• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belardo Farjantoky PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI BK BERBASISI HASIL UNTUK MELIHAT KINERJA KONSELOR DI SMA PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Belardo Farjantoky PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI BK BERBASISI HASIL UNTUK MELIHAT KINERJA KONSELOR DI SMA PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI BK BERBASISI HASIL

UNTUK MELIHAT KINERJA KONSELOR DI SMA

PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat tugas Matakuliah Penelitian Pendidikan yang diampu Oleh :

Prof. Samsudi. M.Pd. dan Dr. Masrukan, M.Si

Oleh

BELARDO FARJANTOKY

0106517024

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses penting yang menjadi salah satu jalan untuk meraih tujuan atau cita-cita yang diinginkan. Melalui pendidikan pula akan merubah sikap dan tingkahlaku yang sebelumnya tidak baik menjadi lebih baik lagi. Dari sinilah pendidikan menjadi syarat penting bagi setiap manusia, karena pendidikan menjadi hal yang mutlak dan harus terpenuhi. Pendidikan dalam filosofinya mengambarkan suatu proses yang melibatkan berbagi faktor dalam upaya pencapaian kehidupan yang bermakna, bagi individu itu sendiri.

Pendidikan itu sendiri sangat sentral kaitanya dalam pembangunan suatu bangsa karena usaha pembangunan selain memerlukan sumber daya alam (SDA), yang paling penting adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Upaya untuk menciptakan dan meningkatkan SDM hanya dapat ditempuh melalui pendidikan. Dunia pendidikan diharapkan dapat menjadi salah satu wahana untuk mempersiapkan generasi bangsa, sehingga kelak dapat lahir SDM yang handal dan mempunyai kemampuan untuk merespon dinamika dan perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dunia modern

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan oleh berbagai pihak. Peningkatan mutu merupakan salah satu skala prioritas pembangunan bidang pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus terjadi, maka upaya pembaharuan di bidang pendidikan mutlak harus dilaksanakan. Pemerintah telah mengadakan berbagai upaya penyempurnaan baik menyangkut sistem maupun faktor lainnya. Upaya pemerintah tersebut terlihat jelas melalui perubahan atau revisi kurikulum, penambahan fasilitas pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan guru dan peningkatan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi guru. Upaya ini diharapkan dapat membentuk manusia yang terampil dan inovatif.

(3)

pemerintah dalam bidang pendidikan maka perlu dilakukan evaluasi secara terarah dan berkesinambungan. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program pendidikan yang telah dilaksanakan sebelumnya dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam penerapan program-program tersebut.

Salah satu komponen pendidikan yang perlu dijadikan sebagai objek evaluasi adalah pendidik atau guru, karena keberadaan guru memegang peran sangat esensial dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan serta langsung bersentuhan dengan siswa. Keefektifan pelaksanaan peran guru sebagai agen pembelajaran tergantung pada tingkat kompetensi guru yang bersangkutan, yang mencakup kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial, profesional dan kemampuan lainnya.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dipertegas lagi dengan Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana/ DIV, menguasai kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru merupakan bidang pekerjaan profesional sejajar dengan profesi lain mengandung makna bahwa tidak semua orang dapat dikatakan sebagai guru. Dalam pengertian formal, guru hanya dapat disandang oleh seseorang yang sudah menamatkan pendidikan profesi guru. Pendidikan profesi merupakan syarat mutlak bagi guru baik jenjang pendidikan dasar maupun jenjang pendidikan menengah.

(4)

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”. Pasal ini menjelaskan bahwa keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur.

Penegagasan konselor sebagai suatu profesi pendidik juga terdapat dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Permendiknas No 27 tahun 2008 tentang Standar kualifikasi akademik dan kompetensi Konselor.

Oleh karena itu, keberadaan konselor sebagai suatu kualifikasi dan profesi pendidik yang sejajar dengan guru tentu memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja.

Konselor merupakan salah satu bagian dalam sistem pendidikan yakni sistem tenaga pendidik. Sebagai bagian dari suatu sistem maka tidak bisa dilepaskan dari mekanisme keterkaitan dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka konselor termasuk komponen penting yang harus dievaluasi kinerjanya. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat selama ini evaluasi kinerja pendidik masih terlalu didominasi kualifikasi guru mata pelajaran, sementara evaluasi kinerja terhadap komponen pendidik lain termasuk konselor masih sedikit dilakukandan belum maksilal.

(5)

memiliki keterbatasan untuk memahami evaluasi terhadap kinerja konselor sekolah. Pada satu sisi, guru konselor sudah melaksanakan kinerjanya sesuai dengan yang diketahuinya, namun di sisi lain mereka membutuhkan panduan evaluasi Bimbingan dan Konseling yang jelas. Konselor sekolah membutuhkan evaluasi yang ideal agar dapat mengetahui pelaksanaan kinerja yang dialukan dan selanjutnya langsung dapat diperbaiki serta dikembangkan. Dari hal ini, perlu dicari model evaluasi Bimbingan dan konseling dimana mengevaluasi dari awal menentukan tujuan hingga pembuatan laporan kegiatan layanan di sekolah.

Evaluasi hasil dalam bimbingan dan konseling merupakan suatu aspek yang mengukur sejauh mana pencapaian tujuan atau keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling yang di selenggarakan di sekolah. Hasil yang di peroleh merupakan salah satu indikator tentang gambaran kerja guru pembimbing atau konselor pada aspek layanan bimbingan dan konseling. Selanjutnya sail tersebut sebagai akuntabilitas guru pembimbing atau konselor kepada stkholder (peserta didik, wali kelasm kepala seklah dan masyarakat atau orang tua.

Model evaluasi hasil berkaitan dengan pertanyaan apakah pelaksanaan program bimbingan dan koseling berkontibusi terhadap kesuksesan atau kemandirian siswa terutama pada prestasi akademik mereka. Evaluasi hasil merupakan proses yang digunanakan untuk menjawab pertanyaan apa dampak atau kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap kesuksesan para siswa khususnya pada prestasi akademik. Hasil yang dievaluasi dan evaluasi hasil meliputi kehadiran, rujukan disiplin, rata-rata nilai, skor nilai prestasi, dan perilaku kelas (Gsybers)

(6)

Berdasarkan permasalahan di atas dan kebutuhan akan model evaluasi yang berkaitan dengan pemahaman kinerja konselor tentang evaluasi dingan itu, pengambilan konsep penelitian research and development maka dapat diasumsikan bahwa penelitian ini perlu dilakukan. Untuk itu, peneliti mengangkat judul penelitian ini yaitu “Pengembangan Model Evaluasi Bimbingan dan Konseling Berbasis Hasil untuk Melihat Kinerja Konselor”, dengan harapan bahwa model evaluasi Bimbingan dan Konseling berbasis hasil ini dapat membantu konselor dalm mengevaluasi kinerja di setiap pelaksanaan layanan.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Konselor masih belum mendapatkan evaluasi secara ideal yang sesuai dengan Prosedur yang benar

2. Konselor belum faham tentang evaluasi untuk mengembangkan kinerja konselor sekolah

3. Konselor membutuhkan model evaluasi Hasil untuk mengevaluasi kinerja konselor di sekolah dari menentukan tujuan hingga pembuatan laporan kegiatan layanan di sekolah dengan jelas.

1.3. Pembatasan Masalah

Agar keluasan masalah, kelayakan masalah dan kekhasan bidang kajian di atas maka peneliti melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Konselor masih belum mendapatkan evaluasi secara ideal yang sesuai dengan Prosedur yang benar

(7)

Merujuk pada paparan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Seperti apa model evaluasi bimbingan dan konseling di sekolah?

2. Seperti apa kebutuhan model akan evaluasi bimbingan dan konseling berbasis hasil?

Referensi

Dokumen terkait

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih. melakukan perbuatan yang

Selain itu, dapat memberikan dampak positif kepada citra rumah sakit yaitu dengan penyebarluasan informasi adanya pelayanan yang baik di Unit Rawat Jalan Rumah sakit Umum

Untuk menjelaskan pengaruh sistem in room check-in terhadap kepuasan pelanggan di Hotel Shangri-La Jakarta berdasarkan 5 dimensi penentu kualitas jasa, maka dapat dibuat

Menimbang, bahwa atas dasar apa yang dipertimbangkan dan disebutkan sebagai pendapat Pengadilan Agama dalam putusannya mengenai permohonan izin untuk menjatuhkan

Hal tersebut sama dengan pernyataan yang dikemukakan oleh peneliti (18) pada penelitiannya dengan menyatakan tingkat risiko akan semakin meningkat seiring dengan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pelatihan baby gym terhadap kemampuan ibu untuk melakukan baby gym di wilayah Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan

Sifat melawan hukum dalam fungsi positif yaitu apabila perbuatan yang dilakukan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan, tetapi oleh nilai-nilai

Peluang terambil kartu angka 1 il kartu angka 10 dari 0 dari seperangka seperangkat kartu t kartu bridge. Solusi: Solusi: ii)) 1 1//1 13 3 INDIKATOR: INDIKATOR: Menghitung