BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Pada bab ini akan dibahas kesimpulan akhir dari penelitian tentang
Pengaruh Metode Latihan Dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Hasil
Pembelajaran Akurasi Pukulan Forehand Topspin Tenis Meja. Penelitian yang
telah dilakukan merupakan penelitian eksperimen yang menguji apakah ada
perbedaan dua metode berlatih terhadap kemampuan melakukan pukulan forehand
topspin. Hasil penelitian menunjukkan
1. Terdapat perbedaan kemampuan akurasi pukulan forehand topspin tenis
meja antara siswa yang berlatih dengan menggunakan metode praktek
padat dan metode praktek distribusi, dimana metode distribusi lebih
baik scara signifikan, berkaitan dengan hasil uji anova satu arah
perbedaan pemberian metode praktek distribusi dan MPP memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap hasil pukulan akurasi forehand
topspin tenis meja sebesar 19,7 %. Dengan sampel data hasil tes
sejumlah 32 tes dari dua orang subjek dalam setiap sel dengan 16 kali
tes. Kelompok Metode Padat dengan koordinasi tinggi diperoleh rerata
3.027778 dengan sandar deviasi .2808078. Kelompok Meode Padat
dengan koordinasi rendah diperoleh rerata 2.479167 dengan sandar
deviasi .1395147. Kelompok Meode Distribusi dengan koordinasi
tinggi diperoleh rerata 3.236111 dengan sandar deviasi .2144705.
Kelompok Metode Distribusi dengan koordinasi rendah diperoleh rerata
2.649306 dengan sandar deviasi .3792701. Berdasarkan hasil analisis
ini hal yang dapat dicermati adalah bahwa kelompok koordinasi tinggi
hasilnya selalu lebih tinggi baik mendapat perlakukan dengan metode
padat ataupun metode distribusi. Jika dibandingkan antar kelompok
metode distribusi untuk kelompok rendah lebih baik dibandingkan
2. Terdapat pengaruh perbedaan antara siswa atau atlet yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah terhadap kemampuan akurasi
pukulan forehand topspin tenis meja, yang memiliki keterampilan
motorik tinggi hasilnya lebih baik. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan kelompok koordinasi tinggi ternyata hasil rerata secara
keseluruhan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok koordinasi
rendah dengan nilai rerata kelompok tinggi adalah 3.131944 dengan
standar deviasi 4.8 dan nilai rerata kelompok koordinasi rendah adalah
.2691791 dengan standar deviasi .3792701. Hasil analisis data ini juga
memberikan gambaran bahwa kelompok tinggi memiliki hasil yang
lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok rendah. Hal ini
diperoleh dari dua kelompok koordinasi tinggi dan rendah dengan
sampel pengukuran sejumlah 64 per kelompok dengan 4 orang sampel
untuk setiap kelompok.
3. Meskipun pemberian perlakuan yang berbeda antara MPP dan MPD
serta pengelompokan KT dan KR masing-masing memberikan
pengaruh yang signifikan akan tetapi ketika pengaruh itu digabungkan,
maka pengaruh interaksi yang terjadi tidak signifikan sebesar 0,2%.
Ternyata kelompok koordinasi tinggi lebih memiliki peran terhadap
hasil dilihat dari nilai Partial Eta Squared, maka pengelompokan
koordinasi rendah dan koordinasi tinggi lebih mempunyai pengaruh
dari pada pemberian Metode Praktek Padat dan Metode Praktek
Distribusi, akan tetapi tidak ditemukan interaksi diantara pemberian
Metode Praktek Padat dan Metode Praktek Distribusi serta
pengelompokan KT dan KR.
B. Implikasi
Hasil-hasil penelitian yang telah disimpulkan pada bagian ini, dijadikan titik
tolak dalam melakukan kajian lebih lanjut dengan meningkatnya hasil latihan atlet
maka hasil latihan atlet juga dikatakan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian
1. Pemberian metode praktek distribusi pada kelompok atlet yang memiliki
koordinasi tinggi akan berdampak lebih baik untuk latihan kemampuan
akurasi pukulan forehand topspin tenis meja.
2. Semakin baik metode pelatihan yang digunakan oleh pelatih
memberikan implikasi bahwa hasil latihan atlet akan semakin
meningkat, dalam penelitian ini baik kelompok yang memiliki
koordinasi tinggi ataupun kelompok yang memiliki koordinasi rendah
lebih baik diberikan metode praktek distribusi untuk meningkatkan
kemampuan akurasi pukulan forehand topspin tenis meja.
3. Hasil penelitian tentang Pengaruh Metode Latihan Dan Koordinasi Mata
Tangan Terhadap Hasil Pembelajaran Akurasi Pukulan Forehand
Topspin Tenis Meja ini merupakan bukti ilmiah akan pentingnya
kemampuan akurasi untuk meningkatkan kemampuan forehand topspin
yang secara langsung meningkatkan prestasi tenis meja atlet.
4. Dengan menggunakan metode praktek padat dan metode praktek
distribusi sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil latihan, dalam hal
ini hasil latihan akurasi pukulan forehand topspin tenis meja.
5. Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa faktor metode dan
koordinasi juga dapat mempengaruhi hasil pembelajaran akurasi
pukulan forehand topspin tenis meja.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan kesimpulan disarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi para guru, pelatih atau pembina tenis meja agar selalu berupaya
menemukan cara yang paling baik untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang optimal dengan cara melakukan kaji banding penggunaan metode
distribusi ataupun padat dapat dipergunakan untuk melatih orlahraga tenis
meja dalam kasus penelitan ini adalah pukulan top spin.
2. Dalam latihan perlu diperhatikan perbedaan kemampuan koordinasi mata
pada atlet-atlet yang akan dilatih teknik apa saja, khususnya dalam
penelitian ini adalah kemampuan akurasi pukulan forehand topspin tenis
meja. Secara nyata dalam penelitian ini ternyata mempengaruhi hasil
penelitian.
3. Perlu penelitian dengan sampel yang lebih besar dengan merujuk pada
jumlah sampel yang ada. Dengan berdasar kepada keterbatasan penelitian
yaitu dari sisi terbatasnya sampel penelitian, terbatasnya menjangkau
seluruh teknik pukulan tenis meja, terbatasnya mengkaji seluruh teknik
dalam permainan tenis meja, dan tidak dapat menjangkau kajian taktik dan
strategi dalam permainan tenis meja, direkomendasikan agar kajian
mengenai hasil pembelajaran ini dilakukan (a) bukan hanya teknik
pukulan forehand topspin tenis meja, melainkan juga dapat dilakukan pada
teknik-teknik pukulan lainnya seperti push, drive, block, chop, service,
topspin, smash, balloon (lob) defence, flick, dropshot, flat, loop, atau dari
sisi forehand dan backhand; (b) Dari segi kewilayahan sampel, bukan
hanya anggota PTM Bumi Siliwangi, namun dapat dilakukan pada PTM,
siswa sekolah lain atau diperluas sampai dengan tingkat yang lebih luas
seperti atlet regional, nasional dan internasional, sehingga dapat dikaji
faktor-faktor lainnya yang diasumsi mempengaruhi hasil pembelajaran
seperti, tipe bermain, minat atau motivasi, suku bangsa, keadaan geografis;
(c) kajian yang lebih mendalam dari masing-masing teknik pukulan secara
khusus, misalnya tingkat putaran bola, tingkat kecepatan bola, atau tingkat
sasaran pukulan.
4. Bagi pengelola PTM, kepala sekolah, pengelola lembaga pendidikan, atau
pengelola organisasi keolahragaan, hendaknya lebih terbuka untuk
menyiapkan atau mengadakan perlengkapan mutakhir yang dapat
digunakan untuk mengembangkan metode dan media pembelajaran atau
pelatihan olahraga, khususnya tenis meja. Dilandasi dengan hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan, sehingga benar-benar perlu segera
penyiapan dan pengadaan perlengkapan mutakhir untuk mengembangkan
5. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pelatih-pelatih tenis meja
dan pengurus organisasi tenis meja untuk memberikan metode pelatihan