BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Upaya penghapusan diskriminasi, pemerintah telah meratifikasi:
Convention of Elimination all Forms of Discrimination Against
Women (CEDAW) dengan UU Nomor 7 Tahun 1984, yang telah
mengakomodir antara lain: mencantumkan asas persamaan dalam
UUD 1945 Pasal 27 ayat (1), Pasal 28A, Pasal 281 ayat (2).
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM bagian kesembilan Pasal
45-51 mengenai Perempuan. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000
tentang Pengarusutamaan Gender. Pasal 65 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Partai Politik tentang
Keterwakilan Perempuan 30% tiap daerah pemilihan. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan.
2. Secara rinci ketentuan hukum yang diatur di Indonesia berdasarkan
CEDAW adalah:
1. Hak-hak Sipil dan Politik Perempuan, yaitu:
a. Hak perempuan dalam kehidupan politik dan kemasyarakatan
negaranya, khususnya menjamin bagi perempuan atas dasar
persamaan.
b. Untuk memilih dan dipilih;
c. Untuk berpartispasi dalam perumusan kebijakan pemerintah dan
d. Untuk memegang jabatan dalam pemerintahan dan melaksanakan
segala fungsi pemerintahan di segala tingkat;
e. Berpartispasi dalam organisasi-organisasi dan
perkumpulan-perkumpulan non pemerintah yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat dan politik negara.
2. Hak perempuan untuk mendapat kesempatan mewakili pemerintah
mereka pada tingkat internasional dan berpartisipasi dalam pekerjaan
organisasi-organisasi internasional.
3. Hak perempuan dalam kaitan dengan Kewarganegaraannya, yang
meliputi :
a. Hak yang sama dengan pria untuk memperoleh, mengubah atau
mempertahankan kewarganegaraannya;
b. Hak untuk mendapat jaminan bahwa perkawinan dengan orang
asing tidak secara otomatis mengubah kewarganegaraannya atau
menghilangkan kewarganegaraannya;
c. Hak yang sama dengan pria berkenaan dengan penentuan
kewarganegaan anak-anak mereka.
4. Hak ekonomi, sosial, dan budaya bagi perempuan, meliputi:
a. Hak atas tunjangan keluarga;
b. Hak atas pinjaman bank, hipotek dan lain-lain bentuk kredit
permodalan;
c. Hak untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan rekreasi, olahraga,
5. Hak dibidang pendidikan yaitu :
a. Mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan baik di tingkat
taman kanak-kanak, umum, teknik serta pendidikan keahlian
teknik tinggi dan segala macam jenis pelatihan kejuruan;
b. Pengikutsertaan pada kurikulum, ujian, staf pengajar dengan
standar kualifikasi yang sama, serta gedung dan peralatan
sekolah yang berkualitas sama.
c. Penghapusan konsep yang steriotip mengenai peranan laki-laki
dan perempuan dalam segala tingkatan dan bentuk pendidikan.
d. Kesempatan yang sama dalam kesempatan beasiswa.
e. Kesempatan yang sama untuk ikut serta dalam program
pendidikan kelanjutan, pendidikan orang dewasa dan
pemberantasan buta huruf.
f. Pengurangan angka putus sekolah pelajar puteri dan
penyelenggaraan program untuk gadis-gadis dan perempuan
yang putus sekolah.
g. Berpartisipasi secara aktif dalam olahraga dan pendidikan
jasmani.
h. Memperoleh penerangan untuk menjamin kesehatan,
kesejahteraan keluarga dan keluarga berencana.
6. Hak dalam pekerjaan yaitu,
a. Hak pekerja yang tidak dicabut
c. Hak untuk bebas memilih profesi dan pekerjaan, ha katas kenaikan
pangkat, jaminan pekerjaan dan fasilitas kerja juga hak untuk
memperoleh pelatihan;
d. Hak atas upah yang sama, termasuk tunjangan-tunjangan, dan tas
perlakuan yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya, serta
kesetaraan dalam perlakuan dan dalam penilaian kualitas
pekerjaan;
e. Hak atas jaminan sosial, khususnya dalam pensiun, pengangguran,
sakit, cacat dan lanjut usia dan ketidakmampuan untuk bekerja
lainnya, serta hak atas cuti dibayar;
f. Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk
perlindungan fungsi reproduksi.
7. Hak atas kesehatan, yaitu :
a. Pelayanan kesehatan termasuk yang berhubungan dengan keluarga
berencana, atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan:
b. Pelayanan yang layak berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan
masa sesudah persalinan, dengan memberikan pelayanan
cuma-cuma dimana perlu, dengan memberikan pelayanan cuma-cuma-cuma-cuma
dimana perlu, serta pemberian makanan bergizi yang cukup selama
kehamilan dan masa menyusui persalinan.
8. Hak-hak lainnya dibidang ekonomi dan sosial, yaitu :
a. Hak atas tunjangan keluarga;
b. Hak atas pinjaman bank, hipotek dan lain-lain bentuk kredit
c. Hak untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan rekreasi, olahraga,
dan semua segi kehidupan kebudayaan.
9. Hak-hak khusus untuk perempuan pedesaan, yaitu :
a. Untuk berpartisipasi dalam perluasan dan implementasi
perencanaan pembangunan di segala tingkatan;
b. Untuk memperoleh fasilitas pemeliharaan kesehatan yang
memadai, termasuk penerangan, penyuluhan, dan pelayanan
dalam keluarga berencana;
c. Untuk mendapat manfaat langsung dari program jaminan sosial;
d. Untuk memperoleh segala jenis pelatihan dan pendidikan, baik
formal maupun non formal, termasuk yang berhubungan dengan
pemberantasan buta huruf fungsional maupun penyuluhan isu
lainnya;
e. Untuk membentuk kelompok-kelompok swadaya dan koperasi
supaya memperoleh peluang yang sama terhadap kesempatan
ekonomi (pekerjaan atau kewiraswastaan);
f. Untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan masyarakat;
g. Untuk dapat memperoleh kredit dan pinjaman pertanian, fasilitas
pemasaran, teknologi tepat guna dan perlakuan sama pada land
reform dan urusan-urusan pertahanan termasuk pengaturan
pengaturan tanah pemukiman;
h. Untuk menikmati kondisi hidup yang memadai, terutama yang
berhubungan dengan perumahan, sanitasi, penyediaan listrik, air,
10. Hak yang menjamin persamaan dihadapan hukum yaitu :
a. Persamaan hak laki-laki dan perempuan di muka hukum;
b. Hak perempuan untuk semua urusan sipil, kecakapan hukum yang
sama dengan laki-laki dan kesempatan yang sama untuk melakukan
kecakapan tersebut. Secara khusus memberikan hak kepada
perempuan untuk menandatangani kontrak dan untuk mengelola hak
milik dan wajib memberi perlakuan yang sama dalam tingkat
prosedur di muka hakim dan peradilan.
c. Semua kontrak dan segala jenis instrument yang mempunyai
kekuatan hukum yang ditujuakn untuk membatasi kecakpan hukum
perempuan wajib dinyatakan batal demi hukum;
d. Negara memberikan kepada laki-laki dan perempuan hak-hak yang
sama berkenaan dengan hukum yang berhubungan dengan mobilitas
orang-orang dan kebebasan untuk memilih tempat tinggal dan
domisilinya.
11. Hak-hak perempuan didalam perkawinan.
a. Hak perempuan yang terdapat dalam CEDAW tetapi tidak terdapat
dalam Perundang-undangan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Untuk berpartisipasi dalam perluasan dan implementasi
perencanaan pembangunan di segala tingkatan;
2. Untuk memperoleh fasilitas pemeliharaan kesehatan yang
memadai, termasuk penerangan, penyuluhan, dan pelayanan
3. Untuk mendapat manfaat langsung dari program jaminan
sosial;
4. Untuk memperoleh segala jenis pelatihan dan pendidikan, baik
formal maupun non formal, termasuk yang berhubungan
dengan pemberantasan buta huruf fungsional maupun
penyuluhan isu lainnya;
5. Untuk membentuk kelompok-kelompok swadaya dan koperasi
supaya memperoleh peluang yang sama terhadap kesempatan
ekonomi (pekerjaan atau kewiraswastaan);
6. Untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan masyarakat;
7. Untuk dapat memperoleh kredit dan pinjaman pertanian,
fasilitas pemasaran, teknologi tepat guna dan perlakuan sama
pada landreform dan urusan-urusan pertahanan termasuk
pengaturan pengaturan tanah pemukiman;
8. Untuk menikmati kondisi hidup yang memadai, terutama yang
berhubungan dengan perumahan, sanitasi, penyediaan listrik,
air, pengangkutan dan komunikasi.
3. Hak-hak perempuan yang ada dalam CEDAW tetapi tidak ada dalam
ketentuan di Indonesia tentang hak-hak khusus yang dimiliki oleh
perempuan desa.
4. Dengan adanya CEDAW akan memperkuat mekanisme nasional untuk
kemajuan perempuan dan penegakan Hak Asasi Manusia, memperkuat
B.
Saran
1. Bahwa dari uraian tersebut di atas, dapat diketahui betapa pentingnya
fungsi undang-undang dan peraturan-peraturan dalam mewujudkan
keadilan gender agar tidak terdapat ketentuan hukum yang anti
diskriminasi. Kenyataan yang ada menunjukkan masih jauh dari harapan,
padahal kita mengetahui bersama bahwa sudah cukup banyak perempuan
yang berpendidikan yang dapat diberi tanggungjawab sebagai penentu
kebijakan nasional. Tetapi ternyata dalam realita yang terjadi, perempuan
yang mendapat kesempatan tanggungjawab untuk itu masih sangat kecil.
Hal ini merupakan masalah besar yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut untuk dibenahi oleh pemerintah.
2. Diperlukan suatu upaya yang mendasar yang berkaitan dengan
perlindungan HAM bagi perempuan yang dirasakan perlu sehingga akan
terwujud derajat yang sama antara pria dan wanita, agar diskriminasi
terhadap perempuan tidak menimbulkan kesenjangan (gap) baik dalam