pp. 1019 - 1026
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
EVALUASI KEBERHASILAN PENGELOLAAN PROGRAM
PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS
MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH BESAR
T. Moch. Nazar1, Azmeri2, Eldina Fatimah 3 1)
Mahasiswa MagisterTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: nazarpu_2000@yahoo.com
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: azmeri@unsyiah.ac.id2, eldinafatimah@unsyiah.ac.id3
Abstract: Clean water as a primary need of human which is generally used for drinking, bathing, cooking and washing should be met in terms of quantity, quality, and affordability and sustainability. The government through the national development program of water and sanitation universal access which declared that by 2019, Indonesia will achieve the 100% target of proper clean water and sanitation for the whole Indonesian people.Water supply and Sanitation community-based Program (PAMSIMAS) is one of the prominent programs of the central government that adopt a community-based approach, where the main actors are the society as well as the person in charge to implement the project. PAMSIMAS II was launched in Aceh since January 2013 to April 2016 in which thre e districts joined PAMSIMAS are Aceh Besar, Pidie and Bireuen, with a total number of villages of the program as 46. The study conducted in the District of Aceh Besar with selected 15 (fifteen) villages as research object. This study aims to identify the level of success of PAMSIMAS II and identified community participation in managing water and sanitation infrastructure that has been built by the program. Those things were measured by the factors namely: 1. Adequacy, quality and continuity of water, also 2. Performance of BPSPAM as management body in village. This study adopt quantitative analysis that supported by qualitative analysis. Data were collected by observation, questionnaires and interviews. At the end the SWOT analysis is performed for the formulation of a strategic planning in or order to make PAMSIMAS sustainable in achieving access of clean water. The result of this research is information about th position of The PAMSIMAS II after the calculation of EFAS and IFAS which conducted based on the questionair that deliver to the actors of PAMSIMAS II in district of Aceh Besar and also recomendation about priority strategy should be conducted for the development of PAMSIMAS II in the future.
Keywords : Drinking water, success, PAMSIMAS, community participation, SWOT
Abstrak: Air Bersih sebagai kebutuhan utama dalam kehidupan manusia yang umumnya
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
pengumpulan data dengan melakukan observasi, kuesioner dan wawancara. Penelitian ini melakukan Analisa SWOT yang bertujuan untuk perumusan rencana strategis agar Program PAMSIMAS dapat berkesinambungan dalam pemenuhan akan air bersih. Hasil dari penelitian ini berupa identifikasi posisi Program PAMSIMAS II setelah dilakukan perhitungan EFAS dan IFAS yang dilakukan berdasarkan Kuesioner yang telah disebar kepada para pelaksana program PAMSIMAS II, dan kemudian dilanjutkan dengan rekomendasi prioritas strategi yang akan dilakukan untuk pengembangan Program PAMSIMAS II ke depan.
Kata kunci : Air minum, keberhasilan, PAMSIMAS, partisipasi masyarakat, SWOT.
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia dan sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Propinsi bertanggung jawab dan turut menjamin penyelenggaraan pelayanan publik
termasuk pelayanan air bersih.
Undang-Undang No. 11 Tahun 1974
tentang Pengairan menyatakan bahwa air termasuk kekayaan alam yang terkandung
didalamnya, mempunyai fungsi sosial serta digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
Rakyat.
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
merupakan salah satu program andalan pemerintah pusat yang menggunakan
pendekatan berbasis masyarakat, dimana masyarakat sebagai pelaku utama dan
sekaligus sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan.
Tiap tahunnya jumlah desa di Indonesia yang berpartisipasi dalam program
PAMSIMAS semakin meningkat. Program PAMSIMAS I dimulai secara nasional pada
tahun 2008, namun Provinsi Aceh yang mengikutsertakan 3 (tiga) kabupaten yaitu
kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie dan
Kabupaten Bireuen baru bergabung dengan
program ini pada tahap PAMSIMAS II yaitu pada tahun 2014 – 2016.
Dampak program secara nasional
menunjukkan terbukanya akses air minum dan sanitasi kepada masyarakat desa PAMSIMAS yang tersebar di 12.000 desa di 233 kabupaten
dari 34 Provinsi di Indonesia, namun belum diketahui secara pasti tingkat keberhasilan
program setelah berakhirnya pelaksanaan program PAMSIMAS II khususnya di
Provinsi Aceh.
Memperhatikan latar belakang diatas,
maka permasalahan yang menjadi topik dalam artikel ini adalah :
1. Bagaimana tingkat keberhasilan program
PAMSIMAS II di Kabupaten Aceh Besar? 2. Bagaimana peran serta masyarakat dalam
pengelolaan infrastruktur air bersih yang telah dibangun oleh Program PAMSIMAS
II di Kabupaten Aceh Besar?
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015
Tentang Sistem Penyediaan Air Minum yang
menekankan bahwa penyelenggaraan dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat atas
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
minum sehari-hari bagi masyarakat.
Konsep PAMSIMAS II
Kriteria desa sasaran PAMSIMAS menurut Pedoman Umum Pengelolaan
Program PAMSIMAS, diantaranya:
1. Belum pernah mendapatkan program
PAMSIMAS.
2. Memiliki potensi sumber air baku yang
dapat digunakan, baik di wilayah desa kelurahan sasaran atau desa sekitarnya.
3. Adanya pernyataan kesanggupan masyarakat untuk memenuhi persyaratan
mengikuti program (Kader AMPL, Kontribusi, Stop BABS, menjamin
penerapan iuran, dan melaksanakan Petunjuk Teknis).
Berdasarkan Pedoman Umum
Pengelolaan Program PAMSIMAS disebutkan bahwa pembiayaan PAMSIMAS berasal dari
berbagai sumber pendanaan, yaitu: dana
pemerintah (APBN dan APBD Provinsi dan APBD Kabupaten), dana
masyarakat (swadaya masyarakat), dan swasta/donor/LSM, serta sumber dana lain
yang tidak mengikat. Kontribusi yang utama bersumber dari stakeholder kabupaten berupa
alokasi dana dan sumber daya manusia dan
dari masyarakat berupa kontribusi uang 4 % dan tenaga 16% sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan Program PAMSIMAS.
Pengelola Program PAMSIMAS
Penelitian ini berkonsentrasi kepada
pelaksanaan dan pengelolaan program pada tingkat kabupaten. Dari segi pemerintahan
kabupaten, pengelola program terdiri dari Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) Kabupaten,
District Project Monitoring Unit (DPMU), Panitia Kemitraan (PAKEM) kabupaten dan
satuan kerja Kabupaten.
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Menurut Arianto (2010) dalam pengelolaan Program PAMSIMAS masyarakat lebih dominan dan pemerintah
hanya berperan sebagai fasilitator. Semua kegiatan mulai dari perencanaan program
sampai dengan pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat. Peran serta masyarakat dalam
pengelolaan air merupakan sebuah perangkat yang melibatkan masyarakat untuk
mendayagunakan sumber air yang dimiliki, sekaligus juga melestarikannya.
METODE PENELITIAN
Tahapan penelitian dapat dilihat dari
gambar di bawah ini :
Tahapan Penelitian
a. Pengumpulan data
1. Mengumpulkan data primer dan data
sekunder
2. Menghitung jumlah sampel
menggunakan rumus Slovin.
3. Melakukan penyebaran kuesioner dan
melakukan wawancara. b. Pengujian SPSS
1. Menguji Validitas
Validitas yaitu mengenai apa dan seberapa baik suatu alat tes dapat mengukur,
sedangkan reabilitas merujuk pada konsistensi
skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika diuji berulang kali dengan tes yang sama pada
kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau dibawa kondisi pengujian yang
berbeda (Anastasi & Urbina, 1998).
Untuk menentukan valid tidaknya suatu
item maka digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Jika Rhitung > Rtabel maka instrumen atau
item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b. Jika Rhitung < Rtabel maka instrumen atau
item pertanyaan tidak berkorelasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
c. Membandingkan nilai rhitung dengan rtabel
untuk degree of freedom (df) = n-2 dalam
hal ini n adalah jumlah sampel dengan taraf signifikan 0,01 atau 1% dan 0,05
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang salah sebanyak-banyaknya
5% dan benar dalam mengambil keputusan sedikit-dikitnya 95% (tingkat
kepercayaan). 2. Uji Reabilitas
Triton (2005) berpendapat bahwa metode
Cronbach Alpha diukur berdasarkan skala dari
0 sampai 1. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6, jika nilai
Cronbach Alpha ≤ 0,6 maka data tersebut
tidak reliabel. Apabila skala itu
dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan ring yang sama, maka ukuran kemantapan
Alpha dapat diinterpretasikan pada Tabel 1. Tabel 1. Interval Nilai Koefisien Alpha &
Ukuran Kemantapan.
Interval Nilai Ukuran Kemantapan
0,00 - 0,20 Kurang Reliabel
Proses perhitungan dan pengolahan data melalui analisa SWOT dilakukan setelah
me-nyebarkan kuesioner yang sudah dikonsentrasikan untuk menghasilkan
informasi yang diperlukan yang terdiri dari 4 (empat) faktor strategi yaitu : Strength
(kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Kesempatan) dan Threat
(Ancaman).
Perhitungan Internal strategy Factors Analysis Summary ( IFAS) dan Eksternal
strategy Factors Analysis Summary (EFAS) akan diproyeksikan ke dalam salib sumbu yag
akan menentukan posisi Program PAMSIMAS II, yang kemudian akan
dilakukan pembahasan tentang prioritas strategi apa saja yang diperlukan untuk
pengembangan Program PAMSIMAS II.
HASIL PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa PAMSIMAS II
Desa sasaran PAMSIMAS II Kabupaten Aceh Besar tersebar di 15 desa; Desa
Lamteuba Droe, Desa Krueng Kalee, Desa Lamreh, Desa Jantho, Desa Lambada, Desa
Bak Dilip. Desa Lambaro Biluy, Desa Empee Trieng, Desa Lamguron, Desa Layeun, Desa
Suka Damai, Desa Leubok Buni, Desa Ayon, dan Desa Baroh Blang Mee. Lima belas desa tersebut merupakan kawasan usulan dari
Bupati Aceh Besar yang telah melalui proses seleksi oleh Pakar Kemitraan Aceh Besar.
Peneliti menilai usulan desa tersebut tepat sasaran, dimana secara keseluruhan desa
memiliki sumber yang memadai namun belum dikelola dengan baik sehingga memberi
manfaat bagi masyarakat setempat.
Kondisi sebelum masuknya Program PAMSIMAS II, masyarakat desa pada
umumnya memiliki kesulitan dalam mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Program
PAMSIMAS II dalam penyelenggaraannya wajib mempertimbangkan Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan. Air yang
akan dikonsumsi harus memiliki kualitas yang baik, jumlah yang cukup dari sumber yang
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Setelah hasil Uji validitas dan reabilitas terhadap 30 buah pertanyaan telah dinyatakan
valid dan reabel, maka dilakukan perhitungan EFAS dan IFAS yang menghasilkan data
sebagaimana berikut:
1. Skor total strength = 1,65
2. Skor total weakness = -1,03 3. Skor total opportunity = 1,95
4. Skor total threat = -1,60
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
internal Program PAMSIMAS II yang KUAT, namun dengan lingkungan yang sedikit
MENGANCAM.
Koordinat posisi Program PAMSIMAS
II pada salib sumbu dapat dihitung sebagai
Koordinat Analisis Eksternal :
(Skor Total Peluang – Skor Total Ancaman) : 2
(1,95 – 1,60 ) : 2 = 0,17
Sehingga Titik Koordinat terletak pada
( 0,31 : 0,17), dapat dilihat pada Gambar 3
sedangkan hasil perhitungan dari
masing-masing kuadran dapat digambarkan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Masing-masing Kuadran
Kuadran Titik Luas
Berdasarkan Perhitungan EFAS dan
IFAS, dan dilanjutkan perhitungan posisi koordinat Program PAMSIMAS II di
Kabupaten Aceh Besar maka diperoleh bahwa Program PAMSIMAS II Kabupaten Aceh
Besar menduduki Kuadran I yang akan direkomendasikan Prioritas Strategi Pertumbuhan (growth).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dari kuesioner dan wawancara dengan para pelaku program yang
didukung dengan analisa SWOT terhadap Program PAMSIMAS II yang dilaksanakan di
Kabupaten Aceh Besar, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran yaitu sebagai berikut.
Kesimpulan
1. Hasil dari penelitian ini, berdasarkan
Metode SWOT melalui perhitungan EFAS
dan IFAS diperoleh bahwasanya faktor
strength (kekuatan) lebih besar dari faktor
weakness (kelemahan) dan pengaruh faktor
opportunity (peluang) juga lebih besar dari faktor threat (ancaman), dimana hal ini
menunjukkan kondisi internal Program PAMSIMAS II yang KUAT, dengan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
2. Program PAMSIMAS II memiliki faktor strategi strength (kekuatan) yang besar
se-hingga menjadikan program ini dikategori-kan berhasil, dimana setidaknya 94,99 %
responden setuju dengan pendapat ini. Program ini dinyatakan berhasil karena
mampu membuka akses dan meningkatkan akses air bersih di desa yang belum
mendapatkan pelayanan air dari Pemerintah Daerah (PDAM). Sebagai
pendukung hasil penelitian ini, terdapat 96 % responden berpendapat bahwa
Pro-gram PAMSIMAS II telah mampu meningkatkan akses air minum di wilayah
Aceh Besar.
3. Terdapat faktor strategi weakness
(kelemahan) dan threat (ancaman) yaitu:
- Keterlambatan penyelesaian program diakibatkan proses yang panjang
dimulai dari usulan desa, penetapan desa sampai dengan pembangunan fisik.
- Pelatihan pengelolaan selama program berjalan tidak memadai sehingga
masyarakat masih kurang faham akan program yang telah diterima.
- Proses pengambilan air masih dilakukan secara sederhana, tanpa
memerhatikan kualitas air yang didistribusikan ke Sambungan Rumah.
Saran
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan
strategi untuk mencapai keberhasilan PAMSIMAS ke depan. Namun
dikarenakan keterbatasan waktu penelitian,
diperlukan kajian yang lebih mendalam. 2. Diperlukan sosialisasi program yang lebih
gencar kepada setiap pelaksana program dari level pemerintah, konsultan dan
masyarakat sehingga setiap pihak terlibat memahami bahwa Program PAMSIMAS
merupakan program prioritas pemerintah, dan dalam pelaksanaannya selalu
mendapat skala prioritas dan tepat waktu. 3. Pelatihan yang diperuntukkan kepada
masyarakat diharapkan lebih berkualitas, diperlukan teknik khusus dalam transfer
knowledge Program PAMSIMAS kepada masyarakat baik tentang pelaksanaan
program maupun tentang pengelolaan sarana air minum sehingga masyarakat lebih memahami program dan mampu
mengelola program keberlanjutan secara mandiri. Untuk ke depan, kerjasama
dengan Pihak PDAM untuk pelaksanaan Pelatihan Pengembangan Kapasitas
(Capacity Building) pasca Konstruksi terhadap BPSPAMS merupakan opsi yang
bagus.
4. Pada proses pengambilan air disarankan
untuk dilakukan proses filterisasi pengolahan air yang baik untuk
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anastasi, Anne dan Susana Urbina, 1998,
Tes Psikologi, Ed. Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta.
Arianto, L. (2010). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Group
Investigation (GI) untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa pada Pelajaran
Teknik Permesinan Dasar. Skripsi
JPTM FPTK UPI.
Undang Undang Nomor 11 Tahun 1974
tentang Pengairan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 122 Tahun 2015 tentang SPAM
Pedoman Umum pengelolaan Program
PAMSIMAS
Triton, BP 2005, SPSS 13 Terapan Riset
Statistik Parametrik, Andi,
Yogya-karta
.
Struktur Organisasi Pamsimas dari segi pemerintah
http://new.pamsimas.org/media.php?