KONDISI INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DI INDONESIA
Aspek
LK-Bank (2012)
Koperasi (2012)
Lembaga - BPR/BPRS (1.735) - Mikro Mandiri (300) - BRI Unit (4.538)
- Danamon Simpan Pinjam (693) - Swamitra Bukopin (420)
- Dan lain-lain
-Koperasi Simpan Pinjam (36.376)
-Koperasi Jasa Keuangan Syariah (BMT=2.017, BTM=1.158)
-Credit Union (1.041)
Jumlah
Nasabah - BRI Unit = 32.253.000- DSP = 132.980 - Swamitra = 142.071 Total ???
-KSP = 11.298.529 -BMT=460.000 -CU=479.531 Total ???
Regulasi
- UU No. 7/1992 tentang Perbankan - UU No. 10/1998 tentang Perbankan - UU No. 21/2008 tentang PerbankanSyariah
- SE No. 8/26/PBI/2006 tentang BPR - SE No. 6/27/PBI/2004 tentang
Pengawasan Unit Simpan Pinjam Bank Umum
UU& Regulasi tentang Perkoperasian dan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
- UU No.25/1992 tentang Perkoperasian - Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994
tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan AD Koperasi; - Kepmen No. 104.1/Kep/M.KUKM/X/2002
tentang Juklak Pembentukan,Pengesahan Akta pendirian, dan Perubahan AD Koperasi.
- Permen No. 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi
- PP No. 9/1995
Tentang Koperasi Simpan Pinjam
- Kepmen KUKM No.1 Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang JUKLAK Kegiatan usaha KJKS - Kepmen No.35.2/PER/M.MKUMKM/X/2007
tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen KJKS & UJKS.
- Peraturan Menteri KUKM
No.22/PER.M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman Pemeringkatan Koperasi
Gubernur BI) tentang Strategi Pengembangan LKM
a) Menkeu No. 351.1/KMK.010/2009 b) Mendagri No. 900-639A Tahun 2009
c) Menkop & UKM No. 01/SKB/M.KUKM/IX/2009 d) Gubernur BI No. 11/43A/KEP.GBI/2009
Regulator
Bank Indonesia Menteri Koperasi & UKMPembinaan
Bank Indonesia Menteri Koperasi & UKMStandarisas
i
Kompetensi
SDM
- Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR)-wajib
- Sertifikasi Auditor Internal (QIA)-wajib
- Sertifikasi Direksi (LSP Certif)-wajib - Fit & Proper Test (Bank
Indonesia)-wajib
- Sertifikasi Komisaris (LSP Certif)-wajib
- Sertifikasi manajer koperasi (tidak wajib)
- berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :KEP.133/MEN/III/2007 tentang SKKNI Bidang Koperasi Jasa Keuangan
Pengawasa
n
Bank Indonesia (BI) UU No. 23 tahun 1999
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)-UU No. 21 tahun 2011
Menteri Koperasi & UMKM
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005 tentang
Struktur organisasi OJK terdiri atas: 1. Dewan Komisioner OJK
2. Pelaksana Kegiatan Operasional Struktur Dewan Komisioner terdiri atas:
- Ketua merangkap anggota;
- Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
- Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
Menteri Koperasi dan KUMKM
Deputi I : Bidang Kelembagaan Deputi II : Bidang Produksi
Bidang III : Bidang Pembiayaan
Bidang IV : Pemasaran Dan Jaringan Usaha Bab V : Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Deputi VI : Bidang Pengembangan Dan Restrukturisasi Usaha
- Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
- Kepala Eksekutif Pengawas
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
- Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
- Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen;
- Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan
- Anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat Eselon I Kementerian Keuangan.
Pelaksana kegiatan operasional terdiri atas: - Ketua Dewan Komisioner memimpin
bidang Manajemen Strategis I;
- Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis II;
- Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawasan Sektor Perbankan;
- Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal;
- Kepala Eksekutif Pengawas
Catatan:
Tidak ada deputi yang bertugas secara khusus dalam bidang pengawasan Koperasi.
Bidang yang melakukan tugas dan fungsi pengawasan adalah Deputi Kelembagaan.
Rumusan Tugas:
Membantu Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan koperasi dan usaha kecil dan menengah yang meliputi, perumusan, koordinasi, perencanaan dan pengembangan kebijakan dan pelaksanaan fungsi teknis pemberdayaan KUMKM di bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Diktum tentang pengawasan terdapat dalam deskripsi tugas Deputi I Bidang kelembagaan yang berbunyi:
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang Pengawasan Sektor IKNB; - Ketua Dewan Audit memimpin bidang
Audit Internal dan Manajemen Risiko; dan
- Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen memimpin bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
Penjaminan
Simpanan
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Tidak ada
Penjaminan
Kredit
(Asuransi bertujuan untuk mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi risiko karena hilang, rusak, atau musnahnya barang yang dipertanggungkan oleh suatu kejadian yang tidak pasti. Asuransi Kredit akan mengcover risiko apabila terjadi default (gagal bayar) nasabah ke Lembaga keuangan.)
- Jenis Asuransi yang bekerja sama dengan Bank:
(1) Asuransi Jiwa (nasabah)
(2) Asuransi Barang Jaminan (Kendaraan/rumah);
(3) Asuransi Kredit;
- Jaminan Kredit Tidak ada
- Ada hanya untuk beberapa item produk saja, terbatas pada:
(1) Asuransi Jiwa;
Penjaminan
Likuiditas
Bank Indonesia Tidak ada
Pemeringka
tan
(RATING)
Bank Indonesia Menteri Koperasi & UKM
Hasil pemeringkatan koperasi ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang. Penetapan hasil pemeringkatan koperasi dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:
1. Keputusan hasil pemeringkatan untuk tingkat nasional ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM,
2. Keputusan hasil pemeringkatan koperasi untuk tingkat provinsi ditetapkan oleh Gubernur, 3. Keputusan hasil pemeringkatan koperasi untuk
tingkat Kabupaten dan Kota, ditetapkan oleh Bupati/Wali Kota.
Keputusan hasil pemeringkatan koperasi final dan berlaku untuk satu periode tertentu dalam jangka waktu paling lama dua tahun. Hasil pemeringkatan koperasi ditetapkan dalam lima tingkatan klasifikasi kualitas, yaitu:
1. Sangat Berkualitas 2. Berkualitas
3. Cukup Berkualitas 4. Kurang Berkualitas 5. Tidak Berkualitas
Unsur-Unsur Penilaian Rating
Berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 tahun 1992 yang diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bahwa Bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas dan aspek lainnya sesuai dengan prinsip kehati-hatian. unsure penilaian bank berdasarkan criteria
Ada 6 Aspek penilaian yang meliputi: 1. Aspek badan usaha aktif 2. Aspek Kinerja Usaha
3. Aspek kohesivitas dan partisipasi anggota 4. Aspek Orientasi Pelayanan anggota
5. Aspek pelayanan kepada masyarakat
6. Aspek kontribusi terhadap pembangunan daerah
CAMEL.
Faktor-Faktor CAMEL: 1. Permodalan,
2. Kualitas aktiva produktif 3. Kualitas manajemen 4. Rentabilitas
5. Likuiditas
2. Berbadan hokum Koperasi minimal satu tahun 3. Telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunn
(RAT).
Penilaian
Tingkat
Kesehatan
KETENTUAN
SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR & SE BI No.30/3/UPPB masing-masing tgl 30 April 1997 Perihal TKS BPR
SK DIR BI No.30/11/KEP/DIR tgl 30 April 1997 & SK DIR BI No.30/277/KEP/DIR tgl 19 Maret 1998 Perihal TKS Bank Umum
Pelaporan
- Laporan Bulanan- Laporan triwulanan - Laporan Semesteran - Laporan Tahunan
- Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) - Laporan Triwulanan
Sumber
Permodalan
- Dana Pihak Ketiga (Tabungan+Deposito)
- Pinjaman dari Lembaga Keuangan lain
- Menjual obligasi - Menjual saham
- Simpanan anggota dan non-anggota - Pinjaman dari Lembaga Keuangan lainnya
Standar
Laporan
Keuangan
- PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah) tahun 2003 - PSAK (Pedoman Standar Akuntansi
Keuangan) yaitu PSAK 50 dan PSAK 55
- PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) tahun 2008 - SAK ETAP untuk BPR tahun 2010
- Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27 tentang Akuntansi Koperasi tahun 2006
- Untuk KJKS berlaku PSAK 101 – 108
Asosiasi
Perbarindo (Perhimpunan BPR seluruh Indonesia)Asbisindo (Asosiasi Bank Syariah Seluruh Indonesia)
Perbanas (Perhimpunan Perbankan Nasional)
- IKSP (Induk Koperasi Simpan Pinjam)
- Inkopsyah (Induk Koperasi Syariah seluruh Indonesia)
- ABSINDO (Asosiasi BMT seluruh Indonesia) - Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT)
- BMT Center
Provider
LPPI (Lembaga PengembanganPerbankan Indonesia)
IBI (Indonesia Banking Institute)
- PINBUK - BMT Center - Microfin - Peramu - Peac Bromo - Bina Swadaya - Micra
- IKOPIN
Lembaga
Sertifikasi
Profesi
- LSPP (Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan) untuk Bank Umum - LSP Certif untuk BPR
- BSMR (badan Sertifikasi Manajemen Risiko)
LSP KJK (Lembaga Sertifikasi Profesi Koperasi Jasa Keuangan)
Asosiasi
Profesional
Ikatan Bankir Indonesia
(IBI)---www.ikatanbankir.com Tidak Ada
Infrastruktu
r Lainnya
Road Map API (Arsitektur Perbankan Indonesia)
- Ada 6 Pilar API - Ada Program API - Ada Action Plan API
Tidak ada
Ketentuan
lainnya
- Kewajiban penerapan Manajemen Risiko (Basel I – 1996 dan Base II – 2004)
- Kewajiban penerapan SPI (PBI No.1/6/PBI/1999)
- Kewajiban penerapan GCG (PBI No. 8/4/PBI/2006, 30 Jan 2006 ttg Pelaksanaan GCG)
Sumber Pustaka
1. Laporan tentang Kerangka Hukum dan Arah Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia, JICA untuk Bapepam-LK RI, tahun 2010.
2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia, 21 April 2009.
3. Kumpulan Peraturan Perundang-Undangan Kelembagaan Koperasi, CV. Medya Duta Jakarta, 2005
4. Anjar Pachta, Dkk. Hukum Koperasi Indonesia, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005. 5. Burhanuddin, Prosedur Mudah Mendirikan Koperasi, Pustaka Yustisia, Jakarta, 2010.
6. Sudarsono, Koperasi, dalam Teori dan Praktik. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2010. 7. Hendrojogi, KOPERASI, asas-asas, Teori, dan Praktik, Rajawali Press, Jakarta. 2010.
8. Dawam Rahardjo, Dkk. Koperasi dalam Sorotan Pers. Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996 9. PANCA WINDU GERAKAN KOPERASI INDONESIA, Dewan Koperasi Indonesia, 1987