• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketahanan Fiber Plastic Composites Polipropilena Terhadap Pemaparan Cuaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ketahanan Fiber Plastic Composites Polipropilena Terhadap Pemaparan Cuaca"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Serat (Fiber)

Serat alami merupakan bahan baku yang ramah lingkungan, karena mudah

terdegradasi dan serat alami tanaman juga memiliki kemampuan menyerap CO2

yang cukup besar. Serat alam banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk

komposit seperti fiberboard untuk interior mobil, dan setiap serat alam memiliki

ciri dan kegunaan yang spesifik. Pada akhir-akhir ini komoditas serat alam banyak

mendapat perhatian dari beberapa kalangan industri, terutama dari industri

otomotif, elektronik, pulp, dan kertas (Sudjindro, 2011).

Kardus atau corrugated paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan

memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses distribusi

produk dari produsen ke konsumen berlangsung. Material kardus untuk saat ini

dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi industri.

Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu

(sisa potongan, serutan, serbuk gergaji) (Willy dan Yahya, 2001).

Serat kertas daur ulang lebih lemah dari serat awal, yang merupakan akibat

dari perubahan yang terjadi pada fase pengeringan ketika serat pertama kali dibuat

menjadi kertas. Pengeringan menyebabkan pengerasan pada permukaan serat dan

penyusutan pada pori yang menyebabkan air bergerak di antara serat. Perubahan

ini mengurangi fleksibilitas dari serat kayu dan mengurangi kemampuan untuk

saling mengikat, yang mengakibatkan pulp daur ulang lebih pendek, lebih kaku

(2)

Plastik

Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar

biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut

monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya

berbeda akan menghasilkan kopolimer. Secara garis besar, plastik dapat

dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: plastik termoplast dan plastik

termoset. Plastik termoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang

dengan adanya panas, diantaranya: PE (Polyetylene), PP (Polypropylene), PS

(Polystyrene), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), nylon (Poliamida), PET

(Polyethylene Perephtalate), POM (Polyacetal atau Poloxymethylene), PC

(Polycarbonate) dll. Sedangkan palstik termoset adalah plastik yang apabila telah

mengalami kondisi tertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun

polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plastik termoset

adalah: PU (Poly Urethene), UF (Urea Formaldehyde), MF (Melamine

Formaldehyde), polyester, epoksi dll (Mujiarto, 2005).

Perekat termoplastik seperti polietilena dan polipropilena pada umumnya

berbentuk semi kristalin. Pada suhu kamar kedua plastik ini dapat bersifat amorf

sehingga bersifat kaku. Kedua plastik ini akan mencair pada kondisi suhu yang

tinggi. Sifat plastik yang mencair pada suhu tinggi tersebut, apabila digabungkan

dengan bahan baku pengisi atau filler akan menghasilkan sebuah produk panel

(3)

Polipropilena

Polipropilena merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari proses

polimerisasi gas propilena. Termoplastik polipropilena penggunaannya sangat

luas dikarenakan sifat mekanisnya yang menonjol dan harganya yang murah.

Namun polipropilena juga mempunyai sifat yang kurang menguntungkan dimana

pada suhu rendah menjadi rapuh atau brittle hal ini disebabkan oleh suhu transisi

dan kristalinitasnya yang tinggi (Astrini, 2007).

Propilena mempunyai specific gravity rendah dibandingkan dengan jenis

plastik lain. Polipropilena mempunyai titik leleh yang cukup tinggi (190-200oC), sedangkan titik kristalisasinya antara 130–135˚C. Polipropilena mempunyai

ketahanan terhadap bahan kimia (chemical resistance) yang tinggi, tetapi

ketahanan pukul (impact strength) rendah (Mujiarto, 2005).

Polipropilena (PP) adalah polimer sintesis yang penggunaannya sangat

luas, merupakan polimer termoplastik yang diproduksi secara polimerisasi addisi

dengan katalis Zeigler-Natta, menghasilkan polipropilena yang isotaktis. Selain

mempunyai massa yang ringan, PP mempunyai kekuatan tarik, tegangan dan

kekerasan yang tinggi. Sifat elektriknya baik, tahan terhadap kelembaban karena

PP bersifat hidrofobik. Stabil dalam berbagai kondisi lingkungan, tetapi kurang

stabil terhadap panas, serangan oksidatif dan sinar ultraviolet karena adanya

hidrogen tersier (Sukatik, 2011).

Polipropilena merupakan salah satu polimer yang paling banyak

digunakan dalam industri, tetapi karena sifatnya yang non polar, maka

(4)

keterbatasan ini, PP umumnya difungsionalisasi dengan berbagai monomer

termasuk maleat anhidrida (Al Malaika, 1997).

Maleated Anhidrida dan Benzoil Peroksida

Maleat anhidrida adalah senyawa vinil tidak jenuh yang merupakan bahan

mentah dalam sintesa resin poliester, bahan aditif dan minyak pelumas. Maleat

anhidrida masih digunakan dalam penelitian polimer. Maleat anhidrida dengan

berat molekul 98,06, larut dalam air, meleleh pada temperatur 57-60oC, mendidih pada suhu 202oC (Al-Malaika, 1997).

Benzoil peroksida adalah paling umum digunakan sebagai inisiator.

Biasanya jumlah peroksida yang ditambahkan berkisar dari 0%, 2%, 3% oleh

berat dari monomer (Klyosov, 2007 dalam Batubara 2012). Peran BP sebagai

inisiator pada reaksi antara rantai polipropilena dengan maleat anhidrida.

Han et al., (1990), mengemukakan bahwa inisiator diperlukan dalam pembuatan

papan partikel berbahan baku limbah serbuk kayu dan limbah plastik

polipropilena, karena tanpa adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer

dalam hal ini maleat anhidrida hanya bisa terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus

OH dari bahan baku sedangkan reaksi gabungan dengan polipropilena tidak

terjadi.

Papan Komposit

Komposit kayu merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

setiap produk kayu yang terbuat dari potongan yang lebih kecil dan direkat

bersama-sama. Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau

(5)

lainnya, yang diikat dengan menggunakan perekat sintetis atau bahan pengikat

lain dan dikempa panas (Maloney 1993).

Komposit merupakan bahan yang terdiri atas serat yang diselubungi oleh

matriks, biasanya berupa polimer, logam, atau keramik. Serat (penguat) biasanya

berupa bahan dengan kekuatan dan modulus yang tinggi yang berperan sebagai

penyandang beban utama. Sedangkan matriks harus menjaga serat tetap dalam

lokasi dan orientasi yang dikehendaki. Matriks juga berfungsi sebagai media

transfer beban antar serat, pelindung serat dari kerusakan karena pengaruh

lingkungan (environtment damage) sebelum, ketika, dan setelah proses pembuatan

komposit, serta melindungi dari pengaruh abrasif antar serat (Khaerudini dan

Muljadi, 2007). Kayu-plastik komposit umumnya dianggap secara inheren lebih

tahan terhadap kelembaban serapan dari kayu solid (Wang dan Morell, 2003).

Sifat fisis papan komposit merupakan sifat yang tidak berhubungan

dengan pengaruh gaya luar. Menurut penelitian yang dilakukan Tampubolon

(2012) perbedaan sifat fisis papan dipengaruhi oleh faktor penambahan zat aditif

yaitu kadar maleat anhidrida yang berbeda-beda (5% dan 7%). Sifat mekanis

papan FPC penting karena memiliki pengaruh besar terhadap gaya luar yang

bekerja pada papan tersebut. Gaya luar yang dimaksud diberikan untuk

mengetahui batas maksimum pembebanan papan. Gaya luar yang diberikan ini

juga dilakukan untuk mengetahui batas maksimum pencengkraman terhadap alat

sambung dan untuk mengetahui daya rekat antar komponen papan.

Cuaca (Weathering)

Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu waktu dan tempat tertentu.

(6)

Unsur-unsur yang terkandung dalam cuaca dan iklim antara lain temperatur udara,

tekanan udara, kelembapan udara, angin, awan, hujan dan lain-lain

(Tjasyono dan Bayong, 2006).

Radiasi surya merupakan gelombang elektromagnetik, dibangkitkan dari

proses fusi nuklir yang mengubah hydrogen menjadi helium. Permukaan matahari

bersuhu 6000˚K meskipun bagian dalamnya bersuhu jutaan derajat Kelvin.

Dengan suhu tersebut, radiasi yang sampai dipancarkan berupa gelombang

elektromagnetik sebesar 73.5 juta watt tiap m2 permukaan matahari. Dengan jarak rata-rata matahari ke bumi sejauh 150 juta km (Trewartha & Horn 1980), radiasi

yang sampai di permukaan bumi (daratan atau lautan) hanya sekitar setengah dari

yang diterima di puncak atmosfer, karena sebagian akan diserap dan dipantulkan

kembali ke angkasa luar oleh atmosfer khususnya oleh awan. Rata-rata sebesar

30% radiasi surya yang sampai di bumi dipantulkan kembali ke angkasa luar

(Wallace dan Hobbs 1977).

Sebagai salah satu negara yang berada di daerah tropis, Indonesia

berpotensi mengalami cuaca ekstrim yang merupakan kejadian transien (sesaat)

pada berbagai skala gangguan. International Panel on Climate Change

menyatakan kejadian cuaca ekstrim adalah kejadian yang jarang terjadi pada

tempat dan waktu tertentu, atau dengan kata lain merupakan suatu kejadian cuaca

yang secara ekstrim berbeda dari keadaan biasanya, terutama menyangkut cuaca

yang bukan pada musimnya (IPCC, 2007).

Kota Medan secara geografis terletak di antara 2˚27'-2 47' Lintang Utara

dan 98˚35'-98˚44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Sumatera

(7)

2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Dikaitkan dengan lintang dan bujurnya,

dibatasi oleh Selat Malaka di sebelah timur dan Samudera Hindia di sebelah barat.

Posisi geografis ini mengakibatkan gangguan cuaca ekstrim regional yang terjadi

di perairan yang berdampak signifikan terhadap kondisi cuaca lokal di Sumatera

Utara (Handayani, 2010).

Pengaruh Pemaparan Cuaca Terhadap Papan Komposit

Sudiyani et al. (2003) menyatakan deteriorasi yang cepat akibat

pemaparan pada lingkungan luar (outdoor) merupakan kerugian utama dari

penggunaan kayu dan wood based materials untuk aplikasi struktural dan teknik,

penyinaran matahari yang mengandung ultraviolet adalah faktor dominan yang

menyebabkan depolimerisasi lignin dalam matariks dinding sel yang kemudian

hilang atau tercuci karena hujan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Johnson et.al

(1999) yang menyatakan ketika suatu FPC digunakan di luar ruangan maka FPC

akan mendapat paparan radiasi ultraviolet, air dari hujan, salju, kelembaban,

membeku dan gangguan jamur.

Terjadi perubahan pada sifat fisis dan mekanis pada komposit yang

dipapari cuaca. Perubahan sifat mekanis setelah pemaparan cuaca dapat berupa

perubahan oksidasi permukaan komposit, perubahan kristalinitas matriks dan

degradasi ikatan dalam permukaan (Stark dan Gardener, 2008). Perubahan sifat

fisis setelah pemaparan diantaranya perubahan kerapatan, kadar air,

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “ Perancangan dan

4.2 Perlindungan Hak-Hak Pasien di RSUD Tarutung Menurut UU Rumah Sakit Error. Bookmark

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ekspresi HER-2/neu dan Ki-67 pada kelenjar endometrium normal fase proliferasi, simple hyperplasia without atypia, dan

Ketersediaan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer, oleh karena itu di suatu organisasi

KETERBATASAN DAN SARAN Hasil uji F yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang infeksi menular seksual pada anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta sebagian besar adalah kurang

Malang Tanggal 15 Agustus 2012 Nomor : MTs.13.07/Pokja- Konstruksi/Rehab/08/VIII/2012 , maka diumumkan kepada peserta pemilihan langsung bahwa pemenang untuk Pekerjaan

1.5.1 Bercerita tentang sesuatu perkara dengan tepat, sebutan yang jelas dan intonasi yang betul menggunakan ayat yang mengandungi wacana.... Berhati-hati di