• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Rantai Suplai Berbasis Economic Production Quantity Dengan Menerapkan Kredit Per- Dagangan Dua Eselon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemodelan Rantai Suplai Berbasis Economic Production Quantity Dengan Menerapkan Kredit Per- Dagangan Dua Eselon"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Supply chain (rantai suplai) adalah suatu rangkaian yang terdiri dari supplier, manu-facturer, transporter, warehouse, retailer dan konsumen. Setiap elemen rantai suplai baik secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi terhadap pemenuhan kebu-tuhan/keperluan konsumen. Pemenuhan kebutuhan konsumen oleh setiap perusahaan dalam rantai suplai meliputi fungsi-fungsi pengembangan produk, pemasaran, produksi, distribusi, keuangan dan pelayanan konsumen (Chopra dan Meindl, 2007). Kompleksi-tas persoalan rantai suplai ditentukan oleh kompleksiKompleksi-tas dari beberapa hal, diantaranya adalah jumlahsupplier, jumlah pabrik, jumlah gudang, jumlahretailer, dan mekanisme yang berlaku dalam setiap elemen rantai suplai, maupun yang berlaku dalam interaksi antar elemen tersebut.

Menurut Li (2007), supply chain management (manajemen rantai suplai) meru-pakan sekumpulan aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasikan supplier, manufacturer, warehouse, transporter, retailer dan konsumen secara efisien. Dengan demikian barang dan jasa dapat didistribusikan dalam jumlah, waktu dan lokasi yang tepat untuk meminimumkan biaya demi memenuhi kebutuhan konsumen.

Untuk mengurangi biaya pembelian dan menarik pelanggan yang jauh lebih besar, retailerglobal berusaha untuk mencarisupplieryang menawarkan harga yang lebih ren-dah dan terkadangsuppliertersebut ditemukan berada pada jarak yang sangat jauh dari pusat distribusi dan toko-toko yang dimiliki (luar daerah atau luar negeri). Akibatnya, terdapat produk dalam jumlah besar yang dikirim oleh supplieryang berasal dari luar daerah/luar negeri sangat rentan terhadap kerusakan. Terkadang, kerusakan produk-produk tersebut terjadi karena kesalahan penanganan dalam transportasi atau dipen-garuhi oleh perubahan kondisi cuaca/alam yang ekstrim, kesalahan penempatan pro-duk, perselisihan perburuhan di pelabuhan, serangan teroris, masalah lalu lintas, dan lain sebagainya yang menyebabkan produk tidak sampai pada tujuannya atau tidak tiba tepat pada waktunya. Gangguan suplai atau logistik tersebut dapat menimbulkan dampak besar yang dapat mempengaruhi para pembuat keputusan dari rantai suplai.

(2)

Pemodelan matematika dapat membantu para pembuat keputusan untuk mengevaluasi kebijakan pemesanan optimalnya terhadap risiko dan kendala yang luar biasa kompleks yang mungkin saja terjadi.

ModelEconomic Production Quantity(EPQ) dikembangkan oleh E.W. Taft pada tahun 1918. Model ini merupakan pengembangan dari modelEconomic Order Quantity (EOQ). Menurut Blumenfeld (2001), perbedaan antara metode Economic Order Qu-antity (EOQ) dan Economic Production Quantity (EPQ) adalah apabila penambahan persediaan terjadi secara langsung maka model ini disebut dengan modelEconomic Or-der Quantity (EOQ), sedangkan penambahan persediaan yang terjadi secara bertahap maka model ini disebut dengan model Economic Production Quantity(EPQ). Supplier dan retailer dihadapkan pada kondisi persediaan yang belum tentu dapat memenuhi permintaan pelanggan. Ketika supplier dan retailer tidak memiliki persediaan, maka mereka akan menawarkan kepada pelanggan untuk menunggu atau tidak menunggu pesanan tersebut terpenuhi. Ketika pelanggan mengatakan tidak bersedia menunggu pesanan, maka perusahaan akan mengalami kerugian dengan adanya lost sales (biaya penjualan yang hilang) dan tidak terjadinyastockout(barang keluar). Ketika pelanggan bersedia menunggu pesanan, perusahaan memenuhinya dengan cara backorder (peme-sanan kembali). Dengan kata lain, modeleconomic production quantity berasumsi bah-wa pemesanan diterima secara bertahap dan meningkat selama proses produksi sedang berlangsung (Blumenfeld, 2001).

Didalam pemodelan logistik klasik, dapat diasumsikan bahwa retailer dan pe-langgan harus membayar barang yang dipesan segera setelah barang diterima. Teta-pi didalam prakteknya, supplier/retailer dapat memberikan suatu kredit pembayaran dengan periode tertentu kepada retailer/pelanggan mereka dengan membayar secara bertahap/kredit tanpa dikenakan denda untuk merangsang permintaan pemesanan produk-produk berikutnya dan juga sebagai pelayanan/service yang diberikan untuk retailer dan pelanggannya.

(3)

dengan nilai penuh sesuai dengan nilai yang tertera dalam invoice dalam tempo 30 hari. Teng (2002) mengilustrasikan manfaat dari kebijakan kredit perdagangan adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan kredit perdagangan dapat menarik pelanggan baru dengan memper-timbangkan kebijakan tersebut menjadi suatu jenis penurunan harga,

2. Kebijakan kredit perdagangan dapat menurunkan hutang penjualan, karena be-berapa pelanggan khususnya pelanggan tetap akan membayar lebih tepat waktu agar mendapatkan keuntungan yang lebih dari kredit perdagangan tersebut.

Tesis ini menyelidiki model rantai suplai dimana supplier/manufacturer berse-dia memberikan retailer kredit perdagangan penuh dalam jangka waktu tertentu dan retailer juga menawarkan kredit perdagangan yang sama ke pelanggannya. Hal ini disebut pembiayaan kredit perdagangan dua-eselon (dua-tingkat). Dalam prakteknya, pembiayaan kredit perdagangan dua eselon ini jauh lebih efektif untuk retailer dalam penerapan manajemen rantai suplai. Beberapa perusahaan besar, dapat menunda pe-ngeluaran total biaya pembelian sampai dengan berakhirnya jangka waktu penundaan yang ditawarkan oleh supplier/manufacturernya. Tetapi perusahaan tersebut hanya menawarkan sebagian penundaan pembayaran saja untuk dealernya pada periode kre-dit yang diizinkan.

(4)

1.2 Perumusan Masalah

Formulasi persoalan model inventori (EOQ/EPQ) untuk kredit pembayaran yang di-izinkan pertama kali diperkenalkan oleh Goyal pada tahun 1985. Kemudian diikuti oleh peneliti-peneliti lain yang mengembangkan persoalan model inventori untuk kre-dit pembayaran yang diizinkan pada sistem rantai suplai. Kelemahan dari model-model yang lalu adalah tidak ikut mempertimbangkan prinsip manajemen risiko dalam me-ngatasi gangguan pada rantai suplai. Prinsip manajemen risiko perlu dipertimbangkan dalam suatu desain rantai suplai dengan tujuan untuk melakukan efisiensi (daya guna) dalam pengurangan biaya. Oleh karena itu, tesis ini berfokus pada model persoalan desain rantai suplai agar dapat meminimumkan risiko keuangan/kerugian yang akan muncul.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model mate-matika berbasis economic production quantity pada rantai suplai setelah adanya gang-guan pada jalur transportasi/pengiriman produk, sehingga dapat meminimumkan risiko atau kerugian yang akan muncul seperti kehilangan kepercayaan pelanggan/lost sales maka diterapkanlah sistem kredit perdagangan dua eselon dalam model yang dikem-bangkan. Dengan model tersebut akan dicari suatu solusi optimal dan untuk mengilus-trasikan model yang didapat, akan diberikan suatu contoh perhitungan dengan meng-gunakan prinsip manajemen risiko, baik untuk situasi risk neutral maupun risk averse.

1.4 Manfaat Penelitian

(5)

1.5 Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini bersifat literatur dan kepustakaan. Untuk memperoleh model rantai suplai dengan adanya gangguan transportasi dan penerapan kredit perdagangan dua eselon, berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan:

1. Mengumpulkan segala informasi dari berbagai referensi yang ada, seperti dari buku, artikel, paper, dan jurnal mengenai pemodelan rantai suplai dengan adanya gangguan transportasi dan penerapan kredit perdagangan dua eselon.

2. Memaparkan berbagai pengertian atau teori-teori mengenai rantai suplai yang berbasis economic production quantity dengan menerapkan kredit perdagangan dua eselon.

3. Memahami dan menganalisis penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

4. Mengembangkan model yang digunakan untuk desain rantai suplai yang berbasis economic production quantity dengan menerapkan kredit perdagangan dua eselon, yaitu:

(a) Menyatakan secara konseptual tentang permasalahan.

(b) Menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan persoalan, antara lain ken-dala, tujuan, dan notasi dari variabel-variabel.

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian kreativitas siswa hasil observasi guru siklus I = 79, 75% dengan kategori baik, siklus II = 86, 75% dengan kategori baik sekali .Keaktifan dan kreatifitas

Shuhaid Al-Undulusi (d- 426 A.H.) and His Contribution to Arabic Literature" under my supervision. The work is his original contribution to the topic. It is now forwarded for

Atas perhatian dan partisipasi ibu saya ucapkan terimakasih.. Penelitian tentang tentang “Hubungan dukungan sosial dan sikap ibu terhadap keberhasilan pemberian ASI

Data processing analysis from 15 samples produced 781 ion mass variables, where 201 of which could be identified as predicted metabolite compounds from Curcuma genus.. PCA was done

Dari hasil analisis keselamatan termohidrolika dapat disimpulkan bahwa iradiasi pelat EBU U-7Mo/Al dan U-6Zr/Al yang dilaksanakan secara bersamaan di dalam stringer

(7) Sebelum organisasi Departemen Komunikasi dan Informatika terbentuk, pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang komunikasi dan informasi dilakukan oleh perangkat Kantor Menteri

Hasil pengujian pada komposit matrik logam paduan Al-Cu-Mg dengan penguat Al2O3 10% diperoleh nilai kekerasan maksimum yang tertinggi sebesar 74,0 HR dan kehilangan berat

Jika sebaran data yang dihasilkan pada proses 2DLDA mempunyai distribusi yang tidak linier, maka salah satu metode yang digunakan SVM untuk mengklasifikasikan