BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Surat Keputusan Badan Kepegawaian Negara nomor: K.26-30/V.7-3/99 tanggal 17 Januari 2014 tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena telah mencapai batas usia pensiun yaitu 58 tahun bagi Pejabat Administrasi, 60 tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga yang akan satu tahun lagi akan memasuki masa pensiun. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakanteknik Nonprobability Sampling yaitu Saturated Sampling di mana keseluruhan populasi penelitian dijadikan sampel penelitian (Sugiyono, 2005). Adapun yang masuk daftar nominasi tersebut adalah mereka memasuki pensiun pada tahun 2015 dan tahun 2016 dan telah mengikuti kegiatan pelatihan persiapan pensiun 2014, sejumlah 60 orang.
3.2 Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan
Data
kantor masing-masing. Selanjutnya penulis menyebarkan kuesioner, dan diambil seminggu atau dua minggu setelah penyebaran kuesioner sesuai dengan kesediaan responden.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen serta data-data lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3 Pengukuran
Pengukuran H1 – H6 dilakukan dengan membagikan kuesioner untuk memperoleh informasi tentang pengaruh faktor persiapan finansial, fisik, mental, persiapan kegiatan pengganti, program persiapan pensiun dan manfaat pensiun terhadap kesiapan PNS Salatiga menghadapi masa pensiun. Variabel yang akan diukur menggunakan skala likert 1-5 dimana setiap pertanyaaan atau jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor penilaian adalah SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2 dan STS =1.
Pada tabel 3.1.di bawah dapat dilihat sebagai,mana konsep yang digunakan dalam penelitian beserta definisi, epistemic correlation dan indikator empirik yang membangun konsep.
Tabel 3.1.
Konsep, Definisi, Epistemic Correlation dan Indikator Empirik
Konsep Definisi Operasional Epistemic
Correlation Indikator Empirik
1. Persiapan finansial
Tindakan yang dilakukan individu selama masa produktif untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
Persipan tabungan/ deposito yang disiapkan untuk menyambut pensiun
1. Saya telah mempersiapkan tabungan/
finansial untuk masa pensiun nanti dengan tujuan untuk menambah dalam memenuhi pilihan hidup gaya hidup yang diinginkan, persiapan finansial ini berupa tabungan deposito, asuransi dan investasi. (Denton et al, 2004)
Persiapan asuransi yang disiapkan untuk menyambut pensiun
Persiapan investasi tanah yang disiapkan untuk menyambut
pensiun.
Persiapan investasi emas untuk menyambut
pensiun.
2. Saya telah melakukan
persiapan dalam bentuk asuransi untuk masa pensiun nanti.
3. Saya telah melakukan
persiapan dalam bentuk investasi tanah/ rumah/ investasi berupa emas/ saham untuk masa pensiun nanti. 2. Persiapan
fisik
Segala bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh agar tetap sehat di masa pensiun (Sofro, 2013).
Penerapan pola makan sehat untuk menyambut
pensiun.
Olah raga teratur untuk menyambut pensiun.
Persiapan dengan melakukan cek kesehatan secara berkala untuk menyambut
pensiun.
1. Saya telah menerapkan pola makan sehat untuk persiapan masa pensiun saya nanti.
2. Saya berolahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran fisik.
3. Saya telah melakukan cek kesehatan secara berkala untuk persiapan masa pensiun saya nanti.
3. Persiapan Mental
Upaya yang
dilakukan oleh seseorang untuk mempersiapkan
Upaya mendekatkan diri kepada Tuhan untuk menyambut pensiun.
suatu pola pikir baru
yang dapat
memberikan
kekuatan dan kemampuan
beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi di masa pensiun (Hamdani, 2012).
Upaya menjaga kestabilan emosi untuk menyambut pensiun.
Memikirkan masa pensiun yang indah.
Menyiapkan pikiran agar mampu beradaptasi dengan masa pensiun.
masa pensiun saya nanti.
2. Saya telahmenjaga kestabilan emosi untuk persiapan masa pensiun saya nanti.
3.Saya telah membayangkan masa pensiun yang indah.
4.Saya telah menyiapkan
pikiran saya agar mampu
beradaptasi dengan kehidupan di masa pensiun nanti. 4. Persiapan
Kegiatan Pengganti
Suatu upaya yang dilakukan seorang individu dalam mempersiapkan aktvitas pengganti dari aktivitas utama
yang telah
diberhentikan karena mencapai batas pensiun (Petkoska dan Earl, 2009). melakukan kegiatan ketika pensiun.
Merasa senang dengan kegiatan yang telah dipersiapkan.
1. Saya telah mempersiapkan kegiatan pengganti yang akan saya lakukan ketika nanti pensiun.
2. Saya merasa bahwa melakukan kegiatan ketika pensiun akan membawa manfaat yang positif.
3. Saya merasa senang melakukan kegiatan ketika nanti pensiun.
5. Program Persiapan Pensiun
Program/ kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi/ pemberi kerja kepada pekerja yang akan memasuki pensiun,
Program persiapan pensiun dari organisasi diberikan dengan berkualitas.
1. Pihak organisasi tempat saya bekerja
yang membahas tentang hal-hal yang perlu disiapkan saat menjelang pensiun (Power dan Hira, 2004).
Kegiatan-kegiatan yang didapat dari program persiapan pensiun organisasi.
Ketercukupan dari pada
penyelenggaraan program persiapan pensiun dari organisasi.
berkualitas bagus.
2. Kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan dari program persiapan pensiun organisasi
bermanfaat bagi saya.
3. Jumlah kegiatan yang
Manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang telah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.,dengan kata lain manfaat pensiun berarti besarnya tunjangan yang akan diterima pensiunan baik berdasarkan rumus manfaat bulanan maupun rumus manfaat sekaligus (PSAKNo. 24 Tahun 2004).
Ketepan waktu dalam pemberiaan manfaat pensiun dari pihak organisasi.
Manfaat dari manfaat pensiun yang diberikan oleh organisasi untuk menghadapi
pensiun.
Ketercukupan dari pada manfaat pensiun yang diberikan.
1. Organisasi memberikan
manfaat pensiun tepat waktu.
2. Manfaat pensiun yang diberikan oleh pihak organisasi sangat bermanfaat dalam menghadapi masa pensiun.
3. Besar manfaat pensiun yang diberikan oleh pihak organisasi cukup memadai untuk menunjang kehidupan saya setelah pensiun. 7. Kesiapan
Pensiun ditentukan karena
Karyawan siap secara lahiruntuk pensiun.
dukungan dari berbagai faktor yang telah dipersiapkan sebelumnya (Moorthy et al, 2012)
Karyawan siap secara batin untuk pensiun.
Karyawan tidak khawatir dalam menghadapi masa pensiun.
Karyawan tidak sabar lagi menunggu waktu untuk pensiun.
2. Saya telah siap secara batin untuk memasuki masa pensiun nanti.
3. Saya tidak khawatir
menghadapi pensiun.
4. Saya sudah tidak sabar lagi menunggu waktu saya pensiun.
3.4. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis regresi bergandadari program SPSS versi 20.Regresi pertama mengukur pengaruh persiapan finansial terhadap kesiapan menghadapi masa pensiun, regresi kedua mengukur persiapan fisik terhadap kesiapan menghadapi masa pensiun, regresi ketiga persiapan mental terhadap kesiapan menghadapi masa pensiun, regresi keempat persiapan kegiatan pengganti terhadap kesiapan menghadapi masa pensiun. Selanjutnya regresi kelima program persiapan pensiun terhadap kesiapan menghadapi masa pensiun, regresi keenam manfaat pensiun terhadap kesiapan menghadapi masa pensiun.
3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi untuk menentukan tingkat persiapan finansial, persiapan fisik, persiapan mental, persiapan kegiatan pengganti, program persiapan pensiun, adanya manfaat pensiun dan dukungan sosial dapat dilihat dari rata-rata
= 5−1
5
= 0, 80
Penilaian diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Penilaian Analisis Deskriptif
Rata-rata Kategori (Variabel)
1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
Sangat rendah Rendah
Sedang Tinggi Sangat tinggi
3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen apakahpenelitian yang dilakukan benar-benar akurat. Sehingga instrumen tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur(Ghozali, 2013).
Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat kestabilan, koonsistensi, keajegan dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Secara konsep instrumen yang reliableialah instrumen yang apabila digunakan terhadap subyek yang sama, akan menunjukkan hasil yang sama, walaupun dilaksanakan dalam kondisi dan waktu yang berbeda. Jadi, suatu instrumen dikatakan reliable apabila instrumen tersebut digunakan terhadap subyek yang sama,dalam waktu dan kondisi yang berbeda tetap menunjukkan hasil yang sama(Suryabrata, 2000).
Pengukuran reabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach. Adapun rumusnya adalah
∝ = K
K−1 1−
�� ��
Dengan keterangan:
k = jumlah butir instrumen
Vi = varians butir
Vt = varians skor total
Standar reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013).
>0,9 : sangat baik 0,8 ≤ 0,9 : baik
0,7 ≤ 0,8 : diterima
0,6 ≤ 0,7 : dipertanyakan 0,5 ≤ 0,6 : buruk
≤ 0,5 : tidak dapat diterima
3.4.3 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, heterokedastisitas dan multikolienaritas (Ghozali, 2013):
1. Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi
normalitas data. Uji normalitas menggunakan uji kolgomorov smirnov, jika p value< 0,05 berarti
dataterdistribusi tidak
normal.Lebihlanjut,normalitasdata merupakan asumsi terpenting dalam statistika parametrik, sehingga pengujian terhadap normalitas data harus dilakukan agar asumsi dalam statistika parametrik terpenuhi.
2. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
tidak terjadinya heteroskedastisitas. Varians yang tidak konstan menghasilkan estimator yang bias.
3. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji