• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Puskesmas Kolbano Ditinjau dari Keterbatasan Tenaga Keperawatan dan Kebidanan yang Ada T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Puskesmas Kolbano Ditinjau dari Keterbatasan Tenaga Keperawatan dan Kebidanan yang Ada T1 BAB IV"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

24 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Wilayah Kolbano, menurut Profil Puskesmas Kolbano, memiliki luaswilayah 76,04 km2 yang terdiri atas tujuh (7) desa meliputi lima puluh tiga (53) RW dan seratus dua puluh (120) RT. Jarak dari ibukota Provinsi NTT ke Kolbano yaitu diperkirakan 159,5 km ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam 33 menit menggunakan mobil, sedangkan jarak dari Kabupaten TTS (Kota Soe) ke Kolbano yaitu diperkirakan 50,0 km dapat ditempuh sekitar 1 jam 32 menit menggunakan mobil. Jalan menuju Kolbano sangat sepi atau tidak banyak kendaraan yang melewati daerah tersebut sehingga tidak pernah terjadi macet. Akses jalan ke Kecamatan Kolbano berbatu dan berlubang. Walaupun demikian, seluruh desa di wilayah Kecamatan Kolbano dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, terkecuali pada musim hujan, beberapa desa sulit di jangkau disebabkan karena mobil yang tertanam di lumpur.

Di wilayah Kecamatan Kolbano, menurut profil Puskesmas Kolbano (2014) terdapat lima Puskesmas yakni Puskesmas Niki-niki, Kot’olin, Se’i, Kuanfatu dan Kolbano. Puskesmas Kolbano adalah

(2)

25

Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Puskesmas ini merupakan Puskesmas hasil pemekaran dari Puskesmas Se’i. Topografi wilayah

kerja Puskesmas Kolbano didominasi daerah pegunungan dan bukit. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan apabila ada pelayanan bagi masyarakat yang sakit di desa dalam wilayah Kolbano.

(3)

26

Dari data Puskesmas jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Kolbano ada 13 orang, dua (2) perawat S1, enam (6) perawat D3, satu (1) gizi, satu (1) sanitasi dan tiga (3) bidan D3. Dari tiga belas (13) tenaga kesehatan yang ada, mereka harus melayani lima desa yaitu desa Kolbano, desa Spaha, desa Pene Selatan, desa Noesiu, dan desa Oetuke dengan jumlah masyarakat ± 5000 penduduk sehingga dapat dilihat bahwa di Puskesmas Kolbano masih membutuhkan tambahan tenaga kesehatan Karena pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diwujudkan pemerintah dalam bentuk yang menyeluruh, aman terjangkau dan adil serta merata (Peraturan Pemerintah No 36, 2014).

4.2 Karakteristik Partisipan

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan enam partisipan yang berjenis kelamin perempuan, bukan karena tidak ada partisipan yang berjenis kelamin laki-laki namun ketika peneliti melakukan penelitian pasien laki-laki yang berobat sedikit dan mereka tidak bersedia menjadi partisipan karena berbagai alasan. Adapun karakteristik riset partisipan adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik riset partisipan 1  Nama : Ibu A  Jenis kelamin : Perempuan  Usia : 25 tahun

(4)

27

Riset partisipan 1 adalah Ibu A yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berusia 25 tahun. Riset partisipan 1 tinggal bersama suami dan 3 orang anak. Riset partisipan 1 dan keluarga sudah sering berobat di Puskesmas Kolbano dengan berbagai macam penyakit misalnya demam, batuk, pilek dan lain-lain.

b. Karakteristik riset partisipan 2  Nama : Ibu L  Jenis kelamin : Perempuan  Usia : 30 tahun

 Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Riset partisipan 2 adalah Ibu L. Riset partisipan 2 tinggal bersama suami dan 2 orang anak. Riset partisipan 2 bekerja sebagai ibu rumah tangga. Riset partisipan 2 dan keluarga sering berobat di Puskesmas Kolbano dengan berbagai macam keluhan misalnya sakit kepala, demam, batuk, pilek dan lain-lain.

c. Karakteristik riset partisipan 3  Nama : Ibu Y  Jenis kelamin : Perempuan  Usia : 54 tahun  Pekerjaan : Guru

(5)

28

sering berobat di Puskesmas Kolbano dengan berbagai macam penyakit ataupun saat melahirkan.

d. Karakteristik riset partisipan 4  Nama : Ibu S  Jenis kelamin : Perempuan  Usia : 35 tahun

 Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Riset partisipan 4 adalah Ibu S. Riset partisipan 4 tinggal bersama suami dan 2 orang anak. Riset partisipan 4 sudah sering berobat di Puskesmas Kolbano yaitu pada saat melahirkan ataupun saat menderita sakit.

e. Karakteristik riset partisipan 5  Nama : Ibu B  Jenis kelamin : Perempuan  Usia : 37 tahun  Pekerjaan : Guru

Riset partisipan 5 adalah Ibu B. Riset partisipan 5 tinggal bersama suami dan 1 orang anak. Riset partisipan 5 sudah sering berobat di Puskesmas Kolbano dengan berbagai macam penyakit termasuk pada saat riset partisipan 5 melahirkan anaknya.

(6)

29

 Usia : 26 Tahun

 Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Riset partisipan 6 adalah Ibu W. Riset partisipan 6 tinggal bersama suami dan sedang mengandung anak pertama. Riset partisipan 6 sudah sering berobat di Puskesmas Kolbano dengan berbagai penyakit dan pada saat mengandung anak pertama ini riset partisipan 6 sudah beberapa kali melakukan kontrol di Puskesmas.

4.3 Hasil Penelitian

Hasil penelitian tentang gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan di Puskesmas Kolbano ditinjau dari keterbatasan tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Partisipan/Responden

Nama Umur Pekerjaan

Ny. A 25 th Ibu Rumah Tangga

Ny. L 30 th Ibu Rumah Tangga

Ny. Y 54 th Guru

Ny. S 35 th Ibu Rumah Tangga

Ny. B 37 th Guru

Ny. W 26 th Ibu Rumah Tangga

(7)

30

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berusia antara 25-54 tahun.

Hasil penelitian memaparkan mengenai variabel-variabel dari proses reduksi data yang ditemui selama dilapangan. Data tersebut diperoleh peneliti melalui proses wawancara yang telah diuji keabsahannya terhadap riset partisipan. Adapun tema yang ditemukan adalah:

1. Ketidakpuasan pasien terhadap sikap petugas kesehatan yang tidak ramah

Sub kategorinya adalah: Sikap petugas kesehatan tidak ramah

Sub kategori diatas merupakan hasil wawancara. 4 dari 6 partisipan menyatakan bahwa sikap petugas kesehatan terlihat jarang/tidak senyum dan tidak ramah saat memberikan pelayanan. Hal ini didukung oleh pernyataan dari 4 partisipan penelitian Puskesmas Kolbano. Ketidaknyamanan pasien dirasakan saat pasien menerima pelayanan dari tenaga kesehatan tanpa

memberikan senyum dan sapaan yang ramah.

Hasil ini didukung oleh pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Dong pu pelayanan bagus nona, tapi hanya kurang di

senyum sa. Ada beberapa orang yang senyum, ada yang kurang

senyum nona, na katong datang di sini untuk berobat tapi ada

(8)

31

mau sembuh cepat jadi kalo mama datang selalu liat petugas yang senyum deng mama baru mama pi berobat. Tapi untuk dong pu pelayanan baik nona, semakin hari mama liat dong pu

pelayanan untuk masyarakat semakin bae.”(A,P1,12-01-2016,37-39)

“Pelayanan yang diberikan bagus namun tenaga kesehatan

yang ada di puskesmas kurang memberikan senyum.Ada tenaga kesehatan yang senyum dan ada tenaga kesehatan yang kurang senyum.Saya datang ke sini untuk berobat namun jika tenaga kesehatan tidak senyum bagaimana saya bisa cepat

sembuh”.

“Dong pu pelayanan bagus nona hanya ada petugas yang kurang senyum deng mama dong jadi mama dong ju sonde rasa

nyaman lai.”(L,P2,13-01-2016,38)

“Pelayanan yang diberikan bagus namun ada petugas

kesehatan yang kurang memberikan senyum sehingga kami

merasa tidak nyaman lagi”

“Pelayanan yang diberikan baik namun tidak semua petugas

melayani dengan baik, ada petugas yang tidak senyum sehingga ketika berobat lagi kami mencari peugas kesehatan

yang kami suka.”

(9)

32

“Pelayanan yang diberikan baik namun kadang tidak baik

mungkin karena mereka capek sehingga mereka kurang

senyum.”

Berdasarkan hasil observasi langsung peneliti pada saat penelitian, petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Kolbano yang sedang melayani pasien cenderung tidak senyum hal ini dapat dilihat dari raut wajah dan petugas kesehatan cenderung tidak ramah saat melayani pasien serta cara mereka berbicara kepada pasien.

2. Pelayanan petugas kesehatan terhadap pasien teridentifikasi baik Sub kategorinya adalah: Pelayanan yang diberikan petugas kesehatan teridentifikasi baik

Sub kategori diatas merupakan hasil dari wawancara. Enam pasien partisipan di Puskesmas Kolbano menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan petugas kesehatan di Puskesmas tersebut teridentifikasi baik. Dalam hal ini pasien merasa dilayani dengan cepat dan tepat, pasien diedukasi dengan jelas, keputusan medis melibatkan pasien, upaya penambahan peralatan medis, dan kenyamanan ruang. Hal ini didukung oleh beberapa pernyataan partisipan:

“Dong pu pelayanan bagus nona, tapi hanya kurang senyum sa.”(A,P1,12-01-2016,39)

“Pelayanan yang diberikan bagus, namun masih kurang

(10)

33

“ Iya nona, apa yang mama dong mau dong selalu layani begitu

tapi kalo yang mama dong mau merugikan mama dong ju dong akan

jelaskan bae-bae di mama dong jadi mama dong bisa mengerti.”

(Y,P3,13-01-2016,38)

“ iya nona, apa yang kami mau mereka selalu layani tapi kalau

merugikan mereka selalu menjelaskan baik-baik sehingga bisa

dimengerti.”

”Sejauh ini sesuai nona, dong sonde pernah bertindak sendiri tapi dong selalu minta pendapat dari mama dong.”

(S,P4,14-01-2016,45)

“Sejauh ini sesuai dengan keinginan mama, mereka tidak

pernah bertindak sendiri tapi selalu meminta pendapat dari

kami.”

“Menurut mama dong pu pelayanan su cepat deng tepat nona.

Dong buka puskesmas selalu tepat waktu jam 8 jadi kalo mama

dong datang pagi dong su buka, tapi bukan hanya itu nona kalo

mama dong saki deng tenga malam dong selalu cepat layani mama

dong.” (L,P2,13-01-2016,74)

“Menurut mama pelayanan yang diberikan sudah cepat dan

tepat. Puskesmas selalu dibuka tepat jam 8 jadi ketika kami datang puskesmas sudah dibuka, namun bukan hanya itu kalau mama sakit sudah larut malam mereka selalu cepat

(11)

34

“Untuk kecepatan deng ketepatan waktu mama talalu suka nona,

dong ni selalu siap kapan sa mama dong datang na. Kalo mama

dong sakit dirumah katong telpon dong sa dong su datang liat

mama dong di rumah na.” (B,P5,14-01-2016,62)

“Untung kecepatan dan ketepatan waktu mama suka, mereka

selalu siap kapan saja mama datang. Kalau mama sakit

dirumah mama telpon saja mereka langsung datang kerumah.”

“Untuk dong pu kecepatan deng ketepatan waktu mama suka

nona soalnya dong ni bergerak cepat kalo ada yang su darurat

nona.” (W,P6,15-01-2016,58)

“Untuk kecepatan dan ketepatan waktu mama suka karena

mereka selalu bergerak cepat ketika ada keadaan darurat.”

“Untuk dong pu pelayanan menurut mama dari dulu sampe

sekarang semakin bae nona. Biarpun keliatan tenaga kesehatan

disini sedikit tapi karena ada kemajuan untuk alat-alat medis dong

pu pelayanan semakin bagus. Dulu katong mo opname sa harus pi

rumah sakit na rumah sakit begini jauh ni.” (L,P2,13-01-2016,102)

“untuk pelayanan menurut mama dari dulu sampai sekarang

semakin baik. walaupun kelihatan tenaga kesehatan sedikit namun ada kemajuan alat-alat medis sehingga pelayanan yang

(12)

35

” Omong-omong soal pelayanan dulu deng sekarang ni semakin

bae nona, ada banyak perubahan dipuskesmas, dong pu pelayanan semakin bae , ruangan dong su diperbaiki, ada

tambahan ruangan lai ni nona.” (B,P5,14-01-2016,87)

“Omong-omong soal pelayanan dari dulu sampai sekarang

semakin baik, ada banyak perubahan dipuskesmas. Pelayanan yang diberikan semakin baik, ruangan suah diperbaiki dan ada

tambahan ruangan lagi.”

Pernyataan diatas tentang pelayanan petugas kesehatan teridentifikasi baik juga didukung oleh pernyataan partisipan lain yang dapat dilihat berdasarkan kode berikut:

“(S,P4,14-01-2016,23); (B,P5,14-01-2016,74);

(A,P1,12-01-2016,62); (L,P2,13-01-2016,55); (Y,P3,13-01-2016,38); (S,P4,14-01-2016,45); (B,P5,14-01-2016,51); (W,P6,15-01-2016,46); (A,P1,12-01-2016,80); (L,P2,13-01-2016,72); (Y,P3,13-01-2016,51); (S,P4,14-01-2016,56);

(13)

36

3. Masalah kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas

Sub kategorinya adalah: Terdapat masalah kurangnya jumlah petugas kesehatan

Sub kategori diatas merupakan hasil dari wawancara. Enam pasien partisipan menyatakan bahwa masih minimnya petugas kesehatan di Puskesmas Kolbano. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pelayanan yang diperoleh. Partisipan masih merasa puas terhadap pelayanan yang diberi. Walaupun mereka berharap untuk adanya penambahan petugas kesehatan agar lebih memuaskan (dimana perawat tidak kewalahan dan capek). Namun sejauh ini diimbangi dengan peralatan yang semakin lengkap. Hal ini didukung oleh pernyataan 6 partisipan sebagai berikut:

“Menurut mama dong pu pelayanan su memuaskan tapi perlu

tambahtenaga kesehatan lai ko karena keliatannya masih kurang nona.”

“ Menurut mama pelayanan yang diberikan sudah memuaskan

namu perlu penambahan tenaga kesehatan lagi karena kelihatannya

masih kurang.”

” Kalo mama sendiri su puas deng dong pu pelayanan nona

biarpunsonde semua tapi menurut mama sendiri petugas kesehatan di

(14)

37

“Kalau mama sendiri sudah puas dengan pelayanan yang diberikan

walaupun tidak semua namun menurut mama sendiri petugas kesehatan disini perlu ditambah karena kelihatannya masih

kurang.”

” Menurut mama deng jumlah yang ada sekarang dong pu pelayanan su

bagus nona tapi mesti ditambah lai petugas kesehatan di sini biar dong

jang kewalahan layani mama dong kalo ada banyak yang datang

berobat.”

”Menurut mama dengan jumlah yang ada sekarang pelayanan yang

diberikan bagus namun harus ditambah lagi petugas kesehatan disini sehingga mereka tidak kewalahan dalam melayani pasien jika

pasien yang datang berkunjung banyak.”

(15)

38 4.4 Pembahasan

4.4.1. Ketidakpuasan Pasien terhadap Sikap Petugas Kesehatan yang tidak ramah

Data yang didapat dari hasil wawancara dengan partisipan menunjukkan bahwa sikap petugas kesehatan di Puskesmas terlihat jarang/tidak senyum dan tidak ramah saat memberikan pelayanan dikarenakan kewalahan dalam melayani pasien (B,P5,14-01-2016,74; W,P6,15-01-2016,35). Hal ini sejalan dengan penelitan Putu dkk, (2016) bahwa pasien merasa kurang puas dengan pelayanan tenaga kesehatan karena ada tenaga kesehatan yang kurang ramah sikapnya dalam melayani pasien sedangkan sikap tenaga kesehatan mempunyai peranan penting sehingga dapat tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas akan menghasilkan tingkat kepuasan yang tinggi, namun jika mutu pelayanan rendah maka akan menghasilkan tingkat

kepuasan yang rendah.

(16)

39

Sikap tenaga kesehatan di Puskesmas Kolbano tentu membuat dirinya dinilai sebagian partisipan secara negatif maupun positif. Tenaga kesehatan juga mendapatkan beragam respon dari orang sekitar dan lingkungannya, ada yang menolak berobat dengan tenaga medis yang tak senyum, ada pula yang merasa dirinya akan sulit sembuh ketika tenaga medis tidak senyum. Hal ini sangat terlihat dari pernyataan pasien yang merasa kurang nyaman selama mendapat pelayanan dari tenaga medis yang dianggap tidak ramah. Padahal ekspresi wajah merupakan salah satu penunjang dalam proses komunikasi antara pasien dengan tenaga kesehatan dan sering digunakan sebagai dasar penting dalam membangun hubungan saling percaya (Potter dan Perry, 2010).

(17)

40

kaku, kurang senyum, serta cerewet adalah sebagian gambaran yang diberikan masyarakat di tempat pelayanan.

4.4.2. Pelayanan petugas kesehatan teridentifikasi baik

Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Kolbano. Hal ini tergambarkan lewat ungkapan pasien yang merasa dilayani dengan baik. Pelayanan baik yang dimaksudkan adalah dalam hal kecepatan dan ketepatan, rasa peduli, pasien diedukasi dengan jelas, keputusan medis melibatkan pasien, serta adanya upaya penambahan peralatan medis sehingga partisipan merasa puas. Selain itu kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kualitas pelayanan Puskesmas ketika berobat di Puskesmas adalah pelayanan oleh seorang dokter, tersedianya obat yang lebih berkualitas dan obat paten, jadwal pelayanan yang selalu tepat waktu, pelayanan yang cepat, tepat, sabar dan ramah (Helaria, 2015). Yang dimaksud dengan pelayanan yang cepat dan tepat di Puskesmas Kolbano adalah tenaga kesehatan selalu memperhatikan ketepatan waktu dalam membuka Puskesmas dan selalu cepat jika ada keadaan darurat di masyarakat.

(18)

41

kesehatan) dan rehabilitasi (pemulihan kesehatan). Selain itu, Puskesmas Kolbano juga ikut berupaya untuk mendukung Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dimana telah disediakannya pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas oleh penyelenggara kesehatan, dan terbukti dari ungkapan kepuasan pasien.

(19)

42

4.4.3. Masalah Kurangnya Petugas Kesehatan

Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap yang kurang senyum disebabkan oleh minimnya rasio tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan menjadi lelah dan kewalahan dalam mengurus pasien yang tidak sebanding dengan jumlah mereka sehingga dapat dilihat mereka jarang/kurang senyum dalam melayani. Minimnya tenaga kesehatan di Puskemas Kolbano tidak mempengaruhi pelayanan di Puskesmas namun dari pernyataan enam pasien partisipan berharap adanya penambahan tenaga kesehatan sehingga mereka mendapatkan pelayanan yang lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Permenkes RI Nomor 75/2014, dimana Puskesmas di 8 kabupaten/kota belum seluruhnya memiliki jenis SDM kesehatan seperti yang disebutkan dalam namun jenis SDM kesehatan seperti dokter umum, bidan dan perawat telah tersedia di seluruh puskesmas

meskipun dengan jumlah yang masih kurang.

(20)

43

Gambar

Gambar. Peta Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah
Tabel 4.1. Deskripsi Responden Menurut Umur

Referensi

Dokumen terkait

treatment dan follow up atau evaluasi. Untuk implementasi terapi naratif mempunyai beberapa langkah yaitu sebagai berikut: eksternalisasi masalah, dekonstruksi

Bahan pakan yang digolongkan ke dalam bahan pakan sumber energi yaitu bahan pakan yang mempunyai kandungan energi yang tinggi, serat kasar di bawah 18% dan protein di bawah

Kitab Injil yang asli memuat keterangan- keterangan yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu

I hereby certify that this research paper entitled “The Effectiveness of Tea cher Indirect Feedback in Improving Students’ Writing Skill in Writing Recount Texts” is

Karenanya, tulisan ini mengajukan argumen bahwa kegagalan membangun dialog damai telah membuat masalah ini mengarah kepada ancaman timbulnya konflik kekerasan, mengulang

Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikombinasi dengan hasil pengamatan lapang terhadap beberapa model yang telah dibuat sebelumnya, maka dibuat rancangan model

sebagai input (masukan) tegangan, beberapa IC yang terdiri dari IC 7408,7432,7400,7402,7404 sebagai gerbang logika dasar dengan terhubung pada push button untuk logika input 0 (Low)

Tawuran antar warga manggarai dan warga tambak selalu menjadi agenda perbincangan karena konfliknya yang terus berulang, masalah ini bukan perkara baru dan jangan