• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM | Damayanti | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM | Damayanti | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

122

PENGARUH

EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO

DAN

RETURN ON

EQUITY

TERHADAP HARGA SAHAM

(Studi Pada Sektor Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011) Irma Damayanti

Moch Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya Malang

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan, parsial dan variabel mana yang paling dominan terhadap harga saham perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2011 dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 perusahaan dalam satu tahun, sehingga total sampel selama periode penelitian sebanyak 54 sampel. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa variabel Earning Per Share (X1), Debt To Equity Ratio (X2), dan Return On Equity (X3) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham.

Kata kunci : Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Harga Saham

1. PENDAHULUAN

Boomingnya sektor industri properti dan real estate tidak hanya didukung dengan kondisi perekonomian yang stabil melainkan juga permintaan akan properti dan real estate oleh masyarakat yang mengakibatkan kenaikan harga tanah di beberapa wilayah Indonesia serta penyaluran kredit ke sektor properti dan real estate yang mengalami peningkatan. Berdasarkan riset konsultan Property Colliers International dalam

www.pefindo.com harga lahan industri dikawasan Karawang dan Bekasi masing-masing tumbuh sebesar 38,6% dan 24,9% pada periode Oktober 2011 sampai Maret 2012. Himpunan Real Estate Indonesia (REI) di Jawa Timur menyatakan bahwa mulai bulan Januari sampai Mei 2012 telah mengalami kenaikan 30% sampai 50%. Peningkatan pemberian kredit ke sektor properti dan real estate yang dilakukan perbankan hingga September 2011 telah mencapai Rp 272,83 triliun. Angka itu meningkat 25,3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2010 sebesar Rp 217,69 triliun. Pertumbuhan kredit properti tersebut didorong oleh segmen Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kepemilikan Apartemen (KPA) yang mencapai Rp 169,18 triliun. Sementara kredit konstruksi sebesar Rp 69,36 triliun dan kredit real estate Rp 34,28 triliun. Kredit properti paling banyak disalurkan oleh kelompok Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) serta disusul

oleh kelompok bank milik pemerintah (bank BUMN). BUSN menyalurkan kredit properti hingga Rp 132,71 triliun, sedangkan bank Persero

sebesar Rp 110,711 triliun

(www.businessnews.co.id).

Harga saham merupakan faktor atau alasan yang membuat para investor bersedia atau tidak untuk menginvestasikan dananya di pasar modal. Harga saham perusahaan dapat menggambarkan kondisi perusahaan serta mencerminkan tingkat pengembalian yang akan diperoleh oleh investor. Tujuan para investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan deviden dan pada saat menjual saham tersebut investor mengharapkan keuntungan melalui peningkatan harga jual saham lebih tinggi (capital gain) dibandingkan harga saat investor membeli surat berharga. Harga saham dalam pasar modal cenderung mengalami naik turun tergantung pada demand dan supply akan surat berharga yang diperjualbelikan.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

123 indikator keberhasilan suatu perusahaan, semakin

tinggi Earning Per Share (laba per lembar) perusahaan maka banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan, karena saham perusahaan memberikan keuntungan bagi para investor. Hal ini berdampak akan permintaan surat berharga perusahaan mengalami peningkatan dan mengakibatkan harga saham perusahaan mengalami kenaikan. Menurut (Syamsuddin, 2009:55) Debt To Equity Ratio (DER) atau biasa disebut rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi Debt To Equity Ratio (DER) maka para investor cenderung kurang berminat untuk membeli saham perusahaan tersebut karna perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksinya dengan pembiayaan melalui hutang yang mengakibatkan permintaan akan surat berharga perusahaan mengalami penurunan dan berdampak pada harga saham yang menurun. Menurut (Nurfadillah, 2011:46) Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) secara simultan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2011, menjelaskan pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) secara parsial terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2011 dan menjelaskan variabel yang dominan yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2011.

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Harga Saham

Harga saham perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai atau jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli satu lembar saham tertentu (www.anneahira.com). Harga saham mengalami perubahan naik atau turun dari satu

waktu ke waktu lain. Perubahan harga saham perusahaan tergantung pada demand dan supply, apabila saham perusahaan mengalami kelebihan demand maka harga akan cenderung naik karena banyak yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Sebaliknya jika terjadi kelebihan supply maka harga saham akan mengalami penurunan karena kelebihan supply akan saham perusahaan tersebut yang mengakibatkan harga saham menurun, karena investor cenderung kurang berminat untuk membeli saham perusahaan tersebut dikarenakan terlalu kelebihan supply saham perusahaan tersebut.

2.2 Earning Per Share (EPS)

Menurut Tandelilin (2010:365) Earning Per Share laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan dan merupakan komponen penting pertama yang harus di perhatiakan dalam analisis perusahaan. Untuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

2.3 Debt To Equity Ratio (DER)

Menurut Syamsuddin (2009:54) Debt to equity ratio adalah Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Hal ini biasanya digunakan untuk mengukur financia l leverage dari suatu perusahaan. rumus perhitungannya yaitu:

2.4 Return On Equity (ROE)

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

124 2.5 Kerangka Pikir

Kerangka konsep pikir ini berperan penting dalam menggambarkan mengenai sebuah fenomena yang akan diteliti berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dan beberapa teori yang telah yang mendukung penelitian, serta menggambarkan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian

analisis rasio keuangan yang dipilih untuk diteliti adalah pengaruh variabel independen yaitu Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap variabel dependen yaitu harga saham perusahaan, untuk menggambarkan hal tersebut maka dibuat sebuah kerangka pemikiran. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber: data diolah, 2012

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

2.6 Hipotesis

H1 : Variabel Earning Per Share (EPS), Debt To

Equity Ratio (DER) dan Return On Equity Ratio (ROE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan.

H2 : Variabel Earning Per Share (EPS), Debt To

Equity Ratio (DER) dan Return On Equity Ratio (ROE) secara parsial berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan.

H3 : Variabel Earning Per Share (EPS)

merupakan variabel dominan dalam mempengaruhi harga saham perusahaan. 3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan berdasarkan tujuan yang akan diteliti dan adanya hipotesis yang diuji sehingga penelitian ini termasuk eksplanatory research. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 45 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:131) metode purposive sampling merupakan cara Perusahaan Properti dan Real Estate

Model Penelitian

Harga Saham Analisis Fundamental

EPS DER,ROE

Regresi Linier Berganda

e ROE DER

EPS a

Yit

1 it

2 it

3 it

Uji Hipotesis

F hitung < F table = Ho diterima

t hitung < t table = Ho diterima

Hasil dan Pembahasan

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

125 pengambilan sampel nonprobabilitas yang

dilakukan secara tidak acak berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Kriteria-kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan sampel terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2009-2011.

b. Perusahaan sampel mempublikasikan laporan keuangan yang telah di audit selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2009-2011serta terdapat di ICMD dan annual report pada periode 2009-2011.

c. Perusahaan memiliki total asset minimal 1 triliun rupiah selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2009-2011.

Dengan pertimbangan kriteria tersebut, maka perusahaan properti dan real estate yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah sebanyak 18 perusahaan.

Menurut Sugiyono (2008:147) Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Menurut Azwar (2001:123) tujuan analisis data adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk mudah dibaca dan diinterpretasikan, hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran jelas dari kegiatan yang diteliti. Penelitian ini menggunakan bantuan program software SPSS 16.00 for windows dalam melakukan analisis datanya. Teknik analisis data dalam penelitian seringkali menggunakan statistik. Adapun beberapa analisis statistik yang digunakan yaitu: analisis statistik deskriptif, analisis statistik inferensial, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda yang dilakukan secara bertahap untuk mencari pengaruh variabel bebas (Earning P er Share, Debt To Equity Ratio dan Return On Equity) terhadap variabel terikat (Harga Saham). Pengujian dilakukan secara parsial terhadap masing-masing variabel independen dengan =5%. Dengan menggunakan purposive sampling diperoleh sebanyak 54 data observarsi yang berasal dari 3 tahun periode penelitian dikalikan dengan 18 sampel perusahaan. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis Model Regresi Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2009-2011

Coeffi cientsa

238,598 75,762 3,149 ,003

6,680 ,778 ,722 8,584 ,000 ,870 ,772 ,545

-117,674 39,271 -,228 -2,996 ,004 -,089 -,390 -,190

26,479 9,702 ,259 2,729 ,009 ,583 ,360 ,173

(Constant) EPS DER ROE Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig. Zero-order Part ial Part Correlations

Dependent Variable: Harga Saham a.

Sumber: data diolah, 2012.

Model regresi yang terbentuk merupakan persamaan yang menunjukkan arah hubungan dan besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel tergantung atau dependen pada regresi ini adalah harga saham, sedangkan variabel bebasnya adalah variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE). Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel 16, model regresi yang terbentuk dapat dijabarkan dalam persamaan berikut:

Y = 0,722EPS – 0,228DER + 0,259ROE + e Interpretasi persamaan tersebut adalah:

1) 1 = 0,722

Nilai koefisien dari variabel Earning Per Share (EPS) adalah positif yaitu sebesar 0,722. Hal ini menunjukkan bahwa EPS berbanding lurus dengan harga saham perusahaan. Nilai parameter atau koefisien regresi ini menjelaskan bahwa setiap variabel EPS meningkat 1% maka akan diikuti dengan meningkatnya harga saham sebesar 0,722. 2) 2 = -0,228

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

126 menunjukkan bahwa DER berbanding terbalik

dengan harga saham perusahaan. Nilai parameter atau koefisien regresi ini menjelaskan bahwwa setiap variabel DER meningkat 1% maka akan diikuti dengan menurunnya harga saham sebesar -0,228. 3) 3 = 0,259

Nilai koefisien dari variabel Return On Equity (ROE) adalah positif yaitu sebesar 0,259. Hal ini menunjukkan bahwa ROE berbanding lurus dengan harga saham perusahaan. Nilai parameter atau koefisien regresi ini menjelaskan bahwa setiap variabel ROE meningkat 1% maka akan diikuti dengan meningkatnya harga saham perusahaan sebesar 0,259.

4.2 Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas/independen secara individu (parsial) dalam menjelaskan variabel dependen. Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) secara parsial terhadap harga saham sebagai variabel dependen. Berikut ini tabel yang menunjukkan hasil uji t dan besarnya level of significance terletak pada α = 0,05.

Tabel 2. Hasil Uji t Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2009-2011

Coeffi cientsa

238,598 75,762 3,149 ,003

6,680 ,778 ,722 8,584 ,000

-117,674 39,271 -,228 -2,996 ,004

26,479 9,702 ,259 2,729 ,009

(Constant)

Dependent Variable: Harga Saham a.

Sumber: data diolah, 2012

Interpretasi hasil pengujian untuk masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut: 1) Earning Per Share (EPS)

Pengujian terhadap Earning Per Share (EPS) bertujuan untuk membuktikan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan t-hitung sebesar 8,584 dengan probabilitas signifikan 0,000. Berdasarkan hasil tersebut karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan bahwa

Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan dan nilai t-hitung sebesar 8,584 menunjukkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan dengan arah positif. Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan diterima, karena dalam analisa fundamental saham, Earning Per Share (EPS) ada diposisi pertama yang harus dilihat. Untung dan rugi perusahaan langsung tercermin dalam Earning Per Share (EPS). Variabel Earning Per Share (EPS) negatif berarti perusahaan mengalami kerugian, sedangkan jika nilai Earning Per Share (EPS) positif berarti perusahaan memperoleh keuntungan. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Investor akan lebih meminati saham yang memiliki Earning Per saham ini dipengaruhi oleh perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham (www.sahamok.com).

2) Debt To Equity Ratio (DER)

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

127 surat berharga perusahaan mengalami

penurunan dan berdampak pada harga saham yang menurun.

Investor cenderung tertarik dengan nilai Debt To Equity Ratio (DER) yang rendah. Utang perusahaan dikatakan wajar apabila jika jumlahnya lebih kecil dari modalnya, Debt To Equity Ratio DER-nya dibawah 50%. Perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang bisa menemukan alternatif pembiayaan yang murah, dengan bunga yang rendah, dan jangka waktu pembayaran yang fleksibel, sehingga utang tersebut menjadi menguntungkan bagi perusahaan. Semakin rendah rasio utang, semakin bagus kondisi perusahaan itu. Artinya hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dengan

menggunakan utang.

Semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya (www.sahamok. com).

3) Return On Equity (ROE)

Pengujian terhadap Return On Equity (ROE) bertujuan untuk membuktikan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan t-hitung sebesar 2,729 dengan probabilitas signifikan 0,009. Berdasarkan hasil tersebut karena probabilitas signifikansi kurang dari α = 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,729 menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan diterima.

Menurut (Nurfadillah, 2011:46) Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan ( the common stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham.

Return on Equity (ROE) merupakan salah alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham. menganalisa ROE tidak hanya dapat menentukan besarnya penghasilan yang didapat dari investasi modal

yang diinvestasikan. Dengan menganalisa ROE berarti investor dapat mengetahui lebih lanjut kualitas penghasilan yang didapatkan dari perusahaan. Sebab dengan pemecahan ROE menjadi tiga komponen (leverage, profit margin, asset manajemen) investor dapat menganalisa lebih jauh faktor apa yang lebih mempengaruhi kualitas penghasilan pada sebuah perusahaan.

4.3 Uji Statistik f

Uji statistik f bertujuan meneliti pengaruh semua variabel bebas (independen) dalam model regresi yaitu Earning P er Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sebagai variabel independen.

Tabel 3. Hasil Uji f Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2009-2011

ANOVAb

1,9E+07 3 6350680,768 66,169 ,000a

4798862 50 95977,245

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), ROE, DER, EPS a.

Dependent Variable: Harga Saham b.

Sumber: data diolah, 2012.

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa probabilitas dari variabel independen adalah 66,169. Dari nilai tersebut tampak bahwa probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi yaitu α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

4.4 Koefisien Determinasi ( )

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

128

Tabel 4. Hasil Uji Determinasi Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2009-2011

Model Summary

,894a ,799 ,787 309,802

Model

Predictors: (Const ant ), ROE, DER, EPS a.

Sumber: data diolah, 2012.

Berdasarkan hasil analisis korelasi yang diwakili variabel bebas Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) pada tabel 13 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,787. Perhitungan yang digunakan menggunakan Adjusted R Square karena variabel penelitian lebih dari 2 variabel. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,787menunjukkan bahwa variasi harga saham yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi adalah 78,7% sedangkan sisanya sebesar 21,3% (100%-78,7%) dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model.

4.5 Pembahasan

1) Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan Harga Saham Secara Simultan

Hasil pengujian hipotesis 1 ( ) menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan. Variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) perusahaan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan secara simultan dikarenakan variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) memiliki nilai f hitung sebesar 66,169 dengan tingkat signifikan 0,000 dikatakan simultan karena nilai signifikansi sebesar F < α (0,000 < 0,05). Variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh kepada harga saham karena ketiga variabel tersebut digunakan oleh investor untuk menilai kondisi perusahaan saat investor akan membeli saham perusahaan. Variabel Earning Per Share (EPS) merupakan laba per lembar saham perusahaan jumlah laba perusahaan dapat diketahui oleh investor melalui nilai

Earning Per Share (EPS), semakin tinggi nilai laba per lembar saham semakin tinggi minat investor untuk berinvestasi. Variabel Debt To Equity Ratio (DER) merupakan variabel kedua yang dilihat oleh investor dikarenakan variabel tersebut mencerminkan seberapa banyak hutang perusahaan untuk membiayai produktivitas perusahaan, semakin tinggi nilai Debt To Equity Ratio (DER) maka investor kurang tertarik untuk membeli saham perusahaan karena investor berpikir laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan utuk melunasi hutang perusahaan. Variabel Return On Equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal perusahaan, investor tertarik dengan nilai Return On Equity (ROE) perusahaan yang tinggi. Semakin tinggi nilai Return On Equity (ROE) maka semakin baik kinerja perusahaan dan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan (Susilowati, 2011:19)

2) Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan Harga Saham Secara Parsial

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

129 pembiayaan produksinya terlalu banyak

dibiayai melalui pinjaman. Para investor berpikir keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak akan dibagikan kepada pemegang saham melainkan digunakan untuk melunasi hutang perusahaan jika nilai dari variabel Debt To Equity Ratio (DER) semakin meningkat, dan untuk variabel Return On Equity (ROE) perusahaan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan secara parsial dikarenakan variabel Return On Equity (ROE) perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 2,729 dan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,009. Semakin tinggi nilai Return On Equity (ROE) menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan dan sebaliknya apabila nilai Return On Equity (ROE) rendah menunjukkan kinerja perusahaan semakin menurun dan berdampak pada menurunnya harga saham perusahaan dikarenakan minat investor membeli saham perusahaan berkurang. Investor menilai kinerja perusahaan melalui kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan

menggunakan modal sendiri

(Susilowati,2011:19).

3) Earning Per Share (EPS) Memiliki Pengaruh Paling Besar Terhadap Harga Saham

Hasil pengujian hipotesis 3 ( ) menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang paling tinggi dikarenakan memiliki tingkat β paling tinggi yaitu sebesar 0,868 hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Coefficients Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2009-2011

Variabel β Zero-order %

EPS 0,722 0,870 62,8

DER -0,228 -0,089 2,03

ROE 0,259 0,583 15,1

Jumlah 79,9

Sumber: data diolah, 2012

Berdasarkan tabel 2 Hasil Uji Coefficients Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2009-2011 dapat dijelaskan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) memiliki tingkat β paling tinggi yaitu sebesar 0,722, variabel

Debt To Equity Ratio (DER) memiliki tingkat β sebesar -0.228 dan untuk variabel Return On Equity (ROE) memiliki tingkat β sebesar 0,259. Dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh secara dominan adalah variabel Earning Per Share (EPS) karena memiliki nilai persentase paling tinggi. Variabel Earning Per Share (EPS) meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan, karena Earning Per Share (EPS) yang tinggi cenderung membuat harga saham naik. Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham

(www.sahamok.com). Investor sangat tertarik

dengan nilai Earning P er Share (EPS) yang tinggi, karena dianggap nilai Earning Per Share (EPS) mencerminkan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Harga saham dipengaruhi oleh demand dari investor dan investor tertarik dengan nilai Earning Per Share (EPS) yang tinggi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Variabel Earning P er Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien uji t sebesar 8,584 dengan tingkat signifikansi 0,000. Apabila perusahaan tidak dapat meningkatkan Earning Per Share (EPS) maka akan berdampak penurunan harga saham karena banyak investor yang tidak mau berinvestasi di perusahaan tersebut. Jika perusahaan mampu meningkatkan Earning Per Share (EPS) maka para investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dan mengakibatkan permintaan saham perusahan meningkat sehingga mengakibatkan harga saham meningkat dan sebaliknya.

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

130 saham melainkan digunakan untuk membayar

hutang perusahaan.

Retun On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien uji t sebesar 2,729 dengan tingkat signifikansi 0,009. Dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga variabel Retun On Equity (ROE) dikatakan memiliki pengaruh terhadap pembelian saham perusahaan properti dan real estate.

Saran

Perusahaan properti dan real estate harus lebih meningkatkan kinerja rasio keuangannya dalam hal ini adalah variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) yang terbukti signifikan mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi pemasaran dalam penjualan produk properti dan real estate perusahaan, sehingga terdapat peningkatan penjualan produk properti dan real estate yang berdampak pada banyaknya para investor yang tertarik untuk berinvestasi yang mengakibatkan peningkatan harga saham perusahaan karena banyaknya permintaan akan saham perusahaan tersebut.

Penelitian ini menggunakan variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) untuk mengetahui apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Penelitian selanjutna disarankan untuk menggunakan rasio lain dalam selain yang digunakan oleh peneliti seperti Price Earning Ratio (PER), Return On Investmen (ROI), Net Profit Margin (NPM).

Hasil penelitian memberikan kontribusi empiris bahwa variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan, sehingga mengharuskan perusahaan untuk berusaha meningkatkan nilai Earning Per Share (EPS) perusahaan dan meminimalkan mungkin nilai Debt To Equity Ratio (DER ) perusahaan agar para investor tertarik untuk membeli saham perusahaan yang mengakibatkan harga saham perusahaan meningkat.

Penelitian ini menggunakan faktor internal perusahaan sebagai variabel independen yang mempengaruhi perusahaan, yaitu variabel Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE). Harga saham perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor

internal perusahaan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan seperti kondisi perekonomian suatu Negara, kurs mata uang asing, tingkat suku bunga, kondisi fundamental investor dan situasi sosial politik. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan faktor eksternal perusahaan sebagai variabel independen yang mempengaruhi harga saham perusahaan dengan model penelitian yang memadai.

Penelitian ini menggunakanperiode penelitian selama 3 tahun, yaitu tahun 2009-2011 disarankan penelitian selanjutnya bisa menggunakan periode penelitian lebih dari 3 tahun agar penelitian lebih terakurat karena masa periode sampel penelitian lebih lama dan data yang digunakan lebih lengkap dan banyak sesuai kebutuhan peneliti.

6. DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Badan Resmi Statistik. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 2009, di akses pada tanggal 24 Agustus 2012 dari www.businessnews.co.id/ Badan Resmi Statistik. Tingkat Pertumbuhan

Ekonomi 2010-2011, di akses pada tanggal 24 Agustus 2012 dari www.businessnews.co.id/ Bank Indonesia. Berita Properti tahun 2011,

diakses pada tanggal 4 November 2012 dari

www.bi.go.id

Bringham, Eugene F dan Weston, J Fred. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11, Terjemahan oleh Ai Akbar Yulianto. Salemba Empat. Jakarta.

Harga saham, Diakses tanggal 15 Agustus 2012 dari www.anneahira.com

Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Indiarto, N dan Bambang Supomo. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta

Nurfadillah, Mursidah. 2011. Analisis Earning Per Share, Debt To Equity Ratio dan Return On Equity Terhadap Harga Saham. Jurnal Manajemen dan Bisnis. 2012.

(10)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

131 Pefindo articles. Prospek Bisnis Properti

Kawasan Industri, diakses pada tanggal 20 Agustus 2012 dari www.pefindo.com/

new.pefindo.com/index.php

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ketiga. Bandung: Alfabeta.

Susilowati, Yeye dan Tri Turyanto. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Return Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan. 2012.

Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Yahoo finance, diakses tanggal 9 November 2012 dari www.finance.yahoo.com

Sahamok, diakses tanggal 5 Desember 2012 dari

www.sahamok.com

.IDX Statistic 2009. www.idx.co.id

.IDX Statistic 2010. www.idx.co.id

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 2.  Hasil Uji t Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2009-2011
Tabel 3.  Hasil Uji f  Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2009-2011
Tabel 4.  Hasil Properti dan Real Estate yang Terdaftar
+2

Referensi

Dokumen terkait

x Membincangkan aspek-aspek keselamatan yang perlu diambil kira dalam melakukan aktiviti daya tahan otot.. x Menamakan sekurang-kurangnya tiga otot utama yang terlibat semasa

telah menerbitkan Permendikbud Nomor 42 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemanfaatan Sistem E-Monitoring Serapan Anggaran untuk Pemantauan dan Pengendalian Pelaksanaan

hukum perpajakan dengan tegas, dapat memberikan diklat khusus tentang perpajakan dalam meningkatkan Sumber daya Manusia/aparatur pajak yang profesional, dan

Penelitian ini bertujuan menganalisis konsis- tensi pemecahan saham dengan trading range theory , yaitu menyebabkan harga saham me- ngalami perubahan yang signifikan

Mereka menemukan hubungan yang jelas antara tingginya paparan testosteron terlihat dari panjang jari manis yang lebih panjang daripada jari telunjuk dengan nilai uji matematika yang

Ajaran 3126/3127”6 Skripsi, Jurusan Nadris M atematika, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Pembimbing: Miswanto, M.Pd.

&#34;Stasiun Kyoto baru menandai awal dari era baru perkembangan bertingkat tinggi di kota.&#34; Tangga grand stasiun ini memiliki 171 langkah dan sering digunakan

dilakukan penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan judul “ Prinsip Kerja Brushless Motor 1000Kv Pada Robot Terbang Quadcopter ”.. Adapun tujuan dari