BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Harga Saham
Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan juga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.
Harga saham yang terbentuk di pasar modal yang ditentukan oleh beberapa
faktor seperti, laba per lembar saham (earning per share), rasio laba terhadap harga per lembar saham (price earning ratio), dan tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat
kepastian dari operasi perusahaan.
Harga saham dibentuk karena adanya permintaan dan penawaran atas
saham. Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak
faktor baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan
dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang
sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial, politik, dan
juga informasi-informasi yang berkembang (Darmadji dan fakhruddin
2001:10).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa harga saham akan
terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan
2.1.1 Faktor Internal (Lingkungan mikro)
1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan
produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan
laporan penjualan.
2. Pengumuman pendanaan (finacing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutan.
3. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.
4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan
merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.
5. Pengumuman ketenaga kerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
6. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan
laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal,
2.1.2 Faktor eksternal (Lingkungan makro) Diantaranya antara lain :
1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga
tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai
regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau
harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.
4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi niali tukar juga
merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya
pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia.
5. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.
6. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakan
Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham
yang seharusnya dilakukan oleh setiap analisis keuangan dengan
tujuan untuk bisa memperoleh keuntungan yang tinggi.
Menurut Husnan (2006:39) ada beberapa penilain terhadap harga
1. Model valuasi harga saham
Pada proses ini bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu
saham dan kemudian membandingkan dengan saat ini, nilai
intristik menunjukan present value yang diharapkan. 2. Nilai valuasi saham
Pada proses ini model penilaian merupakan salah satu mekanisme
untuk merubah serangkain variabel ekonomi atau variabel
perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga
saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut seperti laba
perusahaan, deviden yang dibagikan dan sebagainya.
Selembar saham mempuyai nilai atau harga dan dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga), yaitu:
1. Harga nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena
deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2. Harga perdana
Harga ini merupakan harga saat ini dicatat di bursa efek. Harga
saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi
(underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk
3. Harga pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi
kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor
yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah
saham dicatat di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan
emiten dari pinjaman emisi harga, ini disebut sebagai harga di
pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena transaksi di pasar sekunder, kecil
sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit.
Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain
adalah harga pasar.
2.1.3 Teori Random Walk
Model random walk mengemukakan persoalan harga-harga saham yang lalu dapat membantu dalam meramalkan harga-harga
saham atau tingkat keuntungan waktu yang akan datang. Model ini
menegaskan dua hipotesis utama, yaitu perubahan harga. Perubahan
harga adalah bebas antara satu jangka waktu dengan waktu jangka
yang lain, dan perubahan harga mengikuti beberapa distribusi
probabiliti tertentu. Pada model ini asumsi pergerakan harga saham
adalah random.
Menurut Salim (2012:12) :
mengakibatkan naiknya permintaan sehingga harga saham tersebut naik pada tingkat wajar. Saham yang secara tiba-tiba naik hingga ke tingkat wajar saat semua informasi telah tersedia pastilah dikarenakan terdapat informasi baru tentang saham tersebut.Informasi terbaru pastilah tidak dapat diprediksi (unpredictable).
Pada akhirnya perubahan harga saham yang diakibatkan karena reaksi terhadap informasi baru tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu walaupun para investor memperoleh informasi dari dalam, investor masih tidak dapat meramal pergerakan harga saham yang akan datang dengan tepat. Hal ini itu karena segala informasi akan terkandung dalam harga saham itu sebagaimana diketahui umum.
2.2 Laba akuntansi
Laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan
biaya (Chairi dan Imam, 2007). Laba akuntansi adalah perbedaan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode –periode
tersebut. Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu
perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan
harga saham di masa depan.
Laba akuntansi merupakan salah satu faktor yang dilihat investor di
pasar modal untuk menentukan pilihan dalam menanamkan investasinya,
salah satu cara yang bisa di tempuh oleh investor dalam menanamkan
dananya adalah dengan cara membeli saham. Bagi perusahaan, menjaga dan
meningkatkan laba akuntansi adalah suatu keharusan agar saham tetap eksis
dan tetap diminati oleh investor.
Menurut Suwardjono (2005:456) laba akuntansi dengan berbagai
1. Indikator efesiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusaahan dalam tingkat pengembalian atas investasi.
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. 3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Dasar penentun dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
publik.
6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak uang. 7. Dasar kompensasi dan pemabagian bonus.
8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9. Dasar pembagian dividen.
Laba akuntansi mencerminkan kinerja suatu perusahaan, semankin
tinggi laba akuntansi dalam sebuah perusahaan semankin baik pula kinerja
keuangan perusahaan. Adanya laba akuntansi dapat mempengaruhi naik
atau turunnya harga saham jika ditinjau dari penilain intrinsik saham
tersebut.
2.3 Profitabilitas
Profitabilitas atau kemampuan laba merupakan hasil akhir bersih dari
berbagai kebijakan dan keputusan manajemen (Sawir, 2003: 17). Faktor
yang paling penting dalam kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
adalah hubungan antara tingkat penjualan dengan tingkat aktiva yang
diperlukan untuk mencapai tingkat penjualan tersebut.
Profitabilitas adalah kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba
dengan mempergunakan modal yang diperlukan di dalam mengelola
kegiatan usahanya secara efektif (Sartono, 2005:32). Rasio profitabilitas
merupakan alat dalam mengukur prestasi keuangan perusahaan. Rasio
kemampuan akan memberi jawaban tentang efektivitas manajemen
Profitabilitas menunjukan bagaimana cara kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba. Jika kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan
laba meningkat maka hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon
investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal ini
sesuai dengan hukum permintaan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi harga saham yang mengatakan jika permintaan terhadap
saham meningkat maka harga saham akan cenderung meningkat.
Meningkatnya profitabilitas perusahaan bearti meningkat saham yang
secara tidak lansung akan meningkatkan pendapatan perlembar saham
(earning per share) yang akan diterima oleh pemengang saham, karena laba per lembar saham diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan
jumlah saham yang beredar.
2.3.1 Return on assets (ROA)
ROA merupakan salah satu alat analisis keuangan yang
digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan.
Menurut sasongko (2006:69) ROA disebut juga Return On Investment. Rasio ini juga mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.
Return On Assets (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada
setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva)
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengatur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan
(laba). Secara keseluruhan dengan mempunyai Return On Assest (ROA) yang tinggi, akan menarik investor untuk menanamkan
modalnya kepada perusahaan.
Return Of Assets atau disebut juga rentabilitas ekonomi merupakan laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dipergunakan atau menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase (Riyanto, 2001: 36). Oleh karena itu pengertian rentabilitas
sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di
dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula
dimaksud sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal
yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah
dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang
dimilikinya, semakin tinggi ROA semakin tinggi keuntungan.
Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan
menjadikan investor tertarik akan nilai saham tersebut.
2.4 Economic Value Added (EVA)
Pada dasarnya pemodal atau (investor) akan tertarik untuk melakukan
investasi pada saham di perusahaan yang menawarkan jumlah, stabilitas dan
tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka terima. Para
yang akan datang dan besarnya dividen yang diterima apabila investor
mengetahui dengan pasti laba yang akan mereka peroleh dari perusahaan.
EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih
dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan tentunya juga
akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Di dalam konsep EVA
memperhitungkan modal saham, sehingga memberikan pertimbangan yang
adil bagi para penyandang dana perusahaan. Analisis sekuritas menemukan
bahwa harga saham mengikuti EVA jauh lebih dekat dibanding faktor
lainnya seperti laba per lembar saham, margin operasi. Korelasi ini terjadi
karena EVA benar-benar memperhatikan investor. Apabila nilai EVA suatu
perusahaan meningkat, maka kinerja perusahaan semakin baik sehingga
kesejahteraan para pemengang saham dapat ditingkatkan.
EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah perusahaan
telah memberikan nilai tambah kepada pemengang saham. Oleh karena itu
jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini akan membantu
memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara konsisten untuk
memaksimumkan nilai perusahaan.
Harga saham di bursa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif, salah satunya adalah perilaku investor.
Investor yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan cenderung untuk
mengincar perusahaan yang sudah sangat stabil. Hal ini disebabkan karena
perusahaan yang demikian menjamin kespatian adanya keuntungan yang
cukup terjamin setiap tahun. Hal ini menunjukkan perusahaan yang
memiliki nilai EVA yang tinggi akan menarik para investor, karena
semankin besar EVA, semankin tinggi nilai perusahaan, yang bearti juga
semankin besar keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham. Sesuai
dengan hukum permintaan dan penawaran, semankin banyak investor yang
tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan tersebut di pasar modal
mengalamin kenaikan.
Kenaikan pendekatan EVA berorientasi pada pemengang saham
berhubungan dengan permintaan dan penawaran pada pasar modal yang
memiliki EVA yang bagus tidak dengan sendirinya performa sahamnya di
pasar modal bagus pula. Terlebih di Indonesia harga saham lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor rumor (faktor lain). Perusahaan pun sering dengan
sengaja mealakukan corporate action, misalnya dengan membagikan saham bonus, stock split dan issue, dengan tujuan mendongkrak performa saham di pasar modal. Hal yang perlu diketahui bahwa EVA negatif bukan bearti
mereflikasikan ketidak pedulian manajemen emiten untuk menciptakan nilai
tambah, yang mengakibatkan menurunnya peminat terhadap harga saham
yang diperjual belikan sehingga harga saham cenderung menurun, hal ini
tidak bisa dipungkirin bahwa harga saham selalu terkait dengan ekspektasi
masa depan perusahaan. Ketika saham XXX tinggi harganya, bisa jadi ini
karena banyak yang percaya bahwa masa depan perusahaan atau sektor
industri perusahaan tersebut memang lagi bagus, persoalannya bagaimana
Disitulah kegunaan EVA, EVA bukan hanya tergambar dari kinerja
manajemen dalam suatu periode tetapi juga kinerja karyawan. Kinerja
karyawan maupun manajemen dikaitkan dengan kompensasinya. Kalau
mereka mendapatkan kompensasi yang bagus, sehingga bisa berkerja
dengan bagus, akan memunculkan kinerja perusahaan yang bagus pula.
Perusahaan yang bekinerja bagus tentu akan menarik para investor atau
shareholder. Namun jumlah saham yang beredar terbatas, harga saham perusahaan tersebut akan tinggi. Dengan kata lain meski tidak berkorelasi
secara positif dengan harga saham, tidak bisa dipungkirin bahwa EVA
berpengaruh terhadap harga saham.
2.5 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan teoritis dan pengembangan hipotesis yang dibuat maka
penelitian dapat membangun kerangka pemikiran teoritis pada gambar
berikut :
Penelitian terdahulu yang dilakukan Sry Rahayu Febriani bahwa laba
akuntansi, dividen, penjualan berpengaruh terhadap harga saham. Dividen
merupakan vriabel yang paling dominan dalam menentukan harga saham.
Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006) meneliti pengaruh EVA dan
rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham. Hasilnya menunjukan
Lestari dan Sari (2013) meneliti pengaruh Profitabilitas terhadap harga
saham di perusahaan perbankan. Hasil menunjuk bahwa Return of Assets(ROA) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan Return of Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
(Sry Rahayu
Febrina :
2005)
“Pengaruh Laba
akuntansi, dividen dan
penjualan terhadap
harga saham
perusahaan terbuka di bursa efek Jakarta”
Variabel Independen :
Laba Akuntansi,
dividen, penjualan.
Variabel Dependen : Harga saham
Hasil penelitian dari laba akuntansi, dividen, penjualan berpengaruh terhadap harga saham.
(Noer Sangsongko
& Nila
Wulandari : 2006)
“Pengaruh EVA,
Rasio Prifitabilitas
EPS terhadap harga
saham pada
perusahaan asuransi
yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun
2006-2010” Variabel Independen : EVA, Profitabilitas, EPS Variabel Dependen : Harga saham
Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa
EVA, dan EPS
berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE, ROS,
ROA berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap harga saham (Lestari dan
Sari : 2013)
“Analisis pengaruh
Profitabilitas terhadap
harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2008-2010”
Variabel Independen : ROE, ROA, dan NPM
Variabel Dependen : Harga saham
ROA dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
sedangkan ROE
berpengaruh signifikan terhadap harga saham di perbankan BEI.
(Rowland Bismarmark Fernando
Pasaribu :
2008)
”Pengaruh variabel fundamental terhadap
harga saham
perusahaan go public di bursa efek Indonesia (BEI Periode 2003-2006” Variabel Independen : Variabel fundamental Variabel Dependen : Harga saham
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pertumbuhan,
profitabilitas, posisi
leverage, likuiditas,
dan efesiensi
perusahaan
industri. (Tirta
Deitiana :
2001)
”Pengaruh rasio keuangan
pertumbuhan
penjualan dan dividen terhadap harga saham”
Variabel Independen : Profitabilitas, likuiditas, dividen Variabel Dependen : Harga saham
Hasil penelitian ini
menunjukkan profitabilitas,
likuiditas, dividen
berpengaruh terhadap
harga saham dan
pertumbuhan penjualan
tidak berpengaruh
terhadap harga saham. (Iwan
Hermansyah
dan Eva
Ariesanti :
2008)
”Pengaruh laba bersih terhadap harga saham
(sensus pada
perusahaan food and
Beverage yang terdaftar di bursa efek Jakarta)” Variabel Independen : Laba bersih Variabel Dependen : Harga saham
Hasil penelitian ini
menunjukkan tentang laba bersih perusahaan
food and beverage yang terdaftar di bursa
efek Jakarta untuk
periode tahun 2006 cukup baik. Hal ini
ditunjukan dengan
perolehan laba
masing-masing perusahaan
yang menunjukkan
nilai positif artinya
jumlah pendapatan dan harga pokok produksi memiliki nilai yang lebih besar dari beban operasional.
(Eliya
Isfaatun dan Atika
Jauharia Hatta : 2002)
“Analisis informasi
penentuan harga
saham pada saat initial
public offering” Variabel Independen : Initial Return Variabel Dependen : IPO
Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat hubungan antara initial
return pada saat
penawaran perdana
dengan reputasi
auditor, reputasi under writer, umur
perusahaan, rasio
profibilitas dan rasio financial leverage. (Setyaningsih
Sri Utami : 2005)
”Pengaruh rasio
keuangan terhadap
harga saham”
Variabel Independen : LDR, CR, ROA, ROE, NPM, EPS, DPS, DER
Variabel Dependen : Harga saham
Hasil penelitian untuk mengetahui signifikasi
pengaruh perubahan
rasio keuangan
terhadap harga saham.
(Indah Nurmala Sari
”Analisis pengaruh
rasio profitabilitas
Variabel Independen :
Hasil penelitian
: 2008) terhadap harga saham
emiten LQ45 yang
terdaftar di bursa efek
Indonesia 2005-2008”.
ROA, ROE, EPS
Variabel Dependen : Harga saham
uji-t diketahui bahwa
return of asset of asset
(ROA) terhadap harga
saham mempunyai
pengaruh yang
signifikan dan
hubungan positif. (Kholis is a
Anshori 2009)
Pengaruh Economic
Value added (MVA) terhadap harga saham
pada
perusahaan-perusahaan yang
listong di Jakarta
Islamic Index (JII)
Variabel Independen :
Economic value added (EVA),
market value added (MVA) Variabel Dependen : Harga saham
Hasil penelitian EVA dan MUA mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap harga saham.
2.6 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu mode yang menerapkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor – faktor penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka kosenptual akan menghubungkan
antara variabel – variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Laba Akuntansi (X1) EVA (X3) Profitabilitas (ROA) (X1)
Dalam penelitian ini, harga saham menjadi variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Alasan peneliti untuk menjadikan harga saham sebagai
dependen adalah tingginya kebutuhan investor terhadap informasi harga
saham dalam melakukan investasi.
Pengambilan keputusan investasi sebagain besar berakibat pada
kondisi harga saham karena nilai perusahaan tercemin lewat harga saham.
Proyeksi resiko juga dapat dilihat dari informasi harga saham. Harga saham
yang fluktuatif baik signifikan maupun tidak akan menjadi pertimbangan
investor dalam memprediksi keadaan dimasa depan. Oleh karena itu
diuraikan konsep – konsep variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependen dalam penelitian ini :
1. Pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham :
Laba akuntansi merupakan selisih pengukuran dan pendapatan biaya
pendapatan. Laba akuntansi mencerminkan kinerja suatu perusahaan,
semankin tinggi laba akuntansi semankin baik pula kinerja perusahaan.
Adanya laba kauntansi dapat mempengaruhi naik atau turunnya harga
saham jika dinilai dari penilain intrinsik saham tersebut.
H1 : Laba Akuntansi berpengaruh terhadap Harga Saham.
2. Pengaruh profitabilitas terhadap harga saham :
Kemampuan perusahaan menciptakan keuntungan atau profit adalah
sangat disorotin oleh para investor sebelum menanamkan modal di suatu
perusahaan. Jumlah laba bersih akan dibandingkan dengan ukuran
mengukur profitabilitas perusahaan. Untuk mencerminkan profitabiltas
digunakan rasio – rasio antara lain :
Return on assets (ROA)
Return On Assets (ROA) adalah laba usaha dengan modal sendiri atau modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba. Rasio ini
mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan
perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikin. ROA
digamabarkan dengan laba bersih dibagi total aktiva. Semankin tinggi
kemmapuan perusahaan untuk memberikan keuntungan pada pemengang
saham, maka semankin tinggi harga saham perusahaan tersebut.
H2 : Profitabiltas berpengaruh terhadap harga saham.
3. Pengaruh EVA terhadap Harga Saham :
EVA adalah suatu pengukuran dengan memperhitungkan secara
tepat semua faktor-faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai.
Hubungan EVA dan nilai perusahaan dapat dijelaskan, bahwa EVA
dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perusahaan apabila
perhitungan EVA tidak hanya suatu periode yang akan datang. Hal ini
karena EVA pada tahun tertentu menunjukan nilai sekarang dan
berpengaruh terhadap harga saham.
H3:PengaruhEconomic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham. 4. Pengaruh laba akuntansi, profitabilitas, Economic Value Added
H4 : Laba akuntansi, profitabilitas, Economic Value Added (EVA) secara silmultan terhadap harga saham.
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka terotis yang dibuat, maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan hipotesis alternatif untuk menguji pengaruh laba
akuntansi, profitabilitas, dan EVA terhadap harga saham adalah sebagai
berikut :
H1 : Laba akuntansi berpengaruh positif terhadap harga saham.
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham.
H3 : Economic value added (EVA) berpengaruh terhadap harga saham H4 : Laba akuntansi, Profitabilitas, dan economic value added (EVA)