• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Dinamika Organisasi Kemanusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah dan Dinamika Organisasi Kemanusi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebuah organisasi kemanusiaan diibaratkan sebagai ujung tombak dari upaya perlindungan terhadap jiwa manusia yang terancam maupun sebagai korban dari adanya konflik antar negara di dunia. Kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya ancaman bahaya yang sewaktu-waktu dapat mengganggu stabilitas suatu tatanan yang telah tercipta selaras dalam sebuah kurun waktu, sehingga keberadaan organisasi kemanusiaan akan terus dibutuhkan selama adanya peradaban di dunia.

Seperti banyak organisasi lain di dunia yang berkecimpung dalam berbagai jenis kegiatan, organisasi kemanusiaan di dunia tidak terlepas dari adanya dinamika yang pada kenyataannya dapat berimbas positif maupun negatif. Idealnya, organisasi kemanusiaan di dunia lebih baik tercipta dalam satu pintu, tanpa ada diferensiasi yang tercipta dengan adanya lebih dari satu organisasi kemanusiaan yang melembaga di dunia. Karena tujuan utamanya adalah mengusahakan penegakan nilai-nilai kemanusiaan secara umum dan memberikan perlindungan secara hakiki kepada korban konflik secara khusus, dengan adanya banyak organisasi sedikit banyak berpengaruh terhadap upaya yang berlandaskan tujuan-tujuan tersebut. Dinamika yang ada seharusnya tidak boleh menghalangi berbagai urgensi ditawarkan oleh organisasi kemanusiaan di dunia.

1.2. Rumusan Masalah

(2)

mempunyai tugas dan fungsi yang sama, bagaimana status hukum dan personalitas hukum dari masing-masing organisasi kemanusiaan serta bagaimana implementasi peran dari organisasi kemanusiaan terkait dengan konsep dan tujuan dari organisasi kemanusiaan tersebut.

1.3. Tujuan Penulisan

(3)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Latar belakang berdirinya berbagai organisasi kemanusiaan

2.1.1 ICRC (International Committee of the Red Cross)

ICRC terbentuk pada tahun 1863 di Jenewa, Swiss, atas prakarsa dari Henry Dunant, seorang warga negara Swiss. Prakarsa tersebut merupakan sebuah kelanjutan dari pengalaman Henry Dunant di Solferino, Italia, pada tanggal 24 Juni 1859, saat terjadi perang antara tentara Italia dan Prancis melawan tentara Austria. Henry Dunant, yang menyaksikan secara langsung kengerian yang terjadi akibat adanya perang tersebut, beserta penduduk setempat melakukan tindakan pertolongan terhadap puluhan ribu tentara yang menjadi korban perang tersebut.

Sepulang dari Solferino, beberapa saat kemudian Henry Dunant menulis sebuah buku yang berjudul “Un Souvenir de Solferino” (Kenangan dari Solferino) yang pada intinya berisi dua gagasan Henry Dunant, yaitu membentuk suatu organisasi kemanusiaan internasional yang akan efektif bekerja pada saat damai untuk memberikan bantuan pertolonganke pada tentara yang terluka di medan perang serta mengadakan perjanjian internasional guna melindungi tentara yang terluka dan relawan yang bekerja untuk memberikan pertolongan (calling for improved care for wounded soldiers in wartime)1. Empat orang warga negara Swiss, yaitu Dufour,

Theodore Maunoir, Louis Appia dan Gustave Moynier, kemudian tertarik dengan dua gagasan dalam buku tersebut, sehingga bersama Henry Dunant, mereka membentuk Komite Lima yang kemudian menjadi dasar berdirinya ICRC.

(4)

Kemudian berdasarkan gagasan mengenai pembentukan perjanjian internasional, diadakan Konvensi Jenewa pertama oleh Pemerintah Federal Swiss atas prakarsa ICRC, pada tanggal 22 Agustus 1864, yang dihadiri oleh 12 kepala negara yang menandatangani perjanjian internasional. Isi perjanjian internasional tersebut adalah lebih kurang mengenai perbaikan keadaan anggota angkatan bersenjata yang terluka dan sakit di darat.Konvensi tersebut dilanjutkan pada tahun 1906 (mengenai perbaikan keadaan anggota angkatan bersenjata yang terluka dan sakit di laut), 1929 (mengenai perlakuan terhadap tawanan perang) dan 1949 (mengenai perlindungan orang sipil di medan perang). Pada perkembangannya, ketentuan dalam Konvensi Jenewa dimodifikasi berdasarkan tiga buah protokol, yakni protocol pertama mengenai perlindungan korban konflik bersenjata internasional (1977), protocol kedua mengenai perlindungan konflik bersenjata non-internasional (1977) dan protocol ketiga mengenai adopsi lambang pembeda tambahan (2005).

2.1.2. Federasi (The International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies)

(5)

Saat pertama kali dibentuk, Federasi bermarkas di Paris, akan tetapi sejak tahun 1935 dipindah ke Jenewa hingga sekarang. Struktur kepemimpinan Federasi dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang memiliki sejumlah staf dari berbagai Negara untuk membantu tugasnya.

2.1.3. Perhimpunan Nasional (National Societies)

Perhimpunan Nasional merupakan organisasi kemanusiaan yang didirikan oleh sebuah negara, terkait keikutsertaannya dalam Konvensi Jenewa 1949 maupun mendapat pengakuan dari negara-negara yang menandatangani perjanjian internasional tersebut. Hingga saat ini, terdapat 187 Perhimpunan Nasional di seluruh dunia.

Hal yang melatarbelakangi terbentuknya Perhimpunan Nasional di setiap Negara tentunya berbeda-beda, akan tetapi terbentuknya Perhimpunan Nasional di suatu Negara lebih kurangnya karena adanya kesadaran Pemerintah di suatu Negara akan isu kemanusiaan yang esensinya terkait dengan kelangsungan hidup warga Negara pada umumnya. Selain itu, dengan adanya Konvensi Jenewa, bagi Pemerintah suatu Negara adalah sesuatu yang penting untuk membentuk organisasi yang mewadahi berbagai jenis kegiatan kemanusiaan.

(6)

2.2. Perbedaan Lambang Antara Organisasi Kemanusiaan yang Mempunyai Tugas dan Fungsi yang Sama

2.2.1. Palang Merah (Red Cross Emblem)

Disepakatinya lambang palang merah

sebagai tanda pengenal perhimpunan bantuan bagi tentara yang terluka yang nantinya menjadi Perhimpunan Nasional Palang Merah adalah melalui 1863 Conference of International Committee for Aid to Wounded Soldiers. Supaya dapat menjadi instrument hukum internasional, Pemerintah Swiss melakukan Konferensi Diplomatik tahun 1864 di Jenewa menghasilkan Geneva Convention pada tanggal 22 Agustus 1864 (GC 1864). Tujuan dari adanya tanda/lambang yang universal ini adalah untuk memberikan perlindungan bagi personil dan unit medis yang mengenakannya, serta membuatnya mudah dikenali. Panitia pada Konferensi Oktober 1863 menyepakati lambang palang merah dengan latar belakang putih (red cross on white background), Karena warnanya yang kontras sehingga mudah dikenali, bahkan dari kejauhan, serta mudah dibuat.

(7)

Kaitannya dengan ICRC atau Komite Internasional Palang Merah (ICRC) sebagai subyek hukum internasional, ICRC memiliki status khusus karena berawal dari sebuah organisasi swasta yang lahir (dan bermarkas) di Swiss, tapi kini telah ‘dimiliki’ oleh dunia.

Preparatory document dalam Konferensi Oktober 1863 tidak menyebutkan sedikit pun niat memasukkan unsur agama dalam lambang dan tidak ada kekhawatiran sebelumnya bahwa unsur agama bisadikaitkan dengan lambang red cross tersebut. Tujuan dari dibentuknya Red Cross

adalah sebagai institusi yang akan melintasi batas nasional Negara dan perbedaan dalam agama.

2.2.2. Bulan Sabit Merah (Red Crescent)

Lambang bulan sabit merah muncul dalam Perang Russo-Turki, masa Kekaisaran Ottoman. Meskipun Turki sudah mengadopsi Geneva Convention 1864 pada 5 Juli 1865 tanpa reservasi, tetapi kemudian pada 16 November 1876 menyatakan akan menggunakan lambang bulan sabit merah dengan latar belakang untuk menandai ambulansnya sendiri. Memang memiliki latar belakang religius, tapi bukan semata-mata alasan agama. Kemudian kaum Ottoman berpendapat bahwa lambang palang merah bisa menjadi masalah karena berbau religius dan dianggap mencederai/ menyinggung tentara muslim sehingga menghalangi Turki dalam melaksanakan hak-haknya berdasarkan konvensi2. Akhirnya lambang ini diterima secara sementara,

yaitu selama konflik berlangsung3.

Pada tahun 1899 dan 1907 Hague Peace Conferences dan 1906 Geneva Revision Conference, delegasi dari Kekuasaan Ottoman, Persia, dan Siam meminta agar lambang-lambang mereka bisa diakui. Kekuasaan Ottoman menggunakan lambang Bulan Sabit Merah (Red Crescent Emblem), Singa Merah dan Matahari (Red Lion and Sun) untuk Persia, dan Bara Api Merah ( Red Flame) untuk Siam. Dalam Konferensi 1906, ditegaskan

2Sublime Porte kepada Federal Council, 16 November 1876, Bullentin International deSociétésde Secours aux Militaires blessés, No. 29, January 1877, p. 36.

(8)

kembali bahwa lambang Palang Merah (Red Cross) adalah kebalikan dari bendera Swiss dan tidak ada unsur agama di dalamnya sehingga akan tetap dilanjutkan sebagai lambang4. Namun, The Hague Conferences 1899 dan

1907 dan Geneva Convention 1906 memberi wewenang kepada Negara-negara yang hendak melakukan reservasi terhadap pasal-pasal tentang lambang. Kekuasaan Ottoman dan Persia akhirnya melakukan reservasi dan menggunakan lambang yang berbeda (bulan sabit merah, singa dan matahari merah), sedangkan Siam memilih untuk tidak melakukan reservasi5. Akhirnya

secara de facto, terjadi perbedaan lambang namun tetap dalam satu kesatuan. Konvensi Jenewa kembali diadakan tahun 1929 terkait dengan Perang Dunia I. Dalam konvensi itu, Turki, Persia, dan Mesir kembali bersikeras untuk meminta lambang bulan sabit merah, singa dan matahari merah untuk diakui secara de jure, mengingat penggunaannya sudah banyak dan tidak ada yang keberatan. Akhirnya lambang tersebut diakui dalam Artikel 19 Geneva Convention 1929 for the Amelioration of the Condition of the Wounded and Sick in Armies in the Field khusus kepada Negara yang sudah memakai lambang berbeda.

Namun pada tahun 1931, Israel menggunakan lambang red shield of David6 dan pada tahun 1935 Pemerintah Afghanistan meminta diakuinya

lambang Red Archway Society (Mehrab-e-Ahmar)7. ICRC menegaskan

bahwa selain lambang yang terdapat dalam Konvensi Jenewa 1929 tidak

4Geneva Convention of July 1906, Art. 18, Actes de la Conférence de Révision réunie à Genève du 11 juin au6 juillet 1906,Imprimerie Henry Jarrys, Geneva, 1906, p. 286; The Laws of Armed Conflict, p. 306.

5The Proceedings of the Hague Peace Conferences: The Conference of 1899,

terjemahansecararesmioleh the Division of International Law of the Carnegie Endowment for International Peace, Oxford University Press, New York, London, Toronto, Melbourne and Bombay, 1920, pp. 247-250, 453-454, 461-462 and 388;Actes de la Conférence de Révision réunie à Genève du11 juin au 6 juillet 1906, pp. 160-163, 175, 260, 271, 286; The Proceedings of the Hague PeaceConferences: The Conference of 1907, terjemaan resmi ole the Division of InternationalLaw of the Carnegie Endowment for International Peace, OxfordUniversity Press, New York, London, Toronto, Melbourne and Bombay, 1920, 3 vols, Vol. I, Plenary sessions,pp. 62-65, 651 and 702; Vol. III, Second, Third and Fourth Committees, pp. 292, 296-299 and 560-564.

6Lambang digunakan olehIsrael Relief Society, The Red Shield of David or Magen David Adom

adalah bintang dengan 6 titik atau hexagram yang terbuat dari 2 segitiga, yang satu mengarah keatas, dan yang satunya lagi mengarah kebawah.

(9)

dapat diterima dan tidak diakui oleh Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (The Movement).

Konferensi Diplomatik tahun 1949 diadakan untuk membahas mengenai Perang Dunia II. Ada beberapa proposal sebelumnya yaitu usul Belanda untuk mengadopsi satu lambang terbaru, rekomendasi dari 17th International Conference of the Red Cross di Stockholm tahun 1948 untuk menyatukan lambang menjadi palang merah (red cross) semua, dan yang ketiga adalah proposal Israel untuk diakuinya lambang Red Shield of David

sebagai society dari Israel. Hasil dari keputusan pada saat itu dalam artikel

38 Geneva Convention for the Amelioration of the Condition of the Wounded and Sick in Armed Forces in the Field of 12 August 1949 hampir sama dengan artikel 19 Konvensi tahun 1929, yaitu bahwa lambang yang diakui hanya red cross, red crescent, dan red lion and sun.

Dalam Diplomatic Conference on The Reaffirmation and Development of International Humanitarian Law tahun 1974-1977, Israel kembali mengajukan lambangnya untuk diakui secara internasional. Namun delegasi Israel menarik proposalnya karena adanya kemungkinan mendapat negative vote dan penolakan dalam level internasional8. Israel kemudian tetap

mengadakan reservasi Konvensi Jenewa 1949 pada saat meratifikasinya tahun 1951, namun Lebanon dan Amerika keberatan.

Kini, lambang bulan sabit merah digunakan di lebih dari tiga puluh negara. Kendatipun demikian, perlu diperhatikan bahwa negara-negara yang menggunakan bulan sabit merah umumnya adalah negara yang berdasarkan satu agama tertentu. Mari kita lihat beberapa contohnya:

1. Afghanistan: Menurut Konstitusi Afghanistan, Afghanistan adalah negara berdasarkan satu agama (Pasal 2)

2. Bangladesh: Menurut Konstitusi Bangladesh, Bangladesh memiliki agama negara (Pasal 2A)

(10)

3. Mesir: Menurut Konstitusi Mesir, Mesir memiliki agama negara (Pasal 2)

4. Iran: Menurut Konstitusi Iran, Iran adalah negara berdasarkan satu agama (Pasal 1-2)

5. Malaysia: Menurut Konstitusi Malaysia, Malaysia mengakui ‘agama federasi’ (Pasal 3)

Melihat lima contoh di atas, lambang bulan sabit merah digunakan negara-negara yang secara konstitusional mengakui agama resmi negara (mempunyai agama negara, agama yang dianut oleh penduduk di negara tersebut). Jika kita bandingkan dengan Indonesia, maka konstitusi Indonesia (UUD NRI 1945) tidak mencantumkan adanya negara agama atau satu agama negara. Justru di Pasal 29 dan berbagai bagian di Pasal 28 mengakui kebebasan beragama.

2.2.3. Adopsi Sebuah Lambang Baru: Red Crystal

(11)

2.2.4. Mayoritas Perhimpunan Nasional Menggunakan Palang Merah Sebagai Lambang

Mayoritas negara di dunia, dalam arti national society, masih menggunakan palang merah (150 negara). Bukan hanya karena mayoritasnya saja, tapi mudah dipahami bahwa lambang palang merah sudah dikenal sangat luas sebagai lambang medis, lambang orang yang harus dilindungi, lambang bantuan, dan sebagainya. Karena pengenalan universal inilah, lambang palang merah mudah untuk dipertahankan.

Kelebihan dari lambang palang merah adalah karena letaknya yang ada di bawah alam sadar (sub-conscious mind), bahwa ketika kita melihat lambang palang merah, kita tahu apa korelasinya, baik itu masalah medis, rumah sakit, pertolongan pertama, atau jika dilihat dalam konteks besar, perlindungan dalam konflik bersenjata. Ketika melihat palang merah, sudah tertanam dalam benak kita bahwa lambang ini ada kaitannya dengan upaya kemanusiaan secara universal. Maka lambang palang merah masih menjadi lambang terbaik. Bukan karena tendensi agama, bukan karena mudah, tetapi lebih karena adanya prinsip universalitas, dan tujuan mulia di baliknya, yaitu universal untuk kemanusiaan.

2.3. Status Hukum dan Personalitas dari Masing-Masing Organisasi Kemanusiaan

Setiap Organisasi Internasional agar menjadi subyek Hukum Internasional harus memiliki personalitas dan kecakapan hukum. Kita tentu sudah mengetahui apa itu personalitas hukum bagi sebuah organisasi internasional. Dibawah ini adalah beberapa contoh kecakapan yang dimiliki oleh sebuah organisasi internasional

(12)

2. Mampu melakukan tindakan tertentu yang bersifat internasional (endowed with the capacity to take certain types of action on international plane); 3. Mampu menjadi pihak dalam pembentukan perjanjian internasional (they

have related to capacity to treaties and agreements under international law);

4. Memiliki kemampuan untuk melakukan penuntutan terhadap pihak yang melanggar kewajiban internasional (the capacity to make claims for breaches of international law);

5. Memiliki kekebalan dari pengaruh/penerapan yurisdiksi nasional suatu negara (the enjoyment of privileges and immunities from national jurisdiction);

6. Dapat menjadi anggota dan berpartisipasi dalam keanggotaan suatu organisasi internasional (the question of international legal personality may also arise in regard to membership or participation in international bodies)

(13)

Intenasional. ICRC dapat disebut sebagai badan yang netral karena berada dalam posisi unik yaitu sebagai badan non-pemerintah dan memiliki personalitas hukum berdasarkan hukum internasional. Fakta bahwa secara fisik ICRC terdiri dari orang-orang dan bukan dari Negara-negara menjamin bahwa keputusan keputusannya tidak timbul dari keinginan untuk menguntungkan atau merugikan salah satu dari pihakpihak yang bertikai dengan siapa ICRC harus berurusan. Komposisi kewarganegaraan tunggal dari kalangan warga negara Swiss, dipandang oleh negara-negara anggota memperkuat jaminan netralitas. Sedangkan personalitas untuk gerakan gabungan atau IFRC International Federation of Red Cross dan Red Crescent. adalah berdasarkan perjanjian Internasional.

2.4. Implementasi Peran dari Organisasi Kemanusiaan Terkait dengan Konsep dan Tujuan Organisasi Kemanusiaan

2.4.1. Ruang Lingkup Kerja ICRC

1. Dalam situasi konflik internasional dan non-internasional serta selama masa transisi9, dan melaksanakan fungsinya dengan basis

hukum humaniter.

2. Dalam berbagai situasi dimana ada kekerasan (violence) dengan basis Statuta Pergerakan / Statute of the Movement10.

3. Dalam situasi bencana alam, atau bencana teknologi, atau pandemik, dapat dilakukan bersamaan dengan The Movement,

biasanya dalam situasi fase emergensi.

4. Dalam berbagai situasi di mana diperlukan kontribusi dari agensi-agensi humaniter, terutama dalam bidang Humaniter dan prinsip-prinsipfundamentalnya.

9 “Do Wars ever end? The Work of the International Committee of the Red Cross when the guns fall silent,” IRRC, No. 851, September 2003, pp 465-496

(14)

2.4.2. Peran ICRC

2.4.2.1. Mengunjungi Tahanan Perang

Berdasarkan Konvensi Jenewa, komunitas internasional memberi mandat kepada ICRC untuk mengunjungi tawanan perang dan penduduk sipil yang ditahan dalam konflik bersenjata. ICRC juga bisa mengunjungi tahanan dalam situasi kekerasan. Tujuan dari kunjungan ICRC ini adalah untuk memastikan bahwa para tahanan, dengan alasan apapun dari penahanan, diperlakukan dan diletakkan dalam kondisi sesuai dengan hukum humaniter internasional atau stan dari nternasional lainnya, terjaga martabat dan hak kemanusiaannya, mencegah terjadinya penyiksaan, dan memastikan bahwa mereka mendapat jaminan secara hukum. Selain itu ICRC juga memperbaiki kondisi di tempat penahanan, dan mempertahankan kontakan para tahanan dengan keluarga/saudaranya. Contohnya adalah ketika delegasi ICRC mengunjungi unit khusus yang memperlakukan tahanan penderita penyakit tuberculosis di Baku, Azerbajian

2.4.2.2. Melindungi Orang-Orang Sipil

(15)

Kedua, penduduk sipil yang tidak atau sudah tidak ambil bagian dalam pertempuran. Perhatian khusus kepada anak-anak (perekrutan tentara anak-anak), wanita (kekerasan seksual), dan lansia, orang cacat dan terlantar.

Sebagai contoh adalah kasus penggunaan tentara anak-anak dalam Perang Kongo. Anak-anak-anak berusia dibawah lima belas tahun direkrut untuk kemudian berpartisipasi dalam secara aktif di pertempuran. Anak-anak tersebut adalah anggota kelompok bersenjata Union of Colongese Patriot (UPC) and Patriotic Force for the Liberation of the Congo (FPLC), dibawah kepemimpinan Thomas Lubanga Dyilo. ICRC secara imparsial membantu dengan cara11 yaitu sebelum dan selama konflik mencegah rekrutmen anak

ke dalam pasukan bersenjata atau kelompok bersenjata (dengan menginformasikan ratifikasi perjanjian-perjanjian internasional dan adopsi regulasi terkait), melepaskan anak-anak yang sudah direkrut oleh pasukan bersenjata atau kelompok bersenjata dan untuk melindungi anak-anak yang ditahan dalam situasi konflik. Kedua, selama dan setelah konflik, yaitu menyediakan dukungan reintegrasi untuk anak-anak yang sebelumnya telah menjadi anggota kelompok bersenjata atau pasukan bersenjata. Ketiga, yaitu dalam situasi apapun, menyatukan dan mempertemukan anak-anak dengan keluarga mereka.

2.4.2.3. Menyatukan keluarga yang terpisahkan karena perang Perang dan bencana selain meninggalkan luka secara fisik, dalam kekacauan, kepanikan, dan teror, anggota keluarga bisa terpisahkan, dan selama bertahun-tahun dalam derita dan ketidak pastian tentang nasib anak-anaknya, pasangan, atau orang tua.Salah satu tantangan ICRC adalah merelokasi orang-orang dan membuat

(16)

mereka bisa mengontak keluarganya. ICRC melalui ICRC’s Central Tracing Agency and Partners melakukan berbagai usaha seperti melacak orang-orang, menyampaikan pesan-pesan atau surat, menyatukan kembali anggota keluarga yang hilang, dan mencari tahu orang-orang yang masih hilang. Cara yang dilakukan bisa melalui mengunjungi tawanan perang dan tahanan, mencari informasi di tempat-tempat yang relevan, mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk meningkatkan transmisi informasi keluarga dan menawarkan saran teknis untuk melakukannya.Selain itu juga memastikan bahwa keluarga orang hilang yang tinggal dalam penderitaan emosional ekstrim karena ketidak pastian orang yang mereka cintai, menerima cukup dukungan psiko-sosial selama menunggu jawaban.

2.4.2.4. Memastikan keamanan ekonomi

ICRC dalam mempromosikan keamanan ekonomi bertujuan untuk memastikan bahwa rumah tangga dan masyarakat yang terkena dampak konflik atau kekerasan bersenjata dapat memenuhi kebutuhan esensial dan memelihara serta memulihkan mata pencaharian berkelanjutan. Kegiatannya adalah distribusi darurat makanan dan barang-barang rumah tangga yang penting untuk program produksi pangan yang berkelanjutan dan mikro-ekonomi inisiatif. Kebutuan yang dibahas meliputi makanan, tempat tinggal, akses keperawatan kesehatan dan pendidikan.

2.4.2.5. Air dan tempat tinggal

(17)

5 macam kegiatan yaitu suplai air (penyimpanan dan distribusi), sanitasi (manajemen pembuangan dan ilmu lingkungan), listrik ( restorasi dan manajemen), konstruksi (perbaikan dan keamanan struktur), dan penyediaan fasilitas sementara untuk masyarakat. Sebagai contoh adalah pembangunan instalasi air keran di Rift Valley, Kenya.

2.4.2.6. Kesehatan

Tujuan dari ICRC’s Health Unit adalah memberikan akses perawatan kesehatan baik preventif maupun kuratif yang memenuhi standar yang diakui secara universal, bagi orang-orang yang terkena konflik. Tujuannya adalah untuk secara sementara menggantikan Dinas Kesehatan Setempat.Perawatan Kesehatan ini meliputi perawatan kesehatan di penjara, pertolongan pertama dan rumah sakit, rehabilitasi fisik, dan perawatan kesehatan primer. Sebagai contoh adalah unit perawatan kesehatan di Nahr el Bared, Lebanon yang dibangun ICRC untuk menggantikan Palestine Red Crescent Clinic yang hancur karena konflik Lebanon tahun 2007.

2.4.2.7. Kerjasama dengan National Society

ICRC bekerjasama dengan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional serta dengan Federasi Internasional nya untuk memastikan respon humaniter yang cepat, rasional, dan berkelanjutan bagi korban perang atau kekerasan bersenjata.

2.4.2.8. Membangun Penghormatan terhadap Hukum Humaniter Internasional

ICRC melindungi korban perang dan korban kekerasan bersenjata, dan menyediakan bantuan. ICRC Advisory Service

(18)

mengimplementasikan perjanjian internasional dan hukum kebiasaan internasional dalam peraturan legislasi nasional, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Hukum Humaniter Internasional. Kedua adalah interaksi dengan pemegang-pemegang senjata, seperti pasukan bersenjata, kelompok bersenjata, perusahaan militer yang memiliki pengaruh langsung terhadap mereka. Ketiga, melalui program pendidikan untuk membangun kesadaran terhadap hukum humani terbagi kaum muda. Kaum muda adalah mereka yang secara langsung terlibat dalam kekejaman perang, dan sebagai calon pemimpin masa depan, pembuat opini, tentara, dan polisi. Hal ini bertujuan agar kaum muda familiar dengan hukum humaniter internasional dan aksi humaniter.

Program Exploring Humanitarian Law bagi kaum remaja telah diterapkan dan universitas di 70 negara.

2.4.2.9. Memelihara fasilitas kesehatan

The Health Care in Danger Campaign adalah kampanye yang dipimpin oleh ICRC yang bertujuan untuk mengatasi dampak meluas dari tindakan illegal dan kekerasan yang menghambat pengiriman bantuan kesehatan, merusak dan menghancurkan fasilitas dan kendaraan kesehatan, dan melukai atau membunuh petugas kesehatan dan pasien dalam konflik bersenjata dan keadaan darurat lainnya.

2.4.2.10. Aktivitas-aktivitas lain

(19)

hukum humaniter internasional, mengembangkan hukum humaniter internasional dengan menjaga relasi dengan Negara-negara, bukan Negara (non-state actors), dan organisasi internasional melalui dialog tentang isu-isu humaniter.

2.4.1. Peran Red Crescent

Red Crescent Society adalah organisasi internasional yang bergerak di bidang kemanusiaan khususnya humaniter. Red Crescent Society yang berdiri dibawah International Federation of Red Cross and Red Crescent

memiliki peran dalam menjalankan tugasnya, yaitu mencegah dan meringankan penderitaan manusia melalui kegiatan Palang Merah dan Red Crescent Society Nasional yang merupakan sumbangan untuk perdamaian. Dalam menjalankan fungsinya, Red Crescent Society memberikan bantuan kepada korban bencana alam dengan kesiapsiagaan dan penanggulangan, serta para pengungsi di luar daerah pertikaian. Bulan Sabit Merah pada umumnya dimiliki oleh negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Malaysia, Turki, Pakistan dan sebagainya. Penjelasan peran Red Crescent Society adalah sebagai berikut:

a. memberikan bantuan darurat kepada negara, khususnya negara Islam, di bidang kesehatan seperti pelayanan kesehatan, pelatihan Pertolongan Pertama Pada Korban (P3K), melatih tenaga perawat, transfusi darah, dan bantuan sosial lainnya

b. dalam situasi perang, berperan dalam membantu tawanan, pengungsi dan kaum interniran.

c. untuk mempromosikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai kemanusiaan

(20)

e. untuk mendukung proyek-proyek kesehatan setempat

f. untuk mendukung masyarakat nasional dengan pemuda-kegiatan yang berhubungan dengan sosial

(21)

BAB 3

KESIMPULAN

Isu mengenai lambang palang merah yang digunakan oleh ICRC dan

national society pada dasarnya tidak memiliki isu keberpihakan ada suatu agama tertentu, netral, imparsial, dan universal. Namun seiring dengan berjalannya waktu, timbul berbagai masalah seperti Turki dengan lambang bulan sabit merah, Persia dengan lambang singa dan matahari merah, Siam dengan lambang bara api merah, dan Israel dengan lambang red shield of David (hexagram). Akhirnya, lambang yang diakui adalah palang merah, bulan sabit merah, dan singa dan matahari merah sebagaimana tertulis dalam artikel 38 Konvensi Jenewa 1949. Lambang singa dan matahari merah lambat laun hilang dan tidak pernah digunakan meskipun secara internasional diakui oleh Konvensi Jenewa. Meskipun terdapat lambang yang berbeda, namun tetap ada kesatuan dan keorganisasian dalam kinerja, serta prinsip-prinsip dasar yang tetap diaplikasikan. Lambang baru yaitu Red Crystal telah diadopsi dengan Protokol Tambahan Ketiga, yang sudah berlaku mengikat pada tahun 2007, mengakomodasi negara-negara yang tidak bisa menggunakan lambang palang merah atau bulan sabit merah.

Bentuk dari ICRC dan IFRC adalah organisasi internasional yang bersifat privat, karena tidak memenuhi syarat-syarat untuk menjadi organisasi publik. Meskipun didirikin berdasarkan perjanjian internasional tetapi obyek-obyek yang mendirikannnya adalah badan perseorangan bukan negara-negara seperti pada umumnya organisasi internasional publik. Kemudiaan keduanya personalitas yang dimiliki oleh ICRC maupun IFRC bahkan ICRC memiliki unique distinction yaitu dapat segera berhubungan langsung dengan negara negara yang sedang terlibat krisis kemanusiaan.

(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

Dari uji ANOVA atau F test tersebut didapat nilai F hitung sebesar 68,571 dengan probabilitas 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini

Misalnya papan reklame, neon box, baligho, spanduk, poster, videotron yang besar yang dipasang di tepi atau persimpangan jalan yang mudah dilihat oleh pelintas

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, peneliti memaparkan beberapa kesimpulan yang didapatkan antara lain: 1) Hasil dari regresi sederhana

Tahap pertama menentukan profil airfoil Class Shape Transformation (CST). Airfoil akan dianalisis menggunakan metoda panel selanjutnya diterapkan model aliran singularitas source

adalah imej yang ada pada sosok politik tersebut. Tiap anggota partai politik biasanya dipromosikan seara intens dan habis-habisan. Hal itu jelas terlihat dari

Dari hasil penelitian ini tidak ada hubungan antara kesesuaian tarif INA-CBGs dengan prosedur utama, hal ini disebabkan prosedur/ tindakan telah tercatat dengan baik,

a radio programme devoted to kendhang kempul is called “Authentic/ Original Osing Kids’ Music” (Mularosas = Musik Laré Using Asli ). The lyrics of kendhang kempul songs also

Berdasarkan pola tersebut diketahui bahwa adanya kenaikan suhu dalam durasi singkat menyebabkan peningkatan konsentrasi karotenoid dalam sampel yang ditandai dengan