DETERMINAN KINERJA RASIO KEUANGAN DENGAN IMPLIKASINYA
TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Henny Yulsiati
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Email : henny.yulsiati@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kinerja Rasio Keuangan terhadap Return On Assets. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja Rasio Keuangan sebagai variabel independen dan Return On Assets sebagai variabel Independen. Rasio Lancar diukur dengan Current Ratio, sementara itu Rasio Leverage diukur dengan Debt to Equity Ratio dan Debt Ratio, sementara itu Rasio Aktivitas diukur dengan Total Assets Turnover dan Inventory Turnover. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji normalitas data, analisis berganda, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover dan Inventory Turnover secara parsial Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debr Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Assets, sedangkan Total Assets Turnover dan Inventory Turnover mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap Return On Assets.
Kata kunci: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory
Turnover dan Return On Assets.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan utama sebuah perusahaan adalah memperoleh
laba yang maksimal. Dengan
memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang memberikan pengembalian yang menguntungkan bagi para pemiliknya. Untuk mengukur seberapa besar keberhasilan perusahaan dalam memperoleh tingkat pengembalian atas laba maka perlu dilakukan analisis keuangan dengan rasio profitabilitas.
Profitabilitas menunjukan
kemampuan perusahaan untuk
Return On Asset (ROA) merupakan
salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan. ROA merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asset, dengan kata lain ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total asset. Semakin besar ROA akan menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena return semakin besar. Dalam memperoleh laba yang maksimal perusahaan memerlukan dana yang tidak sedikit, dana yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat diperoleh dengan beberapa cara, salah satunya berasal dari pinjaman kepada pihak luar (utang). Pinjaman tersebut harus dikembalikan kembali sesuai dengan jangka waktu peminjaman.
Menurut Fahmi (2013) Debt to
Equity Ratio didefinisikan sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Sementara itu menurut Kasmir (2013) Debt Ratio (DR) merupakan
rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Selain mengukur Leverage suatu perusahaan, keefektifan manajemen perusahaan menggunakan aset-aset yang dimiliki dalam melaksanakan kegiatannya juga penting untuk diukur. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rasio aktivitas.
Menurut Harahap (2009), “Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan aktivitas yang
dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya”. Rasio aktivitas yang umum digunakan untuk mengukur keefektivan manajemen antara lain Total
Asset Turnover (TAT) dan Inventory Turnover (IT).Menurut Fahmi (2013)
Rasio Total Asset Turnover melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif. Menurut Harahap (2009) Inventory Turnover
menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal.
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek.
Beberapa penelitian mengenai pengaruh Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Debt Ratio (DR), Total Asset Turnover (TAT), dan
Inventory Turnover (IT) terhadap Return On Asset (ROA) juga telah dilakukan,
tetapi terdapat perbedaan hasil penelitian tersebut. Menurut Priharyanto (2009) Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa variabel DER secara persial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan Food And
Beverage di BEI periode 2005-2007. Hal
tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011), hasil penelitiannya menunujukkan bahwa variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan Food
And Beverage yang Listing di BEI tahun
2007-2009.
Terdapat tiga perbedaan umum antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. (1) Variabel yang digunakan, penelitian Priharyanto (2009) menggunakan variabel Current Ratio, Inventory Turnover, Debt to Equity Ratio, Size dan
Sibuea (2012) Menggunakan variabel DAR, DER, LDER, dan ROA. Megasari (2013) Menggunakan variabel Debt Ratio,
Inventory Turnover, dan ROA. Sedangkan
pada penelitian ini variabel yang digunakan yaitu Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Inventory Turnover dan ROA.
(2) Objek/Perusahaan yang dipilih, Bukit (2011) melakukan penelitian dengan memilih perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga yan terdaftar di BEI, sementara Iru Sari dan Budiasih (2014) memilih objek penelitian pada perusahaan Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fansuri (2014) melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, sedangkan pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan pada penelitian ini yang mnejadi objek penelitian yaitu perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (3) Periode penelitian, Priharyanto (2009) melakukan penelitian periode 2005-2007, Rahmawati (2011) melakukan penelitian periode 2007-2009. Sementara itu penelitian Afriyanti (2011) dilakukan pada periode 2006-2009, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada periode 2012-2014.
Hasil penelitian yang belum menunjukkan konsistensi antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya, baik karena perbedaan lokasi manapun karena periode waktu, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Perbedaan periode pengamatan, variabel independen, dan perusahaan yang dipilih diharapkan bisa memberikan hasil yang lebih akurat sesuai dengan kondisi saat ini, maka peneliti mengambil judul “Determinan Kinerja Rasio Keuangan Dengan Implikasinya Terhadap Return
On Assets Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam peneliti ini, yaitu: 1. Bagaimana pengaruh Current Ratio
terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh Total Asset Turnover (TAT) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh Inventory Turnover (IT) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
6. Bagaimana pengaruh Debt to Equity
Ratio (DER), Rasio lancar, Debt ratio
(DR), Total Asset Turnover (TAT), dan Inventory Turnover (IT) secara simultan/serentak terhadap Return On
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sesuai dengan
rumusan masalah yang telah
dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Return
On Assets terhadap Return On Assets
(ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh Debt
Ratio (DR) terhadap Return On assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh Total
Asset Turnover (TAT) terhadap
Return On Assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengaruh
Inventory Turnover (IT) terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. Untuk mengetahui pengaruh Debt to
Equity Ratio (DER), Debt Ratio
(DR), Total Asset Turnover (TAT), dan Inventory Turnover (IT) secara simultan/serentak terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Analisa Rasio Keuangan
Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tertentu. Analisis rasio keuangan merupakan bentuk atau
cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan. Analisis rasio beguna bagi para analisis intern untuk
membantu manajamen membuat
evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.
Menurut Hanafi (2009:74), Rasio keuangan dapat dikelompokkan kedalam lima macam kategori yaitu:
1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.
3. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana kemapuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio
yang meilhat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba (Profitabiltas).
5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan.
2.1.1 Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap (2009:304), Rasio profitabilitas adalah rasio rentabilitas atau disebut juga rasio profitabilitas ini menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.
Menurut Kasmir (2013:196), Rasio Profitabilitas adalah Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan darii penjualan dan pendapatan investasi.
1. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas
yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On
Assets menurut Harahap (2009:305) adalah Rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
Menurut Fahmi (2013:137), Rasio
Return On Assets (ROA) ini melihat
sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai yang diharapkan.
Selain menurut kedua para ahli
Return On Assets (ROA) diartikan oleh
Hanafi (2009:81), Return On Assets (ROA) ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkaat aset yang tertentu. Secara matematis ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA merupakan rasio pengukuran profitabilitas yang sering digunakan oleh manajer keuangan untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan aset yang tersedia. Berdasarkan hal ini, maka faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah laba bersih, penjulan bersih dan total aset. Semakin tinggi hasil ROA suatu perusahaan mencerminkan bahwa rendahnya penggunaaan aset untuk menghasilkan laba.
2.1.2 Rasio Leverage
Rasio Leverage atau yang sering disebut juga rasio solvabilitas yaitu rasio yang mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2013:113), Rasio ini merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
Menurut Harahap (2009:303), Rasio Leverage atau solvabilitas adalah
menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
Laba Bersih
Return On Assets =
Menurut Ervita (2013:9), Rasio Solvabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Terdapat beberapa macam rasio yang dapat dihirung antara lain, Debt to
Assets Ratio (Debt Ratio), Long Tern Debt to Equity Ratio (LTDER), Times Interest Earned Ratio (TIE), dan Debt to Equity Ratio (DER). Dari rasio-rasio
berikut, rasio Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to
Equity Ratio (DER) dan Debt Ratio
(DR).
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin tinggu rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Menurut Harahap (2009:303), Debt to Equity Ratio (DER)
merupakan rasio yang menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
Menurut Fahmi (2013:128) Debt to
Equity Ratio (DER) adalah sebagai
ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor.
Menurut Kasmir (2013:157) Debt
to Equity Ratio (DER) merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (Kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rasio Debt to Equity Ratio (DER) dihitung dengan
rumus:
Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva.
2. Debt Ratio (DR)
Debt ratio (DR) merupakan rasio
utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Menurut Syamsudin
(2009:54), “ratio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur”. Menurut Fahmi (2013:127), “Debt ratio merupakan rasio
yang melihat perbandingan utang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi dengan total aset”.
Selain itu menurut Kasmir (2013:156) : Debt ratio (DR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Total Liabilitas
Debt to Equity Ratio =
Dari hasil perhitungan, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan hutang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-hutangnya dengan aset yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.
2.1.4 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Menurut Harahap (2009:308), “rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya”. Menurut Hanafi (2009:76), rasio aktivitas adalah Rasio yang melihat pada beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut.
Sedangkan menurut Fahmi
(2010:132), rasio aktivitas adalah Rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan
secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal.
Terdapat beberapa macam rasio yang dapat dihitung antara lain, total
asset turnover, receivable turnover, Inventory Turnover, Avarage Day’s Inventory dan Working Capital.
Turnover. Dari rasio-rasio berikut,
rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Assets Turnover (TAT) dan Inventory Turnover
(IT).
1. Total Assets Turnover (TAT)
Total assets turnover (TAT) menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk meningkatkan nilai penjualan dan meningkatkan laba. Menurut Harahap (2009:309), “Rasio total asset turnover menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan”. Selain itu meurut Fahmi (2013:135), “Rasio total asset turnover ini melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif.
Sedangkan menurut Kasmir (2013:185), “Rasio total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva”. Rasio total asset turnover dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut :
Total Liabilitas
Debt Ratio =
Total Aset
Penjualan Total Assets Turnover =
TAT dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh perusahaan. Bila nilai TAT ditingkatkan berarti terjadi kenaikan penjualan bersih perusahaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong
peningkatan laba sehingga
mempengaruhi profitabilitas perusahaan, Rasio TAT yang tinggib biasanya
menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya.
2.3 Penelitian Terdahulu
Berikut ini akan dilampirkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama dan Tahun Penelitian
Judul Variabel Hasil
1 Budi Priharyanto (2009)
Analisis pengaruh
Current Ratio, Inventory Turnover, Debt to Equity Ratio
dan Size terhadap profitabilitas (studi pada perusahaan food and beverage dan perusahaan
Consumer Goods yang Listed di BEI periode tahun (2005-2007)
Dependen : ROA
Independen:
Current Ratio, Inventory, Debt to Equity Ratio and size
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Inventory dan DER secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan food and beverage di BEI periode 2005-2007. Inventory Turnover secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA perusahaan cunsomer goods di BEI periode 2005-2007, sedangkan DER secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA perusahaan consumer goods di BEI periode 2005-2007.
2 Fitri Linda Rahmawati (2011)
Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, dan Debt to Equity Ratio, terhadap Return on Assets
(studi pada perusahaan Food and
Beverage yang y Turnover,
dan Debt to equity Ratio
Variabel Debt to Equity Ratio, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel Inventory Turnover berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap ROA.
3 Hotma BR Bukit (2011)
Analisis hubungan perputaran modal kerja dan perpuataran total aktiva terhadap
Return on Asset pada
perusahaan kosmetik dan barang keperluan Rumah tangga yang
Dependen:
Return on
Asset
Independen: Perputaran modal kerja dan perputaran
terdaftar di bursa efek
Analisis pengaruh
Current RatioTotal Asset Turnover, Debt to Equity Ratio, Sales,
dan Size terhadap ROA (studi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009)
Dependen: ROA
Independen:
Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt
to Equity
Ratio, Sales,
dan Size
Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
5 Evi Juliana Sibuea (2012)
Pengaruh Leverage
terhadap profitabilitas pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di bursa efek
Variabel DAR mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel DER mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.
6 Restu Megasari (2013)
Pengaruh Rasio utang dan perputaran persediaan terhadap ROA (studi kasus pada perusahaan tekstil yang terdaftar di bursa efek Rasio utang dan perputaran persediaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial debt ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return on
asset (ROA).sedangkan
inventory turnover berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap return on asset (ROA).
7 Ni Made Vironika Sari dan I G.A.N. Budiasih (2014)
Pengaruh Debt to Equity Ratio, Firm Size, Inventory Turnover dan Assets
Turnover pada Ratio, Firm Size, Inventory Turnover dan
Asset Turnover
Hasil analisis menunjukkan bahwa debt to equity ratio
berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel Inventory turnover dan
assets turnover tidak
berpengaruh pada profitabilitas.
8 Vahmi Fansuri (2014)
Pengaruh leverage
keuangan terhadap profitabilitas pada perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar pada bursa efek Indonesia.
to asset ratio)
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara teori dengan berbagai faktor yang teridentifikasi sebagai masalah riset (Sugiyono, 2010). Sebagai dasar merumuskan hipotesis berikut kerangka
pemikiran teoritis yang menunjukkan pengaruh variabel-variabel Current Ratio, debt to equity ratio (DER), debt ratio (DR) total asset turnover (TAT),
dan inventory turnover (IT) terhadap
return on assets (ROA).
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hal sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Current Ratio berpengaruh
signifikan terhadap return on assets (ROA).
H2: Debt to equity ratio (DER)
berpengaruh signifikan terhadap
return on assets (ROA).
H3: Debt ratio (DR) berpengaruh
signifikan terhadap return on assets (ROA).
H4: Total assets turnover (TAT)
berpengaruh signifikan terhadap
return on assets (ROA).
H5: Inventory turnover (IT)
berpengaruh signifikan terhadap
return on assets (ROA).
H6: Current Ratio (CR), Debt to equity ratio (DER), debt ratio (DR), total asset turnover (TAT) dan
inventory turnover (IT) secara simultan/serentak berpengaruh signifikan terhadap return on assets (ROA).
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penuilis merupakan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono
(2010:36) “penelitian
CR X1
DER X2
DR X3
TAT X4
IT X5
asosiatif yaitu suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”.
3.2 Populasi dan Sample 3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010:115), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dsn kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 16 perusahaan dan diteliti selama tahun 2011-2013. Berikut daftar populasi penelitian:
Tabel 3.1
Daftar Populasi Penelitian
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk
4 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 5 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 6 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
7 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 10 MYOR PT Mayora Indah Tbk
11 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk 12 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 13 SKBM PT Sekar Bumi Tbk
14 SKLT PT Sekar Laut Tbk 15 STTP PT Siantar Top Tbk
16 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
Sumber: Data yang diolah, 2014
3.2.2 Sampel
Dari populasi yang ada, akan diambil sampelnya yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling. Menurut sugiyono (2010:122),
“purposive sampling yaitu penentuan
sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu”. Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Semua perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014.
2. Perusahaan makanan dan minuman
tersebut menerbitkan dan
mempublikasikan laporan keuangan audited per tanggal 31 Desember dalam situs bursa efek Indonesia (www.idx.co.id).
3. Perusahaan makanan dan minuman tersebut memiliki laba bersih selama periode pengamatan.
Tabel 3.2
Pemilihan Sampel Berdasarkan Karakteristik Yang Ditetapkan
No Karakteristik Jumlah
1
2
3
Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012)
Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang tidak menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan.
Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI mengalami kerugian selama periode pengamatan.
16
(4)
(1)
Jumlah Sampel 11
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 11 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan periode laporan keuangan 2011-2013, sehingga data yang digunakan sebanyak 33 laporan keuangan. Daftar perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Sampel Penelitian
1 ADES PT Akasha Wira International Tbk
2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk
4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
5 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
7 MYOR PT Mayora Indah Tbk
8 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
9 SKLT PT Sekar Laut Tbk
10 STTP PT Siantar Top Tbk
11 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
Sumber: Data yang diolah, 2014
3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi. Dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia melalui situs
www.idx.co.id.
3.3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara berupa laporan-laporan keuangan lengkap pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Sumber data
diperoleh melalui website
3.4 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2010:59) “variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen”. Variabel independen disimbolkan dengan X, dalam penelitian ini variabel terdiri dari : 1. X1= Current Ratio (CR)
2. X2= Debt to equity ratio (DER)
3. X3= Debt ratio (DR)
4. X4= Total assets turnover (TAT)
5. X5= Inventory turnover (IT)
Menurut sugiyono (2010:59) “variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau menjadi akibat karena adanya
variabel bebas”. Variabel dependen disimbolkan dengan Y, dalam penelitian ini variabel dependen berupa return on
assets (ROA).
3.4.2 Definisi operasional variabel Defisini operasioanal adalah definisi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan menunjukkan pengukuran dari masing-masing variabel. Berdasarkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dapat diuraikan dalam berbagai variabel operasional yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Return On Assets (ROA)
ROA merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Menurut Hanafi (2009:81) ROA dihitung dengan menggunakan rumus:
2. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah sebagai berikut :
Aktiva lancar (Current Assets) Current Ratio =
Utang lancar (Current liabilities)
3. Debt To Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio yang menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
utang-utang kepada pihak luar. Menurut Kasmir (2013:157) rumus untuk menghitung DER adalah sebagai berikut: Laba Bersih
Return On Assets =
Total Aset
Total Liabilitas
Debt to Equity Ratio =
4. Debt Ratio (DR)
DR merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aset. Menurut Kasmir (2013:156) untuk menghitung DR digunakan rumus:
5. Total Assets Turnover (TAT)
TAT merupakan rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Menurut Kasmir
(2013:185) TAT dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut : 6. Inventory Turnover (IT)
IT adalah rasio yang mengukur efisiesi pengelolaan persediaan barang dagang. Menurut Harahap (2009:308) untuk menghitung IT digunakan rumus:
3.5 Model dan Teknik Analisis 3.5.1 Model Analisis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh Current Ratio,
Debt to equity ratio, Debt ratio, Total assets turnover dan Inventory turnover
terhadap return on assets. Analisis ini
digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan regresi linier berganda (multiple linier regresion)
dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut:
Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 +e Keterangan :
Y = Return on assets
X1 = Current Ratio
X2 = Debt to equity ratio
X3 = Debt ratio
X4 = Total assets turnover
X5 = Inventory turnover
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi dari setiap variabel independen
e = Faktor eror
Total Liabilitas
Debt Ratio =
Total Aset
Penjualan Total Assets Turnover =
Total Aset
Beban pokok penjualan
Inventory Turnover =
3.5.2 Teknik analisis
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS 20. Adapun analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.5.2.4 Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2009:87) adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat. Sedangkan menggunakan nilai asjusted R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan dalam model. 2. Uji F (Simultan)
Menurut Ghozali (2009:88) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Hipotesis ditolak atau diterima dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikan ≥ 0,05, maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara simultan, variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara simultan, variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3. Uji t (Parsial)
Menurut Ghozali (2009:88) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan
menggunakan signifinance level 0,05 (α = 5%). Hipotesis ditolak atau diterima dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikan ≥ 0,05, maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial, variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial, variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASANAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Penelitian
Data yang diolah pada penelitian ini yaitu data Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover dan Return On Assets
4.1.2 Statistik Deskriptif
Data yang akan diolah pada penelitian yaitu data Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), Debt Ratio
(DR), Total Assets Turnover (TAT),
Inventory Turnover (IT), dan Return On Asset (ROA) pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tiga tahun yaitu tahun 2012, 2013, dan 2014. Statistik deskriptif
dilakukan untuk menjelaskan distribusi atau sebaran data dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik deskriptif menyajikan data secara numerik yang meliputi jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai simpangan baku dari variabel penelitian. Berikut tabel yang berisi statistik deskriptif dari data penelitian
ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. deviation CR
Valid N (listwise) 33
Sumber : Data diolah dengan SPSS 16
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah data sebanyak 33, penjelasan mengenai masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Current Ratio (CR) memiliki nilai minimum sebesar 0,2254 dan nilai maksimum sebesar 1,456. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,564322 dan nilai simpangan baku (Std. Devanition) sebesar 0,1989005.
2. Variabel debt to equity ratio (DER) memiliki nilai minimum sebesar 0,4638 dan nilai maksimum sebesar 1,3122. Nilai rata-rata (mean)
sebesar 0,919488 dan nilai simpangan baku (Std. Deviation) sebesar 0,2177097.
3. Variabel debt ratio (DR) memiliki nilai minimum sebesar 0,1770 dan nilai maksimum sebesar 0,7030. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,454652 dan nilai simpangan baku
(Std. Deviation) sebesar 0,1268620.
4. Variabel total assets turnover (TAT) memiliki nilai minimum sebesar 0,4995 dan nilai maksimum sebesar 2,3671. Nilai rata-rata (mean)
sebesar 1,219730 dan nilai simpangan baku (Std. Deviation) sebesar 0,4308375.
5. Variabel inventory turnover (IT) memiliki nilai minimum sebesar 1,8848 dan nilai maksimum sebesar 33,4982. Nilai rata-rata (mean) sebesar 8,055564 dan nilai simpangan baku (Std. Deviation) sebesar 7,7595137.
4.1.2 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel independen (Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover dan Inventory Turnover) dan
variabel dependen (Return On Assets) memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang
memiliki pola distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data
yang berdistribusi normal ditunjukan dengan 2-tailed > 0,05. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
CR DER DR TAT IT ROA
N
Mean Normal Parametersa,b
Std.Deviden
Asymp. Sig. (2-tailed)
33
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 16 Berdasarkan hasil pada tabel 4.5
diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
Debt to Equity ratio memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,898, Rasio Lancar memiliki nilai signifikan sebesar Debt
Ratio memiliki nilai signifikansi 0,847, Total Assets Turnover memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,112 dan Return on
Assets memiliki nilai signifikansi sebesar
0,412. Keempat variabel tersebut memiliki distribusi normal karena angka signifikansi (Asym.Sig) keempat variabel tersebut lebih besar dari angka signifikansi yaitu 0,05 atau 5%.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Setelah Data Ditranform One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CR DER DR TAT IT ROA
N
Mean Normal Parametersa,b
Std.Deviden
Asymp. Sig. (2-tailed)
33
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 16
Dari hasil uji normalitas yang telah di-trettment dengan menggunakan akar kuadrat (SQRT), terlihat bahwa angka signifikansi (Asym. Sig),Untuk variabel X1 (CR) adalah sebesar 0,834 Artinya masing-masing variabel memiliki distribusi normal dengan angka signifikansi (Asymp.Sig) lebih besar dari 0,05.
4.1.3 Uji Asumsi Klasik 4.1.3.1 Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai toleransi dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai toleransi > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak ada multikolinearitas.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas Coeficientsa
Model
Colinearity Statistics
tolerance VIF
(constant)CR ,108 9,343
DER ,112 8,949
DR ,105 9,527
TAT ,912 1,096
SQRT_IT ,895 1,118
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa keempat variabel
independen tidak terjadi
multikolinearitas karena nilai tolerance untuk variabel CR, DER, DR, TAT dan IT. Nilai tolerance untuk semua variabel berada diatas 0,1, dan nilai VIF dari keempat variabel tersebut berada dibawah 10.
4.1.3.2 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangam asumsi klasik
autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujianyang akan digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW). Ketentuan uji DW dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,710a ,504 ,433 ,0516408 2,144
a. predictors: (constant), SQRT_IT, TAT, DER, DR b. Dependent Variable: ROA
Sumber :Data yang dilah SPSS 16
Hasil uji DW dalam tabel 4.8 menunjukan nilai DW sebesar 2,144. Nilai DW akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, dengan jumlah sampel 33 dan jumlah variabel (k) 4. Maka dari tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai du 1,730. Karena nilai DW hitung terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (4-du) atau du<dw<4-du yaitu 1,730< 2,144< 2,270.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada model tersebut tidak terjadi autokorelasi.
4.1.4 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel independen secara bersama-sama dapat memprediksikan variabel independen. Dampak dari penggunaan analisis regresi berganda dapat digunakan untuk memutuskan naik atau menurunnya nilai dari variabel independen, yang dapat dilakukan melalui menaikkan atau menurunkan keadaan variabel independen.Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coeficients
Standardized
coeficients t Sig. B Std. Error Beta
1 (constant) ,187 ,062 3,017 ,005 DER -,575 ,125 -1.825 -4,586 ,000
CR ,016 ,012 ,103 1,394 ,004
DR ,818 ,222 1,513 3,683 ,001
TAT ,039 ,022 ,247 1,771 ,087
Tabel 4.9 menunjukan konstanta untuk persamaan regresi bernilai 0,187 dan nilai koefisien regresinya adalah -0,575 untuk X1 (DER), 0,16 untuk X2 (CR)
0,818 untuk X3 (DR), 0,039 untuk X4
(TAT) dan 0,010 untuk X5 (IT).
Sehingga bentuk persamaan regresi linearnya adalah sebagai berikut:
ROA =0,187 – 0,575DER + 0,16CR + 0,818DR + 0,039TAT + 0,010IT + e
Hasil dari persamaan linear
berganda diatas maka dapat
diinterpretasikan bahwa:
1. Nilai konstanta (a) sebesar 0,187 artinya apabila X1 (DER), X2 (CR),
X3 (DR), X4 (IT), X5 (TAT) bernilai
nol, maka nilai ROA sebesar 0,187. 2. Koefisien regresi untuk variabel X1
(DER) sebesar -0,575 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% DER, maka akan menyebabkan penurunan nilai ROA sebesar 0,575.
3. Koefisien regresi untuk variabel X3
(CR) sebesar 0,16 menyatakan bahwa
setiap 1% CR, maka akan
mentebabkan kenaikan nilai ROA sebesar 0,16.
4. Koefisien regresi untuk variabel X2
(DR) sebesar 0,818 menyatakan bahwa setiap 1% DR, maka akan
menyebabkan kenaikan nilai ROA sebesar 0,818.
5. Koefisien regresi untuk variabel X3
(TAT) sebesar 0,039 menyatakan bahwa setiap 1 kali TAT, maka akan menyebabkan kenaikan nilai ROAsebesar 0,039.
6. Koefisien regresi untuk variabel X4
(IT) sebesar 0,010 menyatakan bahwa setiap 1 kali IT, maka akan menyebabkan kenaikan nilai ROA sebesar 0,010.
4.1.5 Uji Hipotesis
4.1.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel independen akan
mampu menjelaskan variabel
dependennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,710a ,504 ,433 ,0516408
a.Predictors: (constant), SQRT_IT, TAT, DER, DR
Sumber : data yang diolah dengan SPSS 16
Dari tabel di atas, nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,504 atau
50,4%. Dengan kata lain hal ini menunjukan bahwa besar presentase variasi ROA yang bisa dijelaskan dari keempat variabel bebas yaitu CR, DER, DR, TAT, dan IT sebesar 50,4%, sedangkan sisanya 49,6% (100%-50,4%)
dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian ini.
4.1.5.2 Uji F (Simultan)
pengujiannya bila tingkat signifikansi lebih besar daripada tingkat keyakinan (α =0,05), maka seluruh variabel independen tidak punya pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependennya, begitupun
sebaliknya. Bila tingkat signifikansinya lebih kecil daripada tingkat keyakinan (α =0,05), maka bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil uji F dalam penelitian ini disajikan pada tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum Of Squares Df Mean Square F Sig Regression
1 Residual Total
,076 ,075 ,151
4 28 32
,019 ,033
7,119 ,000b
a. Dependen Variabel: ROA
b. Predictors: (Constant), SQRT_IT, TAT, DER, DR
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS 16
Berdasarkan tabel 4.11 untuk uji anova atau F test didapat hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 7,119 dan
nilai signifikan sebesar 0,000 (0%). Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima. Artinya secara bersama-sama variabel independen yaitu CR, DER, DR, TAT, dan IT berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA.
4.1.5.3 Uji t (Parsial)
Uji t (parsial) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri
terhadap variabel dependennya. Kriteria uji nya bila tingkat signifikansi lebih tinggi daripada tingkat keyakinan (α =0,05), maka variabel tersebut tidak punya pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya, begitupun sebaliknya. Bila tingkat signifikansinya lebih kecil daripada tingkat keyakinan (α =0,05), maka variabel tersebut punya pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya, hasil uji t dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Hasil Uji t (Parsial)
Coeficienta
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,187 ,062 3,017 ,005
DER -,575 ,125 -1,825 -4,586 ,000
CR ,016 ,012 ,103 1,394 ,004
DR ,818 ,222 1,513 ,683 ,001
TAT ,039 ,022 ,247 1,771 ,087
SQRT_IT ,010 ,009 ,157 1,117 ,247
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa variabel CR (X1) thitung sebesar
1,394 dan nilai signifikan 0,004 (0,4%) Karena nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 maka hipotesis di terima, itu artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel CR (X1) terhdap ROA,
diperoleh nilai thitung sebesar -4,586 dan
nilai signifikansi sebesar 0,000 (0%). Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, itu artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel DER (X1) terhadap ROA. dan
variabel DR (X3), nilai thitung sebesar
3,683 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 (0,1%). Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, itu artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel DR (X3)
terhadap ROA.
Variabel selanjutnya yaitu TAT (X4) memiliki nilai thitung sebesar 1,771
dan nilai signifikansi sebesar 0,087 (8,7%). Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak, itu artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel TAT (X4)
terhadap ROA. Variabel terakhir yaitu IT (X5) memiliki nilai thitung sebesar
1,117 dan nilai signifikansi sebesar 0,274 (27,4%). Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak, itu artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel IT (X5) terhadap ROA.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Return On Assets
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa pengaruh CR terhadap ROA adalah signifikan positif. Semakin besar rasio lancar, maka menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan perusahaan melakukan penempatan dana yang besar pada sisi aktiva lancar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat berlainan. Hasil uji yang tidak mendukung teori salah satunya karena setelah diteliti lebih lanjut diketahui bahwa penurunan CR tidak sebanding dengan kenaikan ROA. Bahkan pada
beberapa perusahaan misalnya PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk pada
tahun 2012-2014 mengalami
peningkatan CR sebesar 0,83, namun ada peningkatan ROA sebesar 0,07, sedangkan ROA pada tahun 2012 sebesar 0,18 menjadi 0,20 pada tahun 2014, sedangkan ROA pada tahun 2012 sebesar 0,22 meningkat menjadi 0,29 pada tahun 2012.
Selanjutnya hasil penelitian ini “terdapat pengaruh signifikan positif antara Current Ratio terhadapROA”. 4.2.2 Pengaruh debt to equity ratio terhadap return on assets
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa pengaruh DER terhadap ROA adalah signifikan negatif. Hal ini dibuktikan pada beberapa perusahaan yang menjadi objek penelitian bahwa apabila DER menurun maka ROA akan meningkat, begitu pun sebaliknya. Selanjutnya hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) yang menyatakan “debt to equity ratio (DER)
berpengaruh signifikan negatif terhadap
return on asset (ROA)”. Afriyanti (2011) juga menyatakan bahwa “debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap return on
asset(ROA)”.
4.2.3 Pengaruh Debt Ratio terhadap Return On Assets (ROA)
Selanjutnya hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sibuea (2012) yang menyatakan “terdapat pengaruh signifikan positif antara Debt Ratio terhadap ROA”. Fansuri (2014) juga menyatakan “terdapat pengaruh signifikan positif antara DR terhadap ROA.
4.2.4 Pengaruh Total Assets Turnover Terhadap ROA
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa pengaruh TAT terhadap ROA adalah tidak signifikan positif. Hasil uji mendukung teori namun setelah diteliti lebih lanjut diketahui bahwa kenaikan TAT tidak sebanding dengan kenaikan ROA. Bahkan pada beberapa perusahaan misalnya PT. Mayora Indah, Tbk mengalami penurunan TAT sebesar 0,16 namun ada peningkatan ROA sebesar 0,02 TAT yang semula pada tahun 2011 sebesar 1,43 menjadi 1,27 pada tahun 2014, sedangkan ROA pada tahun 2012 sebesar 0,07 meningkat menjadi 0,09 pada tahun 2014. PT Siantar Top Tbk mengalami penurunan TAT sebesar 0,07 namun ada peningkatan ROA sebesar 0,01. TAT yang semula pada tahun 2012 sebesar 1,10 menjadi 1,03 pada tahun 2014, sedangkan ROA pada tahun 2012 sebesar 0,05 meningkat menjadi 0,06 pada tahun 2014. Setelah dianalisa jelas bahwa terdapat peningkatan yang tidak sebanding antara TAT dan ROA.
4.2.4 Pengaruh inventory Turnover terhadap Return On Assets
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh IT terhadap ROA adalah tidak signifikan positif. Hal ini mendukung teori bahwa “kelebihan persediaan akibat tingkat perputaran persediaan yang lambat, tentunya tidak produktif dan mencerminkan investasi dengan tingkat pengembalian atas aset (ROA) rendah atau nol”. Hasil uji ini mendukung teori namun setelah diteliti lebih lanjut
diketahui bahwa kenaikan IT tidak sebanding dengan kenaikan ROA. Bahkan pada beberapa perusahaan misalnya PT Cahaya Kalbar mengalami peningkatan IT sebesar 0,26, namun ada penurunan ROA sebesar 0,06. IT yang semula pada tahun 2012 sebesar 2,46 menjadi 2,72 pada tahun 2014, sedangkan untuk ROA pada tahun 2012 perusahaan tersebut sebesar 0,12 dan menurun pada tahun 2014 menjadi 0,06. 4.2.5 Pengaruh Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Debt Ratio, Total Assets turnover dan Inventory Turnover Terhadap ROA
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara simultan CR, DER, DR, TAT, dan IT berpengaruh signifikan terhadap ROA. Ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yaitu DER, CR, DR, TAT,
dan IT secara bersama-sama
berpengaruh terhadap meningkat atau menurunnya ROA, dengan kata lain besarnya nilai ROA dipengaruhi sebeapa besar meningkatnya atau menurunnya nilai pada keempat variabel independen tersebut.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil uji hipotesis (H1) diterima
karena parsial Rasio Lancar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 2. Hasil uji hipotesis (H2) diterima
karena secara parsial debt to equity
ratio (DER) memiliki pengaruh yang
3. Hasil uji hipotesis (H3) diterima
karena secara parsial debt ratio (DR) memiliki pengaruh yang signifikan atau sebesar 81,8% terhadap return
on assets (ROA) pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Hasil uji hipotesis (H4) ditolak karena
secara parsial total assets turnover (TAT) tidak memiliki pengaruh yang signifikan atau sebesar 3,9% terhadap
return on assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Hasil Uji Hipotesis (H5) ditolak
karena secara parsial inventory turnover (IT) tidak memiliki pengaruh yang signifikan atau sebesar 1% terhadap Return on assets (ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. Hasil Uji Hipotesis (H6) diterima
karena secara simultan debt to equity
Ratio (DER), Rasio Lancar, debt ratio
(DR), total assets turnover (TAT), dan inventory turnover (IT) memiliki pengaruh signifikan atau sebesar 50,4% terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan makanan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran antara lain:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen lainnya, karena terdapat variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. 2. Peneliti selanjutnya diharapkan pula
agar dapat memperluas sampel penelitian agar hasil penelitian
selanjutnya menjadi lebih tepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 2007. Buku pintar: Pasar
Modal Indonesia (The Intelligent Guide Indonesia Capital Market).Mediasoft Indonesia, First Edition.
Afrianti, Meilinda. 2011. Analisis Pengaruh Current Ratio, Total Assets turnover, Dept to Equity Ratio,Sales, dan Size terhadap ROA (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009). Skripsi.
Semarang: Universitas
Diponegoro.
Brigham dan houston. 2010.
Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Bukit, Hotma BR. 2011. Analisis Hubungan Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Total Aktifa terhadap Return on Assets pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatera Utara. Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan
Keuangan, Cetakan ketiga.
Bandung: Alfabeta.
Fansuri, vahmi. 2014. Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS. Badan Penerbit
Hanafi, M. Muhammad & Abdul Halim.
2009. Analisa Laporan
Keuangan. Yogyakarta: UUP AMP-YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis
Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan keenam.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit
Liberty.
Priharyanto, Budi. 2009. Analisis Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Dept to Equty Ratio dan Size terhadap Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Food and Beverage dan Perusahaan Consumer Goods yang Listed di BEI Periode Tahun 2005-2007).
Tesis. Semarang:Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Rahmawati, Fitri Linda. 2011.
Pengaruh Current Ratio,
Inventory Turnover, dan Dept to Equity Ratio terhadap Return on Assets (Studi pada perusahaan food and Beverage yang Listing di BEI tahun 2007-2009). Jurnal.
Malang:Universitas Negeri Malang.
Sari, Ni Made Veronika dan I G.A.N. Budiasih. 2014. Pengaruh Dept
to Equity Ratio, Firm Size, Inventory Turnover dan Assets Turnover Pada Profitabilitas.
Jurnal. Bali: Universitas Udayana.
Sibuea, Evi Juliana. 2013. Pengaruh
Leverage terhadap Profitabilitas pada per-Usahaan non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen