• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah sejarah dan pemikiran pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah sejarah dan pemikiran pendidikan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

REVISI MAKALAH

Sejarah dan pemikiran pendidikan Islam

perbandingan pendidikan masa orde baru dan reformasi

DOSEN:

DOSEN: Muh. Idris, S.Ag. M.Ag

DISUSUN OLEH:

Nurvita Bani Mamonto

15.2.3.099

FAKULTAS/JURURSAN

TARBIYAH/ PAI 2

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan

makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah “sejarah

pemikiran pendidikan islam” yang membahas tentang perbandingan pendidikan masa orde baru dan reformasi. Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata

kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang

saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan

makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua,

sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi . oleh karena itu saya

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dosen mata kuliah sejarah pemikiran pendidikan islam yang telah

memberikan tugas, petunjuk, kepada saya sehingga termotivasi dan

menyelesaikan tugas makalah ini.

2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan

mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

saya sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak

kesalahan.Untuk itu kami selaku pemakalah meminta maaf apabila ada

kekurangan. saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca

guna meningkatkan kualitas makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan

kesempurnaan hanya Allah-lah yang punya dan maha kuasa .Harapan kami

pemakalah, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan

antara kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto.Sebagai

masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan 30

September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upaya untuk: mengoreksi total

penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali

seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan

Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun kembali

kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat

proses pembangunan bangsa.

Kekuasan Soekarno beralih ke Soeharto ditandai dengan keluarnya Surat

Perintah SebelasMaret (SUPERSEMAR) 1966. Setelah dikeluarkan

Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa dan

bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan sudah sepatutnya menentukan masa depan suatu negara. Bila

visi pendidikan tidak jelas, yang dipertaruhkan adalah kesejahteraan dan

kemajuan bangsa. Visi pendidikan harus diterjemahkan ke dalam sistem

pendidikan yang memiliki sasaran jelas, dan tanggap terhadap masalah-masalah

bangsa. Karena itu, perubahan dalam subsistem pendidikan merupakan suatu

hal yang sangat wajar, karena kepedulian untuk menyesuaikan perkembangan

yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sudah seyogyanya sistem

pendidikan tidak boleh jalan di tempat, namun setiap perubahan juga harus

disertai dan dilandasi visi yang mantap dalam menjawab tantangan zaman.

Dengan lahirnya orde barudan tumpasnya pemberontakan PKI, maka

(4)

usaha untuk menegakkan cita-cita proklamasi 17 agustus 1945. Banyak

usaha-usaha yang memerlukan kerja keras dalam rangka untuk mewujudkan suatu

sistem pendidikan yangb betul-betul sesuai dengan tekad orde baru sebagai

orde pembangunan. Namun pada masa inipun pendidikan belum dikatakan

berhasil sepenuhnya, maka pada masa berikutnya yaitu masa reformasi

diperlukan adanya pembenahan, baik dalam bidang kurikulum, dimana

kurikulum harus ditinjau paling sedikit lima tahun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang saya buat maka rumusan masalah adalah sbb:

1. pengertian dan latar belakang lahirnya masa orde baru

2. perkembangan kekuasaan dan kebijakan pemerintah pada masa orde baru

3. perkembangan sosial-budaya pada masa orde baru

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan latar belakang terjadinya masa orde baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di

Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era

pemerintahan Soekarno.Setelah Gerakan 30 September 1965/PKI berhasil

ditumpas dan berbagai bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan mengarah pada

PKI, akhirnya ditarik kesimpulan PKI dituding sebagai dalang di belakang

gerakan itu. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat kepada PKI. Kemarahan

rakyat itu diikuti dengan berbagai demonstrasi-demonstrasi yang semakin

bertambah gencar menuntut pembubaran PKI beserta organisasi massa

(ormasnya) dan tokoh-tokohnya harus diadili.1

Sementara itu, untuk mengisi kekosongan pimpinan Angkatan Darat, pada

tanggal 14 Oktober 1965, panglima Kostrad / Pangkopkamtib Mayor Jenderal

Soeharto diangkat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat. Bersamaan

dengan itu juga dilakukan tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur

PKI dan ormasnya.

Masyarakat luas yang terdiri dari berbagai unsur seperti kalangan partai

politik, organisasi massa, perorangan, pemuda, mahasiswa, pelajar, kaum

wanita secara serentak membentuk satu kesatuan aksi dalam bentuk Front

Pancasila untuk menghancurkan para pendukung Gerakan 30 September 1965 /

PKI yang diduga didalangi oleh PKI. Mereka menuntut dilaksanakannya

penyelesaian politis terhadap mereka yang terlibat dalam gerakan itu. Kesatuan

aksi yang muncul untuk menentang G30S/PKI di antaranya Kesatuan Aksi

Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI),

Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana

1

(6)

Indonesia (KASI) dan lain-lain. Kesatuan-kesatuan aksi yang tergabung dalam

Front Pancasila kemudian lebih dikenal dengan sebutan Angkatan 66.

2

Mereka yang tergabung dalam Front Pancasila mengadakan demontrasi

di jalan-jalan raya.Pada tanggal 8 Januari 1966 mereka menuju Gedung

Sekretariat Negara dengan mengajukan pernyataan bahwa kebijakan ekonomi

pemerintah tidak dapat dibenarkan. Kemudian pada tanggal 12 Januari 1966

berbagai kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila berkumpul

dihalaman Gedung DPR-GR untuk mengajukan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)

yang isinya sebagai berikut:

Pembubaran PKI beserta organisasi massanya, Pembersihan Kabinet

Dwikora, Penurunan harga-harga barang.

Pada tanggal 15 Januari 1966 diadakan sidang paripurna Kabinet Dwikora

di Istana Bogor.Dalam sidang itu hadir para wakil mahasiswa.Presiden

Soekarno menuduh bahwa aksi-aksi mahasiswa itu didalangi oleh CIA (Central Intelligence Agency) Amerika Serikat.Kemudian pada tanggal 21 Februari 1966, presiden Soekarno mengumumkan perubahan kabinet.Ternyata

perubahan itu tidak memuaskan hati rakyat, karena banyak tokoh yang diduga

terlibat dalam G30S / PKI masih bercokol di dalam kabinet baru yang terkenal

dengan sebutan Kabinet Seratus Menteri.

Pada saat pelantikan kabinet tanggal 24 Februari 1966, para mahasiswa,

pelajar, dan pemuda memenuhi jalan-jalan menuju Istana Merdeka.Aksi itu

dihadang oleh pasukan Cakrabirawa.Hal ini menyebabkan terjadinya bentrokan

antara pasukan Cakrabirawa dengan para demonstran yang menyebabkan

gugurnya seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim.

Atas kematian Arif Rahman Hakim itu membuat suasana makin lama

makin memburuk.Sayang pemerintah tidak mengambil tindakan yang tegas

terhadap kejadian itu.Akhirnya demonstrasi semakin menjadi-jadi dan

(7)

pengganyangan terhadap PKI berlangsung di mana-mana.Akhirnya pemerintah

Soekarno kewalahan.Sedangkan kepercayaan kepada Mayor Jenderal Soeharto

masih dirong-rong oleh presiden Soekarno.Beliau masih berusaha untuk

mengelak memperjelas keterlibatan PKI. Aksi-aksi mahasiswa dan siswa ini

tidak saja terjadi di ibu kota Jakarta tetapi menjalar ke seluruh kota besar dan

kecil di seluruh tanah air yang mendapat dukungan dari masyarakat dan ABRI.

Aksi mahasiswa dan pelajar ini semakin jelas tujuannya.Mereka menginginkan

agar pemerintah segera memperbaiki keadaan, terutama keadaan ekonomi dan

keamanan.

1. Di Bidang Politik

Seperti telah diketahui, PKI sejak dulu ingin mendirikan negara Komunis

di Indonesia.Keinginan ini mendapat tantangan dari rakyat Indonesia, terutama

para perwira ABRI.Mereka ingin satu saja ideologi di Indonesia.Ideologi itu

ialah Pancasila dasar negara kita. Bila PKI berkuasa, maka ideologi Pancasila

pasti akan dihapuskannya. Apalagi ajaran komunis itu sangat tidak sesuai

dengan kepribadian kita.Indonesia adalah negara Pancasila.

2. Di Bidang Ekonomi

3

Menjelang lahir Tritura, keadaan ekonomi Indonesia sangat parah.Di

mana-mana terjadi kelaparan.Tidak ada lapisan mayarakat yang hidup

berkecukupan.Mereka yang terlihat agak baik kehidupannya adalah

orang-orang yang mendapat fasilitas dari PKI atau orang-orang-orang-orang yang bersekongkol

dengan partai itu.Kebutuhan sepuluh bahan pokok, yaitu kebutuhan sehari-hari

dikuasai oleh pemerintah.Akhirnya kebutuhan itu berada di tangan orang-orang

PKI yang ikut berkuasa dalam pemerintahan Presiden Ir. Soekarno. Dari

3

(8)

sepuluh bahan pokok itu yang paling utama ialah sandang dan pangan. Oleh

karena kebutuhan sepuluh bahan pokok itu dikuasai oleh pemerintah, maka

kepada rakyat diberikan jatah beras, sandang atau pangan.Dalih pemerintah Ir.

Soekarno pada waktu itu ialah agar kita berhemat, sebab revolusi belum selesai.

3. Di Bidang Pemerintahan

4

Dalam lembaga pemerintahan sebagian masih terdapat orang yang

berpaham komunis.PKI belum dibubarkan. Jenderal Soeharto sangat hati-hati

akan situasi ini. Ia masih harus memerlukan waktu untuk menentukan mana

kawan dan mana lawan. Bila tidak diambil tindakan yang bijaksana, akibatnya

akan bertambah buruk, apalagi keadaan bertambah buruk lagi, ketika Ir.

Soekarno menolak untuk mengeluarkan orang-orang Komunis atau PKI yang

duduk di lembaga pemerintahan.

DPRGR masih menampung orang-orang PKI.Keadaan seperti ini

menambah sulitnya keadaan.Apalagi orang-orang yang diangkat oleh Presiden

Soekarno menjadi para menteri masih dipenuhi oleh oknum-oknum PKI dan

organisasi yang seazas.Keadaan seperti ini harus dibersihkan.Demikianlah aksi

mahasiswa dan masyarakat.Seluruh rakyat menuntut agar kabinet harus

dibersihkan dari tangan-tangan orang PKI yang telah nyata terlibat dalam

Gerakan 30 September 1965 atau G.30 S/PKI.PKI dan antek-anteknya

mempunyai dasar dan pandangan hidup bangsa PANCASILA dan KAMI

Dibubarkan.

Setelah mempelajari situasi negara yang sangat penting itu Mayor

Jenderal Soeharto selaku Panglima Kostrad, Komando Keamanan dan

Pemulihan Keamanan mulai mencari langkah yang bijaksana untuk

mengatasinya. Sementara itu aksi mahasiswa meningkat terus yang ditunjukkan

langsung kepada Pendukung Soekarnoisme (BPS). Hal ini tentu sangat

berbahaya, sebab sudah ada dua golongan yang akan saling bermusuhan. Tetapi

berkat kebijaksanaan Mayor Jenderal Soeharto keadaan dapat diatasi.BPS

4Sjarif Usman, “Mengapa Rakyat Indonesia Mendukung Presiden Soeharto”, (Jakarta :

(9)

hilang dengan sendirinya dan KAMI seolah-olah mendapat angin.Semua

komponen dalam kesatuan aksi itu bekerjasama dengan ABRI selaku pelindung

dan pembela rakyat.Pada tanggal 26 Februari 1966, KAMI dibubarkan oleh

Presiden Soekarno, tetapi aksi Tritura tetap dilanjutkan.Rakyat tetap berdiri

disamping pemimpinnya. Walaupun Mayor Jenderal Soeharto telah mempunyai

konsep untuk menenangkan suasana, akan tetapi belum dapat berbuat banyak

Karena atasannya masih ada yaitu Presiden Soekarno. Oleh sebab itu perlu

dicari waktu yang tepat.

Dari KAMI yang dibubarkan, perjuangan berpindah secara estafet kepada

KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia).Demonstrasi bertambah

hebat.Suasana semakin memuncak.Jakarta berada dalam keadaan demam

revolusi. Penyerangan Cakrabirawa ke U. I. di gagalkan oleh Jenderal Soeharto

dengan menempatkan pasukan Kostrad di sana. Puncak kejadian ialah tanggal

11 Maret 1966, sewaktu Soekarno memimpin kabinet di istana negara, tiba-tiba

Ajudan Presiden, Kolonel Bambang Wijarno menyampaikan laporan kepada

Presiden, bahwa pasukan tentara yang tak dikenal kesatuannya, sedang menuju

istana. Soekarno terkejut, lalu menyerahkan pimpinan sidang kepada Dr.

Leimena, kemudian lari terbirit-birit menuju helikopter yang berada di halaman

istana.Wakil-wakil Perdana Menteri Dr. Soebandrio dan Chairul Saleh

mengikut di belakang.Mereka bertiga terbang ke Bogor.

Jenderal Soeharto mengirim delegasi ke Bogor untuk bermusyawarah

dengan Presiden.Delegasi itu terdiri dari tiga Jenderal, yaitu

AMIRMACHMUD, BASUKI RACHMAT dan M. JUSUF.Musyawarah

menghasilkan Surat Perintah 11 Maret yang berisi tentang pemindahan

kekuasaan eksekutif dari presiden Soekarno kepada Jenderal SOEHARTO.

Berdasarka Surat Perintah 11 Maret ini, Jenderal Soeharto mengeluarkan

keputusan membubarkan PKI atas nama Presiden, Keputusan ini sangat

mengejutkan Soekarno.

Dalam pada itu Jenderal Soeharto berusaha dengan gigih meyakinkan

(10)

tuntutan massa demonstran-demonstran, antaranya Dr. Soebandrio, tidak

mungkin dipertahankan lagi. Presiden Soekarno sudah dapat memahami dan

menerima keadaan itu.Tetapi pada tanggal 16 Maret 1966, tiba-tiba Presiden

Soekarno mengeluarkan pengumuman, yang isinya pada hakekatnya mencabut

isi dari Surat Perintah 11 Maret 1966. Pengumuman Presiden Soekarno ini

sangat mengejutkan Jenderal Soharto dan para Panglima militer, serta

membangkitkan kemarahan massa kembali

5

Jenderal Soeharto bertindak mendahului massa, sehingga keadaan tetap

dikuasai. Pada tanggal 18 Maret 1966 dikeluarkan Surat Keputusan atas nama

Presiden oleh Jenderal Soeharto, menangkap dan menahan lima belas Menteri,

serta menunjuk penggantinya sekali. Tindakan Jenderal Soeharto yang

mendahului massa ini, sangat mencengangkan. Jenderal Soeharto yang tadinya

diduga dan dituduh lamban, ternyata seorang yang bertindak tepat pada

waktunya, dengan perhitungan yang masak.Kekuatan Presiden Soekarno sudah

habis.Menurut hukum revolusi, riwayatnya sudah tamat, dan Presiden Soekarno

sudah tidak ada lagi.Kekuasaan sudah berada dalam tangan Jenderal Soeharto.

Sementara itu Jenderal Soeharto telah berusaha menyempurnakan MPRS,

DPRGR, DPA dan Lembaga Pemerintah Pusat yang lain. Dengan cara begini,

ia telah mengambil langkah-langkah untuk memberikan nafas bagi kehidupan

demokrasi kembali, setapak demi setapak, sesuai dengan kemungkinan. Pada

tanggal 20 Juni 1966, sampai tanggal 6 Juli 1966, diadakan sidang MPRS, yang

ke-IV di Jakarta.Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara, diminta

memberikan laporan kepada sidang, mengenai pemberontakan G 30 S yang

gagal.Pemberian laporan pertanggungan jawab oleh Presiden Soekarno itu,

sekaligus juga merupakan langkah mematuhi UUD 45.

B. Perkembangan kekuasaan dan kebijakan pemerintah pada masa

orde baru

1. perkembangan kekuasaan pada masa orde baru

5Sjarif Usman, “

(11)

6

Dengan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) Soeharto mengatasi

keadaan yang serba tidak menentu dan sulit terkendali itu.Dengan berkuasanya

Soeharto sebagai pemegang tampuk pemerintahan di negara Republik

Indonesia sebagai pengganti Presiden Soekarno, maka dimulailah babak baru

yaitu sejarah Orde Baru.

Pada hakikatnya, Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat,

bangsa, dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan

UUD 1945, atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan-penyelewengan yang

terjadi di masa lampau. Di samping itu juga berupaya menyusun kembali

kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat

proses pembangunan bangsa.

Permulaan tahun 1967 suasana bertambah panas

lagi.Mahasiswa-mahasiswa turun ke jalan kembali, dengan sasaran yang terang, yaitu

Soekarno.Pada tanggal 23 Januari 1967, Jenderal Soeharto mengeluarkan

pengumuman yang bernada keras, terhadap kontra-kontra Orde Baru. Dalam

pengumuman itu, ditegaskan bahwa kesabaran yang diperlihatkan Angkatan

Bersenjata dalam menghadapi bencana Gestapu/PKI akan sampai pada

batasnya: “Di saat itu kita akan menarik garis yang jelas antara kita dan mereka

yang berdiri di luar garis yang telah ditentukan oleh MPRS. Barulah di waktu

itu, kita akan mengambil langkah-langkah yang tegas dan tindakan yang keras

terhadap siapapun”.

Setelah peristiwa G30S / PKI, negara Republik Indonesia dilanda

instabilitas politik akibat tidak tegasnya kepemimpinan Presiden Soekarno

dalam mengambil keputusan atas peristiwa itu.Sementara itu, partai-partai

politik terpecah belah dalam kelompok-kelompok yang saling bertentangan,

antara penentang dan pendukung kebijakan Presiden Soekarno.Selanjutnya,

terjadilah situasi konflik yang membahayakan persatuan dan keutuhan bangsa.

(12)

Melihat situasi konflik antara masyarakat pendukung Orde Lama dengan

Orde Baru semakin bertambah gawat, DPR-GR berpendapat bahwa situasi

konflik harus segera diselesaikan secara konstitusional. Pada tanggal 3 Februari

1967 DPR-GR menyampaikan resolusi dan memorandum yang berisi anjuran

kepada ketua Presidium Kabinet Ampera agar diselenggarakan Sidang

Istimewa MPRS.

7

Pada tanggal 20 Februari 1967, Presiden Soekarno menyerahkan

kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto.Penyerahan kekuasaan dari Presiden

Soekarno kepada Soeharto dikukuhkan di dalam sidang Istimewa MPRS.MPRS

dalam ketetapannya No.XXXIII/MPRS/1967 mencabut kekuasaan

pemerintahan negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai

Pejabat Presiden Republik Indonesia.Dengan adanya ketetapan MPRS itu,

situasi konflik yang merupakan sumber instabilitas politik telah berakhir secara

konstitusional.

Sekalipun situasi konflik berhasil diatasi, namun kristalisasi Orde Baru

belum selesai. Untuk mencapai stabilitas nasional diperlukan proses yang baik

dan wajar, agar dapat dicapai stabilitas yang dinamis, yang mendorong dan

mempercepat pembangunan. Proses ini dimulai dari penataan kembali

kehidupan politik yang berlandaskan kepada Pancasila dan UUD 1945.

Usaha penataan kembali kehidupan politik dimulai pada awal tahun 1968

dengan penyegaran DPR-GR. Penyegaran ini bertujuan untuk menumbuhkan

hak-hak demokrasi dan mencerminkan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam

masyarakat. Komposisi anggota DPR terdiri dari wakil-wakil partai politik dan

golongan karya.Tahap selanjutnya adalah penyederhanaan kehidupan

kepartaian, keormasan dan kekaryaan dengan cara pengelompokkan

partai-partai politik dan golongan karya. Usaha ini dimulai tahun 1970 dengan

mengadakan serangkaian konsultasi dengan pimpinan partai-partai politik.

Hasilnya lahirlah tiga kelompok di DPR yaitu:

(13)

Kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri dari parta-ipartai PNI,

Parkindo, Katolik, IPKI, serta Murba, Kelompok Persatuan Pembangunan yang

terdiri dari partai-partai NU, Partai Muslimin Indonesia, PSII, dan Perti,

Sedangkan kelompok organisasi profesi seperti organisasi pemuda, organisasi

tani dan nelayan, organisasi seniman dan lain-lain tergabung dalam kelompok

Golongsan Karya.8

Selanjutnya pemerintah Orde Baru memurnikan kembali politik luar

negeri yang bebas-aktif.Politik konfrontasi dengan Malaysia

dihentikan.Normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia berhasil dicapai dengan

ditandatanganinya Jakarta Accord pada tanggal 11 Agustus 1966.Kemudian pemerintah memutuskan untuk kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28

September 1966, guna mengembalikan kepercayaan dunia internasioanal serta

menumbuhkan saling pengertian yang sangat bermanfaat bagi pembangunan.

Di samping itu, untuk mempererat dan memperluas hubungan kerja sama

regional bangsa-bangsa Asia Tenggara, pada tanggal 8 Agustus 1967 Deklarasi

Bangkok berhasil ditandatangani. Dengan ini, lahirlah Perhimpunan

Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of South East Asian Nation

(ASEAN).Perhimpunan ini beranggotakan Indonesia, Muangthai, Malaysia,

Singapura, dan Filipina.

2. Kebijakan pemerintah pada masa orde baru

Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, langkah

selanjutnya yang ditempuh oleh pemerintah adalah melaksanakan

Pembangunan Nasional.Pembangunan Nasional yang diupayakan pada zaman

Orde Baru direalisasikan melalui Pembangunan Jangka Pendek dan

Pembangunan Jangka Panjang.Pembangunan Jangka pendek dirancang melalui

Pembangunan Lima Tahun (pelita).Setiap pelita memiliki misi pembangunan

dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan bangsa Indonesia.

(14)

9

Untuk memberikan arah dalam usaha mewujudkan tujuan nasional

tersebut, maka MPR telah menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara

(GBHN) sejak tahun 1973, yang pada dasarnya merupakan pola umum

pembangunan nasional dengan rangkaian program-programnya. GBHN

dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang berisi

program-program konkret yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima

tahun. Pelaksanaan Repelita telah dimulai sejak tahun 1969.Dilakukan

pembangunan nasional pada masa orde baru dengan tujuan terciptanya

masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Arah

dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala

bidang.Pedoman pembangunan nasional adalah Trilogi Pembangunan dan

Delapan Jalur Pemerataan.Inti dari kedua pedoman tersebut adalah

kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan

ekonomi yang stabil.

Selama periode Orde Baru terdapat 6 pelita, yaitu :

Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi

landasan awal pembanguna ORBA, Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974

hingga 31 Maret 1979, Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31

Maret 1984, Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989,

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994, Dilaksankan

pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999

C. Perkembangan Sosial Budaya pada Masa orde baru

1. Pendidikan

10

Kebijaksanaan pokok di bidang pendidikan dan sekaligus pembinaan

generasi muda di arahkan kepada pemecahan secara mendasar dari sejumlah

masalah pokok yang berkaitan satu sama lainnya. Pemecahan itu dilakukan

secara sistematis dan bertahap khususnya terhadap sistem pendidikan.

9Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: Balai pustaka 1992)h.441

(15)

Pemecahan secara mendasar itu antara lain menyangkut kebijaksanaan

untuk menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas. Dan ini di imbangi pula

dengan kebijaksanaan peningkatan mutu pendidikan.Khususnya pendidikan

tinggi di arahkan pada sasaran pembinaan mahasiswa yang mampu menjawab

tantangan moderanisasi.Pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan

relevansinya dengan situasi riil masyarakat.karena itulah sistem pendidikan

sering di kaitkan dengan kebijaksanaan pengembangan kesempatan dan

kualifikasi bagi jenis-jenis lapangan kerja yang di perlukan oleh pembangunan

nasional. Di samping itu diselaraskan pula dengan keperluan pembangunan

daerah. Dengan kata lain pengembangan sistem pendidikan bertujuan

melakukan pembaharuan sistem pendidikan secara menyeluruh. Tujuannya

adalah terwujudnya sistem pendidikan nasional yang efektif, efisien, dan serasi

dengan tujuan pembangunan dan tujuan nasional. Usaha ini dilakukan dengan

membina dan memantapkan sistem informasi pendidikan. Dan penilaian serta

penelitian secara terus menerus terhadap sistem pendidikan yang sedang

berjalan.

11

dengan patokan penilaian secara terus menerus terhadap sistem

pendidikan itu, maka pertama-tama kita kenalkan dengan konsepsi menteri

Mashuri S.H., Menteri P dan K ini mengajukan kosepsi yang dikenal sebagai

konsepsi sekolah pembangunan.Dalam konsepsi sekolah pembangunan para

anak didik dikenalkan pada jenis-jenis dan lapangan sert lingkungan kerja. Hal

ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat kemungkinan untuk memberikan

jasa melalui karyanya. Dan itu berarti kepada anak didik bukan hanya diberikan

pelajaran teori, tapi juga diperkenalkan kepada sejumlah pekerjaan yang

kira-kira bisa mereka lakukan. Dengan cara itu mereka akan dapat menyalurkan

bakatnya masing-masing dan sekaligus dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan kerja yang mereka akan hadapi. Dalam konsepsi ini anak-anak

(16)

diberi pengertian akan dirinya sejak mulai dari rumah, disekolah hingga ke

dalam masyarakat.

sekolah pembangunan merupakan perwujudan dari prinsip bahwa

pendidikan harus serasi dengan kenyataan-kenyataan yang hidup dalam

masyarakat. Konsepsi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh terjadinya

perombakan sistem pendidikan dibeberapa Negara, baik di Asia maupun di

Amerika. Perombakan sistem pendidikan yang dilakukan oleh Negara-negara

tersebut umumnya dimaksudkan untuk memecahkan masalah dispensasi

anatara jumlah lulusan sekolah dengan tersediannya lapangan kerja. Bagi

Indonesia usaha itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan anggapan bahwa

pendidikan hanya mengejar ijazah saja. Pendidikan bertujuan untuk

memberikan kemampuan kepada anak-anak agar mereka langsung dapat

berkarya.

Dalam Usaha untuk mengkonkretkan konsepsi sekolah pembangunan itu

telah diadakan seminar dan lokakarya sekolah pembangunan. Diantara hasilnya

terdapat pemikiran bahwa penyebaran dan pengembangan sekolah tersebut

tidak menggunakan pendekatan (approach) sekolah, melainkan dengan sistem

teritorial, berdasarkan wilayah gerak pendidikan yang setingkat denga

kabupaten. sedangkan di desa-desa dibentuk wilayah-wilayah desa.

Bagaimanapun juga konsepsi pembangunan sekolah itu harus disesuaikan

dengan prioritas pembangunan, yakni di bidan pertanian. Karena itu menjelang

pelita I bidang pendidikan pertanian ini di peroleh perhatian utama.meskipun

demikian pemerintah tetap menjaga adanya keseimbangan antara pendidikan

umum dengan pendidikan kejuruan. hal itu antara lain disebabkan karena

kebutuhan pembangunan untuk meliputi berbagai bidang, Walaupun bidang

pertanian memperoleh prioritas utama.

Kecuali kebutuhan pembangunan masalah yang dihadapi dalam bidang

pendidikan adalah meledaknya kelompok usia anak-anak yang harus

memperoleh pendidikan. Karena itulah pada pelita II perluasan dan pemerataan

(17)

kecuali bertambahnya kelompok-kelompok usia anak didik, juga karena makin

membesarnya jumlah lulusan yang berbakat dan mencari tempat belajar pada

tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Angka-angka berikut ini menggambarkan

bagaimana perluasan kesempatan belajar itu meningkat dengan hebatnya.

Untuk tingkat sekolah dasar umpamanya, pada pelita I baru dapat di tamping

sekitar 13,1 juta murid, tapi pada akhir pelita II jumlah untuk meningkat

menjadi 20,9 juta murid. Tingkat sekolah lanjutan pertama yang pada pelita I

baru 1,5 juta siswa kemudian melonjok menjadi 2,5 juta siswa pada tahun

1978. Begitu juga sekolah lanjutan atas pada tahun1973 berjumlah 864 ribu

siswa pada tahun 1978melonjak menjadi 1.226.000.

12

Selain sistem pendidikan, perluasan kesempatan belajar, satu masalah

lain yang perlu memperoleh perhatian adalah pendidikan luar sekolah

(pendidikan non-formal). Hal ini desebabkan karena tidak semua anak bisa

bersekolah karena alasan-alasan tertentu. Jumlahnya bahkan melebihi

mereka-mereka yang kebetulan memperoleh kesempatan untuk bersekolah.

Usaha-usaha ini umpamanya dilakukan dengan pembinaan melalui karang taruna,

kursus-kursus keterampilan dan sebagainya.

Berhubungan erat dengan sistem pendidikan adalah kurikulum

pendidikan. Selain mata pelajaran yang biasa diberikan di sekolah-sekolah,

mata pelajaran agama menjadi mata pelajaran wajib dari tingkat sekolah dasar

sampai ke perguruan tinggi. Hal ini mulai dilakukan sejak permulaan orde

baru. Menjadi wajibnya mata pelajaran agama antara lain berhubungan juga

denga peristiwa meletus pemberontakan G-30-S/PKI, dimana pada masa-masa

sebelumnya mata pelajran agama agak dikesampingkan .

Dibidang pendidikan Agama dan latihan tenaga keagamaan juga

dilakukan peningkatan mutu. Untuk tujuan itu telah di usahakan kerjasama

antar departemen yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

khususnya pada tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Kerjasama itu

(18)

antara lain dalam usaha pembangunan gedung, bantuan buku-buku pelajaran,

perbaikan kurikulum, serta penataran guru. Sementara itu untuk meningkatkan

pembinaan pondok pesantren, telah diberikan bantuan dan pengarahan agar

lembaga itu dapat berkembang sebagai salah satu pusat pembinaan kader-kader

pembangunan masyarakat desa, di samping funsinya sebagai lembaga

pendidikan isalam.

Dibidang pendidikan tinggi, baik di universitas dan intansi juga di adakan

perbaikan-perbaika. Salah satu usaha perbaikan kurikulum yang menonjol

adalah memperkenalkan sistem kredit, yang pemakaiannya mulai dilaksanakan

di berbagai universitas pemerintah. Sistem ini memungkinkan para mahasiswa

yang berbakat untuk mengatur studinya sendiri sesuai dengan petunjuk

kurikulum yang ditetapkan.Pemakaian sistem kredit ini memungkinkan para

mahasiswa mempercepat penyelesaian pendidikannya disbanding dengan

lamanya waktu yang diperlukan dalam sistem yang lama. Sitem it uterus

disempurnakan dan pemakaiannya diusahakan merata pada berbagai perguruan

tinggi.

13

Dari uraian di atas terlihat bahwa sejak orde baru memegang tampuk

pemerintahan telah banyak perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dibidang

pendidikan. Namun demikian perbaikan-perbaikan itu di anggap masih belum

memadai disbanding dengan tantangan pendidikan yang yang sedang dan akan

muncul. Karena itulah ketika Dr.Daoed Joesoef menjabat sebagai menteri P

dan K dalam cabinet pembangunan III tindakan fundamental yang

dilakukannya adalah membentuk komisi pembaharuan pendidikan. Komisi ini

terdiri dari wakil-wakil masyarakat yang menghayati dan menaruh perhatian

besar terhadap masalah pendidikan.

Tugas komisi adalah untuk merumuskan dasar-dasar sistem, kerangka

materi dan arah jangka panjang pendidikan.Dalam hal ini sistem pendidikan

harus dilihat di dalam keseluruhan lingkungan kehidupan manusia.Rumusan

(19)

komisi setelah mendapat dukungan luas kemudian di jabarkan menjadi

rancangan undang-undang pokok pendidikan dan kebudayaan.

Komisi telah bekerja sama satu setenga tahun dengan tiga tahapan kerja.

tahap pertama bertukar pikiran dengan masyarakat tentang apa yang di inginkan

masyarakat dan pendidikan, di samping mengadakan penilaian keadaan

pendidikan secara menyeluruh. Tahap kedua merumuskan hasil kerja yang

dilakukan pada tahap pertama dengan memperhatikan sara-saran para ahli

pendidikan.Tahap ketiga digunakan oleh komisi untuk mendapatkan

saran-saran dari masyarakat luas tentang rumusan yang telah dibuat, dan kemudian

dirumuskan kembali berdasarkan saran-saran yang masuk.

Masalah yang erat berhubungan dengan pembaharuan sistem pendidikan

adalah suasana kampus sendiri. Kampus yang tenang memungkinkan para

civitas academicamemfokuskan dirinya pada masalah-masalah akademis. Untuk tujuan itu, langkah kedua yang dilakukan Daoed Joesoef adalah

kebijaksanaan yang terkenal dengan nama Normalisasi Kehidupan Kampus

(NKK). NKK pada pokoknya adalah meredefinisi dari lembaga-lembaga

kemahasiswaan secara mendasar, funsional dan bertahap. Menurut jalan pikiran

itu, NKK akan membawa mahasiswa kepada kepribadiannya yang hakiki, yakni

manusia pemikir dan penganalisa. Mahasiswa dibangunkan untuk mewujudkan

kekuasaan riil yang secara potensial di kandungannya.

14

Sasaran terakhir dari NKK adalah mempersiapkan mahasiswa untuk

menduduki tempat-tempat strategis dalam jaringan yang disebut teknostruktur.

Teknostruktur adalah jaringan jaringan dari satu aparat birokratis dalam satu

jenis kegiatan masyarakat itu amat banyak, maka jenis teknostruktur itu juga

menjadi kompleks. Jika pertanian sebagai sebuah teknostruktur akan dijadikan

efektif dan efisien, diperlukan disebelah hilirnya diserangkaian jasa-jasa

penting seperti penelitian, programing,dan studi kasus. Sedangkan dibagian

hilirnya di perlukan pula jasa-jasa berupa pengumpulan yang tepat pada

(20)

waktunya, pergudangan, distribusi, transportasi, dan pemasaran. Semuanya itu

harus berjalan dalam satu jaringan organisasi atau permainan

tertentu.Keseluruhan itulah yang disebut teknostruktur.

karena mahasiswa diharapkan nantinya akan menduduki teknostruktur,

maka tanggung jawab esensial mahasiswa adalah membangkitkan kekuatan

penalaran individual (the individual power of the reason). Hal ini antara lain karena pengetahuan dan pemikiran bersumber pada penalaran. Penalaran adalah

dasar yang menentukan untuk mampu berpikir analisis dan sintesis.

Tujuan pokok dari konsepsi membangkitkan kekuatan penalaran

individual adalah merobah aktivitas mahasiswa Indonesia dari

kesibukan-kesibukan yang tidak perlu dan menghabiskan waktu menjadi mahasiswa

pemikir dan penganalisa. Sebagai mahasiswa ia tidak hanya memburu ijazah,

tetapi seharusnya merupakan penghasil gagasan (ide) yang di sajikan dalam

bentuk pemikiran yang sistematis. Kekuatan penalaran, apabila

pembentukannya dilatih dan dibina secara teratur dan sistematis dalam diri

mahasiswa, akan merupakan sumber yang subur dari kreativitas.

Sebaliknya dengan menonjolkan kekuatan penalaran, tidak berarti

mahasiswa dilarang melakukan aksi-politik. Hal itu akan dapat dilakukannya

dengan mengajukan gagasan dan interpretasi mengenai apa yang di anggapnya

sebagai kepentingan masyarakat atau nasional. Jadi politik sebagi arti arena

atau tempat untuk menguji gagasan.Dan itu berarti memasuki Jaringan

teknostruktur.

2. Perkembangan budaya

15

Terdapat Perkembanagn erat antara perkembangan pendidikan dengan

perkembangan pendidikan dengan perkembangan seni. Dalam peningkatan dan

pengembangan seni nasional, segala usaha dan kegitan di arahkan kepada

usaha-usaha yang dapat memperkuat kepribadian nasional, kebanggaan, serta

kesatuan nasional.Untuk itu telah diadakan langkah-langkah peningkatan

(21)

pembinaan dari pengembangan seni secara luas.Hal itu dilakukan melalui

sekolah, kursus seni, organisasi seni, dan wadah-wadah kegiatan seni lainnya

dalam masyarakat. Selain itu pembentukan pusat-pusat pengembangan seni

telah diperbanyak. Hal itu karena fungsinya sangat yang sangat penting sebagai

arena usaha pemeliharaan, pembinaan, serta pengembangan kehidupan seni

bangsa. Tidak kalah pentingnya adalah pengamanan seni, untuk menjamin dan

meneruskan warisan seni. Usaha itu antara lain mencakup usaha inventarisasi,

dokumentasi, dan peneli tian warisan budaya nasional, pembinaan dan

pemeliharaan peninggalan-peninggalan purbakala.

Berdasarkan pola umum kebijaksanaan seni maka selama pelita ke I

terlihat dibangun pusat-pusat seni seperti di Jakarta, Surakarta, Yogyakarta,

Medan, Ujungpandang, dan Denpasar.Didirakan pula lembaga konservatori di

Jakarta, di Bandung, Yogyakarta , Surakarta , Denpasar, Ujungpandang.

Dilakukan pula restorasi candi Borobudur, rehabilitasi gedung-gedung museum,

seperti yang telah dilakukan di Jakarta dan Bali.

Dalam pelita II usaha-usaha itu lebih ditingkatkan. Empat langkah penting

telah di ambil oleh pemerintah , yakni meningkatkan usaha penyelamatan

pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah budaya nasional serta budaya

daerah, pengembangan pendidikan budaya dan seni, pengembangan bahasa dan

sastra, dan pengembangan pembukuan dan majalah pengetahuan seni. Keempat

langkah tersebut sebelumnya telah dicantumkan dalam pelita II.

Tujuan pendidikan dan pengembangan seni adalah untuk mendidik dan

membentuk seniman dan pengarang yang memiliki daya cipta dan kreativitas

yang tinggi. Kecuali itu telah di usahakan mempertinggi daya penghayatan seni

di kalangan khalayak ramai.

Pengembangan bahasa dan sastra, telah dimulai dengan peresmian

pemakaian ejaan bahasa Indonesia sejak tanggal 16 agustus 1972. Kemudian

diikuti pula dengan memulai meningkatkan pemakaian tata-istilah, kosa-kata,

tata bahasa, dan meniadakan pemakaian kata-kata asing yang benar-benar tidak

(22)

buku sumber termasuk buku pedoman tentang ejaan dan istilah indinesia,

penyusunan buku perbendaharaan kata, pengajaran,sosiolinguistik, sejarah

bahasa dan dialektologi. Disamping itu telah diterbitkan pula berbagai kamus

bahasa daerah seperti kamus bahasa mandarin, kamus bahasa jawa, dan banten.

Dalam pengembangan bahasa Indonesia pula telah dilakukan kerjasama antara

Indonesia dan Malaysia , melalui panitia pengembangan bahasa Indonesia dan

majelis bahasa Indonesia untuk masyarakat dilakukan dilakukan melalui siaran

TVRIn dan penerbitan majalah pengajaran bahasa dan sastra.

16

Di bidang penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah

nasional telah dilakukan usaha, antara lain menginventarisasi peninggalan

purbakala, yang meliputi 1165 situs di 26 provinsi. Selain itu telah dilakukan

pula rehabilitasi dan perluasan museum.

17

Tentang perkembangan seni drama, pada masa orde baru usaha-usaha

mempertinggi derajat serta mutu kesandiwaraan umumnya terutama berpusat

pada serikat Artis Sandiwara.Hal ini terutama terdapat pada masa

revolusi.Sejak tahun 1965, bentuk seni drama memperoleh corak baru.

Dramawan-dramawan terkemuka seperti W.S Rendra, Arifin C. Noer,

Ikranegara, dan lain-lain telah membawakan bentuk cerita-cerita baru dalam

setiap pementasannya. Sebagian dari pementasan itu merupakan karya-karya

terjemahan, di samping ciptaan mereka sendiri. Corak cerita adakalanya

mempunyai warna protes sosial, yakni suatu mode yang sering ditampilkan para

seniman pada masa orde baru . Mereka sering juga menampilkan suasana yang

hidup di kalangan masyarakat ke panggung sandiwara, yang sedikit banyak

masih ada pengaruh keresahan. Kalau tidak, mereka sudah berhenti sebagai

seniman.Karena pada jiwa yang resah sering muncul karya-karya yang besar.

Mengenai masalah seni daerah dapatlah dikemukakan bahwa sebagai

akibat meluasnya publikasi dalam pers, banyak orang-orang yang tinggal di

16Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: Balai pustaka 1992)h.504

(23)

daerah telah membaca atau mendengar perkembangan seni di ibukota

negaranya, meskipun mereka tidak pernah pendapatkan kesempatan untuk

menyaksikannya sendiri. Mengenai penyesuaian nilai-nilai tradisional untuk

kehidupan modern hingga saat ini masih berada dalam tingkat percobaan. Seni

tradisional berhubungan erat dengan siklus perkembangan hidup manusia,

misalnya khitanan dan perkawinan. Karena itu seni tradisional bersifat sacral

dan bukan bersifat hiburan.

Perkembangan seni bangunan juga memperlihatkan kemajuan. pada

masa-masa sebelumnya, keadaan bangunan di kota-kota pada umumnya

kurang berketentuan dan tidak menyelaraskan diri dengan alam.

Sekolah-sekolah, kantor-kantor besar, took, gedung tua, pondok rakyat, berselang seling

sepanjang satu jalan atau dalam bagiankota yang seharusnya mempunyai

ketentuang pasti.

18

Sejak Pemerintah Orde Baru maka perubahan-perubahan

Nampak.Bangunan di susul oleh awal pelita III, maka perubahan-perubahanpun

Nampak. Bangunan-bangunan yang akan di dirikan di kota-kota tidak boleh

menyimpang dari rencana induk pemekaran dan pembangunan kota. Di setiap

daerah di bentuk Badan Perancang Pembangunan Daerah ( Bappeda), yang

salah satu bagiannya merencanakan juga bentuk tata kota. Perkembangan ini

juga dengan sendirinya merangsang seni bangunan modern, yang banyak

sedikitnya terpengaruh oleh corak bangunan asing. namun sering juga

dilakukan pencampuran corak bangunan tradisional dengan seni modern , yang

ternyata menghasilkan bentuk yang serasi juga. Hal ini sekaligus

menggambarkan bahwa semangat untuk melestarikan corak bangunan asli tetap

terus hidup di kalangan arsitek-arsitek bangunan kita.Di suatu pihak mereka

memperoleh pendidikan modern disekolah-sekolah tinggi, namun dalam

karya-karya mereka tetap mendekatkan diri pada budaya nasional.

(24)

Mengenai film sebagai salah satu wahana budaya dapat dipergunakan

sebagai sarana penerangan, pendidikan dan sekaligus hiburan, pada masa orde

lama diadakan pembatasan yang ketat terhadap film-film impor, khususnya dari

Eropa dan Amerika, maka pemerintah orde baru agak melonggarkan

pembatasan itu, namun dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan lain, seperti itu

tidak berarti setiap film barat dapat di putar di Indonesia. Keluwesan terhadap

film asing diiringi dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan lain, seperti seleksi

yang ketat. Tujuannya adalah agar tidak merusak moral bangsa Indonesia dan

sepanjang film-film impor itu tidak mematikan pemasaran film-film produksi

dalam negeri.

Kemajuan teknologi modern dewasa ini telah mampu mengembangkan

dunia perfilman menjadi suatu usaha industri dan perdagangan bebas. Akibat

dari sampingan hal itu adalah munculnya persaingan hebat baik dalam produksi

film, memperebutkan kuota film impor, pemasaran,peredaran dan

perbioskopan. Untuk tujuan itulah pemerintah sedang mempersiapkan sebuah

rancangan undang-undang pokok perfimn, yang tujuannya bukan hanya untuk

melindungi dan mengembangkan perfilmn nasional, juga untuk menjadikan

corak film Indonesia yang kultural edukatif

3. Perkembangan pers dan media elektronika

19

Titik tolak dari pembinaan pers nasional adalah ketetapan siding umum

MPRS IV tahun 1966. Dalam ketetapan ini disebutkan “ Kebebasan pers

Indonesia adalah kebebasan untuk menyatakan serta menegakkankebenaran

dan keadilan, dan bukanlah kebebasan dalam pengertian libelarisme”

Disebutkan juga bahwa kebebasan pers berhubungan erat dengan keharusan

adanya pertanggung jawaban, atau singkatnya pers yang bertanggung jawab

Dengan dasar itu kemudian disyahkan Undang-Undang No.11

tahun1966 tentang ketentuan-ketentuan pokok pers, yang kemudian

disempurnakan lagi dengan Undang-undang No.4 tahun 1967. Fungsi Pers

(25)

Nasional menurut undang-undang tersebut adalah sebagai alat revolusi dan

merupakan mass media yang bersifat aktif, dinamis kreatif, edukatif,

informative, dan mempunyai fungsi kemasyarakatan penorong dan penumpuk

daya pikiran kritis dan progresif meliputi segala perwujudan kehidupan

masyarakat Indonesia. Karena itu per mempunyai hak kontrol, kritik dan

koreksi yang bersifat korektif dan konstruktif.

Untuk melaksanakan fungsi, kewajiban dan hak pers, mereka

membentuk tiga organisasi profesi, yakni : Persatuan Wartawan Indonesia (P WI) , Serikat Penerbit Suratkabar (SPS), dan Serikat Grafika Pers (SGP).

Ketiga organisasi ini kemudian membentuk dewan pers yang bertugas untuk

mendampingi pemerintah dalam bersama-sama membina pertumbuhan dan

perkembangan pers nasional. Anggota dewan pers terdiri dari wakil-wakil

organisasi dan ahli-ahli dalam bidang pers, sedangkan ketuanya langsung di

pegang oleh menteri penerangan. Karena dewan pers bertugas mendampingi

pemerintah, maka secara tidak langsung ia merupakan forum penyalur

aspirasi-aspirasi pers dalam rangka komunikasi timbal balik dan interaksi

antara pemerintah, pers dalam masyarakat.

4. Penataran P-4 Sebagai gerakan Budaya

20

Pancasila adalah bagian dari pada sistem nilai budaya dan filosofis idil

dari bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari jiwa dan nilai-nilai ‟45, Pancasila telah diterima dan disepakati sebagai nilai luhur oleh segenap masyarakat

Indonesia. Pancasila memberi kekuatan hidup kepada bangasa Indonesia serta

membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di

dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Walaupun Pancasila secara resmi telah menjadi falsafah bangsa sejak

tahun 1945, namum hampir tiga dekade sesudah itu baru di tetapkan detail

perumusan konsepsi yang di kandungnya. Pada bulan februari 1959 pernah

diadakan seminar mengenai Pancasila di Yogyakarta, dan setelah itu berbagai

(26)

seminar juga diadakan selain bermunculan bengkel-bengkel pancasila di

berbagai di perguruan tinggi. Namun kesemuanya itu malah memunculkan

tafsiran yang bermacam-macam mengenai pancasila karena itulah dalam

banyak kesempatan presiden Soeharto menganjurkan agar pancasila disatu

tafsirkan. Pada Dies Natalis Universitas Gajah Madah tahun 1974 kembali

presiden menekankan anjuranya itu.

Salah satu organisasi sosial yang memanfaatkan seruan itu adalah Dewan

Harian Nasional Angkatan ‟45, yang pada tahun itu juga membentuk panitia

khusus yang terdiri dari : Dr. Moh. Hatta (sebagai ketua) , Mr. Ahmad

Subardjo, Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo, Prof. Mr. Sunario dan A.A Maramis (

masing-masing sebagai anggota). Karena panitia ini terdiri dari lima orang,

maka disebut sebagai panitia lima. Tugas panitia lima adalah merumuskan

tafsiran pancasila. Panitia ini pada tanggal 10 febuari 1975, mengumumkan

hasil kerjanya kepada pers yang mereka namakan „ UraianPancasila”.

D. Pendidikan pada masa orde baru dan pendidikan pada masa

revormasi

1. Pendidikan pada masa orde baru

Orde baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998, dan dapat dikatakan

sebagai era pembangunan nasional. Dalam bidang pembangunan pendidikan,

khususnya pendidikan dasar, terjadi suatu loncatan yang sangat signifikan

dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Namun, yang

disayangkan adalah pengaplikasian inpres ini hanya berlangsung dari segi

kuantitas tanpa diimbangi dengan perkembangan kualitas. Yang terpenting pada

masa ini adalah menciptakan lulusan terdidik sebanyak-banyaknya tanpa

memperhatikan kualitas pengajaran dan hasil didikan.

Pelaksanaan pendidikan pada masa orde baru ternyata banyak

menemukan kendala, karena pendidikan orde baru mengusung ideologi

(27)

EBTANAS, UMPTN, menjadi seleksi penyeragaman intelektualitas peserta

didik.

Pada pendidikan orde baru kesetaran dalam pendidikan tidak dapat

diciptakan karena unsur dominatif dan submisif masih sangat kental dalam pola

pendidikan orde baru. Pada masa ini, peserta didik diberikan beban materi

pelajaran yang banyak dan berat tanpa memperhatikan keterbatasan alokasi

kepentingan dengan faktor-faktor kurikulum yang lain untuk menjadi peka

terhadap lingkungan. Beberapa hal negatif lain yang tercipta pada masa ini

adalah:

Produk-produk pendidikan diarahkan untuk menjadi pekerja. Sehingga,

berimplikasi pada hilangnya eksistensi manusia yang hidup dengan akal

pikirannya (tidak memanusiakan manusia), Lahirnya kaum terdidik yang

tumpul akan kepekaan sosial, dan banyaknya anak muda yang berpikiran

positivistik, Hilangnya kebebasan berpendapat. 21

Pemerintah orde baru yang dipimpin oleh Soeharto megedepankan motto

“membangun manusia Indonesia seutuhnya dan Masyarakat Indonesia”. Pada masa ini seluruh bentuk pendidikan ditujukkan untuk memenuhi hasrat

penguasa, terutama untuk pembangunan nasional. Siswa sebagai peserta didik,

dididik untuk menjadi manusia “pekerja” yang kelak akan berperan sebagai alat penguasa

dalam menentukan arah kebijakan negara. Pendidikan bukan ditujukan

untuk mempertahankan eksistensi manusia, namun untuk mengeksploitasi

intelektualitas mereka demi hasrat kepentingan penguasa.

Kurikulum-kurikulum yang digunakan pada masa orde baru yaitu sebagai

berikut:

a. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:

kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

(28)

Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan

permasalahan faktual di lapangan.

Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang masif, dengan

hanya menghapal teori-teori yang ada, tanpa ada pengaplikasian dari teori

tersebut. Aspek afektif dan psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum ini.

Praktis, kurikulum ini hanya menekankan pembentukkan peserta didik hanya

dari segi intelektualnya saja.

b. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif

dan efisien berdasar MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional

(PPSI), yang dikenal dengan istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan

instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran,

alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.

Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru

wajib untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses

belajar-mengajar berlangsung. Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan

program belajar mengajar. Setiap tatap muka telah di atur dan dijadwalkan

sedari awal. Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi

sistematis dan bertahap.22

c. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung “process skill approach”. Proses menjadi

lebih penting dalam pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini

menjadi mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga

melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada

(29)

kurikulum ini siswa diposisikan sebagai subjek dalam proses belajar mengajar.

Siswa juga diperankan dalam pembentukkan suatu pengetahuan dengan diberi

kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan mendiskusikan

sesuatu.

d. Kurilukum 1994

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan

kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum-kurikulum 1975 dan 1984. Pada kurikulum-kurikulum ini

bentuk opresi kepada siswa mulai terjadi dengan beratnya beban belajar siswa,

dari muatan nasional sampai muatan lokal. Materi muatan lokal disesuaikan

dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,

keterampilan daerah, dan lain-lain.

Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak

agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994

menjelma menjadi kurikulum super padat. Siswa dihadapkan dengan

banyaknya beban belajar yang harus mereka tuntaskan, dan mereka tidak

memiliki pilihan untuk menerima atau tidak terhadap banyaknya beban belajar

yang harus mereka hadapi.

2. Pendidikan pada masa revormasi

Era reformasi telah memberikan ruang yang cukup besar bagi perumusan

kebijakan-kebijakan pendidikan baru yang bersifat reformatif dan revolusioner.

Bentuk kurikulum menjadi berbasis kompetensi. Begitu pula bentuk

pelaksanaan pendidikan berubah dari sentralistik (orde lama) menjadi

desentralistik. Pada masa ini pemerintah menjalankan amanat UUD 1945

dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari

anggaran pendapatan belanja negara.

“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen (20%) dari anggaran pendapatan dan belanja negara, serta dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan

(30)

Dengan didasarkan oleh UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan

daerah, yang diperkuat dengan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan

keuangan pusat dan daerah, maka pendidikan digiring pada pengembangan

lokalitas, di mana keberagaman sangat diperhatikan. Masyarakat dapat berperan

aktif dalam pelaksanaan satuan pendidikan.

Pendidikan di era reformasi 1999 mengubah wajah sistem pendidikan

Indonesia melalui UU No 22 tahun 1999, dengan ini pendidikan menjadi sektor

pembangunan yang didesentralisasikan. Pemerintah memperkenalkan model

“Manajemen Berbasis Sekolah”. Sementara untuk mengimbangi kebutuhan

akan sumber daya manusia yang berkualitas, maka dibuat sistem “Kurikulum Berbasis Kompetensi”.

Memasuki tahun 2003 pemerintah membuat UU No.20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional menggantikan UU No 2 tahun 1989., dan

sejak saat itu pendidikan dipahami sebagai: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.23

pendidikan di masa reformasi juga belum sepenuhnya dikatakan berhasil.

Karena, pemerintah belum memberikan kebebasan sepenuhnya untuk

mendesain pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan lokal,

misalnya penentuan kelulusan siswa masih diatur dan ditentukan oleh

pemerintah. Walaupun telah ada aturan yang mengatur posisi siswa sebagai

subjek yang setara dengan guru, namun dalam pengaplikasiannya, guru masih

menjadi pihak yang dominan dan mendominasi siswanya, sehingga dapat

dikatakan bahwa pelaksanaan proses pendidikan Indonesia masih jauh dari

dikatakan untuk memperjuangkan hak-hak siswa.

(31)

Ada beberapa kesalahan dalam pengelolaan pendidikan pada masa ini,

telah melahirkan hasilnya yang pahit yakni:

Angkatan kerja yang tidak bisa berkompetisi dalam lapangan kerja pasar global,

Birokrasi yang lamban, korup dan tidak kreatif, Masyarakat luas yang mudah

bertindak anarkis, Sumberdaya alam (terutama hutan) yang rusak parah, Hutang

Luar Negeri yang tak tertanggungkan, Merajalelanya tokoh-tokoh pemimpin

yang rendah moralnya.

Adapun kurikulum-kurikulum yang dipakai pada masa reformasi yaitu

sebagai berikut:

a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) / 2004

Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap

perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh

kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab tantangan

yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi

pemikiran kurikulum berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus

mengenal benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan

kompetensi dalam menjawab tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan

tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi bersifat terus

berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun

dunia ilmu (Suyanto, 2005)

Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang

bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya

yang memenuhi unsur edukatif. Hal ini mutlak diperlukan mengingat KBK juga

memiliki visi untuk memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik siswa

sebagai subjek pendidikan. Berikut karakteristik utama KBK, yaitu:24

Menekankan pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi, Kurikulum

dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa (normal,

sedang, dan tinggi), Berpusat pada siswa, Orientasi pada proses dan hasil,

Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual,

24

(32)

Guru bukan satunya sumber ilmu pengetahuan, Buku pelajaran bukan

satu-satunya sumber belajar, Belajar sepanjang hayat, Belajar mengetahui (learning how to know), Belajar melakukan (learning how to do), Belajar menjadi diri sendiri (learning how to be), Belajar hidup dalam keberagaman (learning how to live together).

b. Kurikulim tingkat satuan pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan. KTSP terdiri atas: Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan

Struktur dan muatan KTSP Kalender pendidikan Silabus . Prinsip

Pengembangan KTSP Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya Beragam dan terpadu Tanggap

perkembangan IPTEKS Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan

berkesinambungan Belajar sepanjang hayat (life long learning) Seimbang antara

kepentingan nasional dan daerah

Acuan Operasional Penyusunan KTSP Peningkatan iman, taqwa, akhlak

mulia Peningkatan potensi, kecerdasan, minat sesuai tk. perkembangan &

kemampuan peserta didik Keragaman potensi & karakteristik

daerah/lingkungan Tuntutan pembangunan daerah & nasional Tuntutan dunia

kerja Perkembangan IPTEKS Agama Dinamika perkembangan global

Persatuan nasional & nilai-nilai kebangsaan Kondisi sosial budaya masyarakat

seetempat Kesetaraan gender Karakteristik satuan pendidikan

Komponen KTSP Tujuan Pendidikan Tingkat Satdik Stuktur & Muatan

KTSP Mata pelajaran Muatan lokal Kegiatan pengembangan diri Pengaturan

beban belajar Ketuntasan belajar Kenaikan kelas & kelulusan Penjurusan

Pendidikan kecakapan hidup Pendidikan berbasis keunggulan lokal & global

Kalender Pendidikan. Pengembangan Silabus Rencana Pembelajaran pada

(33)

25

kompetensi kompetensi dasar materi pokok/pembelajaran kegiatan

pembelajaran indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian alokasi waktu

sumber belajar. Prinsip Pengembangan Silabus Ilmiah Relevan Sistematis

Konsisten Memadai Aktual dan Kontekstual Fleksibel Menyeluruh.

Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip Ilmiah Keseluruhan materi dan

kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara keilmuan Prinsip Relevan Cakupan, kedalaman,

tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan

tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta

didik. Prinsip Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan

secara fungsional dalam mencapai kompetensi Prinsip Konsisten Adanya

hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,

materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem

penilaian.

Perkembangan Kurikulum juga berkaitan dengan periode Pemerintahan.

Pada era pemerintahan Habibie masih menggunakan kurikulum 1994 yang

disempurnakan sampai pada masa pemerintahan Gus Dur. Pada masa

pemerintahan Megawati terjadi beberapa perubahan tatanan di bidang

pendidikan, antara lain :

1) Dirubahnya kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2000 dan akhirnya

disempurnakan menjadi kurikulum 2002 (KBK). KBK atau Kurikulum

Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum yang pada dasarnya

berorientasi pada pengembangan tiga aspek utama, antara lain aspek

afektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (ketrampilan).

2) Pada tanggal 8 juli 2003 disahkannya Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan dasar hukum

untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip

(34)

demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjunjung Hak Asasi

Manusia.

Menurut Lembaran Negara Nomor 4301 Pendidikan dalam UU Republik

Indonesia No. 20/2003, pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan

untuk memperbaharui visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional.

Visi dari pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai

pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga

Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga

mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Adapun

misi dari pendidikan nasional adalah sebagai berikut :

Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperleh

pendidikan dan bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, Membantu dan

memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini

sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar,

Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, Meningkatkan

keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap dan nilai

berdasarkan standar nasional dan global, Memberdayakan peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi

dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian setelah Megawati turun dari jabatannya dan digantikan oleh

Susilo Bambang Yudhoyono, UU No. 20/2003 masih tetap berlaku, namun

pada masa SBY juga ditetapkan UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen.

Penetapan Undang – undang tersebut disusul dengan pergantian kurikulum KBK menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini

berasaskan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan26

(35)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpilan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, peristiwa 30

September 1965 Tragedi Berdarah dalam sejarah bangsa Indonesia membawa

masyarakat Indonesia untuk menata kembali kehidupan berbangsa dan

bernegara kembali kepada ideologi Pancasila dan UUD 1945. Dan keinginan

untuk melaksanakan secara murni dan konsekwen Ideologi negara Pancasila

dan UUD 1945.Dalam peristiwa tanggal 30 September 1965 ini telah membawa

korban rakyat banyak, dan para pemimpin bangsa diantaranya tujuh orang

Perwira Tinggi Angkatan Darat.Tuntutan masyarakat terhadap aksi Gerakan 30

September semakin meningkat.Hal ini menimbulkan tekanan berat bagi

Pemerintah Soekarno untuk memberikan perintah kepada Letnan Soeharto

sebagai Panglima Angkatan Darat untuk memulihkan keadaan dan wibawa

pemerintah. Dalam menjalankan tugas Letnan Jenderal Soeharto juga harus

melaporkan segala sesuatu kepada Presiden Soekarno, mandat itu dikenal

dengan nama Supersemar.

Kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia pada masa Orde Baru ini

adalah: menghentikan konfrontasi dengan Malaysia, memprakarsai

terbentuknya ASEAN, keikutsertaan Indonesia dalam Organisasi Internasional.

Kebijaksanaan politik dalam negeri Indonesia pada masa Orde Baru

diantaranya adalah: melasanakan pemilu, penataan dalam bidang Pemerintahan

mulai dari Tingkat Pusat sampai ke bawah, melaksanakan berbagai sektor

pembangunan dalam negeri seperti: sektor ekonomi, sosial, dan budaya.

masa orde baru pendidikan hanya berlangsung dari segi kuantitas tanpa

diimbangi dengan perkembangan kualitas. Yang terpenting pada masa ini

(36)

kualitas pengajaran dan hasil didikan. Adapun kurikulum yang digunakan pada

masa ini yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984 dan

kurikulum 1994. Namun pendidikan pada masa berikutnya pada masa orde baru

belum dikatakan berhasil sepenuhnya, maka

pada masa berikutnya masa reformasi diperlukan adanya

pembenahan-pembenahan, baik dalam bidang kurikulum maupun dari segi tenaga

pengajarnya. Kurikulum yang dipakai pada era reformasi ini yaitu Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyono, Doto.1985 Indonesia pada masa orde baru. Jakarta: Erlangga

http://anisamaulina.blogspot.com/2012/03/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-baru.html

Usman, Sjarif. 1972. Mengapa Rakyat Indonesia Mendukung Presiden

Soeharto.jakarta. Cetakan ke III

Nogroho, Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jakarta: Balai Pustaka

M.C Rickleft. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta : Serambi Ilmu

Semesta.

Nizar, Samsul . 2011. sejarah pendidikan islam ,Jakarta: Kharisma putra utama

Sunny, Ismail. 1986. Pergeseran Kekuasaan Eksekutif. Jakarta: Aksara Baru. Mulyono,Doto, 1985. Indonesia pada masa Orde Baru. Jakarta: Erlangga

Notosusanto,Nugroho, 1992. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai pustaka

M.C Rickleft, 2005 Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Balai pustaka

Prof. Dr. S. Nasution, 2008 Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan penelitian kualitatif pada tahap kedua dilakukan untuk mengelaborasi lebih lanjut hasil yang diperoleh pada tahap pertama, sekaligus untuk mengetahui

[r]

Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Cirebon faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah ini diantaraya adalah karena karakter nasabah, rasio modal (capital)

[r]

Bagi karyawan yang melakukan perjalanan dinas, dimana tempat tujuan tidak tersedia fasilitas penginapan milik perusahaan (mess atau tempat menginap yang disediakan

Adapun luaran yang diharapkan pada penelitian kali ini ialah dapat membuat sebuah website sistem informasi tracking surat kependudukan yang dapat diakses dan digunakan

Dengan demikian, Perusahaan pengiriman barang memerlukan sebuah inisiatif untuk mengatasi masalah tersebut dengan merancang sistem tracing pengiriman barang dengan

Sudut cone antena infinite sama dengan yang digunakan dalam %