• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN SAMPAH (NON-ORGANIK DAN

RESIDU)

Disusun Oleh:

1 Chaula Intan Charir (05)

2 Evi Fitria (08)

3 Indriani (12)

4 Lailatul Fitria (17) 5 Naila Nahdiyah (25) 6 Soca Alifia B. (28) 7 Uliyatul Faizzah (32)

Kelas XI IPA 1

KEMENTERIAN AGAMA

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah yang telah diberikan-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Sampah (Non-Organik dan Residu)”.

Bersama ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini terutama kepada Ibu Laila Fauziah, S.Pd. selaku guru pembimbing mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kami dan tidak lupa kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami tetap mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kualitas Karya Tulis Ilmiah ini.

Malang, 17 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ………... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Tujuan ...

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampah... 2.2 Perbedaan Sampah Non-Organik dan Residu... 2.3 Pengolahan Sampah... 2.4 Peran Masyrakat dalam Penanggulangan Sampah ... 2.4.1 Kriteria Peningkatan Peran Serta Masyarakat... 2.4.2 Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat...

2.4.3 Program peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang persampahan

...

2.5 Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah ...

2.5.1 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan terhadap Pengelolaan Samapah...

(4)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ... 3.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebersihan pangkal kesehatan, kata mutiara ini tentunya tak asing lagi bagi kita. Di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat seringkali mengalami permasalahan tentang kebersihan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya etika siswa dan masyarakat dalam membuang sampah.

Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi titik pengusik kenyamanan suatu Negara. Seperti halnya di Indonesia, setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah, kemudian diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.

Fenomena tersebut pastilah mengganggu penduduk yang tinggal di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah menjadi tempat berkembangnya organisme patogen1 yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti sarang lalat, tikus, dan hewan liar lainnya. Air lindi2 juga dapat menimbulkan pencemaran air, seperti sumur, sungai, dan air tanah. Sampah yang berserakan juga sangat mengganggu pemandangan dan dapat menyumbat saluran drainase3 sehingga dapat menyebabkan bahaya banjir. Dengan demikian sampah berpotensi sebgai sumber penyakit.

1 Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inang yang ditungganginya atau

mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus yang bersifat parasite dan menyebabkan penyakit.

2 Air lindi adalah cairan yang merembes ke bawah dari tumpukan sampah yang terbentuk karena proses

pembusukan oleh aktivitas mikroba.

3 Drainase adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari

suatu tempat.

(6)

pemukiman padat dan kota adalah ancaman yang tidak mudah ditangani karena jumlahnya yang tidak sedikit. Keadaan ini secara terus-menerus akan mengancam kesehatan penduduk pemukiman kumuh hingga menyebabkan kematian karena terserangnya penyakit menular seiring dengan meningkatnya jumlah sampah.

Namun, walaupun terbukti sampah dapat merugikan, tetapi sampah juga memiliki beberapa manfaat jika dikelola dengan baik dan tepat. Sebab, selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Pemanfaatan sampah ini tentunya tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.

Dari pemaparan di atas, penulis mengangkat judul dalam penelitian ini “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN SAMPAH (NON-ORGANIK DAN RESIDU)”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sampah?

2. Apa perbedaan antara sampah non-organik dengan residu?

3. Bagaiaman cara pengolahan sampah yang benar agar tidak mengakibatkan bencan bagi kehidupan?

4. Bagaimana peran serta siswa dan masyarakat dalam penanggulangan sampah? 5. Apa hubungan pengetahuan dan sikap terhadap peran serta masyarakat dalam

penanggulangan sampah?

1.3 Tujuan

1. Memahami apa itu sampah dan pengaruhnya.

2. Mengetahui perbedaan sampah non-organik dan residu.

3. Mengetahui cara pengolahan sampah yang benar dan ancaman yang ditimbulkan oleh sampah.

4. Diharapkan agar semua pihak baik lingkungan sekolah atau masyarakat bisa mengelola sampah dengan baik, sehingga jumlah sampah yang ada bisa berkurang dan lingkungan menjadi asri bersih, dan lestrai.

(7)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.

Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :

(8)

sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.

2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.

Penggolongan sampah dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu: 1) Sampah B3 (baterai, kabel, bohlam lampu, dll)

2) Sampah Residu (pembalut, putung rokok, permen karet, popok bayi)

3) Sampah Non-Organik (bungkus kemasan makanan, plastik, kaleng makanan) 4) Sampah Organik (sisa makanan, tulang, daun)

5) Sampah Kertas (karton makanan, kardus, koran, buku bekas)

Dampak yang ditimbulkan oleh sampah antara lain: a. Dampak terhadap kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :

1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

b. Dampak terhadap lingkungan

(9)

organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.

c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).

2) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

2.2 Perbedaan Sampah Non-Organik dan Residu

Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.

Sampah residu adalah bahan yang sudah tidak bisa diolah lagi atau tidak ada nilai apapun lagi. Biasanya berbahan anorganik; tidak bisa jadi kompos dan tidak ada nilai ekonomis lagi. Sebaiknya dilenyapkan dengan proses yang aman. Contohnya pembalut, putung rokok, permen karet, popok bayi.

2.3 Pengolahan Sampah

Pengelolaan SAMPAH yang baik harus memenuhi 4R, yaitu:

1) Reuse : menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lainnya.

a) Penggunaan serbet dari kain daripada menggunakan tissue.

b) Botol bekas minuman digunakan kembali untuk tempat minyak goreng. c) Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

2) Reduce : mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. a) Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.

b) Gunakan produk yang dapat diisi ulang.

c) Hindari membeli dan memakai barang yang kurang perlu.

(10)

a) Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali. b) Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.

c) Lakukan pengolahan sampah non-organik menjadi barang yang bermanfaat.

4) Replace : mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau mengganti barang-barang sampah.

a) Mengganti Styrofoam dengan kertas minyak. b) Mengganti tissue dengan sapu tangan.

2.4 Peran Serta Masyrakat dalam Penanggulangan Sampah 2.4.1 Kriteria Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Kriteria yang perlu diperhatikan untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membina peran serta masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membina peran serta masyarakat secara terarah diperlukan program yang dilaksanakan secara intensif dan berorientasi kepada penyebar luasan pengetahuan, penanaman kesadaran, peneguhan sikap dan pembentukan perilaku.

2. Produk perancangan program diharapkan dapat membentuk perilaku sebagai berikut:

1) masyarakat mengerti dan memahami masalah kebersihan lingkungan. 2) masyarakat turut serta secara aktif dalam mewujudkan kebersihan

lingkungan.

3) masyarakat bersedia mengikuti prosedur/ tata cara pemeliharaan kebersihan.

4) masyarakat bersedia membiayai pengelolaan sampah.

5) masyarakat turut aktif menularkan kebiasaan hidup bersih pada anggota masyarkat lainnya.

(11)

Pengembangan peran serta masyarakat dibidang kebersihan diterapkan dengan pendekatan secara edukatif dengan strategi 2 tahap, yaitu pengembangan petugas dan pengambangan masyarakat.

Kunci pengembangan petugas ialah keterbukaan, dan pengembangan komunikasi timbal balik (unsur petugas sendiri, antara petugas dan atau masyarakat dan atau anggota masyarakat), horizontal maupun vertikal.

Kunci pengembangan masyarakat ialah pengembangan kesamaan persepsi, antara masyarakat dan petugas. Suatu komunikasi dikatakan berhasil, bila menimbulkan umpan balik dan pesan yang diberikan.

Isi adalah informasi, penjelasan dan penyuluhan, sedangkan umpan balik berupa ketentuan masyarakat untuk memenuhi kewajiban (membayar retribusi, memelihara kebersihan lingkungan dan dukungan moril kepada petugas kebersihan).

Penjabaran strategi peningkatan peran serta masyarakat:

1. menyampaikan informasi, atau meneruskan informasi melalui media masa 2. membujuk dan menghukum, bertujuan untuk mempengaruhi (kepercayaan,

nilai, cara bertindak) pihak yang diajak berkomunikasi. Bila bujukan

Dalam penyusunan program peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang persampahan, harus memuat komponen-komponen sebagai berikut: 1. Teknis

(12)

1) Individual

Peran serta masyarakat dapat dimulai dari skala individual rumah tangga yaitu dengan mereduksi timbulan sampah rumah tangga. Teknik reduksi sampah ini dikenal dengan nama metoda 3R (reduce, reuse, recycle). Sebagai contoh penerapan metoda 3R dalam kehidupan sehari-hari , misalnya :

a. Reduce

a) Untuk pembelian produk-produk, tidak perlu meminta bungkusan ganda, sudah masuk kardus tidak perlu dibungkus lagi dengan kertas, kemudian masuk ke dalam kantong plastik. b) Memilih produk yang kemasannya cenderung menimbulkan

sampah paling kecil / sedikit.

b. Reuse

a) Menghindari pemakaian produk sekali pakai, misal dengan pemakaian baterai yang dapat diisi kembali (recharge), penggunaan pena / ballpoint yang dapat diisi lagi (refill).

b) Menggunakan kembali botol-botol tempat minyak atau bahan makanan.

c) Menggunakan wadah yang dapat dipakai berulang kali.

c. Recycle

a) Memisahkan sampah basah (organik, sampah dapur, sayur, sisa makanan ) dengan sampah kering (anorganik, kertas, plastik, botol ).

(13)

c) Pinjam meminjam atau sewa-menyewa barang-barang yang yang jarang pemakaiannya, seperti meja kursi pesta.

2) Kelompok

Secara berkelompok (komunal), masyarakat dapat ikut berperan dalam pengelolaan sampah pengolahan sampah skala lingkungan, misalnya :

a. Reduce

a) Memberi kemasan hanya untuk produk yang benar-benar memerlukan bungkus atau kemasan, dan menghindari pemberian bungkus sebagai penghias.

b) Menyediakan jaringan informasi dengan komputer, tanpa terlalu banyak kertas yang setelah dibaca akan dibuang.

b. Reuse

a) Memakai halaman belakang kertas untuk surat-surat di kantor. b) Membudayakan pemakaian kantong belanja yang dapat

digunakan berulang-ulang.

c. Recycle

a) Pendirian UDPK (Usaha Daur Ulang dan Pembuatan Kompos), yang akan sangat tinggi manfaatnya dalam mereduksi timbulan sampah.

b) Mengadakan tempat jual beli barang bekas.

2. Penyuluhan dan Bimbingan

(14)

dalam upaya kebersihan/ menanggulangi persampahan yang merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini

Tujuan penyuluhan terbagi kedalam tiga (3) bagian yaitu:

1) Tujuan jangka pendek, terciptanya suatu masyarakat yang mengerti, memahami akan masalah kebersihan.

2) Tujuan jangka menengah, terciptanya suatu masyarakar yang mempunyai kesadaran akan kebersihan.

3) Tujuan jangka panjang, terciptanya suatu masyarakat yang menjadikan kebersihan sebagai suatu kebutuhan.

Materi penyuluhan kebersihan, adalah semua bahan topik yang akan disampaikan kepada masyarakat penerima penyuluhan kebersihan. Topik atau materi yang disampaikan adalah :

a) Pengertian sampah, jenis- jenis sampah.

b) Memberikan petunjuk tata cara pengelolaan berbagai jenis sampah. c) Cara membuang dan memusnahkan sampah.

d) Dampak dan ancaman bila sampah dibiarkan berserakan. e) Pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

f) Pentingnya peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah. 2.5 Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Peran serta Masyarakat dalam

Pengelolaan Sampah

2.5.1 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan terhadap Pengelolaan Sampah

Tidak terdapat hubungan atau hubungan lemah antara tingkat pengetahuan dengan pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat. Tidak ada hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan responden yang pengetahuannya baik ada yang pengelolaan sampahnya buruk, tetapi responden yang pengetahuannya kurang baik ada yang pengelolaan sampahnya sudah baik.

(15)

melakukan hal serupa. Menurut Lerik (2008) meskipun ibu rumah tangga telah mengetahui, belumlah menjamin bahwa ibu tersebut telah melakukan praktik dengan baik.

2.5.2 Hubungan antara Sikap Masyarakat terhadap Pengelolaan Sampah

Terdapat hubungan antara sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan masyarakat. Semakin baik sikap, maka disertai juga dengan semakin baik tindakan. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah menunjukkan hubungan rendah.

Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu.

Menurut hasil penelitian masyarakat telah sadar dan memiliki sikap positif terhadap pemilahan sampah dan daur ulang sampah. Partisipasi rumah tangga dalam pemilahan sampah tidaklah terlalu tinggi, tapi jika disosialisasikan, dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Perlu adanya usaha dari pemerintah untuk menata ulang pemilahan sampah. Untuk meraih ini, pemerintah harus melakukan kampanye kesadaran tentang konsekuensi dari kesalahan pengelolaan sampah dan keuntungan dari pemilahan sampah.

(16)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

1. Tidak terdapat hubungan atau hubungan lemah antara tingkat pengetahuan dengan pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat. Tidak ada hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan responden yang pengetahuannya baik ada yang pengelolaan sampahnya buruk, tetapi responden yang pengetahuannya kurang baik ada yang pengelolaan sampahnya sudah baik.

2. Terdapat hubungan antara sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan masyarakat. Semakin baik sikap, maka disertai juga dengan semakin baik tindakan. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah menunjukkan hubungan rendah.

3.2 Saran

(17)

2. Penyuluhan oleh Dinas Kebersihan dan Kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, mengingat masalah sampah adalah masalah bersama dan sumber sampah adalah masyarakat.

3. Pemerintah setempat seyogyanya lebih memperhatikan potensi pemanfaatan sampah rumah tangga, dan menyediakan sarana dan prasarana bagi pemilahan sampah tingkat desa sebagai sumbangsih meminimalisasi penumpukan sampah di TPA dan TPS serta mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah.

4. Memberikan penghargaan kepada desa terbersih untuk meningkatkan semangat masyarakat dalam memelihara kebersihan.

5. Adanya bank sampah disetiap kelurahan.

6. Adanya peraturan disetiap rumah untuk menyetorkan sampah yang dihasilkan setiap hariya kepada bank sampah.

DAFTAR PUSTAKA

_______. 2010. “Korelasi antara Pengetahuan Masyarakat terhadap Pemilahan Sampah”. (https://zaifbio.wordpress.com/2010/01/25/korelasi-antara-pengetahuan-dan

sikap-masyarakat-terhadap-pemilahan-sampah-kering-dan-basah-di-desa-pendem-kecamatan-junrejo-kota-batu/ Online) diakses pada tanggal 15 Maret 2017, pukul 19.05

_______.2012.”Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah”. (http:// jujubandung.wordpress.com/ Online) diakses pada tanggal 17 Maret 2017, pukul 12:09

Apriliani, Windi. 2016. “Pengertian Sampah dan Jenis-Jenis Sampah”.

(18)

Lampiran 1

Hasil Wawancara Mengenai Informasi Pengelolaan Sampah (Tim Perwakilan Jambore Sampah MAN 1 KABUPATEN MALANG)

Narasumber: Shofi Hidayatur Rohmah

Pewawancara : Menurut anda apakah sampah non-organik dapat didaur ulang?

Narasumber : Menurut saya sampah non-organik dapat di daur ulang kembali, sebagaimana sampah-sampah lainnya.

Pewawancara : Bagaimana cara pengolahan sampah non-organik?

Narasumber : Menurut saya cara mengolah sampah non-organik adalah dengan cara mendaur ulang sampah tersebut, contohnya plastik dapat didaur ulang menjadi sebuah kerajinan tangan, misalnya payung dari plastik bekas makanan ringan, tas, bunga, dan sebagainya.

Di Jogja ada cara lain untuk mengolah sampah dengan meniru di daerah Canada yaitu dengan cara sampah dari bungkus makanan ringandimasukkan ke dalam sampah botol plastic sampai penuh selanjutnya akan dipipihkan menggunakan alat yang nantinya akan dijadikan kursi atau meja.

Di daerah lain sampah diolah dengan diambil gas amoniaknya dan gas tersebut ditampung disebuah tabung besar dan bisa disalurkan kepada masyarakat sekitar untuk dijadikan pengganti gas LPG.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Pada 31 Desember 2014, Perseroan melayani sebagian besar pelanggan perumahan yang berlangganan satu atau lebih dari dua layanan berlangganan utama Perseroan (internet broadband

Mapel Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar orang lain dengan. menggunakan

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) meliputi semua kegiatan kurikulum yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori

Olbmot oktiibuot ja olbmot barggus geat leat gaskal 15-74 jagi, geain lea bargobáiki olggobealde dan suohkana gos orrot, sohkabeali ja regionála juogu mielde, Norggas

yang akan dilepas dalam bentuk gempa bumi ketika lapisan bumi tidak sanggup menahan tumpukan energi tersebut. Pada umumnya, masyarakat Indonesia tidak menyadari

The chlorophyll content of the plants’ leaves treated with these two bacteria were signi fi cantly reduced compared to those of mock plants, however the content still signi fi

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan bahan bakar industri berbasis kayu, dengan mengolah limbah kayu menjadi pelet kayu ( wood