1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Refrigerasi merupakan suatu proses penyerapan panas dari suatu benda atau ruang sehingga temperatur benda atau ruang tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya. Salah satu yang termasuk dari refrigerasi adalah pengkondisian udara (Air Conditioning) yakni suatu proses dimana mengkondisikan udara suatu ruangan sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembapan yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu.
Prinsip dari pengkondisian udara adalah proses penyerapan panas dan proses pembuangan panas dengan cara memberikan kerja terhadap sistem. Banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan performansi dari sistem pengkondisian udara dimana tujuannya adalah untuk mendapatkan efek refrigerasi yang besar tetapi kerja yang diberikan ke sistem sedikit. Salah satunya adalah dengan penambahan alat penukar kalor yang dipasang pada pipa discharge keluar kondensor yang diintegrasikan dengan pipa discharge yang keluar dari epavorator. Sistem penukar kalor ini akan menyerap sisa panas dari kondensor untuk digunakan memanaskan kembali refrigeran yang keluar dari evaporator sebelum masuk ke-kompresor [1].
Alasan praktis penggunaan alat penukar kalor pada sistem pendingin adalah untuk menjaga agar refrigeran dalam fasa uap-cair tidak masuk ke dalam kompresor (tidak terjadi kompresi basah) serta pendinginan lanjut (subcooling) cairan dari kondensor untuk mencegah terbentuknya gelembung uap yang melewatikatub ekspansi. Sehingga diharapkan dengan penambahan alat penukar kalor ini dapat meningkatkan efek refrigerasi serta meningkatkan kapasitas dan coeffisien Of performansi (COP) sistem pendingin. Walaupun dampak refrigerasi
2 dapat tingkatkan, tetapi kompresi terdorong jauh masuk ke dalam daerah panas lanjut, sehingga kerja kompresi akan lebih besar dibandingkan dengan yang dekat dengan garis uap-jenuh [2].
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abraham (2006) menggunakan modifikasi penambahan alat penukar kalor dengan pipa yang berasal dari evaporator yang dililitkan di dalam pipa yang berasal dari kondensor didapatkan kenaikan laju pendinginan ruangan sebesar 5 % dari yang tanpa dimodifikasi tetapi kerja kompresor lebih besar dari yang tanpa dimodifikasi dan oleh I Ketut Gede Wirawan (2009) menggunakan modifikasi dengan penambahan alat penukar kalor pada AC window dimana evaporatornya di masukkan ke dalam ruangan (box ukuran 1m x1m x1m) dan mendapatkan rata-rata efek refrigerasi 153 kJ/kg tanpa modifikasi dan mengalami peningkatan pada yang dimodifikasi yaitu 155,55 kJ/kg. Oleh karena itu, dalam peneletian ini dilakukan penambahan alat penukar kalor tipe selongsong pada AC split. Untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan bila APK tersebut digunakan pada AC jenis Split [1].
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
a. Dapat membandingkan besarnya COP yang dihasilkan pada sistem pengkondisian udara modifikasi dengan sistem pengkondisian udara tanpa modifikasi pada AC split.
b. Untuk membandingkan dampak refrigerasi yang dihasilkan oleh sistem pengkondisian udara modifikasi dan tanpa modifikasi.
c. Dapat Membandingkan besarnya penggunaan arus listrik antara sistem pengkondisian udara modifikasi dan tanpa modifikasi.
d. Membandingkan kerja kompresi antara sistem pengkondisian udara modifikasi dan tanpa modifikasi.
e. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
3 1.3 Batasan masalah
Melihat luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada, untuk mempermudah proses perhitungan maka dalam penelitian ini dibuat batasan masalah. Adapun batasan masalahnya sebagai berikut :
a. Sistem yang diuji menggunakan AC yang memiliki daya 1 AC yang digunakan memiliki daya 1 PK.
b. Alat penukar kalor (APK) diasumsikan terisolasi sempurna. c. Proses di kompresor diasumsikan terjadi pada entropi konstan. 1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
a. Dapat memperdalam pengetahuan di bidang mesin refrigerasi bagi penulis pada khususnya.
b. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
c. Dapat memberikan referensi tambahan untuk penelitian yang baru untuk sistem refrigerasi.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan yang dibuat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang penulisan skripsi, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dari penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas teori-teori yang dapat mendukung dan menjadi pedoman dalam penyusunan skripsi.
4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang alat dan bahan yang digunakan dan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada bab ini membahas tentang data yang didapat dari pengujian alat dan perhitungan hasilnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah selesai dilakukan dan saran-saran yang diperlukan untuk perbaikan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisikan literatur-literatur yang digunakan dalam penyusunan laporan ini.
LAMPIRAN
Lampiran berisikan data dari hasil penelitian yang didapatkan dan tabel termodinamika refrigeran.