekolah 1. Bentuk organisasi sekolah

2. Organisasi Lini (bentuk lurus)

Dalam organisasi lurus, organisasi ini didalamnya terdapat wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan

1. Organisasi bentuk lurus dan staf

Organisasi benruk ini pada dasarnya adalah sama dengan struktur bentuk lurus, hanya saja ada perbedaan dimana untuk membantu kelancaran kerja dalam pelaksanaan tugas, maka dari atasan ditempatkan satupejabat atau lebih didalam unit-unit, tapi pejabat ini tidak mampunyai komando, melainkan hanya bertugas membantu dalam hal yang khusus, memecahkan

masalah-masalah, memberi ide dsb, dan pejabat ini biasanya disebut dengan staf.

1. Organisasi Bentuk Fungsional

(7)

menyangkut pekjaan tertentu. Dalam organisasi ini menganut sistem satuan organisasi yang didasari atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut.

1. Bentuk pimpinan tunggal dan pimpinan jamak/komite

 Bentuk pimpinan tunggal ialah bahwa yang memegang puncak pimpinan, merupakan sumber pokok segala tugas maupun wewenang dan merupakan penanggung jawab terakhir dalam organisasi.

 Bentuk pimpinan jamak ialah suatu organisasi dipimpin oleh beberapa orang juga bisa kita sebut dengan komite atau dewan, segala ketentuan sesuatu diputuskan bersama oleh dewan/komite.

1. Struktut organisasi sekolah

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang menunjukkan hubungan antara pejabat atau bidang kerja yang satu dengan yang lain, sehingga jelas tugas, wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam suatu kebulatanyang teratur.

Berikut adalah contoh struktur organisasi sekolah.

2.2.4 Kedudukan guru dalam struktur organisasi sekolah

Dari bagan diatas dapat diketahui bahwa kedudukan guru disekolah berada dibawah naungan kepala sekolah dan diatas siswaSehingga peran sentral guru tersebut sangat dibutuhkan untuk memahami visi-misi dan tujuan sekolah dan menjabarkannya ke dalam sebuah isi (content) kurikulum dan pembelajaran (learning), kegiatan kesiswaan, penciptaan kultur/budaya sekolah, serta membangun penguatan kelembagaan yang sehat dan berkualitas. Selain itu, guru mengalisis data-data yang terkait masalah perubahan kurikulum, perkembangan peserta didik, kebutuhan sumber belajar dan pembelajaran, perkembangan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta informasi. Menyusun perioritas program sekolah secara terukur dan sistematis, seperti proses rekuitmen siswa, masa orientasi siswa, proses pembelajaran, hingga proses evaluasi.

Secara umum kedudukan guru dalam struktur organisasi sekolah adalah sbb:

1. Ikut serta merencanakan dan merumuskan tujuan-tujuan kegiatan ekstra kurikuler serta pelaksanaannya.

2. Guru secara bersama-sama membina, memelihara dan meningkatkan organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.

(8)

4. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-sikap, ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan yang merugikan organisasi.

5. Guru mampu membei contoh kepada peserta didik untuk bersikap fair.

2.3 HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB GURU DALAM ADMINISTRASI SEKOLAH

2.3.1 Hak guru

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:

1) Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

2) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

6) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

8) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan/ atau.

2.3.2 Kewajiban guru

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru berkewajiban sebagai berikut :

(9)

2) Wakil masyarakat, yang dapat menyalurkan kemauan masyarakat (dalam arti yang baik).

3) Penegak disiplin

4) Untuk memperlancar kegiatan pendidikan, maka pembelajar harus mampu melaksakan kegiatan administrasi.

5) Orang yang berpengetahuan, artinya ahli dalam mata pelajaran yang hendak ia sampaikan. Sebab pembelajar bertanggung jawab dalam mewariskan kebudayaan

(pengetahuan) kepada peserta didiknya, guna mempersiapkanmereka untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.

2.3.3 Tanggungjawab guru

1) Bertanggung jawab terhadap dunia profesi yang dimilikinya dan mentaati kode etik yang berlaku dalam profesi yang bersangkutan.

2) Bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan tuntutan pengabdian profesinya.

3) Bertanggung jawab atas hasil profesi yang dilaksanakannya. Artinya dia harus bekerja untuk mendatangkan hasil yang sebaik mungkin kulaitasnya, bagi kepentingan kemanusiaan.

4) Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5) Dalam pandangan orang yang berTuhan, bahwa seluruh pekerjaan yang

dilakukannya adalah dalam rangka ibadah kepadaNya. Oleh karena itu dia harus sadar, bahwa apa yang dia kerjakan pada hakikatnya kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan Yang Maha Esa.

6) Dalam keadaan apapun dia harus berani mengambil resiko untuk menegakkan kebenaran yang berhubungan dengan profesinya, secara bertanggungjawab dia harus berani berucap, bertindak dan mengemukakan sesuatu yang sesuai dengan kebenaran tuntutan profesi yang diyakininya.

7) Dia secara sadar harus selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas yang berhubungan dengan tuntutan profesinya, sesuai dengan dinamika dan tuntutan zaman serta keadaan yang semakin berkembang pada tiap saat.

(10)

2.3.4 UU Guru dan Dosen

Secara normatif, dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum, Pasal I ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Namus jika kita perhatikan secara kontekstual isi pasal tersebut, maka tugas guru selain telah terinci di atas, sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan administrasi. Yaitu sebuah kegiatan yang menjalankan tugas-tugas administrasi sistem sekolah yang menyangkut segala rangkaian program kegiatan, baik kegiatan yang terencana maupun kegiatan insidental guna mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang diinginkan.

2.3.5 Sertifikasi guru

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk: (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan martabat guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru.

Guru dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.

 Prinsip Sertifikasi

Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru. Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan diIndonesiasecara berkelanjutan.

 Tujuan Sertifikasi

Sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan mutu dan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(11)

Adapun manfaat sertifikasi guru dapat diperikan sebagai berikut.

 Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.

 Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional.

 Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.

 Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.

2.3.6 Persyareatan guru

Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya, guru memerlukan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat inilah yang akan membedakan antara guru dengan manusia-manusia lain pada umumnya. Adapun syarat-syarat menjadi guru itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok.

1. Persyaratan administrative

Syarat-syarat administratif ini antara lain meliputi: soal kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurang-kurangnya 18 tahun), berkelakuan baik, megajukan permohonan. Di samping itu masih ada syarat-syarat lain yang telah ditentukan sesuai dengan kebajikan yang ada.

1. Persyaratan teknis

Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah pendidikan guru. Hal ini mempunyai konotasi bahwa seseorang yang memiliki ijazah pendidikan guru itu dinilai sudah mampu mengajar. Kemudian syarat-syarat yang lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan/pengajaran.

1. Persyaratan psikis

Yang berkaiatan dengan kelompok persyaratan psikis, antara lain: sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak, maupun mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. Di samping itu, guru juga dituntut untuk bersifat pragmatis dan realistis, tatapi juga memiliki pandangan yang mendasar dan filosofis. Guru harus juga mematuhi norma dan nilai yang berlaku serta memilki semangat membangun. Inilah pentingnya bahwa guru itu harus memiliki panggilan hati nurani untuk mengabdi untuk anak didik.

(12)

Persyaratan fisik ini antara lain meliputi: berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian dan kebersihan, termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab, bagaimanapun juga guru akan selalu dilihat/diamati dan bahkan dinilai oleh para siswa/anak didiknya.

1. Persyaratan mental

Persyartan mental antara lain meliputi: memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi keguruan, mencintai dan mengabdi pada tugas jabatan, bermental pancasila dan bersikap hidup demokratis.

1. Persyaratan moral

Guru harus mempunyai sifat sosial dan budi pekerti yang luhur, sanggup berbuat kebajikan, serta bertingkah laku yang bisa dijadikan suri tauladan bagi orang-orang dan masyarakat di sekelilingnya.

Dari syarat-syarat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa mengingat tugas sebagai guru adalah tugas yang berat tetapi mulia, maka dituntut syarat-syarat jasmani, rohani dan sifat-sifat lain yang diharapkan dapat menunjang untuk memikul tugas itu dengan sebaik-baiknya.

2.4 PERANAN GURU DALAM SISTEM INFORMASI DAN KETATAUSAHAAN SEKOLAH

2.4.1 Sistem informasi di sekolah

Peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran harus merupakan fokus dari setiap

penyelenggaraan sekolah. Sekolah tidak boleh terjebak dalam rutinitas proses administrasi. Di samping itu sekolah harus cepat mengambil keputusan-keputusan penting dalam

mengembangkan dirinya. Untuk pengambilan keputusan-keputusan tersebut dibutuhkan data-data yang akurat. Sistem Informasi Sekolah yang baik merupakan solusinya. Proschool mengembangkan Sistem Informasi Sekolah dengan modul-modul yang didisain mempercepat administrasi sehingga meningkatkan kualitas belajar mengajar. Di samping itu juga

dikembangkan laporan-laporan yang sangat membantu dalam pengambilan-pengambilan keputusan yang penting. Modul modul yang sudah dikembangkan saat ini:

 Database Siswa

 Program Uang Sekolah

Dengan program ini Pembuatan Tagihan, Penerimaan Pembayaran, dan Pencetakan

slip/kwitansi dapat dilakukan dengan komputerisasi Modul yang sedang dikembangkan saat ini

(13)

Dengan modul ini proses penilaian akan transparan. Sekolah benar-benar dapat tegas dalam memberikan penilaian kepada siswanya. Modul absensi dirancang agar orangtua dapat memonitor anaknya secara online dalam kegiatan belajar mengajar.

Menu-menu dalam Database Siswa dan Uang sekolah adalah sebagai berikut:

1. Database siswa

 Management data pribadi siswa

 Management virtual account

 Management orang tua

 Management saudara

1. Management Sekolah

 Management Lokasi sekolah

 Management Tingkatan Sekolah

 Management Tingkatan Kelas

 Management Kelas

 Management Pindah Kelas, Naik Kelas, dan kelulusan

1. Management Tagihan

 Wizard Tagihan Uang Sekolah

 Wizard Tagihan Uang Gedung

 Create Tunggakan

 Create Denda

1. Management Pembayaran

 Upload data pembayaran dari bank

 Pembayaran secara manual

 Cetak kwitansi

(14)

 Informasi untuk siswa

 Informasi untuk orang tua

 Informasi untuk guru

 Informasi untuk kepala sekolah

Feature

1. Web base, unlimited user

1. Unlimited siswa

2. Security 3 level

1. Network: data diencrypt dengan SSL

2. Aplikasi: program diencrypt dengan Zend Guard

3. Database: database diletakkan dalam server sendiri

4. Teknologi : Apache, SSL, MySQL, PHP, Zend

5. Operating System: Windows/Linux

2.4.2 Peranan dan tanggungjawab guru dalam system informasi di sekolah 1. Peranan guru dalam sistem informasi di sekolah

Teknologi Informasi pada era sekarang mengalami kemajuan yang sangat pesatnya, sehingga guuru diharapkan tidak hanya mampu mengajar akan tetapi juga mampu berperan aktif dalam sistem informasi disekolah. Berikut adalah peranan guru dalam sistem informasi disekolah:

1. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.

2. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.

3. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran

(15)

5. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya

6. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.

7. Tanggung jawab guru dalam sistem informasi di sekolah

1. Guru mampu memberi pengarahan tentang dampak positif dan negatif dalam sistem informasi

2. Guru dapat memberi contoh dalam menggunakan sistem informasi.

2.4.3 Ketatausahaan di sekolah

Administrasi tata usaha merupakan kegiatan pencatatan tentang segala sesuatu yang terjadi dalam sekolah untuk digunakan sebagai bahan keterangan bagi pimpinan.

Administrasi tata usaha itu meliputi segenap kegiatan mulai dari pembuatan surat,

pengelolaan, penataan sampai dengan penyimpanan semua surat atau bahan keterangan yang diperlukan oleh sekolah.

2.4.4 Peranan dan tanggungjawab guru dalam ketata-usahaan sekolah ü Terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam memberi layanan

ü Menghimpun, mencatat, mengolah, mnggandakan, mengirim, menyimpan dan menemukan kembali berbagai keterangan yang berkenaan maupun yang menunjang penyelenggaraan dan pendidikan disekolah.

ü Membantu perkembangan lembaga persekolahan dengan memberikan masukan-masukan yang bersifat inovatif dan kreatif dalam meningkatkan kualitas pelayannan sekolah, baik secara ekternal maupun inter

3.1 Kesimpulan

Pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.

Fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu

(16)

untuk berprofesi sebagai seorang guru perlu adanya kekuatan pengakuan formal melalui tiga tahap; yakni; sertifikasi; regristrasi dan lisensi. Sertifikasi adalah pemberian sertifikat yang menunjukkan kewenangan seseorang anggota seperti ijasah tertentu. Menteri Pendidikan akan mengeluarkan peraturan menteri nomor 18 tahun 2007 yang berisi kebijakan mengenai sertifikasi guru. Berdasarkan peraturan tersebut, sertifikasi dilaksanakan dalam bentuk penilaian portofolio yaitu pengakuan atas pengalaman professional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik,

pendidikan dan pelatiahan, pengalaman mengajar, perencanan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengenbangan profesi,

keikutsertaan dalam forum ilmiah, penglaman organisasi dibidang kependidikan dan social, dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Regritasi mengacu kepada suatu pengaturan di mana anggota diharuskan terdaftar namanya pada suatu badan atau lembaga. Lisensi adalah suatu pengaturan yang menetapkan seseorang memperoleh izin dari yang berwajib untuk menjalankan pekerjaanya.

3.2 Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Davies, Ivor K.1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta:CV Rajawali

Hernowo.2005.Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara

Menyenangkan.Bandung:MLC

Mudjito.1986.Guru Yang Efektif.Jakarta:Rajawali

Prawiradilaga, Dewi S.2008.Prinsip Desain Pembelajaran.Jakarta:Kencana

Sheel, Barbara B.,dkk.1994.Teknologi Pembelajaran.Jakarta:IPTPI

Usman, Moh. Uzer.2002.Menjadi Guru Profesional.Bandung:PT Remaja

(18)

Sumber Internet

http://geografi.upi.edu/?mod=article/view/12

http://kutbi.wordpress.com/2010/06/13/sosiologi-pendidikan-struktur-dan-hubungan-hubungan-peranan-dalam-kelas/

http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/hakikat-fungsi-dan-tujuan-organisasi.html

A. Pengertian Administrasi Pendidikan

(19)

dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.

Secara garis besarnya administrasi adalah upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola kerjasama. Efektif dalam arti hasil yang dicapai upaya itu sama dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisien berhubungan dengan penggunaan sumber dana, daya dan waktu yang ekonomis.

Hadari Nawawi dalam bukunya Administrasi Pendidikan

mengatakan, “administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama dalam lembaga pendidikan formal”.

G.Z. Roring mengartikan administrasi pendidikan sebagai cara bekerja dengan orang-orang dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan yang efektif, yang berarti mendapatkan hasil yang baik, tepat dan benar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan.

Jadi administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B. Tujuan Administrasi pendidikan

Tujuan administrasi pendidikan berkaitan erat dengan tujuan

pendidikan secara umum sebab administrasi pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sergiovanni dan Carver (1975) menyebutkan empat tujuan administrasi, yaitu:

1. Efektivitas produksi 2. Efesiensi

3. Kemampuan menyesuaikan diri 4. Kepuasan kerja

Apabila dikaitkan dengan pengertian administrasi pendidikan, maka tujuan administrasi pendidikan agar segala usaha kerjasama dalam mendayagunakan berbagai sumber dapat berjalan dengan teratur, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

Administrasi pendidikan merupakan subsistem dari system pendidikan nasional. Tujuan administrasi pendidikan adalah

menunjang tercapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut dijabarkan lagi ke dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa bertujuan untuk berkembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional tersebut dijabarkan lagi ke dalam tujuan-tujuan institusional sesuai dengan jenjang dan jenis

(20)

jenjang dan jenis pendidikan.

Untuk mencapai tujuan institusional tersebut, dalam GBPP atau silabus telah dicantumkan tujuan instruksional umum (kompetensi umum) dari setiap pokok bahasan yang mencakup hal-hal yang luas. Guru harus menjabarkan tujuan instruksional umum/ tujuan pembelajaran khusus yang ditinjau dari tiga bidang pengembangan tingkah laku manusia melalui pendidikan yaitu bidang kognitif, keterampilan, nilai dan sikap.

Tujuan administrasi secara sempit adalah untuk:

1. Melayani pelaksanaan seluruh kegiatan pendidikan sekolah 2. Merekam seluruh aktivitas pendidikan (sekolah)

3. Menunjang seluruh kegiatan pendidikan (sekolah) C. Fungsi Administrasi Pendidikan

Fungsi administrasi pendidikan dapat dilihat dari dua segi yaitu: 1. Dari segi hasil yang telah dicapai dari kegiatan administrasi pendidikan itu, fungsinya adalah sebagai dokumentasi dan bahan informasi yang berguna untuk perencanaan dan penentuan

kebijakan baru.

2. Dari kegiatan yang dilakukan adalah sebagai pengelolaan, pembimbingan, pengarahan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan.

D. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

Ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi segala hal yang dapat memperlancar dan membantu penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pendidikan di lingkungan sekolah (lembaga pendidikan formal) sehingga tujuan pendidikan dapat ditempuh melalui bentuk-bentuk kegiatan secara tertib dan teratur yang pada akhirnya sampai pada pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.

Untuk memperjelas ruang lingkup administrasi pendidikan, khususnya bidang-bidang penting yang sering dilaksanakan di sekolah-sekolah pada umumnya untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan operasional pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Bidang tata usaha sekolah, meliputi:

a. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha b. Anggaran belanja keuangan sekolah

c. Masalah kepegawaian dan personalia sekolah d. Keuangan dan pembukuannya

e. Korespondensi/surat menyurat

f. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian buku induk, raport, dan sebagainya.

2. Bidang personalia murid, meliputi: a. Organisasi murid

b. Masalah kesehatan murid c. Evaluasi kemajuan murid d. Masalah kesejahteraan murid

e. Bimbingan dan konseling bagi murid 3. Bidang personalia guru, meliputi: a. Pengangkatan dan penempatan guru b. Organisasi person guru

c. Masalah kepegawaian

(21)

4. Bidang pengawasan (supervisi), meliputi:

a. Usaha membangkitkan semangat guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya

b. Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah

c. Mengusahakan dan membuat pedoman cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran

d. Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru pada umumnya 5. Bidang pelaksanaan dan pembinaan kurikulum:

a. Berpedoman dan menerapkan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan, dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran

b. Melaksanakan organisasi kurikulum beserta metode-metodenya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan lingkungan masyarakat

Dapatlah disingkatkan bahwa bidang-bidang tersebut secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Bidang administrasi materil, yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi, seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat perlengkapan dan sebagainya.

 Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, persiapan harian dan sebagainya.

E. Komponen-Komponen Administrasi Pendidikan

Komponen-komponen administrasi pendidikan secara garis besar dapat digolongkan menjadi:

1. Administrasi Personal Sekolah

Administrasi personal sekolah adalah segenap proses penataan personal di sekolah, mereka itu terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, kepala tata usaha, semua karyawan tata usaha, termasuk pesuruh.

2. Administrasi Kurikulum

Kurikulum meliputi segala pengalaman yang sengaja diberikan sekolah untuk memupuk perkembangan anak-anak dengan jalan menciptakan situasi belajar mengajar, bias juga diartikan sebagai kumpulan mata-mata pelajaran.

3. Administrasi Prasarana dan Sarana pendidikan

Prasarana adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan, seperti lokasi/tempat, bangunan sekolah, dan lapangan olahraga. Sedangkan sarana adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.

4. Administrasi Siswa

OSIS merupakan organisasi murid yang resmi diakui dan siselenggarakan di sekolah dengan tujuan untuk melatih

kepemimpinan murid serta memberikan wahana bagi murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan kurikuler yang sesuai.

5. Kejasama Sekolah dan Masyarakat

Ada beberapa jalur yang dapat ditempuh dalam hubungan sekolah-masyarakat adalah:

a. Anak/murid

(22)

d. Pertemuan informal e. Laporan kemajuan murid f. Kontak formal

g. Memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat h. Badan pembantu penyelenggara pendidikan

F. Peranan Guru Dalam Administrasi Pendidikan

Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar mengajar dalam suatu lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional.

Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah. Sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting. Dalam

menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik fikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerjasama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1992, Pasal 20 disebutkan bahwa: “tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja sebagai pengelola satuan pendidikan dan pengawas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipilih dari kalangan guru.” Ini berarti, bahwa selain peranannya untuk menyukseskan kegiatan administrasi di sekolah, guru perlu secara sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah. Adapun manfaat bagi seorang tenaga kependidikan yang mempelajari administrasi pendidikan ialah:

• Dapat mengetahui dan menyadari tugas-tugas dan kewenangan yang mesti dipikulnya serta mengetahui bagaimana cara-cara melaksanakan tugas-tugas dan kewenangannya masing-masing. • Mengetahui bagaimana melaksanakan sesuatu kegiatan

kependidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan supaya tercapai efektif dan efisisen serta secara tepat.

Prosedur atau langkah-langkah pokok yang harus ditempuh secara urut dalam kegiatan administrasi pendidikan meliputi:

1. Menyusun rancangan

2. Mengadakan pengorganisasian 3. Memberikan arahan dan bimbingan 4. Mengadakan koordinasi

5. Menciptakan hubungan atau menjalin komunikasi 6. Mengadakan pengawasan atau mengontrol

7. Mengadakan evaluasi

Serentetan prosedur kegiatan administrasi pendidikan diatas harus dilakukan secara berurutan, berjalin satu sama lain sehingga

menunjukkan suatu system kegiatan yang bersinambungan.

(23)

PENUTUP

SIMPULAN

administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Tujuan administrasi pendidikan adalah menunjang tercapai tujuan pendidikan nasional.

Ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi segala hal yang dapat memperlancar dan membantu penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pendidikan di lingkungan sekolah (lembaga pendidikan formal)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, H.M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. 1991. PedomanPenyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta

Yuseran, Muhammad. 2010. Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Banjarmasin: Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

cancer55

Just another WordPress.com site

Langsung ke isi

 Beranda

 About ←

(24)

Peranan Guru dalam Administrasi

Pendidikan di Sekolah

Posted on 27 Mei 2011

2 Votes

A. Konsep Dasar Adminsitrasi Penidikan

1. Pengertian Administrasi pendidikan

Dibawah ini diketengahkan beberapa pengertian adminsitrasi.

a. Sondang Siagian mengartikan administrasi sebagai keseluruhan proses kejasama antra dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tetentu unutk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Hadari Nawawi mengartikan adminsitrasi sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kejasama kekelompok manusia unutk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pendidikan adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, terarah dan sistimatis untuk mendewasakan anak didik sesuai dengan kualitas manusia yang dicita-citakan dalam suatu masyarakat. Prosesnya berlangsung dalam suatu lembaga pendidikan formal sesuai dengan jenjang dan jenisnya. Di Indonesia kualitas manusia yang diharapkan sebagai suatu hasil out put pendidikan adalah warganegara Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerta luhur, sehat, cerdas dan terampil serta cinta terhadap bangsa dan tanah air.

Berdasarkan uraian di atas maka adminsitrasi pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengendalian kerjasama sekelompok orang unutk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung di suatu sekolah.

2. Ruang Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan

Secara umum ruang lingkup administrasi berlaku juga di dalam adminsitrasi pendidikan. Ruang lingkup tersebut meliputi bidang kegiatan sebagai berikut :

(25)

1) Perencanaan, yaitu kegiatan persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Di dalam bidang penddikan berarti persiapan menyusun keputusan tentang masalah atau pekerjaan yang akan dilaksanakan sejumlah orang dalam rangka membantu anak didik untuk mencaai tujuan pendidikannya.

2) Pengorganisasian, yaitu kegiatan penetapan bidang-bidang/fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatu kelompok kerjasama tertentu. Keseluruhanm bidang itu merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi sebagai suatu sistem yang bergerak kearah tujuan yang ingin dicapai.

3) Bimbingan, yaitu kegiatan memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.

4) Koordinasi, yaitu kegiatan mengatur dan membawa personal, metode, bahan, buah pikiran, saran-saran, cita-cita dan alat-alat dalam hubungan kerja yang harmonis, saling isi mngisi dan saling menunjang sehingga pekerjaan berlangsung efektif dan seluruh nya terarah pada pencapaian tujuan yang sama.

5) Pengawasan, yaitu kegiatan mengamati pelaksanaan pekerjaan oleh personal dalam suatu bidang kerja maupun secara keseluruhan apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6) Penilaian, yaitu kegiatan unutk mengukur keberhasilan akhir suatu pekerjaan yang telah dilaksaakan dalam suatu periode tertentu sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapka.

b. Menejemen Operatif ( Operative Management ). Bidang kegiatan ini disebut juga

management of operative function yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan mebina agar dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing setiap orang melaksanakannya dengan tepat dan benar. Keiatan-kegiatan ini meliputi :

1). Tata Usaha, yaitu kegiatan menghimpun, mencatat, menggandakan, mengirim dan menyimpan berbagai data btau informasi untuk keperluan organisasi.

2) Perbekalan, yaitu kegiatan mengadakan, mengatur dan memelihara berbagai alat yang diperlukan dalam melakukan kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

3) Kepegawaian, yaitu kegiatan penerimaan, penempatan/penggunaan,

pengembangan/pembinaan dan pemberhentian personal dalam suatu organisasi kerja.

4) Keuangan, yaitu kegiatan pencatatan masuk dan keluarnya uang dalam suatu organisasi kerja.

(26)

Kedua fungsi administrasi itu saling berhubunagn dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan fungsi menejemen operatif agar berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan selalu diikuti oleh kegiatan fungsi menejemen administratif. Untuk lebih jelasnya hubungan kedua fungsi tersebut dalam proses administrasi dapat digambarkan seperti pada skema dibawah ini.

SKEMA : Hubungan antara Fungsi Menejemen Administratif dengan Fungsi Menejemen Oeratif

Proses Administrasi

Perencanaan

Pengorganisasian

Bimbingan

Koordinasi

Kontrol

Penilaian

Tata Usaha

Kepegawaian

Tujuan

Keuangan

Perbekalan

Hubungan M

Masyarakat

3. Fungsi Umum Administrasi Pendidikan dan Penerapannya di Sekolah

Sebagaimana yang telah dirumuskan di atas, bahwa administrasi pendidikan diartikan sebagai proses pengendalian kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan penidikan yang berlangsung di suatu sekolah. Dengan demikian jelas bahwa fungsi administrasi tersebut mengarah dan menggerakan agar organisasi sekolah dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Mengenai fungsi umum administrasi tersebut telah banyak sarjana merumuskannya dengan perumusan yang berbeda- beda diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Henry Fayol. Ia merupakan ahli pertama yang menulis tentang teori administrasi dan menejemen dalam bukunya yang dalam bahasa Inggeris berjudul ” General and Industrial Management ” yang terbit pada tahun 1939 dan merupakan terjemahan dalam bahasa Perancis yang telah terbit pada tahun 1916. dalam bukunya yang membahas fungsi-fungsi administrasi dan menejemen, Fayol mengatakan bahwa fungsi-fungsi adminsitrasi dan menejemen itu adalah :

1) Planning ( Perencanaan )

(27)

3) Commanding ( Pemberian komando )

4) Coordinating ( Pengkoordinasian 0

5) Controlling ( Pengawasan )

b. Luther M. Gullick, sarjana ini dalam karyanya ” Paper on The Science of Administration ” mengatakan bahwa fungsi-fungsi organik adminsitrasi dan menejemen adalah :

1) Planning ( Perencanaan )

2) Organizing ( Pengorganisasian )

3) Staffing ( Pengadaan tenaga kerja )

4) Directing ( Pemberian bimbingan )

5) Coordinating ( Pengkoordinasian )

6) Reporting ( Pelaporan )

7) Budgeting ( Penganggaran )

Rangkaian fungsi-fungsi administrasi tersebut lebih dikenal dengan akronimnya POSDCORB

c. Harold Koonts dan Cyrill O. Donnel, kedua orang sarjana ini dalam buku mereka yang berjudul “ Principle of Management ” mmengklaisfikasikan fungsi-fungsi administrasi dan menejemen tersebut adalah sebagai berikut :

1) Planning ( Perencanaan )

2) Organizing ( Pengorganisasian )

3) Staffing ( Pengadaan tenaga kerja )

4) Directing ( Pemberian bimbingan )

5) Controlling ( Pengawasan )

d. John F Mee, seorang guru besar dalam ilmu menejemen mengkalsifikasikan fungsi-fungsi administrasi menejemen itu adalah :

1) Planning ( Perencanaan )

2) Organizing ( Pengorganisasian )

3) Motivating ( Pemberian motivasi )

(28)

e. S.P. Siagian dalam bukunya ” Filsafat Administrasi ” berpendapat bahwa fungsi-fungsi organik administrasi dan menejemen itu adalah :

1) Perencanaan ( Planning )

2) Pengorganisasian ( Organising )

3) Pemberian motivasi ( Motivating )

4) Pengawasan ( Controlling )

5) Penilaian ( Evaluating )

f. Hadari Nawawi, dalam bukunya berjudul ” Administrasi Pendidikan ” mengklasifikasikan fungsi-fungsi administrasi menejemen tersebut sebagai berikut :

1) Perencanaan ( Planning )

2) Pengorganisasian ( Organizing )

3) Bimbingan ( Directing )

4) Koordinasi ( Coordinating )

5) Pengawasan ( Controlling )

6) Komunikasi ( Comunicating )

Setelah kita menganalisa berbagai teori mengenai fungsi-fungsi administrasi dan menejemen yang dikemukakan oleh para sarjana tersebut, maka dapatlah kita simpulkan hal-hal sebagai berikut :

Pertama, bahwa pada hakekatnya terdapat keseragaman cara berpikir dikalangan ahli administrasi dan menejemen. Hal ini terutama terbukti dari adanya tiga fungsi yang disebut oleh semua sarjana tersebut. Fungsi-fungsi tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Kedua, bahwa sesungguhnya dalam berbagai kelasifikasi yang dibuat tidak terdapat perbedaan yang prinsipil hanya perbedaan yang bersifat situasional dan

terminologislah yang ada. Ketiga adanya trend of thought yang seirama dikalangan para ahli tersebut.

Sedangkan bagi penulis sendiri fungsi-fungsi administrasi dan menejemen adalah :

1) Perencanaan

2) Pengorganisasian

3) Bimbingan dan motivasi

(29)

5) Pengawasan

6) Penilaian

Fungsi-fungsi admimistrasi tersebut sangat menentukan sekali bagi tercapai tidaknya missi yang diemban sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu manusia Indonesia yang dicita-citakan sebagaimana yang dikehendaki di dalam tujuan pendidikan nasional.

B. Sistem dan Struktur Organisasi sekolah 1. Pengertian system dan Organisasi sekolah

Banyak sekali difinisi-difinisai tentang organisasi. Di bawah ini diketengahkan beberapa difinisi.

a. Organisasi didifinisikan sebagai setiap bentuk perseketuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan manaterdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang/sekelompok orang yang disebut bawahan ( S.P. Siagian, 1979 )

b. Organisasi diartikan sistem kerjasama sekelompok orang unutk mencapai tujuan bersama ( Hadari Nawawi, 1985 ).

Dari difinisi diatas jelas bahwa organisasi sekolah adalah merupakan bentuk atau sistem kerjasama dari pada sekelompok orang yang terikat secara formal oleh tujuan pendidikan. Pengertian bentuk menunjukan pada model sedangkan pengertian sistem menunjukan pada suatu kebulatan dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang terdapat dalam bentuk kerjasama tersebut dimana antara satu dengan lainnya mempunyai hubungan fungsional yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Bentuk dan sistem kerja sama tersebut akan tergambar dalam struktur organisasi sekolah.

2. Fungsi dan Tujuan Organisasi Sekolah

Istilah fungsi banyak digunakan dalam bahasa sehari-hari maupun dalam bahasa ilmiah dengan arti yang berbeda-beda. Menurut ahli antropologi M.E.Spiro dalam

( Koentjaraningrat, 1996 ) fungsi mengandung arti sebagai berikut :

a. Menerangkan fungsi itu sebagai hubungan antara sesuatu hal dengan suatu tujuan tujuan tertentu ( misalnya mobil mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengangkut manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya )

b. Menjelaskan kaitan antara suatu hal ( X ) dengan hal lain ( Y ), sehingga apabila nilai S berubah, maka nilai Y yang ditentukan oleh X, juga berubah.

c. Menerangkan hubungan yang terjadi antara suatu hal dengan hal-hal lain dalam suatu sistem yang terintegrasi ( suatu bagian dari organisme yang berubah menyebabkan

(30)

Fungsi dalam arti yang pertama merupakan istilah yang umum, baik dalam bahasa ilmiah, maupun dalam bahasa sehari-hari. Fungsi dalam arti yang kedua sering digunakan dalam ilmu pasti maupun statistik. Sedangkan fungsi dalam arti yang ketiga sering digunakan dalam istilah ilmu adminsitrasi dan menejemen.

Sedangkan fungsi dalam tulisan ini mengandung arti yang pertama yaitu sebagai alat dalam membantu kelancaran pelaksanaan tugas pokok sekolah. Sekolah sebagai organisasi kerja di bidang pendidikan mengemban tugas pokok dan tugas penunjang dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan lembaga. ” Tugas pokok sekolah adalah menyelenggarakan proses belajar mengajar agar berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan tugas penunjang adalah tugas yang berkenaan dengan pengendalian tugas pokok tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan” ( Zuldafrial, 1996 : 16 ). Tugas pokok tersebut di sekolah diselenggarakan oleh guru sedangkan di perguruan tinggi dilaksanakan oleh dosen. Tugas penunjang yang berkenaan dengan pengendalian tugas pokok dijalankan oleh

pimpinan dan staf sekolah atau tenaga administrasi, yang berfungsi agar guru atau dosen dapat mengajar dan siswa atau mahasiswa dapat belajar dengan baik, sehingga tujuan dalam proses belajar mengajar dalam rangka mewujudkan misi sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Tujuan akhir dari suatu organisasi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal baik pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi adalah sebagaimana yang tercantum di dalam undang-undang pendidikan nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional pada bab II Dasar, Fungsi dan Tujuan pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kereatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan itu bersifat ideal menggambarkan tentang kualitas manusia Indonesia yang dicita-citakan sebagai hasil dari proses pendidikan. Oleh karena itu dalam kenyataannya sulit untuk dicapai. Sehubungan dengan itu maka tujuan yang bersifat umum itu, perlu dijabarkan kembali ke dalam tujuan yang bersifat khusus, sehingga di dalam prakteknya mudah unutk dicapai. Dalam kenyataannya tujuan pendidikan nasional itu dijabarkan ke dalam tujuan institusional sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan masing-masing. Tujuan institusional itu dijabarkan kembali ke dalam tujuan kurikuler. Selanjutnya tujuan kurikuler dijabarkan kembali ke dalam tujuan instruksional sesuai dengan topik- topik pokok bahasan yang diajarkan sebagaimana yang terdapat di dalam kurikulum atau garis-garis besar program pengajaran.

Dalam kegiatan proses belajar mengajar guru atau dosen perlu merumuskan tujuan

instruksional khusus yang dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Secara hirarchis tujuan pendidikan itu dapat diurutkan sebagai berikut :

a. Tujuan Pendidikan Nasional

b. Tujuan Institusional

(31)

d. Tujuan Instruksional umum

e. Tujuan Instruksional khusus ( Zuldafrial, 1995 )

Dengan demikian tujuan pendidikan yang di atas, merupakan kulminasi dari pada tujuan pendidikan yang dibawahnya. Tujuan pendidikan yang dibawahnya merupakan tujuan antara yang harus dicapai dengan kata lain keberhasilan pendidikan tergantung pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan antara.

Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan itu, maka kegiatan proses belajar mengajar di sekolah harus dilakukan secara sadar, sistimatis dan terencana ( Zuldafrial, 1999 ). Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar kegiatan itu terarah dan tidak menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sebagaimana yang dituntut dalam kurikulum.

3. Bentuk dan Struktur Organisasi Sekolah

Secara umum bentuk organisasi kerja dapat dikelompokan ke dalam empat model yaitu : a) Organisasi Lini ( Line Organization ) b) Organisasi Staf ( Staff Organization ) c) Bentuk Gabungan ( Line and Staff Organization ) d) Organisasi Fungsional ( Fungsional Organization ).

a. Organisasi Lini ( Line Organization )

Dalam model ini semua hak dan kekuasaan berada pada pimpinan. Personal yang lain disebut bawahan yang tidak mempunyai hak dan kekuasaan sekecil apapun karena hanya

berkedudukan sebagai pelaksana tugas dari atasan. Tidak dibenarkan adanya inisiatif dan kereativitas semua tugas dilaksanakan sebagaimana diperintahkan. Dalam mewujudkan kerja bawahan hanya diserahi tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya kepada atasan yang memberikan tugas tersebut. Saluran perintah dan penyampaian tanggung jawab dalam

organisasi model ini, dilakukan melalui prosedur dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dengan kata lain perintah datang dari atasan dan bawahan bertugas melaksanakan tugas tersebut tanpa membantah dan tanpa kesalahan sesuai dengan yang diperintahkan. Sebaliknya

bawahan sebagai pelaksana harus menyampaikan tanggung jawab pelaksanaan tugas tersebut persis seperti yang diperintahkan.

Bentuk organisasi ini mempunyai kebaikan sebagai berikut :

1) Proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang perlu diajak berkonsultasi sedikit.

2) Rasa solidaritas para anggota organisasi pada umumnya masih besar karena saling kenal mengenal.

3) Disiplin biasanya masih tinggi.

Sedangkan kelemahan-kelemahan bentuk organisasi ini antara lain :

(32)

2) Kecenderungan bagi pimpinan organisasi untuk beertindak diktatoris/otokratis cukup besar karena organisasi dipandang sebagai milik pribadi dan oleh karenanya kemauannya yang harus dituruti.

3) Seluruh organisasi terlalu tergantung kepada seseorang sehingga kalau seseorang itu tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka seluruh organisasi itu terancam oleh ketidak langsungan hidupnya.

4) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan sepesialisasi sangat terbatas.

b. Organisasi Staff ( Staff Organization )

Dalam organisasi model ini, semua hak kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis pada satuan kerja yang ada secara bertingkat, setiap satuan kerja memperoleh sebagian hak dalam menentukan kebijaksanaan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan umum dari pucuk pimpinan. Hak tersebut berkenaan dengan bidang tugasnya masing-masing. Dengan kata lain wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan secara luas, sehingga pucuk pimpinan

berkedudukan sebagai koordinator. Tanggung jawab disampaikan secara bertingkat sesuai dengan hak dan kekuasaan yang dilimpahkan. Dalam organisasi model ini setiap personal mendapat kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya, ide/gagasan atau saran-sarannya, melalui atasan dalam satuan kerjanya masing-masing. Kereativitas dan inisiatif mendapat tempat yang sewajarnya dalam melaksanakan perintah atau tugas-tugas yang diterima dari pimpinan.

c. Bentuk Gabungan ( Line and Staff Organization )

Model ini merupakan gabungan dari kedua model di atas, menempatkan pucuk pimpinan sebagai pemegang hak dan kekuasaan tertinggi dan terakhir. Tidak semua hak kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis pada satuan kerja yang ada, dalam arti pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dilakukan secara terbatas. Tugas-tugas bersifat prinsipil tetap berada pada atasan/pucuk pimpinan. Pimpinan satuan kerja sebagai staff atau pembantu atasan memperoleh wewenang atau kekukasaan dalam bidang kerja masing-masing sepanjang tidak berhubungan dengan tugas-tugas yang bersifat prinsipil yang menjadi wewenang atau

kekuasaan pucuk pimpinan.

Dalam mebantu pucuk pimpinan dapat dibedakan dua jenis staff berdasarkan fungsinya sebagai berikut :

1) Staf sebagai penasehat ( Advisory staff atau advisory Committee )

Anggota staf sebagai pembantu pimpinan tidak mempunyai kewenangan dalam menetapkan keputusan berupa kebijaksanaan organisasi. Staf berfungsi sebagai penasehat yang dalam menjalankan tugasnya dilakukan dengan memberikan bahan-bahan pertimbangan, saran-saran dan pendapat agar pucuk pimpinan dapat menetapkan keputusan secara baik dan tepat. Bahan pertimbangan, saran-saran dan pendapat itu disampaikan baik diminta maupun tidak oleh pucuk pimpinan. Dengan demikian kekuasaan dan tanggung jawab tertinggi dan terakhir pada pucuk pimpinan.

(33)

Anggota staf sebagai pembantu pucuk pimpinan memperoleh kewenangan dalam menetapkan keputusan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijaksanaan pokok dari pimpinan.

Kewenangan staf dalam mengambil keputusan terbatas dalam bidangnya masing-masing dan bilamana berkenaan dengan tugas-tugas yang bersifat prinsipil kewenangan itu dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pucuk pimpinan, sebelum ditetapkan sebagai keputusan staf sebagai pejabat yang lebih rendah kedudukannya dalam organisasi.

Berdasarkan kedua jenis staf tersebut di atas, maka organisasi tipe lini dan staf ini disebut organisasi berbentuk komite ( Committee Organization )

Kebaikan-kebaikan dari pada organisasi ini antara lain :

a) Adanya pembagian tugas yang jelas antara orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas penunjang

b) Bakat yang berbeda dari para anggota organisasi dapat berkembang menjadi suatu sepesialisasi.

c) Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap kelompok golongan karyawan itu.

d) Disiplin serta moral biasanya tinggi karena tugas yang dilaksanakan oleh seorang sesuai dengan bakat, keahlian, pendidikan dan pengalaman.

e) Penerapan prinsip the right man in the right place lebih mudah dijalankan.

f) Bentuk organisasi dapat dikembangkan oleh setiap organisasi yang bagaimana besar pun, apapun tujuannya dan betapa komplek pun struktur organisasinya.

Sedangkan kelemahan-kelemahan organisasi model ini adalah :

a) Bagi para pelaksana tingkat operasional tidak selalu jelas yang mana nasehat. Artinya orang-orang ini dihadapkan pada sua macam atasan. Pertama atasan yang telah ditentukan dalam line of command yang mempunyai hak memerintah ( line outhority ). Kedua para pelaksana operasional itu pun dihadapkan pula pada pimpinan staf yang meskipun hanya berhak memberikan nasehat, perlu pula ditaati karena nasehat itu didasarkan pada keahlian dan wewenang fungsional ( Fungsional authority ).

b) Perintah dan hiararki lini tidak selalu seirama dengan naehat dari hirarki staf, karena belum tahu kedua macam hirarki ini memandang sesuatu hal dari kaca mata yang sama.

d. Organisasi Fungsional ( Fungsional Organization )

(34)

Adapun kebaikan-kebaikan bentuk organisasi ini antara lain :

1) Sepesialisasi para karyawan dipergunakan semaksimal-maksimalnya.

2) Solidaritas antara orang-orang yang fungsi yang sama pada umumnya tinggi

3) Moral serta disiplin orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi

4) Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dijalankan.

Sedangkan kelemahan-kelemahannya antara lain :

1) Orang terlalu mensepesialisasikan diri dalam satu bidang kegiatan tertentu, sehingga sukar unutk mengadakan tour of duty dan tour of area tanpa melalui pendidikan yang intensif terlebih dahulu.

2) Orang-orang yang bergerak dalam satu bidang fungsi tertentu terlalu mementingkan fungsinya saja, sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar unutk dijalankan.

4. Kedudukan guru dalam Struktur Organisasi Sekolah

Sekolah sebagai suatu organisasi kerja merupakan bentuk atau sistem kerjasama sekelompok orang dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikannya masing-masing. Sebagai suatu sistem kerjasama maka, setiap

personal sekolah mempunyai kedudukan dan posisi masing-masing sesuai dengan satuan kerjanya dalam struktur organisasi sekolah. Demikianpula guru sebagai personal yang ada dan terlibat di dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah. Kedudukan guru di dalam satuan kerja yang tergambar di dalam struktur organisasi sekolah tersebut menuntut guru unutk melaksanakan tugas tambahan selain tugas mengajar.

Bagi guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah mengatur program pengajaran, disamping tugas pokoknya melaksanakan pendidikan dan pengajaran, melakukan kegiatan :

a) Penyusunan jadwal kegiatan sekolah

b) Penyusunan pembagian tugas guru

c) Penyusunan jadwal pelajaran

d) Penyusunan jadwal kegiatan evaluasi belajar

e) Penyusunan laporan pelaksanaan pengajaran secara terbuka

Bagi guru mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah di bidang kesiswaaan melakukan kegiatan :

(35)

b) Pelaksanaan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakan disiplin dan tata tertib sekolah

c) Pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS

d) Pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi

e) Penyusunan pembinaan siswa secara berkala dan insendental

f) Pemilihan calon penerima bea siswa bagi siswa yang berbakat.

Bagi guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah sebagai wali kelas melakukan kegiatan :

a) Penyusunan laporan keadaan kelas pada akhir tahun ajaran

b) Pembuatan jadwal pelajaran kelas

c) Pembuatan statistik bulanan siswa

d) Pencatatan jumlah kehadiran siswa mingguan dan bulanan

e) Pencatatan penerimaan uang SPP

f) Pengisian daftar nilai siswa

g) Pendataan alamat siswa

h) Pembuatan catatan khusus tentang siswa

i) Pencatatan mutasi siswa

Bagi guru yang mendapat tugas membantu Kepala Sekolah di bidang perpustakaan sekolah melakukan kegiatan :

a) Perencanaan pengaaan buku

b) Pengurusan pelayanan perpustakaan

c) Perencanaan pengembangan perpustakaan

d) Pemeliharaan dan perbaikan buku/bahan pustaka

e) Penyusunan laporan bulanan

Bagi guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah sebagai Ketua jurusan/Kepala Instalasi melakukan kegiatan :

(36)

b) Koordinasi penggunaan laboratorium/ tempat praktek

c) Peningkatan prestasi dalam jurusan yang bersangkutan

d) Observasi dan evaluasi kemajuan dan kemampuan siswa dalam jurusan yang bersangkutan.

e) Penyusunan laporan perkembangan jurusan/instalasi

Bagi guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah untuk mengajar praktek, melakukan kegiatan :

a) Praktek di laboratorium/di tempat praktek

b) Pengembangan alat praktek di laboratorium/tempat praktek

c) Pemeliharaan alat praktek laboratorium/ praktek kejurusan

d) Perencanaan kegiatan praktek

e) Penyiapan bahan/alat untuk pelajaran praktek sesuai dengan jurusannya

f) Pengkoordinasian kegiatan praktek

g) Perencanaan kebutuhan bahan/alat praktek

h) Pengawasan pelaksanaan praktek

i) Koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat/dunia usaha dalam rangka praktek siswa

j) Penyusunan laporan kemajuan praktek siswa

Bagi guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah di bidang hubungan masyarakat, melakukan kegiatan :

a) Pengaturan dan penyelenggaraan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa

b) Pembinaan hubungan antar sekolah dengan komite sekolah

c) Pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha dan lembaga sosial lainnya.

d) Pemberian informasi tentang keadaan sekolah kepada masyarakat lingkungannya.

e) Pertemuan/konsultasi dengan dunia usaha

f) Penyusunan laporan pengembangan hubungan antara sekolah dengan masyarakat

(37)

a) Penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan penyuluhan yang meliputi waktu kegiatan, metode bimbingan dan penyuluhan, peralatan dan biaya, serta petugas bimbingan dannpenyuluhan.

b) Koordinasi dengan wali kelas guna penanggung jawab bidang pembinaan kesiswaan dan orang tua/wali murid

c) Penyusunan dan pelaksanaan program kerjasama dengan instansi lain yang relevan baik pemerintah maupun swasta.

d) Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan

e) Penyusunan dan pemberian saran dan pertimbangan pemilihan jurusan bagi siswa.

1. Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab guru dalam Administrasi Sekolah

Hak adalah imbalan yang harus diterima oleh seseorang atas kewajiban yang telah

dilaksanakannya dengan baik. Sedangkan kewajiban adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh seseorang karena imbalan yang diterimanya.

Tanggung jawab adalah beban yang harus dipikul oleh seseorang dengan sebaik-baiknya sesuai dengan posisi atau jabatannya yang diembannya.

Hak, kewajiban dan tanggung jawab guru dalam administrasi pendidikan adalah sesuai dengan batasan administrasi pendidikan sebagaimana telah dijelaskan di atas adalah imbalan, kegiatan yang harus dilakukan dan beban yang harus dipikul oleh seorang guru sebagai salah satu komponen yang yang terintegrasi dengan komponen lainnya di dalam suatu proses kerjasama yang berlangsung di sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Sadapun hak seorang guru sebagai pendidik dan pengajar adalah berhak memperoleh :

a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai

b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas

d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas atas hasil kekayaan intelektual dan

e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Kewajiban guru sebagai pendidik dan pengajaran adalah :

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kereatif dinamis dan dialogis.

Referensi

Dokumen terkait

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika IPA, 2013

Jawaban dari 32 siswa yang menjadi responden, diketahui ada 3 siswa atau 9,375% yang menyatakan saya selalu senang melakukan praktek pembelajaran disekolah dengan

Hasil analisis jaringan daun terhadap berbagai pemberian dosis kalsium tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan kalsium dalam daun (Tabel 8).. Hasil analisis

Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti tentu tidak lepas dari media dan sumber belajar, karena media dan sumber belajar termasuk

Kemudian faktor kualitas dan pemasaran produk yang terdiri dari kualitas, kemasan, promosi serta faktor sumber informasi konsumen yang terdiri dari sumber informasi; (2)

Tamu hanya cukup melakukan reservasi di website yang telah di sediakan jika ingin menginap di Hotel Mandarin tersebut kemudian konvirmasi ulang dan membawa bukti registrasi

Hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etanol akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) dosis 400 mg/kg BB yang diberikan sebelum dan selama induksi DMBA

Pada rencana pembuatan kemasan ini, dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Quality Function Deployment yang bertujuan untuk mendapatkan Voice of Customer ,