• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Hidup Perempuan Karier dan Pilihan Persalinan (Studi Kasus Pada Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan, Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gaya Hidup Perempuan Karier dan Pilihan Persalinan (Studi Kasus Pada Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan, Sumatera Utara)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perempuan Karir Indonesia

Wanita Indonesia memiliki peranan penting dalam memajukan

perekonomian Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil dari wawancara salah seorang

utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millenium Development Goals

(MDGs), Nila F. Moeloek yang mengatakan bahwa perekonomian di Indonesia

tinggi, dikarenakan banyaknya usaha yang dilakukan oleh para kaum hawa

(Prawira, Liputan 6 : 2013). Secara langsung ia mengatakan bahwa

"Perekonomian tinggi, karena mikro usaha yang ada di Indonesia dilakukan oleh

para wanita. Walaupun mereka tidak sekolah, mereka mengikuti

pelatihan-pelatihan seperti pelatihan-pelatihan keterampilan tangan, tataboga, pelatihan-pelatihan menjahit dan

lainnya." Hal ini disampaikan Nila Moeloek dalam acara 'Keluarga Adalah Pilar

Pertama dan Utama Dalam Membangun Bangsa', yang diadakan di Gedung

BKKBN, Halim Perdanakusumah, Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 26 November

2013. Meski begitu, Nila berharap ke depannya para wanita di Indonesia dapat

meraih pendidikan yang tinggi dan sejajar dengan para pria. Hal ini

menggambarkan bahwa wanita Indonesia sangat mempengaruhi peningkatan

perekonomian Indonesia, dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam diri

mereka. Sehingga kita tidak memungkiri bahwa dengan kemampuan yang mereka

miliki, terbentuk gaya hidup mereka.

Menurut Wolfman (1994:21-44), dewasa ini perempuan dihadapkan pada

(2)

keluwesan dan kebutuhan adanya kerjasama. Dalam hal ini lebih dahulu kita akan

mengamati peran-peran umum yang berlawanan, yaitu : perempuan rumah tangga

dan perempuan karir. Kebanyakkan perempuan telah mengetahui bahwa

masyarakat mengharapkan mereka menjadi istri dan ibu dan sehingga beberapa

waktu yang lalu nilai-nilai yang dipegang kalangan kelas menengah

mengharuskan perempuan mengurus rumah tangga.Peran umum ini dipertahankan

oleh banyak orang yang berumur lebih tua dan berpegang teguh pada tradisi yang

mempertahankan bahwa menjadi istri dan ibu yang baik membutuhkan seluruh

tenaga seorang perempuan. Tidak ada salahnya mempunyai pekerjaan, walaupun

tidak berkarir.Karir biasanya lebih banyak menuntut persiapan pendidikan dan

persiapan mental dari pada pekerjaan yang tidak memerlukan

persyaratan-persyaratan khusus. Banyak wanita yang bekerja di luar rumah bersikap hati-hati

dan bekerja sebaik-baiknya.Mungkin mereka itu tidak mempunyai keseriusan

pada persoalan, perwakilan dagang atau lembaga, tetapi persiapan mereka terarah

pada pekerjaan mereka sendiri dan standar pekerjaan itu sendiri.

Dari sekian banyak wanita Indonesia yang paling berpengaruh bagi

Indonesia dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda, beberapa diantaranya

adalah Nadya Hutagalung, Mira Lesmana, Desy Anwar, dan Karen Agustiawan.

Seperti yang kita tahu, ke empat wanita karir tersebut sangat terkenal di tanah air

bahkan di luar negeri. Nadya Hutagalung yang terkenal akan profesinya di dunia

modeling dan pemandu acara TV, telah mengharumkan negara Indonesia sampai

ke luar negeri. Sama halnya dengan Mira Lesmana, yang telah membawa nama

Indonesia sampai ke luar negeri dengan hasil karyanya dalam dunia perfilmman

(3)

terkenal dengan ciri khasnnya dalam membawa acara berita bahkan membawa

dialog dengan petinggi-petinggi dari luar negeri. Direktur Pertamina, yakni Karen

Agustiawan juga salah satu dari sekian wanita karir di Indonesia yang

memajukkan Indonesia. Usaha dan bakat yang digeluti mereka, perlahan-lahan

memajukkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dan terus berjaya.

Peran seorang wanita baik dalam pengambilan peran dalam pekerjaan

domestik maupun publik, juga dapat kita temukan di Kota Medan. Kota Medan

merupakan salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia. Sehingga kita tidak dapat

memungkiri bahwa, di Kota Medan sendiri, kita dapat menemukan perempuan

yang bekerja pada suatu perusahaan negeri ataupun swasta di dalam suatu kantor

atau yang pada umumnya kita sebut dengan wanita karir. Namun, pada topik ini,

penulis menggunakan kata perempuan sebagai ganti kata wanita, karena kata

“perempuan” memiliki makna yang lebih halus dibandingkan dengan kata

“wanita”.

2.2 Teori Postmodern Mengenai Modernitas dan Kapitalisasi Dalam Membentuk Konsumsi dan Gaya Hidup Pada Masyarakat

Teori postmodernisme beranjak dari sebuah paradigma perilaku sosial

yang merupakan sebuah paradigma yang konkret dan realistis, yang perilaku atau

tingkah laku manusia yang nampak serta kemungkinan adanya perulangan.Pokok

persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkah laku individu yang

berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan

akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan

(4)

tingkah laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan aktor.Lingkungan

itu terdiri atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial. Singkatnya,

paradigma ini memusatkan perhatian kepada tingkah laku individu yang

berlangsung dalam lingkungan yang menimbulkan akibat atau perubahan terhadap

tingkah laku berikutnya (Safitri, 2011).

Postmodernisme dirangkai dari konsep “post” dan “modern” ; “post” dapat

dimaknai sebagai era “sesudah”, sehingga postmodern mengandung makna

“setelah modernitas”. Namun, definisi postmodern tidak sesederhana itu.Konsep

ini tidak terbatas pada dimensi waktu, namun meliputi juga dimensi sosial budaya

yang menjadi objek pemikiran di era postmodern ini.Ada beberapa istilah yang

masih berkaitan dengan istilah postmodern, yaitu postmodernitas dan

posmodernisme. Menurut Kamar, istilah postmodernitas menunjuk pada suatu

epos, jangka waktu, zaman atau masa, sosial dan politik yang biasanya terlihat

mengiringi era modern dalam suatu pemahaman sejarah. Postmodernisme

menunjuk pada satu produk budaya (dalam seni, arsitektur dan sebagainya) yang

terlihat berbeda dengan produk budaya manusia modern.Jadi, definisi postmodern

meliputi suatu epos sejarah baru, produk budaya baru, serta tipe teori baru yang

menjelaskan dunia sosial (Nanang, 2011: 112).

Berdasarkan Glosarium (Nanang, 2011 : 24), postmodernisme adalah

gerakan kebudayaan yang pada umumnya, dicirikan oleh penentangan terhadap

rasionalisme, totalitanisme dan universalisme, serta kecenderungan kearah

penghargaan akan keanekaragaman, pluralitas, kelimpahruahan dan fragmentasi,

dengan menerima berbagai kontradiksi, banalitas dan ironi didalamnya.

(5)

Menurut Nanang (2011:79), modernisme mempengaruhi semua sektor kehidupan

manusia, ruang private maupun publik, dari modernisasi teknologi sampai

modernisasi di tingkat gagasan dan hampir dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Kata modernisasi berasal dari kata Bahasa Latin, yakni “modernus” yang dibentuk

dari kata modo dan ernud. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya

periode waktu masa kini (Nanang, 2011:80-89). Dampak dari modernisasi itu

sendiri membawa perubahan terhadap masyarakat tradisional, ditandai dengan

masuknya teknologi dan media massa. Serta membentuk sistem startifikasi di

dalam masyarakat.Pada masyarakat modern telah terjadinya pergeseran dalam

peluang hidup di berbagai strata sosial. Masyarakat modern mengalami proses

diferensiasi dalam kelas sosial. Ketika sistem stratifikasi sosial terbentuk, maka

kita tidak dapat memungkiri bahwa terbentuk juga gengsi sosial di dalam

masyarakat. Gengsi sosial atau prestise dapat diwujudkan dalam berbagai cara

pada masyrakat modern. Gengsi sosial tidak hanya sekedar dari cara berpakaian

atau melalui berbagai atribut yang melekat di dalam diri seseorang, tetapi juga

melalui bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi, tempat rekreasi, tempat

belanja, tempat makan, serta merek baju yang digunakan.

Salah satu fenomena yang terjadi pada masyarakat modernisasi adalah

meningkatnya peran status sosial perempuan, yakni gerakan emansipasi wanita

yang memposisikan perempuan dalam derajat yang sama dengan laki-laki.

Sebagai wujud dari modernisasi, globalisasi juga membawa pengaruh terhadap

setiap kehidupan masyarakat di dunia (Nanang, 2011: 96). Globalisasi

menyatukan perhatian manusia pada satu peristiwa secara serentak, setiap

(6)

belahan dunia. Secara umum, makna dari globalisasi adalah sebuah pandangan

yang sangat modern yang menekankan kemampuan yang semakin meningkat di

seluruh dunia dari organisasi-organisasi dan negara-negara modern yang sebagian

bersifat kapitalistik untuk meningkatkan kekuasaan mereka dan menjangkau

dunia.

Ketika globalisasi semakin merambat sampai ke seluruh dunia, terdapat

kesempatan yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang memiliki kekuasaan dan

modal untuk melakukan suatu inovasi yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat

baik dari kalangan kelas bawah sampai menengah ke bawah.Kapitalisasi terbentuk

dari sebuah paham kapitalisme, yang berarti sebuah kekuatan besar yang muncul

beriringan dengan globalisasi. Selanjutnya di dalam buku Nanang, makna dari

kapitalisme itu sendiri merupakan :

“suatu sistem dinamis ketika mekanisme yang didorong oleh laba mengarah pada revolusi yang terus berlanjut atas sarana produksi dan pembentukkan pasar baru. Ada indikasi adanya ekspansi besar-besaran dalam kapasitas produksi kaum kapitalis. Pembagian kelas yang mendasar dalam kapitalisme adalah antara mereka yang menguasai sarana produksi, yaitu kelas borjuis, dengan mereka yang karena menjadi kelas proletar tanpa menguasai hak milik, harus menjual tenaga untuk bertahan hidup.”

Melalui paham kapitalisme, barang-barang semakin banyak diproduksi

dan ditawarkan kepada konsumen.Ini dikarenakan, setiap barang yang diproduksi

menawarkan kebahagiaan secara material kepada konsumen serta

kemapanan.Namun, tidak semua masyarakat mampu mengonsumsi semua

barang-barang yang diproduksi oleh kaum kapitalis. Menurut Baudrillard, ini dikarenakan

(7)

sosial dan di setiap organisasi struktural akan mendasarkan pada penggunaan dan

distribusi harta kekayaan.

Suatu perusahaan akan terus berjuang membuat inovasi barang atau jasa

yang nantinya dapat dikonsumsi oleh konsumen dan diterima oleh pangsa pasar.

Ketika produksi kapitalisme mencapai puncak kelimpahan barang, sehingga

kebutuhan tercukupi, perusahaan berusaha bukan hanya mencipta barang, namun

sekaligus menciptakan kebutuhan. Ini merupakan upaya kapitalisme pasar untuk

terus menguasai kehidupan. Perusahaan-perusahaan kapitalis yang sangat kuat,

mempengaruhi pangsa pasar, dengan cara memperluaskan dan mengembangkan

barang atau jasa ke negara-negara yang memungkinkan pengembangan modal.

Pada umumnya, mereka yang memiliki perusahan atau sebagai pemilik

modal, mereka berada pada kelas atas atau disebut kaum bourgois.Sedangkan

mereka yang berada pada posisi sebagai kaum pekerja disebut sebagai kaum

proletar, pada sistem kapitalisasi.Perusahaan-perusahaan kapitalis yang sangat

besar ini, selain dilengkapi dengan teknologi canggih dan mutakhir yang mampu

menjangkau seluruh negara di dunia, seolah-olah menjadi sebuah perusahaan

penyelamat bak dewa penyelamat bagi negara yang lemah dalam masalah modal

(Nanang, 2011:102).Salah satu bentuk dari kapitalisasi adalah konsumsi makan

cepat saji (fast food), barang-barang bermerek, hotel berbintang, spa, bank dan

lain sebagainya.

Pada perkembangan kapitalisme akhir, dalam teori posmodernisme.

Posmodernitas menurut Baudrillard adalah dunia yang penuh dengan simbol dan

citra. Termasuk dalam konsumsi. Ketika orang mengkonsumsi, maka yang

(8)

atas suatu barang yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bagaimana barang

tersebut dapat mempengaruhi diri individu atau kelompok ketika

menggunakannya, dengan kata lain membawa status bagi orang yang

memakainya. Tidak semua barang atau jasa yang digunakan benar-benar sebagai

kebutuhan bagi seseorang.Bisa saja barang atau jasa tersebut digunakan untuk

meningkatkan status di masyarakat.Misalnya dengan menggunakan barang-barang

bermerek, memilih tempat makan atau penginapan yang ternama, atau bahkan

terlalu memilih untuk menggunakan transportasi udara yang terkenal.

Jean Baudrillard, melihat konsumerisme sebagai logika untuk memenuhi

kepuasan hasrat. Melimpahnya barang konsumsi bukan lagi karena kebutuhan

masyarakat, namun lebih pada pemuasan nafsu mereka. Dalam pandangan

Baudrillard, kapitalisme akhir memanfaatkan mesin hasrat tersebut untuk terus

membelenggu masyarakat dalam jerat konsumerisme. Praktik-praktik konsumsi

selanjutnya menjadi gaya hidup masyarakat. Konsumsi menjadi cara pandang

(baru) masyarakat. Seiring dengan terus beroperasinya industri lintas negara dan

tumbuhnya supermarket, hipermarket, dan mall. Bahkan dengan strateginya yang

cantik, barang konsumsi disesuaikan dengan pengalaman dan pandangan filosofis

masyarakat setempat (fordisme). Munculnya strategi fordisme tersebut

terus-menerus menempatkan masyarakat dalam kubangan konsumerisme.

Kajian tentang konsumerisme dan sosiologi konsumsi menjadi penting

saat ini. Sigfikansinya adalah, perubahan masyarakat saat ini cenderung menuju

pada budaya komsumeris seiring menjamurnya pusat perbelanjaan. Kajian ini

(9)

konteks sosial masing-masing zaman mereka. Kajian keilmuan sosiologi dalam

masyarakat konsumsi jelas akan senantiasa penting di masa yang akan datang.

Menurut Baudrillard, masyarakat konsumsi merupakan konsep kunci

dalam pemikirannya untuk menunjukkan gejala konsumerisme yang sangat luar

biasa dan telah menjadi bagian dari gaya hidup manusia modern melalui yang

menjadi objek konsumsi, yakni barang dan jasa. Masyarakat konsumsi menjadi

topik diskusi oleh Baudrillard dengan melihat dampak dari globalisasi yang

semakin meluas di seluruh dunia.Terjadinya globalisasi, dipicu oleh adanya

sistem kapitalisasi di berbagai sektor kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik,

pendidikan dan lain sebagainya. Namun, dalam pembahasan kali ini paham

kapitalisme diangkat berdasarkan sektor ekonomi, yang mempengaruhi pangsa

pasar di dunia (Nanang, 2011 : 130).

Bourdieu menghubungkan konsumsi dengan simbol-simbol sosial dalam

masyarakat. Dalam pandangannya produk konsumsi, merupakan simbol status dan

kelas sosial seseorang. Musik klasik misalnya, hanya dinikmati orang-orang

tertentu (biasanya dari kelas atas). Konsumsi dibentuk oleh ide, simbol, selera,

yang kemudian secara tidak langsung maupun tidak menciptakan pembedaan

dalam masyarakat. Dalam konsumsi, selera, preferensi, gaya hidup, dan standar

nilai ditentukan oleh kelas yang lebih superior. Kelas atas bukan hanya unggul

secara ekonomi politik, namun juga budaya dengan menentukan dan melakukan

hegemoni dalam pola-pola konsumsi.

Terkait dengan kelas yang terbentuk akibat dari konsumsi yang terbentuk

dari kapitalisasi, maka kita membahas mengenai startifikasi sosial.Startifikasi

(10)

startifikasi sosial, terbentuk pembagian lapisan atau yang pada umumnya disebut

pembagian kelas.Pembagian kelas dimulai dari kelas paling teratas sampai pada

kelas terendah.Menurut Sorokin (dalam J. Dwi Narwoko, 2004:153), menyatakan

bahwa stratifikasi sosial tidak hanya sekedar membedakan penduduk atau

masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, tetapi juga menyebabkan

ketidakseimbangan pada pembagian hak dan kewajiban. Dalam masyarakat yang

masih sederhana, lapisan sosial terbentuk berdasarkan perbedaan seks, perbedaan

yang memimpin dan yang dipimpin, perbedaan umur bahkan perbedaan yang

berdasarkan kekayaan, karena warga masih sedikit dan mereka yang mempunyai

kedudukan tidak banyak jumlahnya. Sebaliknya, semakin kompleks masyarakat,

semakin kompleks pula sistem pelapisan dalam masyarakat.

Menurut J. Dwi Narwoko (2004:154) menyatakan bahwa stratifikasi

dalam masyarakat memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Perbedaan dalam kemampuan dan kesanggupan. Anggota masyarakat

yang memiliki kedudukan dan strata yang tinggi, tentu memiliki

kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan anggota

masyarakat yang memiliki kedudukan yang rendah.

2. Perbedaan dalam gaya hidup (life Style). Seseorang yang memiliki

kedudukan yang lebih tinggi cenderung berorientasi pada kehidupan yang

serba mewah sebagai gaya hidup. Contohnya, seorang pemimpin

perusahaan akan memilih pakaian yang bermerek dibandingkan dengan

pakaian yang tidak bermerek.

3. Perbedaan dalam hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya.

(11)

hak dan fasilitasnya yang diperolehnya. Sebaliknya, seseorang yang

menduduki kedudukan yang rendah sulit untuk memperoleh haknya.

Dalam suatu masyarakat, terjadinya pelapisan sosial ini dikarenakan oleh dua

hal yaitu pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya dan pelapisan sosial yang

disengaja. Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya misalnya didasarkan

pada umur, jenis kelamin dan dalam batas-batas tertentu didasarkan pada

kepemilikan harta sedangkan pelapisan sosial yang sengaja dibentuk dalam

masyarakat misalnya pembagian kekuasaan yang resmi dalam suatu organisasi

misalnya pendidikan, perusahaan dan organisasi masyarakat lainnya.

Menurut Jeffris dan Ransford (dalam J. Dwi Narwoko, 2004:171)

membedakan tiga macam stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu:

1. Hierarki Kelas yang didasarkan pada penguasaan barang dan jasa atau kata

lainnya berdasarkan kekayaan. Dimana, masyarakat disini terbagi dalam

beberapa kelas yaitu kelas atas dan kelas bawah. Kelas atas adalah mereka

yang memiliki kesempatan mengonsumsikan barang dalam hal ini dimana

mereka akan memiliki akses terhadap pemilikan barang dan jasa karena

mereka memiliki uang yang digunakan untuk memperoleh itu semua.

Sedangkan mereka yang kelas bawah karena kondisi ekonomi yang

rendah, mereka kesulitan untuk memperoleh atas pemenuhan kebutuhan

yang mereka inginkan.

2. Hierarki Kekuasaan. Indikator yang digunakan disini adalah dimensi

politik yaitu distribusi kekuasaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan

kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu-individu lain

(12)

masyarakat, kelas yang berkuasa jumlahnya lebih sedikit dibandingkan

mereka yang tidak memiliki kekuasaan apapun.

3. Hierarki Status. Menurut Weber, manusia dikelompokkan berdasarkan

status dan kehormatan dalam suatu masyarakat dimana seseorang yang

memiliki status sosial tertentu akan memiliki gaya hidup tertentu pula dan

penghargaan yang berbeda dalam suatu masyarakat. Disini, masyarakat

dibagi dalam dua bentuk yaitu kelompok masyarakat yang disegani atau

terhormat dan kelompok masyarakat yang biasanya. Masyarakat yang

terhormat ini bisa saja dikarenakan karena mereka merupakan keturunan

bangsawan ataupun kepala suku yang disegani.

Kemudian Basrowi (2005) menambahkan dasar pengklasifikasian

pelapisan-pelapisan sosial dalam masyarakat, selain berdasarkan kekayaan, kekuasaan dan

kehormatan, dia menambahkan dimensi ilmu pengetahuan. Dimana dasar ini

dipakai pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.

2.3 Gaya Hidup Perempuan Karir Terhadap Pemilihan Persalinan

Gaya hidup setiap orang berbeda-beda.Tergantung bagaimana mereka

menanggapi fenomena pergaulan dan tren kehidupan akibat globalisasi pada

setiap aspek kehidupan.Begitu juga denganperempuan karier. Perawatan tubuh,

jenis makanan, komunitas sosial (sosialita), jenis pakaian, tempat kecantikan,

rumah sakit, ahli medis, fashion, dan lain sebagainya dapat dikatakan bagian dari

sisi kehidupan mereka, karena mempengaruhi pernampilan mereka dalam

pekerjaan. Ada yang memilih fasilitas yang sederhana dan ada juga yang memilih

(13)

yang merangkap sebagai ibu rumah tangga.Gaya hidup mereka pasti berbeda

dengan perempuan karir yang masih single.

Terkait dengan gaya hidup perempuan karir, pada topik penelitian ini,

penulis mencoba mengarahkan pada pemilihan persalinan yang dilakukan oleh

calon ibu yang memiliki peran ganda selain sebagai seorang ibu rumah tangga

juga sebagai perempuan karir dalam suatu perusahaan BNI dan BCA, dari sisi

gaya hidup mereka.Di dalam buku Kelvin White (2012 ;5), perilaku gaya hidup

yang melekat dalam diri manusia, tidak lebih dari suatu bagian kecil variasi dalam

status kesehatan, karena gaya hidup secara struktural tidak merata dibandingkan

pilihan individual, maka perilaku itu lebih merupakan akibat dari ketidaksetaraan

daripada penyebab.

Dalam hasil penelitian, Intan Salfariani M. dan Siti Saidah Nasution,

setiap ibu menginginkan melahirkan dengan aman dan bayi lahir dengan

sempurna. Sebagian ibu telah mempersiapkan kelahiran, seperti perlengkapan

bayi, tempat persalinan, ahli medis, bahkan teknik dan metode yang akan

digunakan ketika persalinan. Akan tetapi, calon ibu dan pihak keluarga

memikirkan terlebih dahulu kondisi kesehatan, kondisi keuangan dan lingkungan.

Menurut Szasz dan Hollender (Fauzi,1995:148), ada tiga hubungan diantara

dokter (ahli medis) dan pasien (interaksi), diantaranya :

1. Hubungan aktif dan pasif terjadi pada kondisi yang darurat. Di mana

pasien benar-benar dalam keadaan tidak berdaya waktu dokter

menanganinya. Dokter lebih berperan lebih aktif.

2. Hubungan bimbingan kerjasama menyangkut hubungan dokter dan pasien

(14)

terutama pada kasus penyakit menular. Walaupun pasien dalam keaadaan

sakit, pasien masih sanggup menerima instruksi dan melakukan penilaian,

serta pendapat mereka harus dipertimbangkan selaku manusia.

3. Hubungan model saling membantu dianggap penting dalam menangani

penderita penyakit kronis di mana program pengobatan dilaksanakan

sendiri oleh pasien sedangkan instruksi dokter hanya diperlukan

sekali-kali.

Pada dunia persalinan, kita tidak hanya ditawarkan oleh teknik Sectio

Caesarea dan Normal saja, tetapi kita juga ditawarkan dengan metode persalinan

gentle birth yang sedang banyak diminati oleh calon ibu di dunia, terutama di

kalangan public figure. Sebut saja Demi Moore, Gwyneth Paltrow, Katie Holmes,

Oppie Andaresta, dan sebagainya, pernah mencoba teknik ini dan merasakan

manfaatnya (e-magazine, Ayah Bunda).Menurut Dr. Ali Sungkar, Sp.OG spesialis

kandungan dan kebidanan FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, gentle

birth merupakan metode persalinan yang menggabungan persiapan pikiran dan mental dengan latihan hypnosis diri (self hypnosis), sejak awal kehamilan sampai

proses persalinan berlangsung. Metode persalinan bisa dilakukan secara

konvensional maupun alternatif, namun bukan kehamilan kembar. Sementara

menurut Lanny Kuswandi, pakar Hypnobirthingdari Pro V Klinik, Jakarta, gentle

birth merupakan proses persalinan alami yang berlangsung dengan lembut untuk

menyambut jiwa yang lahir ke dunia. Penolong dan pendamping harus

menyambut dengan tenang dan suara yang lembut, sehingga pada saat bayi lahir,

(15)

agar ibu tetap dapat mempertahankan kondisi relaksasi yang dalama (meditative)

selama persalinan berlangsung.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melakukan

persalinan, diantaranya :

1. Tidak berada pada rentang usia untuk hamil yang berisiko tinggi, yaitu di

atas 35 tahun.

2. Merupakan kehamilan tunggal, bukan kembar.

3. Selama masa kehamilan tidak ada masalah kesehatan berarti pada ibu dan

janin.

4. Posisi janin normal dan tidak memiliki resiko mengalami gangguan.

5. Tidak ada gejala cairan ketuban pecah dini.

6. Tidak ada riwayat komplikasi kehamilan maupun persalinan sebelumnya.

Metode gentle birth sendiri terdiri dari beberapa jenis metode, diantaranya:

1. Home Birth (Melahirkan di Rumah)

Tentunya bisa melahirkan di lingkungan dan suasana yang familiar dan

nyaman akan sangat menyenangkan. Dalam proses melahirkan, calon ibu bisa

didampingi tenaga medis atau tanpa didampingi tenaga medis. Pasangan, sahabat

atau anggota keluarga lainnya juga dapat menemani calon ibu serta memberi

dukungan moral untuk menciptakan rasa aman, nyaman dan bahagia. Namun, di

Indonesia cara ini kurang dianjurkan mengingat standar persyaratan higienis dan

penunjang lainnya belum terjamin benar. Batalkan rencana ini bila terjadi

komplikasi pada kehamilan atau pada saat persalinan.Calon ibu perlu segera

ditransfer ke rumah sakit bersalin karena dibutuhkan penanganan yang lebih rumit

(16)

2. Silent Birth

Metode yang dikembangkan oleh Ron L. Hubbard dari aliran Scientology

ini menghindari suara, baik oleh ibu yang melahirkan maupun tenaga medis dan

pendamping, sehingga tercipta suasana tenang, hening, damai, serta penuh cinta

dan kebahagiaan.Suasana seperti itu dapat mendukung calon ibu, sehingga mampu

menggunakan alam bawah sadarnya untuk menjalani persalinan serta

mengalihkan persepsi rasa sakit dalam pikirannya.Batalkan rencana ini bila terjadi

komplikasi pada kehamilan atau padasaat persalinan.

3. Hypno Birthing

Sebelum proses persalinan, bahkan selama kehamilan, calon ibu

melakukan self hypnosis untuk mencapai kondisi relaksasi yang dalam (meditatif)

dan membebaskan diri dari rasa takut melalui latihan pernapasan. Dalam kondisi

ini, tubuh akan memproduksi senyawa pereda rasa sakit alami yaitu hormon

endorfin. Rasa sakit selama proses persalinan akan teralihkan dan minimal, atau

hingga tak terasa. Dalam prosesnya calon ibu juga diberikan semangat untuk

melakukan visualisasi positif bahwa melahirkan itu lembut, bebas dari rasa takut,

dan mudah.Batalkan rencana ini bila terjadi komplikasi medis pada ibu dan janin,

bayi dalam kondisi tak normal atau bila bibir rahim tak cukup lebar.

4. Water Birth

Air hangat merupakan sarana yang digunakan dalam metode ini.calon ibu

dibiarkan bebas mengatur sendiri posisi yang paling nyaman. Sebaliknya, calon

ibu masuk ke dalam air setelah mencapai pembukkaan 6, karena masuk ke dalam

kolam atau bak mandi terlalu awal malah akan memperlama proses melahirkan

(17)

Calon ibu harus minum banyak air putih sebelum berendam di air hangat, karena

berendam dalam air hangat dapat menyebabkan dehidrasi dan menurunkan level

energi.Dehidrasi menghambat otot-otot tubuh bergerak efisien dan menyebabkan

lelah. Batalkan rencana ini bila mekonium (pup pertama bayi) keluar ketika air

ketuban pecah atau bayi Anda mengalami komplikasi, bila terjadi perdarahan pada

ibu, terjadi keterlambatan pada pembukaan satu-dua atau bila kepala bayi tidak

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi beta maka permintaan terhadap saham perusahaan itu semakin menurun, sehingga permintaan yang rendah mengimplikasikan peningkatan yang rendah dalam harga

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah Sampai

[r]

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian yang digunakan dan dianggap sesuai dengan penelitian ini adalah studi hubungan ( interrelationship

Uji korelasi dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara variabilitas dengan produksi padi

[r]

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Raditya Designer Art Merupakan Jasa Lukis Dinding Terbaik Di Indonesia Dengan Desain – Desainnya Yang Unik, Berbeda, Simple, Dan Menarik Yang Akan Menarik Pelanggan Agar Datang